Disusun oleh:
c. Inhibitor irreversibel
Inhibitor ini berikatan dengan sisi aktif enzim secara kuat sehingga tidak
dapat terlepas. Enzim menjadi tidak aktif dan tidak dapat kembali seperti
semula (irreversible). Contohnya, diisopropilfluorofosfat yang
menghambat kerja asetilkolin-esterase.
B. Enzim Lipase
Lipase merupakan kelompok enzim yang secara umum berfungsi dalam hidrolisis
lemak, mono-, di-, dan trigliserida untuk menghasilkan asam lemak bebas dan
gliserol. Enzim ini juga digunakan untuk hidrolisis triasilgliserol menjadi
diasilgliserol dan asam lemak bebas. Diasilgliserol adalah ester gliserol digunakan
sebagai bahan pengemulsi dan penstabil produk makanan, kosmetika dan farmasetika.
(Seniwati Dali:2009)
Enzim lipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis rantai panjang trigliserida.
Enzim ini memiliki potensi untuk digunakan memproduksi asam lemak, yang
merupakan prekursor berbagai industri kimia. Lipase diklasifikasikan sebagai enzim
hidrolase yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas, gliserida
parsial (monogliserida), digliserida dan gliserida seperti pada gambar berikut.
Enzim lipase telah banyak dikenal memiliki cakupan aplikasi yang amat
luas dalam bidang bioteknologi, seperti biomedikal, pestisida, pengolahan
limbah, industri makanan, biosensor, detergen, untuk industri kulit dan industri
oleokimia (memproduksi asam lemak dan turunannya).
Enzim lipase pada tubuh dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan
kemudian dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga
dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim
lipase yaitu Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan
molekul kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut
oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul
yang lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan
gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan
gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah
bening ( limfe ).
Lipase sebagai katalis untuk reaksi esterifikasi dapat diperoleh dari
species mikrobia ataupun tanaman. Nelson dkk. (1996) melakukan ”screening’
lipase dari banyak spesies mikroba dalam kemampuannya melakukan
transesterifikasi trigleserida dengan alkohol rantai pendek menjadi alkil ester.
Lipase Mucor miehei ternyata paling efisien mengubah trigliserida menjadi alkil
ester dengan alkohol primer, sedangkan lipase dari Candida antartica paling
efisien untuk transesterifikasi trigliserida dengan alkohol sekunder menghasilkan
alkohol ester bercabang. Lipase ini juga terbukti efektif untuk transesterifikasi
minyak nabati dan bahan baku lain yang mengandung asam lemak tinggi
menjadi derivat alkil ester.
OH
Serin
As. aspartat HN /f
Interaksi residu Asp atau Glu bermuatan negatif memungkinkan residu
tersebut untuk bertindak sebagai basis umum yang dapat menangkap sebuah
proton dari gugus hidroksil situs aktif Serin. Sehingga dihasilkan ion alkoksida
yang nukleofilik terhadap residu Serin untuk menyerang gugus karbonil substrat
ester membentuk perantara asil-enzim. Komponen penting lainnya untuk
mekanisme katalitik adalah oxyanion-hole yang terdiri dari donor ikatan H
(kebanyakan ikatan kelompok N-H). Lubang oxyanion membantu untuk
menstabilkan reaksi antara selama katalisis ketika oksigen karbonil membawa
muatan parsial negatif. Proses aktivasi serin oleh histidin dan asp/glu lipase dapat
digambarkan seperti dibawah ini.
Ser
Ser +v Active
CHo
V
CH2
O H2
°\ C^
' His
H
NH
CH2
O H2
His
H2
Ser inactive C^
His
V CH2
/ NH
%
D. Mekanisme Hidrolisis Triasilgliserol
Secara umum proses pemutusan ikatan ester oleh lipase dapat
digambarkan seperti berikut ini.
Dari gambar di atas maka dapat kami tuliskan mekanisme reaksi dari hidrolisis
triasilgliserol secara umum seperti berikut ini.
Ser Active
'CH2 H
2
■His
C
2
H2 C
CH I NH
H2C I
O. O■
\C R
II 2
H
O
2
C
His
H2C
■CH—CH2
/ W' -^N%^NH
O
0 >O
/
O C
\RO ^C1 \ ° C "Ser
R
O
O R
O
Ser R
2 CH CH
H C
/I O OH
\ 0-H
O=C
/ /
H
\R O^S
N
CH2
\
His
©.
O O
Ser Ser O R
R
HO
0-H
/
H
H
CH2 CH2
\ H \
His His
H2
Ser—”^C\ O
V ,-H
O
\®
N
+ R OH
CH2
\ As. lemak
His
Lipase
E. Mikroorganisme penghasil enzim lipase
Kelompok yeast yang dapat manghasilkan lipase adalah dari Candida
rugosa dan dari kelompok jamur adalah Aspergillus niger dan Penicillium
aurantiogriseum. Adapun pada kelompok bakteri, lipase yang dihasilkan adalah
dari genera Bacillus, Aeromonas, Pseudomonas, Alcaligenes, Arthrobacter,
Chromobacterium, Serratia, Vibrio, Aeromonas, dan Staphyloccus.
Di antara sumber lipase baik berasal dari tumbuhan, hewan dan
mikroba, ternyata lipase mikroba yang paling banyak digunakan. Hal ini
disebabkan karena mikroba dapat dengan mudah dibudidayakan dan lipase dapat
mengkatalis berbagai reaksi hidrolisis dan sintetis. Lipase digunakan dalam
berbagai bidang bioteknologi, seperti pengolahan makanan dan susu (keju
pematangan, pengembangan rasa, EMC teknologi), deterjen, farmasi (naproxen,
ibuprofen), agrokimia (insektisida, pestisida) dan oleokimia (hidrolisis lemak
dan minyak, sintesis biosurfaktan ) industri. Lipase dapat lebih dimanfaatkan di
daerah baru di mana mereka dapat berfungsi sebagai biocatalysts potensial.
Dosanjh, N.S., dan Kaur, J. 2002. Immobilization, Stability and esterification Studies
of A Lipase From Bacillus sp. Journal Biotechnology and Applied Biochemistry. Vol.
36. Hlm 7-12. Punjab University. Chandigarh Lehninger, A.L. 1995. Dasar-dasar
Biokimia I. Erlangga. Jakarta Seniwati Dali, dkk. 2009. Pengaruh Substrat dan Ion
Logam Terhadap Aktivitas Enzim Lipase dari Aspergillus oryzae pada Kopra
Berjamur. Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 13 No.3. Universitas Hasanuddin
Makassar Sumarsih, S. 2002. Uji Aktivitas Lipolitik Beberapa Bakteri Hasil Isolasi
dari Pelabuhan Tanjung Perak dan Produksi Lipase dari Strain Terpilih. JIPTUNAIR.
Surabaya