Pendidikan Pancasila

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

MATERI

PENDIDIKAN PANCASILA

OLEH : MUTEN NUNA, S.IP.,MH


PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
Penemuan kembali Pancasila sebagai jati diri bangsa
Era Pra terjadi pada sidang pertama BPUPKI yang
Kemerdekaan dilaksanakan pada 29 Mei sampai 1 Juni 1945.

Isi Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945


Era sesuai dengan semangat yang tertuang dalam Piagam
Kemerdekaan Jakarta tanggal 22 Juni 1945 (Pancasila Sebagai Dasar
Negara).

Terdapat dua pandangan besar terhadap Dasar Negara


Era Orde Lama yang berpengaruh terhadap munculnya Dekrit
Presiden.

Pancasila dijadikan sebagai political force disamping


Era Orde Baru sebagai kekuatan ritual

Semakin memudarnya Pancasila dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara membuat
Era Reformasi khawatir berbagai lapisan elemen masyarakat.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita
Hubungan Pancasila hukum bangsa Indonesia yang merupakan norma
Dengan Pembukaan dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang
UUD Tahun 1945 menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus
sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis maupun
tidak tertulis di Indonesia.

Penjabaran Dengan dijabarkannya pokok-pokok pikiran


Pancasila Dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber
Batang Tubuh UUD dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka
Tahun 1945 Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita
hukum, tetapi telah menjadi hukum positif.
Implementasi Pancasila
Dalam Pembuatan
Kebijakan Negara Pancasila sebagai paradigma pembangunan
Dalam Bidang Politik, atau kerangka dasar yang mengarahkan pembuatan
Ekonomi, Sosial-Budaya kebijakan negara dalam pembangunan bidang
dan Hankam politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan di Indonesia.
Berdasarkan ajaran
Stuffen theory dari Hans
Kelsen, menurut Abdullah
(1984: 71), hubungan
Pancasila dengan
Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945

Gambar yang berbentuk piramidal ini menunjukkan Pancasila sebagai suatu cita-
cita hukum yang berada di puncak segi tiga. Pancasila menjiwai seluruh bidang
kehidupan bangsa Indonesia. Dengan kata lain, gambar piramidal tersebut
mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah cerminan dari jiwa dan cita-cita
hukum bangsa Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Indonesia tidak menerima liberalisme dikarenakan
Pancasila dan individualisme Barat yang mengutamakan kebebasan
Liberalisme makhluknya, sedangkan paham integralistik yang kita
anut memandang manusia sebagai individu dan
sekaligus juga makhluk sosial

Komunisme tidak pernah diterima dalam kehidupan


Pancasila dan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan negara
Komunisme komunisme lazimnya bersifat atheis yang menolak
agama dalam suatu Negara

Agama-agama dimandatkan oleh GBHN 1988 bahwa


semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa secara terus-menerus dan
Pancasila dan bersama-sama meletakkan landasan moral, etika dan
Agama spiritual yang kokoh bagi pembangunan nasional
sebagai pengalaman Pancasila
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Istilah ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani,
Pengertian
(philosophia), tersusun dari kata philos yang berarti
Filsafat
cinta atau philia yang berarti persahabatan, dan kata
sophos yang berarti kebijaksanaan.

Sebagai filsafat, Pancasila memiliki dasar ontologis


Filsafat (secara jelas bahwa pancasila itu benar-benar ada
Pancasila dalam realitas), epistemologis (sumber dasar
Pengetahuan), dan aksiologis (hakekat nilai atau baik
buruk dan estetika/keindahan),

Susunan secara hirarkis mengandung pengertian


Hakikat
bahwa sila-sila Pancasila memiliki tingkatan
Sila-Sila
berjenjang, yaitu sila yang ada di atas menjadi
Pancasila
landasan sila yang ada di bawahnya
Cabang filsafat yang mempelajari asal mula
Metafisika segala sesuatu yang-ada dan yang mungkin-
ada.

Epistemologi Cabang filsafat mempelajari seluk beluk


pengetahuan

Cabang Cabang filsafat yang menelusuri hakikat nilai.


Filsafat Dalam aksiologi terdapat etika yang
Aksiologi membahas hakikat nilai baik-buruk, dan
estetika yang membahas nilai-nilai keindahan.

Cabang filsafat yang memuat aturan-aturan


berpikir rasional. Logika mengajarkan manusia
Logika untuk menelusuri struktur-struktur argumen
yang mengandung kebenaran atau menggali
secara optimal pengetahuan manusia
berdasarkan bukti-buktinya
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari bahasa
Yunani, ethos, yang artinya watak kesusilaan atau adat.
Pengertian Istilah ini identik dengan moral yang berasal dari bahasa
Etika Latin, mos yang jamaknya mores, yang juga berarti adat
atau cara hidup

Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan


Etika penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila,
Pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.

Pancasila
Sebagai Solusi Krisis ekonomi, politik, budaya, sosial, hankam,
Problem Bangsa pendidikan dan lain-lain, yang sebenarnya berhulu
(korupsi) pada krisis moral.
Etika deontologi memandang bahwa
tindakan dinilai baik atau buruk
Etika berdasarkan apakah tindakan itu sesuai
Deontologi atau tidak dengan kewajiban

Pandangan etika teleologi


berkebalikan dengan etika
deontologi, yaitu bahwa baik buruk
Aliran
Etika suatu tindakan dilihat berdasarkan
Etika Teleologi tujuan atau akibat dari perbuatan itu

Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu


tindakan, tidak juga mendasarkan pada
Etika penilaian moral pada kewajiban terhadap
Keutamaan hukum moral universal, tetapi pada
pengembangan karakter moral pada diri
setiap orang
PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU

Nilai
Ketuhanan

Nilai
Keadilan Nilai
Nilai Kemanusiaan

Pancasila

Nilai Nilai
Kerakyatan
Persatuan
Melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan
Nilai perimbangan antara yang rasional dan irasional,
Ketuhanan antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan
manusia dalam alam sebagai bagiannya dan
bukan pusatnya.

Memberi arah dan mengendalikan ilmu


Nilai pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya
Kemanusiaan semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya
untuk kelompok, lapisan tertentu
Mengkomplementasikan universalisme dalam
sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak
Nilai mengabaikan sistem dan sub-sistem. Solidaritas
Persatuan dalam sub-sistem sangat penting untuk
kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi
tidak mengganggu integrasi

Mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan


dan
Nilai
teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa.
Kerakyatan Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu
pengetahuan harus demokratis dapat
dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari
kebijakan, penelitian sampai penerapan massal
menekankan ketiga keadilan Aristoteles:
keadilan
distributif, keadilan kontributif, dan keadilan
Nilai komutatif. Keadilan sosial juga menjaga
Keadilan keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat, karena kepentingan individu tidak
boleh terinjak oleh kepentingan semu.
Individualitas merupakan landasan yang
memungkinkan timbulnya kreativitas dan
inovasi
PILAR-PILAR PENYANGGA BAGI EKSISTENSI
ILMU PENGETAHUAN

Membantu pemetaan masalah,


kenyataan, batas-batas ilmu dan
Selalu menyangkut kemungkinan kombinasi antar ilmu.
problematika tentang Misal masalah krisis moneter, tidak
Pilar
keberadaan (eksistensi) dapat hanya ditangani oleh ilmu
Ontologi
ekonomi saja.

Aspek Aspek
Kuantitas Kualitas

Aspek kuantitas : Apakah yang ada Aspek kualitas (mutu, sifat) : bagaimana
itu tunggal, dual atau plural batasan, sifat, mutu dari sesuatu
(monisme, dualisme, pluralisme) (mekanisme, teleologisme, vitalisme dan
organisme)
Selalu menyangkut problematika teentang sumber
pengetahuan, sumber kebenaran, cara memperoleh
Pilar
Epistemologi
kebenaran, kriteria kebenaran, proses, sarana, dasar-
dasar kebenaran, sistem, prosedur, strategi

Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan


nilai (etis, moral, religius) dalam setiap penemuan,
penerapan atau pengembangan ilmu. Pengalaman
Pilar
aksiologis dapat memberikan dasar dan arah
Aksiologi
pengembangan ilmu, mengembangkan etos keilmuan
seorang profesional dan ilmuwan
The End

Anda mungkin juga menyukai