Anda di halaman 1dari 19

PRINSIP-PRINSIP

PEMBERIAN MEDIKASI
(OBAT-OBATAN)
Al. Ihksan Agus, S.Kep.,Ns.,M.Kep
OBAT
Obat adalah substansi yang diberikan kepada
manusia atau binatang sebagai pencegahan,
perawatan dan pengobatan terhadap berbagai
gangguan yangterjadi di dalam tubuh.

Obat bekerja sesuai proses kimiawi melalui suatu


reaksi obat.
REAKSI OBAT
1. Overdosis : reaksi yang secara langsung
berhubungan dengan pemberian dosis yang
berlebihan
2. Efek samping : yaitu efek farmakologis suatu obat
yang tidak diinginkan tetapi juga tidak dapat
dihindarkan yang terjadi pada dosis terapeutik
3. Efek sekunder : reaksi yang secara tidak langsung
berhubungan dengan efek farmakologis primer
suatu obat
4. Interaksi obat: efek suatu obat yang mempengaruhi
respon satu atau lebih obat-obat lain
Reaksi obat dalam tubuh
1. Efek terapeutik
2. Efek Samping

Efek terapeutik adalah efek yang sesuai dengan


yang diharapkan
Efek samping adalah dampak yang tidak
diharapkan dan dapat membahayakan
Pemberian Obat
• Yang menetukan obat apa yang diberikan
kepada pasien adalah tanggung jawab Medis
(dokter)
• Penyampaian / Pemberian obat yang aman dan
akurat pada pasien adalah tanggung jawab
perawat
• Perawat harus mengetahui prinsip-prinsip
pemberian obat yang aman
Prinsip Pemberian obat
dengan 7 Benar
1. Benar pasien
2. Benar Obat
3. Benar dosis
4. Benar cara/rute
5. Benar waktu
6. Benar dokumentasi
7. Benar edukasi/informasi
Cara Pemberian Obat
1. Oral
2. Sublingual
3. Inhalasi
4. Rektal
5. Pervaginam
6. Parenteral
7. Topikal/lokal
Oral
Pemberian obat oral adalah pemberian obat lewat
mulut. Pemberian obat cara ini relatif aman, praktis
dan ekonomis.

Tujuan : menyediakan obat yang memiliki efek local


atau sistemik melalui saluran gastrointestinal

Kelemahan dari pemberian oral adalah efek yang


timbul lambat, tidak efektif jika pengguna muntah-
muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif ,kurang
suka dengan rasa obat.
Sublingual
Pemberian obat dengan cara meletakkan dibawah
lidah sampai habis diabsorpsi ke dalam pembuluh
darah.

Tujuannya agar efek obat lebih cepat, karena


pembuluh daran dibawah lidah merupakan pusat
dari sakit.

Kelebihan cara ini, efek obat lebih cepat dan


kerusakan obat pada saluran cerna, metabolisme di
dinding usus dan hati dapat dihindari.
Inhalasi
Cara pemberian obat melalui pernafasan.

Kelebihannya: absorbsi obat cepat dan homogen,


kadar obat dapat terkontrol dapat langsung ke
bronkus. Obat cepat diabsobsi lewat alveoli paru
serta membran mukosa pada saluran
pernafasan.
Topikal/Lokal
Adalah memberikan obat secara lokal pada kulit
atau membrane mukosa pada area mata, hidung,
lubang telinga, vagina, dan rektum.

Tujuan : memperoleh reaksi lokal dari obat


tersebut

Contoh : Salep, tetes mata, tetes telinga, obat


gosok
Parenteral
Pemberian obat tidak melalui saluran pencernaan
tapi langsung ke pembuluh darah, misalnya
melaui injeksi atau suntikan.

Tujuannya : agar dapat langsung menuju sasaran.


Kelebihannya : bisa memberikan kepada pasien
tidak sadar, muntah-muntah dan tidak
kooperatif.

Pemberian obat ini harus hati-hati, karena kalau


salah tidak bisa dikeluarkan lagi.
Cara pemberian obat perenteral
1. Intravena (iv)
2. Intramuskuler
3. Subcutan
4. Intracutan
Intravena (IV)
• Obat disuntikkan melalui pembuluh darah vena
• Tidak ada fase absorbsi pada cara ini, karena
obat langsung masuk kedalam vena, cepat dan
efisien.
• Baik untuk obat yang menimbulkan iritasi kalau
diberikan cara lain. Bisa diberikan secara infus.
Intramuskuler (IM)
yaitu injeksi ke dalam otot tubuh. Injeksi ini
diabsorbsi lebih cepat daripada injeksi subkutan
karena suplai darah yang lebih besar ke otot
tubuh. Otot juga dapat menerima volume obat
yang lebih besar tanpa menimbulkan ketidak
nyamanan dibandingkan jaringan subkutan.

Contoh : BCG, DPT, Hepatitis B


Subcutan (SC)
Pemerian obat dibawah kulit. Karena pembuluh
darah dibawah kulit sedikit, maka absorbsinya
lambat. Diberikan untuk obat-obat yang dosis
kecil, larut air dan tidak mudah mengiritasi
jaringan.

Contoh : Insulin untuk pengobatan DM


Intracutan (IC)
• Obat disuntikkan pada jaringan dermis tepat
dibawah epidermis.

• Contoh : skintest
Daftar Pustaka
Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur
Labolatorium Keperawatan Dasar.
EGC:Jakarta.

Perry dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental


Keperawatan Konsep, Proses, Dan Praktik.
EGC: Jakarta.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai