Anda di halaman 1dari 20

KEHAMILAN PATOLOGIS

DIABETES MELITUS

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6


1. Atika Aprilliasari (30220021)
2. Lia Miftahul Jannah (30220011)
3. Mariska Natasia (30220012)
4. Nissa Azzahra (30220016)

DOSEN PEMBIMBING:

Hartini, M. Kes.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDURAHMAN


PALEMBANG TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Kehamilan
dengan Diabetes Melitus." Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Hartini, M. Kes selaku dosen mata kuliah asuhan kebidanan patologi yang
telah mendukung penulis dalam menyusun makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah askeb patologi dan
bertujuan untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah ini. Penulis juga
berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang
penting kehamilan dengan Diabetes Melitus Gravidarum.

Palembang, 14 September 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Definisi..........................................................................................................3
2.2 Etiologi..........................................................................................................3
2.3 Patofisiologi...................................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis..........................................................................................5
2.5 Klasifikasi......................................................................................................6
2.6 Pengaruh DM terhadap kehamilan................................................................6
2.7 Pencegahan....................................................................................................7
2.8 Penatalaksanaan.............................................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................16
3.1 Kesimpulan..................................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

kehamilan mengacu pada definisi hamil, yaitu kondisi di mana sel telur dibuahi
oleh sel sperma hingga pada akhirnya menghasilkan janin dalam rahim. Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu trimester pertama dimulai dari
konsepsi hingga 3 bulan, trimester kedua dari usia kehamilan 4 bulan hingga 6
bulan, dan trimester ketiga dari usia kehamilan 7 bulan sampai 9 bulan.

Salah satu penyebab yang membuat ibu hamil menjadi resiko tinggi adalah ibu
menderita penyakit kronis atau penyakit menahun, seperti diabetes melitus.
Diabetes melitus pada kehamilan tidak jarang ditemukan, prevalensinya 1-2%,
DM yang diketahui sebelum hamil (DM pra gestasional) 0,1-12% (tergantung
pada tempat dan criteria diagnostic yang digunakan). Di Indonesia prevalensi DM
yang ditemukan pada saat kehamilan 1,9-3,6% pada kehamilan umunya. Pada ibu
hamil dengan riwayatkeluarga DM, prevalensinya 51% (Waspadji dalam
pertemuan Ilmiah Thunan Ilmu Penyakit Dalam, 1997)
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin sepereti pada ibu yakni
abortus spontan, pre eklampsi, hipertensi, dll. Pada janin seperti hipoglikemi,
hiperglikemia, malformasi/kelainan congenital, dll. Oleh karena itu, kondisi ini
perlu diketahui oleh masyarakat, khususnya ibu hami, sehingga jika ditemuakn
kasus di atas pasien dapat segera datang ke fasilitas layanan kesehatan.
Sehingga tujuan akhir dari asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan diabetes
melitus yaitu untuk meminimalkan pengaruh resiko dan komplikasi diabetes dalam
kehamilan dapat tercapai. Pada akhirnya yang diharapkan dalam kehamilan ini
adalah ibu tanpa komplikasi diabetes, bayi lahir sehat, dan keluarga siap
menyambut kedatangan anggota keluarga dengan senang hati.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari DMG ?
2. Apa etiologi dari DMG ?
3. Bagaimana Patofisiologi terjadinya DM pada masa kehamilan?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari DMG ?
5. Bagaimana klasifikasi dari DMG ?
6. Bagaimana pengaruh DM terhadap kehamilan ?
7. Bagaimana pencegahan DM terhadap kehamilan ?
8. Bagaimana penatalaksanaan DM terhadap kehamilan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.Untuk mengetahui pengertian DMG
2.Untuk mengetahui etiologi DM pada masa kehamilan.
3.Untuk mengetahui
patofisiologi DM pada masa kehamilan
4.Untuk mengetahui
manifestasi klinis DM pada masa kehamilan
5.Untuk mengetahui
klasifikasi DM pada masa kehamilan
6.Untuk mengetahui pengaruh DM terhadap kehamilan
7.Untuk mengetahui
pencegahan DM terhadap kehamilan
8.Untuk mengetahui pelaksanaan DM terhadap kehamilan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan penyebab yang beragam,
ditandai adanya hiperglikemi kronis serta perubahan metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein akibat defek sekresi atau kerja insulin, atau keduanya
(Prawirohardjo, 2009: 851).
Diabetes mellitusgestasional (DMG) adalah intoleransi glukosa yang dimulai atau
baru ditemukan pada waktu hamil. Tidak dapat dikesampingkan kemungkinan
adanya intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul seiring kehamilan.
Setelah ibu melahirkan, keadaan DMG sering akan kembali ke regulasi glukosa
normal (Prawirohardjo, 2009: 851).
Diabetes Melitus Gestasional adalah intoleransi karbohidrat dengan berbagai
tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama masa hamil
ini (Bobakdkk, 2005: 714).
Diabetes gestasional adalah metabolisme abnormal karbohidrat, lemak, protein
yang pertama kali didiagnosis selama kehamilan, dengan mengabaikan tingkat
keparahannya(Stright,2005: 257).

