Anda di halaman 1dari 23

Pemeriksaan Kadar Iodin

Dalam Urin Menggunakan


Microplate Sederhana

Shift A 2018 - Kelompok 6


Anggota :
Anggita Nur Baeti 260110180033

Zahra Yoviani 260110180034

Icha Fauzia Rahayu 260110180035

Chantika Puspa M 260110180036

Mulyanti 260110180037

Putri Pamungkas 260110180038

Abdullah T Hasyim 260110180039


Tujuan
Mampu menentukan I2
dalam urin dengan metode
microplate
Prinsip
01 Hukum Lambert Beer
Hukum Lambert Beer menyatakan bahwa absorbansi cahaya (A) sebanding
dengan konsentrasi (c)

02 Reaksi Redoks
Reaksi kimia ketika elektron ditransfer dari satu molekul ke molekul lainnya.
Molekul pendonor elektron disebut reduktor atau reduktan, sedangkan molekul
penerima elektron disebut oksidator atau oksidan.

03 Reaksi Sandell-Kolthoff
Reaksi Sandell – Kolthoff (S – K) merupakan reaksi yang didasarkan pada efek
katalitik iodida terhadap reaksi antara Ce4+ dan As3+ yang nantinya dapat
mengubah ion Ce4+ yang berwarna kuning menjadi ion Ce3+ yang tidak
berwarna
Reaksi
Reaksi Sandell-Kolthoff

As3+ + I2 → As5+ + 2I−

2Ce4+ + 2I− → 2Ce3+ + I2


Kuning Tidak
berwarna

Reaksi Kalium iodat dengan Amonium persulfat

KIO3 + (NH4)2S2O8 → I2 + (NH4)2SO4 + K2SO4


Teori Dasar
● Yodium merupakan salah satu komponen mikronurien yang penting, yang diperlukan
untuk proses pertumbuhan, perkembangan, serta metabolisme, mulai dari periode usia
janin, bayi, dan seumur hidup.
● Pada saat asupan yodium tidak terpenuhi, sintesis hormone tiroid terganggu dan dapat
mengakibatkan kondisi hipotiroidisme serta kelainan fungsional dan proses
perkembangan yang dikategorikan sebagai Iodine Deficiency Disorders (IDDs).
(Gunnarsdottir & Dahl, 2012).
● Kadar iodium dalam urin berfungsi sebagai cerminan asupan iodium sehingga
cerminan asupan iodium sehingga urine iodine concentration (UIC) dapat digunakan
sebagai biomarker status iodim (Putri et al., 2017). Rentang nilai optimal untuk UIC
on spot dan UIC 24 jam adalah pada konsentrasi 100 – 200 µg/L (Hurrel, 1997).
Teori Dasar
● Analisis Iodin dalam urin bertujuan untuk menentukan kadar I2 dalam urine
dengan metode microplate dengan digesti menggunakan ammonium persulfate
(Schubert, 2004).
● Analisis iodin dalam urin menerapkan prisip mekanisme reaksi Sandell-Kolthoff.
Pada reaksi Sandell- Kolthoff ini, terjadi reaksi reduksi Ce (IV) yang berwarna
kuning oleh As (III) menjadi Ce (III) yang tidak berwrna. Reaksi tersebut berjalan
sangat lambat dan dibantu oleh iodide sebagai katalisator. Tingkat hilangnya
warna kuning dalam campuran Ce (IV) – As (III) diukur sebagai ukuran
kandungan yodium (Shelor & Dasgupta, 2011).
Alat
1. Batang pengaduk 12. Oven standar (ST-450 drying oven
2. Erlenmeyer 13. Pipet
3. Filter kaca 14. Sealing cassette
4. Freezer 15. Spatel
5. Ice bath
6. Karet silikon
7. Karet stainless steel
8. Labu ukur
9. Microplates polypropylene 96-well
10. Microplate reader
11. Mikropipet
Bahan
● Asam perklorat ● Larutan amonium persulfat
● Asam sulfat ● Larutan amonium sulfat
● Arsen trioksida ● Larutan asam arsen
● Aquadest ● Larutan asam klorat
● Kalibrator Iodium ● Natrium klorida
● Kaliumm klorat ● Tetraamonium cerium (IV) sulfat
● Kalium Iodida dihidrat
Prosedur
Larutan Asam Sulfat (1,75 mol/L) Larutan Natrium Hidroksida

