Anda di halaman 1dari 9

PERANAN KONSELOR DALAM

LAYANAN BK
SYARIFATURROHMA
PERANAN KONSELOR DALAM MEMBERIKAN
LAYANAN KEPADA POPULASI KHUSUS
Peran konselor untuk pelayanan bagi populasi berikut yaitu:
• a.      Populasi Anak Berbakat
• Implikasi bagi guru pembimbing anak berbakat disimpulkan oleh Barbie dan Renzulli
(1975) sebagai berikut:
• 1)       guru pembimbing perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak
hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru pembimbing, tetapi juga bagaimana
guru pembimbing melakukannya.
• 2)      guru pembimbing perlu memiliki pengertian tentang keterbakatan
• 3)      guru pembimbing hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai
dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
• 4)      Guru pembimbing memberikan tantangan daripada tekanan
• 5)      Guru pembimbing tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa,
tetapi lebih-lebih proses belajar.
• 6)      Guru pembimbing lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian
• 7)      Guru pembimbing harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar Guru
pembimbing hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang
rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko
dalam menentukan pendapat dan keputusan.
• b.      Populasi Anak Jalanan
Dalam pelayanan bagi anak – anak jalanan ini, konselor berperan dalam
memberikan pelayanan bimbingan konseling kepada anak jalanan, guna
untuk mengurangi jumlah anak jalanan, dan memberikan arahan
kepada anak jalanan, bahwa dunia pendidikan itu lebih penting dan
mereka juga masih dapat berpenghidupan yang layak.
Selain itu juga, konselor berperan dalam hal memberikan layanan -
layanan yang dapat mengembangkan kepribadian anak jalanan, sesuai
dengan tahap perkembangannya.
• c.       Populasi Penderita Trauma
Peran konselor dalam menghadapi klien yang mengalami trauma,
adalah untuk mengarahkan klien memaknai kejadian yang telah terjadi,
dan mengarahkan klien untuk berpikir tentang apa yang dialami oleh
klien tersebut itu merupakan suatu peristiwa yang dapat diambil makna
dan pelajaran, bukan suatu kejadian atau peristiwa, ataupun kondisi
yang harus selalu dikhawatirkan ataupun selalu ditakuti.
• d.      Populasi Lembaga Pemasyarakatan
Peran konselor dalam memberikan layanan kepada klien yang
merupaka warga binaan adalah mempersiapkan klien untuk dapat
kembali ke lingkungan masyarakat, agar pada saat klien keluar dari
penjara klien dapat menghadapi dan siap untuk berbaur kembali ke
masyarakat, dengan kepribadian yang lebih baik lagi dibandingkan
sebelum klien masuk penjara.
Peran konselor juga untuk menyadarkan klien bahwa, perbuatan atau
pun tingkah laku klien selama ini telah salah, sehingga dapat
merugikan berbagai pihak, dan hal ini perlu klien sadari, agar saat
keluar dari penjara, dirinya tidak melakukan hal yang sama lagi dimasa
yang akan datang.
•  
PERANAN KONSELOR SEKOLAH DALAM
MEMBERIKAN LAYANAN KEPADA SISWA YANG
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Kurpius dan Robinson (1978), yang dikemukakan dalam buku Gunardi, bahwa peran
konsultan/konselor adalah:
a. Sebagai pelatih atau pendidik. Seorang konsultan bisa diajak untuk mengajar
ketrampilan seorang atau beberapa staf tertentu atau konsultan dalam pendidikan
yang diminta mendidik guru-guru dalam dasar ketrampilan berkomunikasi.
b. Sebagai tenaga khusus yang ahli dalam bidangnya. Misalnya dalam dunia kedokteran,
seorang pasien yang dikirim ke ahli yang lebih spesialistik untuk mediagnosis dan
mungkin untuk terapi selanjutnya.
c. Sebagai juru penengah (negosiator). Yang menengahi kalau ada sesuatu
ketidaksesuaian misalnya, pada suatu system yang dipakai klien mengalami kesulitan,
konsultan bertindak sebagai fasilitator untuk berkomunikasi dan memberikan umpan-
balik yang objektif terhdap sistemnya utuk kelancaran semua pihak.
d. Sebagai rekan (collaborator). Yang bertindak sebagai fasilitator pada proses
pemecahan masalah setelah penentuan bersama mengenai sumber permasalahannya.
Corak hubungan antara konsultan atau klien sangat penting karena konsultan bertindak
sebagai rekan bagi klien dan mengajar klien bagaimana memecahkan masalah.
HUBUNGAN KONSELOR SEKOLAH, GURU, DAN
ORANGTUA DALAM MELAYANI SISWA DALAM
KATEGORI POPULASI KHUSUS
• 1. Guru Pembimbing
Dengan menyadari akan keterbatasan guru untuk populasi
khusus, terutama untuk tugas mengajar lainnya, dalam
memberikan layanan konseling bagi populasi khusus, maka
konselor sekolah seharusnya mengambil alih tugas ini dengan
penuh tanggung jawab, sehingga konselor mampu menunjukkan
kinerja untuk semua siswa, seiring dengan guidance for all.

• 2. Guru Mata Pelajaran


Guru untuk populasi khusus merupakan posisi yang terbaik dalam
memberikan bimbingan yang diperlukan oleh populasi khusus.
3. Personil Sekolah Lainnya dan Tenaga Ahli
Para personil sekolah dan tenaga ahli, seperti
administrator merupakan lapisan kedua personil
pendidikan persekolahan yang dapat membantu
(atau menggagalkan) usaha penjaringan serta
pembinaan bakat di sekolah. Administrator
hendaknya tidak kaku mengikuti aksara petunjuk dan
pedoman pengelolaan dan membuka kesempatan
bagi guru dan siswa untuk menunjukkan yang lebih
baik yang mampu mereka kerjakan.
• 4. Orangtua
Kebanyakan, orang tua cenderung menuntut terlalu banyak dari populasi khusus
dengan maksud mengembangkan bakat-bakatnya semaksimal mungkin. Padahal,
populasi khusus pun memerlukan waktu untuk bermain-main, untuk bergaul
dengan anak-anak lain, untuk membaca buku-buku biasa dan tidak semata-mata
buku pelajaran. Ada sementara orang tua yang karena dulu cita-citanya tidak
terkabul berhasrat agar anak merekalah yang dapat meneruskan cita-cita orang
tuanya, tanpa memperhatikan bagaimana minat dan kebutuhan anak tersebut.

Di lain pihak ada orang tua yang justru khawatir terhadap suatu perkembangan
keterbakatan anak akan membawanya justru pada suatu kehidupan yang tidak
wajar. Oleh karena itu, mereka tidak menginginkan pertumbuhan intelektual yang
terlalu cepat. Banyak pula guru yang mempunyai kekhawatiran yang sama.
Akibatnya mereka dengan sengaja tidak memberikan perhatian khusus kepadanya
di sekolah, tidak memberikan kesempatan untuk maju sesuai dengan kemampuan-
kemampuan yang unggul.
Orang tua yang bijaksana dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu
banyak atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi
semaksimal mungkin.
• Utami Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
• Pendidikan Layanan Khusus. 2008. “Pengertian Anak
Jalanan”. (online). (
http://pendidikanlayanankhusus.wordpress.com/2008/
10/13/pengertian-anak-jalanan/
, diakses 24 Februari 2014, pukul 7.34)
• Sutirna. 2013. Bimbingan Konseling: Pendidikan Formal,
Nonformal, dan Informal.Yogyakarta: CV. Andi OFFSET

Anda mungkin juga menyukai