Anda di halaman 1dari 17

ASKEP PALIATIF PADA

PASIEN GAGAL GINJAL


KRONIK

KELOMPOK 1
KONSEP KEPERAWATAN PALIATIF

Menurut WHO (2005), Perawatan


paliatif adalah sistem perawatan
terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup,
dengan cara meningkatkan nyeri
dan penderitaan lain, memberikan
dukungan spiritual dan
psikososial mulai saat diagnosa di
tegakan sampai akhir akhir hayat
dan dukungan terhadap k eluarga
yang kehilangan atau berduka.
KONSEP PENYAKIT GGK

DEFENISI

Ginjal kronik adalah suatu


kerusakan kekurangan fungsi
ginjal yang hampir selalu tidak
reversibel dan sebabnya
bermacam-macam. Uremia
adalah istilah yang sudah lama
dipakai yang menggambarkan
suatu gambaran klinik sebagai
akibat gagal ginjal.
ETIOLOGI
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain:

• Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)


• Penyakit peradangan (glomerulone fritis)
• Penyakit vaskuler hipertensif (nefroskleorosis stenosis arteri renalis)
• Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis stitemik)
• Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal).
• Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme).
• Nefropati toksik
• Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
• BAK sedikit, warna urine lebih tua, bercampur darah.
• Peningkatan ureum atau kreatinin. (price & Wilson, 1994)
MANIFESTASI KLINIS
Hipertensi, Pitting edema ,
Edema periorbital, Pembesaran
Sistem Kardiovaskuler vena leher
Krekel, Nafas dangkal,
Sistem Pulmoner Kusmaull, Sputum kental dan
liat
Anoreksia, mual dan muntah
Sistem Gastrointestinal Perdarahan saluran GI
Ulserasi dan pardarahan mulut
Sistem Musculoskeletal Kram otot, Kehilangankekuatan
otot , Fraktur tulang
Sistem Integumen
Warna kulit abu-abu mengkilat,
Pruritis, Kulit kering bersisik
Sisten Refroduksi
Amenore , Atrofi testis
PATOFISIOLOGIS
NEXT…
• Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak. Nefron-
nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR /
daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi
sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut
menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang
rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik
dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal
telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai
kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah dari itu.
( Barbara C Long, 1996, 368).
Perjalanan umum gagal ginjal progresif
dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu:

Stadium 1 (penurunan
cadangan ginjal)

Stadium 2 (insufisiensi
ginjal)

Stadium 3 (Gagal ginjal


stadium akhir / uremia).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Laboratorium: Radiologi:
• Laju Endap Darah
• Ureum dan Kreatin • Intra Vena Pielografi
• Hiponatremi • USG
• Hipokalemia dan • EKG
• Hiperfosfatemia
• Phosphate Alkaline
• Hipoalbuminemia dan
Hipokolestrolemia
• Peninggian Gula Darah
• Hipertrigliserida
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Koreksi Hiperkalemi
• Koreksi Anemia
• Koreksi Asidosis
• Pengendalian Hipertensi
• Transplantasi Ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang pria Bernama Tn. D, Suku Sunda, umur 35
tahun Masuk Rumah sakit pada tanggal 12 Agustus
2014 Dengan diagnose gagal ginjal kronik stadium
akhir (V), dan menjalani hemodialisa rutin sejak
tahun 2008 sampai dengan sekarang, klien
mengeluh, sesak napas sudah dua hari, bengkak
dikedua tangan dan kaki, BAK tidak lancer, air
kencing sedikit dan berwarna keruh, mual-mual,
napsu makan menurun, lemah, letih, lesu. Klien
makan dan minum sedikit, aktivitas berkurang,
tidur terganggu karena sesak napas, tidak ada
keluhan Nneri, hubungan klien dengan orang lain
baik, hubungan seksual dengan istri terganggu
akibat penyakit yang diderita oleh klien, dan
keluarga telah mengetahui penyakitnya dan telah
menerimanya dengan lapang dada, pasien dan
keluarga rajin berdoa, dan baca Al-quran, dan
sering dikunjungi oleh ustadz.
 
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum Klien : Gelisah, Sesak Napas
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda-tanda Vital : TD : 140/90 mmHg
Rr : 35 x/m
N : 100 x/m
S : 37,6oC
• SPO2 : 80%
• BB/TB : 80 kg/ 165 cm
• Diet yang diperoleh : Uremia 170 Kkal, Protein 0,6 Hd/Kg Bb, Rendah
Garam
• Terapi : Oksigen 3 Liter (Nasal kanul), Injeksi Lasix kurang lebih 3x2
amp, Hemobion 2x1 (250 mg) per oral.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
• Hasil Rontgen Thorax
• Cor : Apeks Jantung bergeser ke laterokauadal
• Pulmo : Tampak bercak keturunan pada pulmo,
diafragma kanan setinggi kosta IX Posterior,
sinus kostofrenikus kanan kiri lancip, adanya
cairan dirongga alveolus.
• Kesan : Suspek Kardiomegali (Cv). Adanya
dalam pulmo
• Pemeriksaan USG :
• Ginjal Kanan : Bentuk normal, batas kortiko
meduler tampak tidak jelas, Ekogenitas Parenkin
Hiperecoic, tak tampak batu
• Ginjal Kiri : Bentuk dan ukuran normal, tak
tampak batu
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola Nafas tidak Efektif Berhubungan Dengan Edema Paru.
2. Gangguan Perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen ke
jaringan menurun.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan input cairan lebih
besar dari pada output.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO TUJUAN DAN RENCANA RASIONAL
DX KRITERIA HASIL

1. Tujuan : a. Auskultasi bunyi nafas a. Menyatakan adanya


Pola nafas Kembali b. Ajarkan klien batuk pengumpulan secret
normal/stabil efektif b. Membersihkan jalan
Kriteria hasil : c. Atur posisi senyaman nafas dan memudahkan
Klien tidak mengalami mungkin alirfan oksigen
dyspnea d. Batasi untuk c. Mencegah terjadinya
  beraktivitas sesak nafas
  e. Anjurkan diet d. Mencegah sesak nafas
  hipertornis atau hipoksia
  f. Kolaborasi pemberian e. Mengurangi edema paru
  oksigen f. Perfusi jaringan adekuat
 
2. Tujuan : a. Selidiki adanya tanda a. mengetahui penyebab
Perfusi jaringan anemia b. Edema merupakan
adekuat b. Observasi adanya edema penyebab
Kriteria hasil : ekstremitas c. Meningkatkan sirkulasi
CRT kurang dari 2 c. Dorongan Latihan aktif perifer
detik dengan rentang gerak d. Meningkatkan suplai
  d. Kolaborasi pemberian oksigen
  oksigen

3. Tujuan : a. Kaji status cairan dengan a. Mengetahui status


Volume cairan dalam menimbang BB perhari, cairan, meliputi input dan
keadaan seimbang keseimbangan masukan output.
Kriteria Hasil : dan keluaran, turgor kulit b. Pembatasan cairan akan
Tidak ada edema, dan tanda tanda vital menentukan BB ideal,
keseimbangan antara b. Batasi masukan cairan keluaran urine, dan
input dan output cairan c. Jelaskan pada pasien dan respon terhadap terapi.
  keluarga tentang c. Pemahaman
  pembatasan cairan meningkatkan kerja sama
klien dan keluarga dalam
pembatasan cairan.
KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai