Anda di halaman 1dari 7

SUHADA

616080619025
KEBIJAKAN KEBIDANAN
DAMPAK KETIDAKSETARAAN DAN TIDAKADILAN GENDER
PADA KESEHATAN PEREMPUAN DAN PRAKTIK KEBIDANAN

Kesetaraan gender adalah tidak adanya


diskriminasi berdasarkan jenis kelamin seseorang
dalam memperoleh kesempatan dsan alokasi
sumber daya, manfaat atau dalam mengakses
pelayanan.
Berbeda halnya dengan keadilan gender
merupakan  keadilan pendistribusian manfaat dan
tanggung jawab perempuan dan laki-laki. 

Gender mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan perempuan.


Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama terkena dampak dan gender
stereotype masing-masing. Misalnya sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan
sebagai laki-laki, maka laki-laki dianggap tidak pantas memperlihatkan rasa sakit
atau mempertunjukkan kelemahan-kelemahan serta keluhannya. Perempuan yang
diharapkan memiliki toleransi yang tinggi, berdampak terhadap cara mereka
menunda-nunda pencarian pengobatan, terutama dalam situasi social ekonomi
yang kurang dan harus memilih prioritas, maka biasanya perempuan dianggap
wajar untuk berkorban.
DAMPAK KETIDAKSETARAAN DAN TIDAKADILAN GENDER
PADA KESEHATAN PEREMPUAN DAN PRAKTIK KEBIDANAN

Lanjutan…

a) Kehamilan tidak dikehendaki, yang seringkali menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan
komplikasinya
b) Anak laki-laki lebih diinginkan kehadirannya daripada anak perempuan.
c) Penyunatan terhadap anak perempuan. Hal ini terjadi karena alasan untuk mengontrol
perempuan.
d) Perempuan tidak bisa mengambil keputusan penting
e) Pasien yang mampu membayar mendapat pelayanan yang berkualitas dari pada pasien
miskin (Pengguna BPJS)
f) Ibu sudah boleh berhubungan seks 1-2 minggu pasca persalinan setelah diadakan upacara
adat.
g) Ibu memaksakan diri untuk melayani suami meski kondisi tubuhnya belum pulih
HAK ASASI MANUSIA DALAM
BEREPRODUKSI

Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Hak Asasi Manusia mengatur prihal Hak Wanita salah
satunya tentang jaminan hak reproduksi wanita, yaitu :
Pasal 49 ayat (3)
“Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya, dijamin dan
dilindungi oleh hukum.”

Pasal 72 UU Kesehatan. Hak-hak reproduksi adalah merupakan hak-hak asasi manusia, dan dijamin oleh
undang-undang.
Hak-hak reproduksi tersebut mencakup:
a. menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta bebas dari paksaan
dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah.
b. menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan/atau kekerasan yang
menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan martabat manusia sesuai dengan norma agama.
c. menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat secara medis serta tidak
bertentangan dengan norma agama.
d. memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat
dipertanggungjawabka
ASUHAN TERBAIK YANG LAYAK DITERIMA
OLEH PEREMPUAN

Bidan dalam memberikan asuhan


kebidanan pada masa kehamilan dapat Bidan memberikan asuhan dan pendidikan kebidanan
memperhatikan hak-hak wanita hamil
pada masa kehamilan harus melibatkan ibu dan keluarga
sehingga asuhan yang diberikan sesuai
dengan kebutuhan dan bersifat (suami,anak dan orang tua yang tinggal dalam satu
komprehensif, merasa dihargai, dan ibu rumah).
dalam masa kehamilan mendapatkan
pelayanan yang nyaman.

Asuhan yang diberikan adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan


harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari Tindakan-
tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya (Kuswanti
2014,h.2).
Asuhan yang Berpusat Pada Perempuan (Women
Centered Care)

PILIHAN AKSES

• Layanan yang mudah diakses, maksudnya:


Jika dan Kapan akan hamil
• Dapat terjangkau (harga/pembiayaan)
• Prosedur yang akan dilakukan, • Dilakukan dalam jangka waktu yang
• Kontrasepsi, sesuai
• Pemberi layanan dan fasilitas kesehatan • Bisa diakses dengan mudah oleh
yang ingin digunakan masyarakat setempat
• Menghargai dan kerahasiaan dijamin
KUALITAS
KUALITAS LANJUTAN
• Berikan informasi dan konseling untuk mendukung
pilihan yang berdasarkan kesadaran penuh • Tawarkan layanan kesehatan Reproduksi lain yang
• Berikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan terkait
• Pastikan kerahasiaan/konfidesialitas, privasi dan
individu dan situasi sosialnya, termasuk untuk interaksi yang menghormati
perempuan muda dan yang belum menikah • Menjamin layanan yang bebas stigma, bebas
• Gunakan metode dan protocol asuhan kebidanan yang diskriminatif dan non-judgmental
direkomendasikan (atau yang sudah terstandard) • Menjamin rasa nyaman, aman dan menghargai
• Berikan metode dan layanan kontrasepsi yang (respectful)
diinginkan • Layanan diberikan secara komprehensif dan
menggunakan teknologi tepat guna
Peran konsumen sebagai penerima layanan

a) Mendapatkan informasi yang dapat dipahaminya mengenai penyakit yang diderita, cara
pengobatan, prosedur perawatan, efek samping pengobatan, kelebihan maupun kekurangan
pengobatan, biaya, pendapat dari petugas kesehatan lainnya, hal-hal dirahasiakan, catatan
medis petugas kesehatan, dan izin persetujuan pasien bila ingin akan dioperasi.
b) Memperoleh rasa aman dari semua proses pelayanan, dan jaminan
keamanan/keselamatannya.
c) Mendapatkan ganti rugi apabila terjadi malpraktek yang dilakukan petugas Kesehatan
d) Memilih tempat pelayanan yang diinginkannya, membatalkan persetujuan sewaktu-waktu,
dan jika dianggap perlu, ia menolak suatu metode pengobatan atau tindakan medis tertentu.

Anda mungkin juga menyukai