Anda di halaman 1dari 20

PERTANIAN ORGANIK

SEMESTER ANTARA 2020


Apa itu pertanian
organik?
Ada banyak dasar pemikiran yang memotivasi seorang petani mempraktekkan pertanian organik. Praktek yang
paling ekstrim bahkan sangat meminimalkan intervensi manusia. Petani hanya bertugas sebagai penebar benih
dan pemetik hasil saja. Ada juga yang sangat longgar, masih mentoleransi penggunaan bahan-bahan kimia sintetis
tertentu apabila diperlukan.

Konsep awal pertanian organik yang ideal adalah


menggunakan seluruh input yang berasal dari dalam
pertanian organik itu sendiri, dan dijaga hanya minimal
sekali input dari luar atau sangat dibatasi. (FG Winarno 2002)
SEJARAH PERTANIAN ORGANIK
Nenek moyang kita menggunakan sisa-sisa makanan
mereka yang berupa sayur-sayuran, tulang, ikan dan
segala sesuatu yang merupakan sisa makanan mereka.
Mereka menimbun hal-hal tersebut di dalam tanah yang
nantinya tempat itu mereka gunakan tempat itu untuk
bercocok tanam. Pada asal mulanya mereka tanpa sengaja
melakukan ini, akan tetapi mereka mengamati dengan
mereka melakukan hal tersebut, tanaman yang mereka
tanam menjadi lebih subur. Oleh karena itu mereka terus
melakukan hal tersebut dengan maksud tanaman yang
mereka dapat lebih subur. Itu asal mulanya pemupukan
organik, dari fakta-fakta tersebut kita dapat
menyimpulkan dengan bahan-bahan organik bahwa
tanaman dapat menjadi lebih subur.
Sir Albert Howard, seorang ahli botani asal Inggris, yang
mengagas pertanian organik secara lebih sistemastis.
Bukunya yang terbit pada tahun 1940, berjudul “
An Agricultural Testament”, telah menginspirasi gerakan
pertanian organik diberbagai belahan bumi. Atas alasan itu,
dia disebut-sebut sebagai bapak pertanian organik.

Di Indonesia pertanian organik mulai populer di era 80-


an. Dimana gerakan revolusi hijau yang digagas
pemerintah pada akhir tahun 70-an mulai menunjukkan
dampak negatifnya. Penggunaan pupuk dan obat-
obatan kimia dituduh sebagai pemicu kerusakan
lingkungan pertanian dan kesehatan manusia.
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 64/Permentan/OT.140/5/2013 TENTANG SISTEM PERTANIAN
ORGANIK

Sistem Pertanian Organik adalah sistem manajemen


produksi yang holistik untuk meningkatkan dan
mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk
keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah.
Pertanian organik menekankan penerapan praktek-praktek
manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input
dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan
mempertimbangkan daya adaptasi terhadap
keadaan/kondisi setempat. Jika memungkinkan hal tersebut
dapat dicapai dengan penggunaan budaya, metoda biologi
dan mekanik, yang tidak menggunakan bahan sintesis untuk
memenuhi kebutuhan khusus dalam sistem.
Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling
mendasar bagi manusia, karena semua orang perlu
makan setiap hari. Nilai – nilai sejarah, budaya dan
komunitas menyatu dalam pertanian.
Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan
pengertian luas, termasuk bagaimana manusia
memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk
menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan
pangan dan produk lainnya. Prinsip – prinsip tersebut
menyangkut bagaimana manusia berhubungan
dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama
lain dan menentukan warisan untuk generasi
mendatang.
Pertanian organik adalah sistem budi daya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan
kimia sintetis.
Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip
kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Yang
dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik
adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian
dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi,
dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen
tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian
organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi
kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan
keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup
lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang
baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan
bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan
manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.
Hutan Lindung (Kawasan Inti TNGL)

Komoditi Tanaman Tahunan  Multistrata

Komoditi Tanaman Semusim

Kolam Air Deras


Contoh rumah kaca yang digunakan untuk pertanian organik di Sungai Valas
Perak Malaysia
. Rumah kaca di dataran tinggi seperti di Sungai Valas ini sangat mendukung untuk
Pertanian Organik karena lingkungannya dapat di control.
Gambar pestisida organik dan pembibitan di plat plastik
Meskipun di Rumah Kaca serangan hama dan penyakit tidak serta merta dapat diatasi, terlihat
banyakknya tanaman yang dicabut dan kosongnya areal bedengan. Sebelah kiri terlihat daun juga
banyak yang berlubang. Ini membuktikan bahwa taaman Organik memiliki tantangan berat
pemasarannya terutama bagi konsumen yang tidak paham sayuran organik
Menjelang panen gundulnya bedengan dari tanaman budidaya terlihat jelas
pada gambar
Pertanian organic dengan media yang sesuai di rumahkaca, juga
dapat menghasilkan produksi yang layak seperti gambar buah
Paprika berikut
Penanaman sayur Organik pada lahan bertingkat juga dapat dilakukan sehingga tetap
mengikuti kaidah konservasi, sambal menanam rumput pada lahan miringnya. Pada
kondisi ini pupuk organic dalam jumlah banyak sangat menopang pertumbuhan tanaman
SISTEM PERTANIAN ORGANIK
DI INDONESIA
 I. PERLADANGAN BERPINDAH
(EXTENSIVE SHIFTING CULTIVATION )
 II. PERTANIAN INTENSIF MEMENUHI
KEBUTUHAN SENDIRI
(INTENSIVE SUBSISTANCE AGRICULTURE )
 III. PERTANIAN KOMERSIAL
(COMMERCIAL AGRICULTURE )
I. Perladangan Berpindah
(Extensive Shifting Cultivation)

Pertanian ekstensif dgn


merambah hutan.
Sistem rotasi pada lahan
kering berlereng.
Pertanian primitif
(tebang, tebas, bakar &
tanam).
Komoditas terbatas.
Tanpa input pertanian.
Tkt. erosi tinggi
menimbulkan lahan kritis.
II. Pertanian Intensif Memenuhi Kebutuhan Sendiri
(Intensive Subsistance Agriculture)
Pertanian dilakukan secara
intensif pd lahan basah atau
kering.
Pertanian secara intensif
(monokultur atau
tumpangsari).
Menggunakan input
pertanian.
Komoditas umumnya
terdapat di pasaran.
Tingkat erosi relatif
tergantung
pengelolaannya.
III. Pertanian Komersial
(Commercial Agriculture)
Pertanian dilakukan
sangat intensif pd lahan
kering dgn areal luas.
Pengelolaan secara
modern dgn input
pertanian tinggi.
Pertanian komersial dgn
komoditas bernilai
ekonomi tinggi.
Sistem pertanian
berkelanjutan dgn tingkat
erosi rendah.

Anda mungkin juga menyukai