2.2 Etiologi
Perubahan kadar estrogen dan progesteron pada awal kehamilan merangsang
sekresi insulin melalui stimulasi hiperplasia sel beta pada pankreas. Efek ini
bersamaan dengan penurunan produksi glukosa hepatik, peningkatan penggunaan
glukosa perifer dan simpanan glikogen jaringan menimbulkan penurunan kadar
glukosa darah puasa. Kadar glukosa puasa lebih rendah mengakibatkan kadar
insulin puasa lebih rendah, yang menimbulkan katabolisme lemak untuk
memenuhi metabolik. Selama pertengahan kedua kehamilan, resistensi insulin
terjadi sebagai akibat laktogen plasenta manusia, prolaktin, kortisol, dan glukagon.
Kadar glukosa darah postpandrial menjadi meningkat. Janin mempertahankan
kadar glukosa darah kira-kira 10-20mg/dl di bawah kadar ibu, yang memudahkan
pemindahan glukosa melalui sistem plasenta. Bahkan dengan perubahan ini,
kebanyakan

3
ibu dapat mempertahankan glukosa darah dalam rentang normal. Namun
beberapa ibu menunjukkan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
yang diciptakan oleh peningkatan resisitensi insulin dan dikenal sebagai
mengalami DMG (Walsh,2008: 425).
Diabetes gestasional adalah gangguan (secara luas) pada kehamilan akhir,
yang disebabkan oleh peningkatan stimulasi pankreas yang berhubungan
dengan kehamilan (Stright,2005: 257).
Faktor Predisposisi :
a. Umur sudah mulai tua
b. Multiparitas
c. Penderita gemuk
d. Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
e. Bersifat keturunan
f. Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine
g. Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami
lahir mati, Sering mengalami keguguran
h. Glokusuria

2.3 Patofisiologi
Pada DMG terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak
optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek
insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah
(kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin
juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk
menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada

4
janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah
ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang
mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen,
steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka
terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.
Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari
keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam
kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia
ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan
tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia
relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes
kehamilan.

2.4 Manifestasi Klinis


a. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah mrningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien
mengeluh banyak kencing.
b. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
c. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi
walaupun klien banyak makan, tetap saja makanantersebut hanya berada
sampai pada pembuluh darah.