Mengambil 9,9 ml asam sulfat Melarutkan 3,5 g NaOH dalam 100 mL air
bebas CO2
pekatL

Mendinginkan larutan hingga suhu


ruang

Menambahkan 100 mL aquadest

Menyaring larutan
Prosedur
Larutan Asam Klorat (3,3 mol/L)

Melarutkan 500 g Menambahkan 375 mL


asam perklorat secara
Menyimpan Memfilter suspensi
kalium klorat dengan mesh 5-10µm.
perlahan sambil larutan pada
dalam 1000 mL air memanaskan larutan
Lalu, menyimpan
dalam erlenmeyer suhu -25ºC filtrat di kulkas (4ºC)
dalam water bath (60
2000 ml menit) selama semalam hingga digunakan

Larutan Ceric Amonium Sulfat (0,019 mol/L)

Melarutkan 6 g Tetraamonium cerium (IV) Menambahkan larutan asam hingga 500


sulfat dihidrat dalam 1,75 mol/L mL
Prosedur

Larutan Amonium Persulfat (1,31 mol/L) Larutan Sampel Urin

Melarutkan amonium
persulfat 30 g dalam 100 Menyiapkan secara
ml air. Larutan disiapkan segar larutan sampel
segar sebelum digunakan
Prosedur
Larutan Asam Arsenat (90,05 mol/L) Kalibrator Iodin

Melarutkan 5 g Arsen trioksida dalam 100 mL


larutan NaOH 0,875 mol/L Menimbang 168,6 mg kalium iodat

Menambahkan 16 mL asam sulfat pekat Melarutkan kalium iodat dengan air hingga 100
perlahan ml

Mengencerkan campuran hingga 500 ml dengan Mengencerkan larutan hingga terbentuk konsentrasi
air dingin dan menyaring larutan 0,5 ppm; 0,4 oom; 0,2 ppm; 0,1 ppm; dan 0,005 ppm
Prosedur

Memipet kalibrator Menambahkan 100


dan sampel ke dalam µL larutan amonium
plate polipropilen persulfat

Menutup rapat dan


menyimpan plate dalam
oven selama 60 menit
suhu 110ºC

Memindahkan 50µL
aliquot hasil digesti ke
Perhitungan
Larutan NaOH (0,875 mol/L)
Larutan asam arsenat (90,05 mol/L)
M = massa/Mr x 1000/mL Larutan ceric amonium sulfat (0,019 mol/L)
0,875 M = massa/(40 g/mol) x 1000/(100 mL) M = massa/Mr x 1000/mL
massa = (0,875 M x 40 g/mol)/10 0,019 M = massa/(632,55 g/mol) x 1000/(500mL)
= 3,5 g massa = (0,019 M x 632,55 g/mol)/2
= 6,009 g ≈ 6 g
Larutan asam klorat (3,3 mol/L)
Larutan amonium persulfat (1,31 mol/L) Kalium iodat
M = massa/Mr x 1000/mL M = massa/Mr x 1000/mL
1,31 M = massa/(228,21 g/mol) x 1000/(100 mL) 7,88 mmol/L = massa/(214,801 g/mol) x 1000/(100 mL)
massa = (1,31 M x 228,21 g/mol)/10 massa = (7,88 mmol/L x 214,801 g/mol)/10
= 29,89551 g = 168,6 mg
≈ 30 g
Perhitungan
X̅ absorbansi = (abs 1+abs 2+abs 3)/3 X̅ absorbansi = (abs 1+abs 2+abs 3)/3

