616080619025
KEBIJAKAN KEBIDANAN
DAMPAK KETIDAKSETARAAN DAN TIDAKADILAN GENDER
PADA KESEHATAN PEREMPUAN DAN PRAKTIK KEBIDANAN
Lanjutan…
a) Kehamilan tidak dikehendaki, yang seringkali menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan
komplikasinya
b) Anak laki-laki lebih diinginkan kehadirannya daripada anak perempuan.
c) Penyunatan terhadap anak perempuan. Hal ini terjadi karena alasan untuk mengontrol
perempuan.
d) Perempuan tidak bisa mengambil keputusan penting
e) Pasien yang mampu membayar mendapat pelayanan yang berkualitas dari pada pasien
miskin (Pengguna BPJS)
f) Ibu sudah boleh berhubungan seks 1-2 minggu pasca persalinan setelah diadakan upacara
adat.
g) Ibu memaksakan diri untuk melayani suami meski kondisi tubuhnya belum pulih
HAK ASASI MANUSIA DALAM
BEREPRODUKSI
Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Hak Asasi Manusia mengatur prihal Hak Wanita salah
satunya tentang jaminan hak reproduksi wanita, yaitu :
Pasal 49 ayat (3)
“Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya, dijamin dan
dilindungi oleh hukum.”
Pasal 72 UU Kesehatan. Hak-hak reproduksi adalah merupakan hak-hak asasi manusia, dan dijamin oleh
undang-undang.
Hak-hak reproduksi tersebut mencakup:
a. menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta bebas dari paksaan
dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah.
b. menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan/atau kekerasan yang
menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan martabat manusia sesuai dengan norma agama.
c. menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat secara medis serta tidak
bertentangan dengan norma agama.
d. memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat
dipertanggungjawabka
ASUHAN TERBAIK YANG LAYAK DITERIMA
OLEH PEREMPUAN
PILIHAN AKSES
a) Mendapatkan informasi yang dapat dipahaminya mengenai penyakit yang diderita, cara
pengobatan, prosedur perawatan, efek samping pengobatan, kelebihan maupun kekurangan
pengobatan, biaya, pendapat dari petugas kesehatan lainnya, hal-hal dirahasiakan, catatan
medis petugas kesehatan, dan izin persetujuan pasien bila ingin akan dioperasi.
b) Memperoleh rasa aman dari semua proses pelayanan, dan jaminan
keamanan/keselamatannya.
c) Mendapatkan ganti rugi apabila terjadi malpraktek yang dilakukan petugas Kesehatan
d) Memilih tempat pelayanan yang diinginkannya, membatalkan persetujuan sewaktu-waktu,
dan jika dianggap perlu, ia menolak suatu metode pengobatan atau tindakan medis tertentu.