5
2.5 Klasifikasi
a. Klasifikasi menurut usia dan lama timbulnya :
1) Kelas A : GTT abnormal, tidak ada gejala. Euglikemia diatur dengan diet
tanpa pemberian insulin, tidak ada komplikasi lama dan timbulnya kapan saja.
2) Kelas B : timbulnya pada usia di atae 20 tahun, lamanya kurang dari 10 tahun,
tidak ada komplikasi.
3) Kelas C : timbulnya pada usia diantara 10-19 tahun, lamanya diantara 10-19
tahun, tidak ada komplikasi.
4) Kelas D : timbul pada usia di atas 10 tahun, lamanya lebih dari 20 tahun,
ditemui tanda angiopati, retinopati, pengapuran pembuluh darah tungkai/kaki.
5) Kelas E : lama dan usia timbulnya kapan saja, ada nefropati.
6) Kelas H : lama dan usia timbulnya kapan saja, adanya penyalur jantung
arteriosklerotik.
7) Kelas R : lama dan usia timbulnya kapan saja, ada retinopati berat.
8) Kelas RF : lama dan usia timbulnya kapan saja, ada retinopati dan nefropati.
9) Kelas T : lama dan usia timbulnya kapan saja, hamil setelah transplantasi
ginjal.
b. Klasifikasi menurut penggunaan insulin
1) Non insulin dependen diabetes melitus
Tidak memerlukan insulin dalam pengendalian glukosa darah
2) Insulin dependen diabetes melitus
Memerlukan insulin dalam pengendalian glukosa darah

2.6 Pengaruh DM terhadap kehamilan


a. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
1) Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes
( diabetik )
2) DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan

6
b. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :
1) Abortus dan partus prematurus
2) Hidronion
3) Pre-eklamasi
4) Kesalahan letak jantung
5) Insufisiensi plasenta
c. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
1) Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
2) Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
3) Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai
dengan lahir mati
4) Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
5) Post partum mudah terjadi infeksi.
6) Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat
menimbulkan kematian
d. Pengaruh DM terhadap kala nifas
1) Mudah terjadi infeksi post partum
2) Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
e. Pengaruh DM terhadap bayi
1) Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
2) Janin besar ( makrosomia )

3) Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa

2.7 Pencegahan
a. Primer : untuk mengurangi obesitas dan BB.
b. Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anti rokok,
perawatan.
c. Tersier :
1) Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan
amputasi.
2) Pemeriksaan optalmologist
3) Albuminuria monitor penyakit ginjal
7
4) Kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein
5) Pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk
mengontrol medikasi

2.8 Penatalaksanaan
a. Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah
untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi
akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang
dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga
faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat
hyperglikemik oral dan insulin.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes
mellitus adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
1. J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan
2. J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan
terdaftar.
3. J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan
makanan manis).
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan
DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan
pengendalian berat badan ibu.
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik
upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin.
Dapat terjadi kematian janin mendadak. Berikan insulin yang bekerja
cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga
perlu diberikan infus glukosa.

8
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25
kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan
kalori yang lebih mudah.
5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10%
BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan
dari:

• Kalori basal 25 kal/kgBB ideal


• Kalori kegiatan jasmani 10-30%
• Kalori untuk kehamilan 300 kalori
• Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB

Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai
normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105
mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera
dimulai.

Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa


darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada
kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300500 kalori per
hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan
masa menyusui selesai
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :

1. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl


2. Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
3. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
4. Mencegah episode hipoglikemia
5. Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
6. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.

9
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu
(ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah).
Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan
perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering Hb glikosilat diperiksa
secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.

Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester


pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir
kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal
ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB
lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).

Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung


digunakan. Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia (human
insulin), karena insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin)
dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan
antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta (placental blood barrier)
sehingga dapat mempengaruhi janin.

Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek


teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar
melalui ASI.

Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu


dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut
jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi
(jika memungkinkan).

Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan


pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin. Pada
tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran
tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin. Pada tingkat
rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :

10
• NST - USG serial
• Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta
(FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.
• Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36
minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT)
dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan
secara seksio sesarea.
• Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada
usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa.
Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
• Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.
• Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan
amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin
(bila usia kehamilan < 38 mg).
• Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia,
kelainan vaskuler dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan
monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita
DMG dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
Penatalaksanaan pada DMG untuk meningkatkan jumlah insulin

1. Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide, dsb.)


2. Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
3. Insulin injeksi
4. Meningkatkan sensitivitas insulin
5. Biguanid/metformin
6. Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
7. Memengaruhi penyerapan makanan
8. Acarbose
9. Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman manis
atau permen) 6-8 minggu setelah melahirkan, ibu tersebut melakukan
test plasma glukosa puasa dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien gemuk
penderita GDM, sebaiknya mengontrol BB, karena diperkirakan akan
menjadi DM dalam 20 tahun kemudian

11
b. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap
insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh
kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah
memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar
kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.
Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia
dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin
perlu ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman
pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan
hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin berkurang yang
mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan
atau dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-hati
dapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat disalah tafsirkan
sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi selama wanita dalam
persalinan dan nifas dini. Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan
diberi infus glukosa dan insulin pada hiperglikemia berat dan keto asidosis
diberi insulin secara infus intravena dengan kecepatan 2-4 satuan/jam untuk
mengatasi komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan
cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang
buruk, dapat diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu. lebih
dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena prognosis menjadi
lebih buruk. Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan
insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37
minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi, maka
dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik dengan
induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan amniosentesis.
Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik

12
yang tanpa atau dengan induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika
mungkin dengan pencatatan denyut jantung janin terus - menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet,
menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan
kontrol glikemik dan olah raga.

c. Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan
untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki
toleransi glukosa. Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan
yang hilang dan memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi
dengan pembatasan intake kalori.

d. Edukasi
1) Memberikan penyuluhan klien dan keluarga
a) Kaji pemahaman klien dengan GDM dan implikasinya terhadap
kehidupan sehari-hari
b) Jika diperlukan jelaskan efek-efek diabetes gestasional pada ibu dan
janin
c) Tegasnya perlunya pemeriksaan laboratoriun yang sering dan tindak
lanjut untuk ibu dan janin, misalnya untuk menecegah infeksi dan
mengkaji kemungkinan komplikasi lainnya
d) Diskusikan dan demonstrasikan penyuntikan insulin sendiri
e) Demonstrasikan cara melakukan pemantauan mandiri kadar glukosa
darah. Jelaskan bahwa darah umumnya diuji setiap hari sebelum makan
dan pada waktu jam tidur
f) Jelaskan perlunya pemeriksaan keton dalam urine, yang berbahaya
bagi j anin
g) Tegaskan pentingnya membuat catatan setiap hari meliputi kadar
glukosa darah, dosis insulin, asupan makanan, periode

13
latihan, periode hipoglikemia, macam dan jumlah
pengobatan, dan hasil periksa urine setiap hari
h) Diskusikan kemungkinan komplikasi dan
penatalaksanaannya
2) Mengatur klien berkonsultasi dengan ahli diet untuk
membahas diet diabetic yang disarankan dan untuk
memastikan asupan kalori
3) Memenuhi kebutuhan emosional dan psikososial.
Intervensi dengan tepat untuk mengurangi kecemasan
diabetes dan kelahiran anak

14
WOC

Kehamilan -> perubahan hormonal & metabolisme faktor genetic DM

f H. kortisol, esterogen & HPL kerusakan sel beta


1
mual, muntah,
tidak nafsu makan

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan DM
gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil, maka dinamakan
DM pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui saat hamil
kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan, maka ini dinamakan DM
gestasional, namun apabila setelah 6 minggu persalinan DM belum juga sembuh,
maka ini bukannya diabetes Gestasional, tetapi DM. Dm gstasional perlu
penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin, dan
dapat mengancam kehidupan janin kedepannya. sehingga perlu diberikan asuhan
keperawatan secara professional terhadap ibu hamil dengan DM, supaya tidak lagi
terjadi berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan

3.2 Saran
a. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca terutama
mahasiswa keperawatan
b. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan
c. Semoga makalah ini dapat menjadi p;okok bahasan dalam berbagai diskusi

16
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.1984.Obstetri


Patologi.Bandung : Elstar Offset.
Doenges E, Marilynn. 1993.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi
I.Jakarta : EGC
Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka
Chamberlain, Geofferey. 1994. Obstetrik dan Ginekologi Praktis. Jakarta : Widya
Medika
Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru
Lahir.Jakarta :EGC
Manumba, Ida Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetrik dan
Ginekologi.Jakarta : EGC
Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yayasan
Esentia Medika
Heller, Luz 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC

17

Anda mungkin juga menyukai