Anda di halaman 1dari 23

PENGENDALIAN

KELOMPOK 4

1. NI MADE APRILIA AFSARI (17/2002622010357)


2. PUTU SUGHI INDAH DHARMAYANTI (18/2002622010358)
3. PUTU ARI PUSPANI (19/2002622010360)
4. NI KADEK DWI ARI AMANDA PUTRI(20/2002622010361)
5. NI MADE DITA PRADNYANI (21/2002622010362)
POKOK PEMBAHASAN

Pengertian
1 Pengendalian

Pentingnya
2 Pengendalian

3Jenis - Jenis Pengendalian

4Langkah – Langkah Dalam Proses Pengendalian


PENGERTIAN PENGENDALIAN
Pengendalian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Controlling
merupakan salah satu fungsi penting manajemen yang harus dilakukan
oleh semua manajer untuk mencapai tujuan organisasinya. Pengendalian
dapat diartikan sebagai fungsi manajemen untuk memastikan bahwa
kegiatan dalam organisasi  dilakukan sesuai dengan yang direncanakan.
Fungsi Pengendalian atau controlling ini juga memastikan sumber-sumber
daya organisasi telah digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan organisasinya.

Menurut Jones and George (2003:331) Pengendalian


adalah proses dimana para manajer memantau dan
mengatur bagaimana sebuah organisasi dan segenap
anggotanya menjalankan kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan
efektif.
TUJUAN • Supaya proses pelaksanaan di lakukan sesuai dengan ketentuan ketentuan dari
rencana
• Melakukan tindak perbaikan (corrective), jika terdapat penyimpangan
penyimpaangan
• Supaya tujuan yang di hasilkan sesuai dengan rencana

ASAS Harold koontz dab Cyril O’Donnel, mengemukakan asas asas pengendalian
manajemen yaitu:
1. Asas tercapainya tujuan
2. Asas efisiensi pengendalian
3. Asas tanggung jawab pengendalian
4. Asas pengendalian terhadap masa depan
5. Asas pengendalian langsung
6. Asas refleksi rencana
7. Asas penyesuaian dengan organisasi
8. Asas pengendalian indifidual
FUNGSI Fungsi sistem pengendalian manajemen adalah agar perusahaan bisa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Cara yang dilakukan yaitu dengan membandingkan
prestasi kerja agar sesuai rencana semula dan melakukan suatu tindakan yang tepat
untuk bisa mengoreksi hal-hal yang menyimpang dari yang sudah ditetapkan.

UNSUR – UNSUR
1. Pelacak ( Detector) atau sensor, sebuah perangkat yang mengukur apa yang
sebenarnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
2. Penaksir ( assessor), suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari
peristiwa actual dengan membandingkanya dengan beberapa standar atau
ekspetasi dari yang sebenarnya terjadi.
3. Effektor, suatu perangkat (yang sering disebut feedback) yang mengubah
perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan yang dipenuhi.
4. Jaringan komunikasi, perangkat yang meneruskan informasi antara detector
dan assessor dan antara assessor dan effektor.
• Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pengendalian Manajemen

1.Ukuran dan penyebaran enterprise


2.Struktur organisasi, delegasi, dann desentralisasi
3.Sifat dan pembagian operasi
4.Jenis pusat tanggung jawab

• Macam-Macam Pengendalian

1.Internal control, pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya.
2.External control, pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar.
3.Formal control, pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat resmi dan dapat
dilakukan secara intern maupun ekstern.
4.Informal control, penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik langsung
maupun tidak langsung
PENTINGNYA PENGENDALIAN
• Ada beberapa faktor yang membuat pengendalian semakin diperlukan oleh setiap
organisasi yaitu :
1.Perubahan lingkungan organisasi.
2.Peningkatan kompleksitas organisasi
3.Kesalahan - kesalahan
4.Kebutuhan manajer dalam mendelegasi wewenang