X̅(0,5 ppm) = (0,48+0,478+0,5)/3 = 0,486 X̅1 = (0,012+0,015+0,017)/3 = 0,014


X̅(0,4 ppm) = (0,378+0,39+0,387)/3 = 0,387 X̅2 = (0,156+0,164+0,146)/3 = 0,155
X̅(0,2 ppm) = (0,153+0,145+0,143)/3= 0,147 X̅3 = (0,601+0,59+0,608)/3 = 0,6
X̅(0,1 ppm) = (0,076+0,078+0,065)/3= 0,073 X̅4 = (0,564+0,543+0,576)/3 = 0,561
X̅(0,05ppm)= (0,023+0,036+0,035)/3= 0,031 X̅5 = (0,006+0,005+0,003)/3 = 0,005
X̅6 = (0,343+0,324+0,346)/3 = 0,338
Log X̅ absorbansi : X̅7 = (0,418+0,411+0,398)/3 = 0,409
Log 0,486 = -0,313
Log 0,385 = -0,415 Log X̅ absorbansi sampel :
Log 0,147 = -0,833 Log 0,014 = -1,853
Log 0,073 = -1,137 Log 0,155 = -0,809
Log 0,031 = -1,504 Log 0,6 = -0,222
Log 0,561 = -0,251
Log 0,005 = -2,301
Log 0,338 = -0,471
Log 0,409 = -0,388
Perhitungan

Kadar iodin dalam urin


Log X̅ absorbansi sampel : Sampel urin 1 : Sampel urin 3 :
Log 0,014 = -1,853 y = 2,3721x – 1,4121 y = 2,3721x – 1,4121
Log 0,155 = -0,809 -1,853= 2,3721x – 1,4121 -0,222 = 2,3721x – 1,4121
Log 0,6 = -0,222 x = (-1,853+1,4121)/2,3721 X = (-0,222+1,4121)/2,3721
Log 0,561 = -0,251 = -0,816 ppm = 0,502 ppm
Log 0,005 = -2,301
Log 0,338 = -0,471 Sampel urin 2 : Sampel urin 4 :
Log 0,409 = -0,388 y = 2,3721x – 1,4121 y = 2,3721x – 1,4121
-0,809= 2,3721x – 1,4121 -0,251 = 2,3721x – 1,4121
x = (-0,809+1,4121)/2,3721 X = (-0,251+1,4121)/2,3721
= 0,254 ppm = 0,489 ppm
Perhitungan

Sampel urin 5 : Sampel urin 6 :


y = 2,3721x – 1,4121 y = 2,3721x – 1,4121
-2,301 = 2,3721x – 1,4121 -0,471 = 2,3721x – 1,4121
x = (-2,301+1,4121)/2,3721 x = (-0,471+1,4121)/2,3721
= -0,375 ppm = 0,397 ppm

