0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan10 halaman
Seorang wanita berusia 70 tahun menjalani operasi penggantian total tulang panggul di rumah sakit. Ketika kondisinya memburuk, anaknya menolak tindakan resusitasi karena khawatir akan menambah penderitaan ibunya. Namun, tim medis berpendapat bahwa resusitasi masih dapat memperjuangkan hidup pasien dan tidak serta merta menyerah pada kematian. Solusi terbaik adalah tetap melakukan resusitasi s
Seorang wanita berusia 70 tahun menjalani operasi penggantian total tulang panggul di rumah sakit. Ketika kondisinya memburuk, anaknya menolak tindakan resusitasi karena khawatir akan menambah penderitaan ibunya. Namun, tim medis berpendapat bahwa resusitasi masih dapat memperjuangkan hidup pasien dan tidak serta merta menyerah pada kematian. Solusi terbaik adalah tetap melakukan resusitasi s
Seorang wanita berusia 70 tahun menjalani operasi penggantian total tulang panggul di rumah sakit. Ketika kondisinya memburuk, anaknya menolak tindakan resusitasi karena khawatir akan menambah penderitaan ibunya. Namun, tim medis berpendapat bahwa resusitasi masih dapat memperjuangkan hidup pasien dan tidak serta merta menyerah pada kematian. Solusi terbaik adalah tetap melakukan resusitasi s
Studi Kasus Seorang wanita berusia 70 tahun dirujuk kerumah sakit dua hari yang lalu dan menjalani right total hip replacement (operasi penggantian total tulang caput femur). Pasien mempunyai riwayat hipertensi, penyakit sendi degeneratif, arthritis, pulmonary embolism, dan penyakit arteri coroner. Pasien baru selesai menjalani sesi terapi fisik dan dirawat di ICU untuk pemantauan yang lebih intensif. Setelah beberapa waktu, ketika perawat memonitor pasien, perawat menyadari bahwa pasien tidak responsif, tidak ada pengembangan dada dan tidak teraba nadi. Perawat segera memanggil dokter ICU dan memulai resusitasi jantung paru. Pada monitor EKG nampak gambaran sebagai berikut: Ketika perawat menjelaskan kondisi pasien ke keluarga dan meminta inform consent, anak dari pasien menolak untuk tindakan resusitasi (DNR). Si anak beranggapan bahwa tindakan tersebut akan menambah kesakitan pada ibunya. Masalah etik dari kasus Berdasarkan kasus tersebut kami tidak setuju dengan tanggapan si anak karena tindakan resusitasi merupakan suatu bentuk usaha untuk memperjuangkan hidup sang ibu. Prosedur DNR bukan menyerah pada keadaan. Hal yang tidak dilakukan pada prosedur DNR hanya tindakan resusitasi, sementara nutrisi, obat-obatan, amti nyeri, maupun pengobatan lain tetap diberikan pada pasien DNR. Beberapa kondisi kesehatan memiliki kemungkinan kecil untuk ROSC (Return of spontaneus Circulation) setelah dilakukan RJP, terutama pada kondisi terminal, misal kanker stadium akhir, gagal ginjal stadium akhir, dan stroke perdarahan berat. Analisis masalah dari segi islam Islam sangat menghargai jiwa, lebih-lebih terhadap jiwa manusia. Cukup banyak ayat alqur’an maupun hadist yang mengharuskan kita untuk menghormati dan memelihara jiwa manusia. DNR bukan menyerah pada kematian. Tidak ada istilah “Menyerah pada Kematian” kematian merupakan sesuatu yang diperjuangkan : apakah akhir yang baik, apakah akhir yang buruk yang diperjuangkan ?. Ketika sebuah keluarga memutuskan setelah berembuk, agar si pasien tidak dilanjutkan lagi menggunakan alat resusitasi karena mereka sudah tidak punya dana lagi untuk membiayai pasien yang memang sudah sakit lama dan prognosisnya juga buruk yaitu memakai alat resusitasi hanya sekedar mempertahankan hidup beberapa hari saja. Maka ketika alat resusitasi dicabut, dalam beberapa menit pasien sudah tidak bernyawa lagi, maka hal ini perlu dirinci : Jika pasien masih ada kesempatan hidup dibantu dengan alat resusitasi Jika pasien sudah tidak ada kesempatan hidup Jika pasien sudah mati batang otak maka boleh dicabut Solusi terbaik untuk masalah Solusi terbaik dari kasus diatas menurut kalompok kami yaitu tetap dilakukan resusitasi pada pasien tersebut, dengan terlebih dulu memberikan edukasi kepada keluarga pasien terkait dengan kondisi pasien serta prosedur resusitasi jantung paru bahwa masih bisa untuk diselamatkan nyawanya melalui metode resusitasi jantung paru. Terimakasih Wassalamualaikum wr wb