• Dari faktor tersebut, bahwa pengendalian sangat penting dalam organisasi. Karena, dapat
mengupaya memaksimalkan efesiensi dan produktivitas organisasi akan tercapai, apabila
dilakukan dengan tetap mengevaluasi dan mengawasi kinerja karyawan. Mengembangkan
dan membuat pengendalian manajemen yang efektif haruslah seiring dengan tujuan
strategis, kebijakan operasional, dan pedoman karyawan. Hal ini akan membantu
mengarahkan aktivitas karyawan.
• Selain itu, Pengendalian manajemen juga digunakan untuk mengendalikan seluruh
organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya yang digunakan, baik
manusia, alat-alat dan teknologi, maupun hasil yang diperoleh organisasi, sehingga proses
pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan lancar.
JENIS – JENIS PENGENDALIAN
Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis:

1.Pengendalian pencegahan (preventive controls)


Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan. Pengendalian
ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian
pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau personal melaksanakan perannya. pengendalian
pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi sehingga mengurangi biaya
perbaikannya. Namun demikian, pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak terjadinya
kesalahan atau kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya.
2. Pengendalian deteksi (detective controls)
Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu kesalahan yang
telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku bank dengan saldo kas buku
organisasi merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas. Pengendalian deteksi biasanya
lebih mahal daripada pengendalian pencegahan, namun tetap dibutuhkan dengan alasan: Pertama,
pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas pengendalian pencegahan. Kedua, beberapa
kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan melalui sistem pengendalian pencegahan sehingga
harus ditangani dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut.
3. Pengendalian koreksi (corrective controls)
Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi oleh pengendalian
deteksi. Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi tidak terulang kembali. Masalah
atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau oleh auditor. Apabila masalah atau
kesalahan terdeteksi oleh auditor,maka wujud pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk
pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi auditor.
4. Pengendalian pengarahan (directive controls)
Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan sedang
berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan yang
berlaku. Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang dilakukan langsung oleh atasan
kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor terhadap aktivitas pekerja.
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)
Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena terabaikannya suatu
aktivitas pengendalian.
Selain jenis tersebut terdapat pula jenis jenis pengendalian yang ditinjau
dari segi pelaksanaannya yaitu :

1.Pengendalian Umpan Balik (feedback control) yaitu jenis


pengendalian yang terjadi setelah kegiatan kerja yang dilakukan.
2.Pengendalian Umpan Maju (feedforward control) yaitu jenis
pengendalian yang berfokus untuk mengantisipasi masalah sebelum
masalah yang sebenarnya terjadi.
3.Pengendalian Sejalan (concurrent control) yaitu jenis pengendalian
yang terjadi sewaktu kegiatan kerja berlangsung.
LANGKAH – LANGKAH PROSES
PENGENDALIAN
PROSES
PENGENDALIAN

4. Mengambil tindakan
1. Menetapkan Standar
koreksi/perbaikan

3. Membandingkan
kinerja aktual dengan
2. Mengukur Kinerja
Standar yang
ditentukan
• Langkah 1. Menetapkan Standar (Establishing Standards)
Yang dimaksud dengan Standar disini adalah sasaran atau target yang harus
dicapai dalam menjalankan fungsi manajemen. Standar ini akan digunakan
untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen
ataupun organisasi secara keseluruhan.

• Langkah 2. Mengukur Kinerja (Performance Measurement)


Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila unit/satuan
ataupun kriteria kinerja telah ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya,
Pengukuran kinerja harus berada pada unit atau satuan yang sama dengan
kriteria yang telah ditentukan.
• Langkah 3. Membandingkan kinerja aktual dengan Standar yang ditentukan (Comparison of actual
and standard performance)
Merupakan langkah yang sangat penting. Langkah penetapan standar dan langkah pengukuran
kinerja pada dasarnya adalah langkah persiapan, sedangkan langkah perbandingan ini merupakan
langkah aktif yang harus dikerjakan oleh manajemen. Penyimpangan dapat didefinisikan sebagai
kesenjangan antara kinerja aktual dengan target atau standar yang ditetapkan. Seorang Manajer harus
mengetahui dua hal dalam langkah ini, yaitu bentuk penyimpangan yang terjadi dan penyebab
terjadinya penyimpangan.