Sampel urin 7 :
y = 2,3721x – 1,4121
-0,388 = 2,3721x – 1,4121
x = (-0,388+1,4121)/2,3721
= 0,432 ppm
Pembahasan
● Penetapan iodin ini berdasarkan kepada reaksi Sandell-Khaltoff, prinsipnya dengan menggunakan iodium
sebagai katalis reduksi dari Ce4+ (kuning) menjadi Ce3+ (tak berwarna) oleh arsen (III) dalam medium
asam.
● Dalam pengukuran iodin, diambil kalibrator iodin dengan berbagai variasi konsentrasi 0,5 ppm; 0,4 ppm;
0,2 ppm; 0,1 ppm; dan 0,005 ppm. Larutan kalibrator ini berfungsi sebagai standar yang menghubungkan
konsentrasi iodin dengan absorbansi yang terukur pada spektrofotometer. Dari larutan kalibrator tersebut
dapat ditentukan kurva kalibrasi dan konsentrasi dari sampel.
● Penambahan ammonium persulfat dimaksudkan untuk memperoleh iodium dalam bentuk I-. Sebagai baku
digunakan kalium iodat. Ammonium persulfat jika direaksikan dengan kalium iodat akan terjadi reaksi
reduksi bentuk iodat (IO3-) menjadi bentuk iodin (I-)
● Penggunaan ammonium persulfat harus digunakan dalam keadaan segar, karena memiliki sifat oksidator
kuat sehingga akan mudah terurai dan tidak stabil.
● Setelah proses digesti, lanjut ke proses penambahan asam arsenik dan ceric ammonium sulfat. Asam
arsenik berfungsi sebagai reduktor dan ceric ammonium sulfat berperan sebagai oksidator.
Pembahasan
● Menyiapkan kurva baku dengan konsentrasi standar yaitu 0,5;0,4;0,2;0,1 dan 0,005 ppm. Hasilnya
diplotkan ke dalam suatu kurva hubungan log absorbansi terhadap konsentrasi. Didapat hasil persamaan
yaitu y = 2.3721x - 1.4121 dengan nilai regresi (R2) yaitu 0,9665.
● Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi dari sampel dan kalibrator yang didasarkan pada perubahan
intensitas warna menggunakan microplate reader dengan panjang gelombang 405 nm.
● Pengukuran kadar iodin yang terkandung dalam sampel urin tidak dilakukan secara langsung terhadap
iodin itu sendiri, melainkan melakukan pengukuran terhadap kadar serium karena iodin tidak berwarna.
Hasil konsentrasi iodin berbanding terbalik dengan kepekatan serium.
● Hasil analisis data yang diperoleh kadar iodin dalam 7 sampel urin secara berturut-turut yaitu -0,186;
0,254; 0,502; 0,489; 0,375; 0,397 dan 0,432 μg/mL
● Data tersebut tidak ada yang memenuhi nilai normal.
● Adanya nilai negatif kemungkinan dikarenakan adanya fotometrik akibat absorbansi yang diperoleh terlalu
kecil.
Daftar Pustaka
● Gunnarsdottir I, Dahl L .2012. Iodine Intake in Human Nutrition: A Systematic Literature Review. Food
Nutr Res 56.
● Putri, W. A. K., Briawan, D., Syarif, H., & Amelia, L. 2017. Perbandingan kandungan iodium dalam urin
antara sampel urin 24 jam dan on spot pada anak usia sekolah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol. 13(3),
129-134
● Hurrel, R., 1997. Bioavailability of Iodine. Eur J Nutr. Vol. 51, 9-12.
● Schubert E. F. 2004. Materials Refractive Index and extinction Coefecient - Refractive Index and
Extinction Coefficient of Materials. USA: Rensselaer Polytechnic Institute.
● Shelor, C. P., dan Dasgupta, P. K. 2011. Review of Analytical Methods for the Quantification of Iodine in
Complex Matrices. Analytica Chimica Acta vol. 702: 16 – 36.
● Noegrohati, S., Mutofa, F.A., dan Sukanto, L. 1981. Penetapan Kadar Iodium dalam Makanan Berprotein.
Seminar Nasional Metoda Analisa Kimia. Bandung.
● Junaidi. 2017. Spektrofotometer UV-Vis untuk Estimasi Ukuran Nanopartikel Perak. Jurnal Teori dan
Aplikasi Fisika, Vol 5(1): 97-102.
● NCBI. 2021. Oxidation-Reduction. Available online at
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/mesh?Db=mesh&Cmd=DetailsSearch&Term=%22Oxidation-Reduction%2
2%5BMeSH+Terms%5D
[Diakses pada 17 Maret 2021].
Kesimpulan
Kadar iodin dalam urin dapat ditentukan menggunakan metode
microplate. Menurut WHO kadar iodin normal dalam urin yaitu
0,1-0,199 ppm. Hasil kadar iodin dalam urin kelompok kami yaitu
-0,186 ppm; 0,254 ppm; 0,502 ppm; 0,489 ppm; -0,375 ppm;
0,397 ppm; dan 0,432 ppm. Sampel 1 dan 5 absorbansinya terlalu
kecil sehingga hasilnya negatif. Sampel 2 termasuk kelompok
lebih dari cukup, sedangkan sampel lainnya termasuk ke
kelompok berlebih.

Anda mungkin juga menyukai