• Langkah 4. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan (Taking Corrective Action)


Begitu penyimpangan dan penyebab penyimpangan diketahui, tahap selanjutnya adalah mengambil
tindakan perbaikan. Jika penyimpangan yang terjadi merupakan penyimpangan kecil yang masih
dapat diterima maka tidak perlu melakukan tindakan korektif. Namun jika penyimpangan yang
terjadi adalah penyimpangan besar yang telah melampaui batas yang dapat diterima maka harus
segera mengambil tindakan perbaikan dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan supaya tidak
terjadi lagi dikemudian hari.
Cara-Cara Pengendalian

1.Pengawasan langsung, pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh


seorang manajer
2.Pengawasan tidak langsung, pengawasan jarak jauh dengan melalui laporan oleh
bawahan baik secara lisan maupun tulisan.
3.Pengawasan berdasarkan kondisi tertentu, pengendalian yang dikhususkan untuk
kesalahan-kesalahan atau kondisi tertentu, dilakukan dengan cara kombinasi
langsung dan tidak langsung
Sifat dan Waktu Pengendalian

1. Preventive control, pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Cara melakukannya: a. Menentukan proses
pelaksanaan pekerjaan , b. Membuat peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan itu. Menjelaskan
dan mendemonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan. Mengorganisasi segala macam kegiatan.
Menentukan jabatan, job description, authority, dan responsibility bagi setiap karyawan. Menetapkan
sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan. Menetapkan sanksi bagi karyawan yang membuat
kesalahan.
2. Repressive control, pengendalian yang dilakukan setelah terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, agar
kesalahan yang sama tidak terjadi lagi di waktu yang akan datang. Cara melakukannya:a.
Membandingkan antara hasil dengan rencana. Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan
dan mencari tindakan perbaikannya. Memberikan penilaian terhadap pelaksananya, jika perlu dikenakan
sanksi hukuman kepadanya. Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada. Mengecek
kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana. Jika perlu meningkatkan keterampilan atau
kemampuan pelaksana melalui training atau education.
3. Pengendalian saat proses dilakukan, jika terjadi kesalahan segera
diperbaiki.
4. Pengendalian berkala, pengendalian yang dilakukan secara berkala.
5. Pengendalian mendadak, pengawasan yang dilakukan secara
mendadak untuk mengetahui apa pelasakanaan atau peraturan-peraturan
yang ada dilaksanakan dengan baik.
6. Pengamatan melekat, pengendalian yang dilakukan mulai dari
sebelum, saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.
Karakteristik Pengendalian Yang Efektif

Sistem pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1.Akurat (accurate) Informasi dari prestasi yang akan diukur haruslah akurat. Ketidak
akuratan data akan menyebabkan kesalahan dalam menarik kesimpulan, bahkan dapat
menimbulkan kesalahan yang tidak perlu.
2.Secara Ekonomi Realistik (economically reslistic) Pengeluaran biaya untuk implementasi
pengenalan harus ditekan seminimum mungkin, sehingga terhindar dari pemborosan yang
tak berguna.
3.Tepat Waktu (timely) Sistem pengendalian akan efektif jika dilakukan dengan cepat disaat
penyimpangan diketahui. Jika terjadi kelambatan kerugian akan datang.
4.Realistik Secara Organisasi (Organizationally realistic) Sistem pengendalian akan harus
dapat digabungkan dengan realitas organisasi. Misalkan, individu harus dapat melihat
hubunganya antara tingkat prestasi yang harus dicapaianya.
THANKS YOU!

Anda mungkin juga menyukai