Anda di halaman 1dari 62

• Untuk meyakini apakah secara tekhnis

dan pilihan tekhnologi, rencana bisnis


dapat dilaksanakan secara layak atu tidak,
baik saat pembangunan proyek atau
operasional secara rotin.
A. Lokasi proyek, dimana suatu proyek akan
didirikan.
B. Seberapa besar skala operasi/luas produksi
yang ditetapkan.
C. Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama.
D. Bagaimana proses produksi dilakukan dan
layout pabrik dan fasilitasnya.
E. Apakah jenis teknologi yang diusulkan sudah
tepat, termasuk pertimbangan variabel sosial.
• Lokasi untuk lahan pabrik

• Lokasi untuk bukan lahan pabrik


• Variabel utama
• Variabel bukan utama
• Kesediaan bahan mentah
• Letak pasar yang dituju
• Tenaga listrik dan air
• Supply tenaga kerja
• Fasilitas transportasi
• Perusahaan membutuhkan bahan mentah
yang besar sehingga bahan mentah
menjadi komponen yang amat penting
dalam keseluruhan proses produksi
• Mis: industri baja, semen, alumunium,
gula.
• Jumlah kebutuhan bahan mentah satu
periode usia investasi
• Kelayakan harga bahan mentah, sekarang
atau dimasa yang akan datang
• Kapasitas, kualitas dan kontinuitas seumber
bahan mentah
• Biaya-biaya pendahuluan yang diperlukan
sebelum siap diproses; mis: biaya angkut dll.
• Letak pasar (keberadaan konsumen)
menjadi faktor yang sangat penting
disebabkan karena sifat produk tersebut.
• Mis: barang-barang konsumtif, skala
perusahaan yang tidak terlalu besar.
• Daya beli konsumen
• Pesaing
• Data lain yang cukup dalam dalam analisis
aspek pasar.
• Untuk industri-industri hulu yang sangat
memerlukan ketersediaan pembangkit
tenaga listrik dan air
– Industri baja
– Alumunium
– Semen
– Kertas
• Ketersediaan tenaga kerja yang terdidik
dan terlatih berpengaruh dominan
terhadap struktur biaya produksi.
• Mis: pabrik rokok, pengolahan tembakau,
teh
• Berkaitan erat dengan pertimbangan
bahan mentah dan pertimbangan pasar.
• Berkaitan dengan ongos transpotasi dari
pabrik menuju pasar dan sumber bahan
mentah ke lokasi pabrik
• Hukum dan peraturan yang berlaku
• Iklim, keadaan tanah
• Sikap dari masyarakat setempat
• Rencana masa depan perusahaan, dalam
kaitannya dengan pengembangan
perusahaan
• Metode Kualitatif,
• Metode Transportasi,
• Metode Analisa Biaya
• Berdasarkan pada penilaian oleh tim yang
dibentuk khusus terhadap faktor-faktor
yang dipertimbangkan dari berbagai
alternatif lokasi yang tersedia.
• Alternatif yang dipertimbangkan adalah
ketersediaan bahan mentah, supply
tenaga kerja, dan fasilitas transportasi
• Alternatif lokasi: Dumai, Siak dan
Tembilahan
Alternatif Faktor-Faktor yang Jumlah
Lokasi Diperhatikan
(1) (2) (3)
Dumai 5 4 6 15
Siak 3 6 3 12
Tembilahan 3 5 5 13
(1). Ketersediaan bahan mentah
(2). Supply tenaga kerja
(3). Fasilitas transportasi
Skor antara 1 - 10
(1). Ketersediaan bahan mentah memiliki bobot: 35
(2). Supply tenaga kerja: memiliki bobot 25
(3). Fasilitas transportasi: memiliki bobot 40

Alternatif Faktor-Faktor yang Jumlah


Lokasi Diperhatikan
(1) (2) (3)
Dumai 5x35=17 4x25=100 6x40=240 525
5
Siak 3x35=17 6x25=150 3x40=120 375
5
Tembilahan 3x35=17 5x25=125 5x40=200 430
• Merupakan teknik operation research dan
lebih khusus merupakan persamaan linier
programing
• Metode yang biasa dipakai:
– Metode nort west corner atau stepping stone
method.
– MODI (Modified distribution method)
– VAM (Vogel’s Approximation Method)
ALokasi Jml Biaya per Biaya total
Unit unit
Semarang-Surakarta 5 Rp.10,000 Rp.50,000
Semarang- 8 Rp.15,000 Rp.120,000
Yogyakarta
Cilacap-Yohyakarta 2 Rp.12,000 Rp.24,000
Cilacap-Magelang 10 Rp.14,000 Rp.140,000
Rp.334,000
Alokasi Jml Biaya Per unit Biaya Total
Unit
Semarang-Surakarta 5 Rp.10,000 Rp.50,000
Semarang-Magelang 8 Rp.15,000 Rp.120,000

Cilacap-Yogyakata 2 Rp.12,000 Rp.24,000


Cilacap-Magelang 10 Rp.14,000 Rp.140,000
Total Biaya Rp.334,000
Alokasi Jml Biaya Per unit Biaya Total
Unit
A-K 20 Rp.8,000 Rp.160,000
B-M 5 Rp.14,000 Rp.70,000
B-N 30 Rp.7,000 Rp.210,000
C-L 35 Rp.9,000 Rp.315,000
C-M 10 Rp.14,000 Rp.140,000
Total Biaya Rp.895,000
• Konsep pembedaan biaya dalam biaya
tetap dan biaya variabel.
• Disusun hubungan persamaan untuk
masing-masing alternatif lokasi antara
biaya yang ditanggung oleh masing-
masing lokasi tersebut dengan volume
produksi yang diinginkan.
• Perusahaan ABC mempertimbangkan 4 alternatif
untuk sebuah pabrik baru.
• Data yang telah dikumpulkan perusahaan
bervariasi dari lokasi yang satu dengan lokasi
yang lain.
• Perusahaan akan membelanjai pabrik baru dari
pengeluaran dengan tingkat bunga 10%.
• Data biaya adalah sebagai berikut:
Lokasi A B C D
(dalam Rp) (dalam Rp) (dalam Rp) (dalam Rp)

Jenis Biaya
Tenaga kerja per 750 1,100 800 900
unit
Biaya konstruksi 4,600,000,000 3,900,000,00 4,000,000,00 4,800,000,000
pabrik 0 0
Material dan 430 600 400 550
peralatan (per unit)
Listrik (per th) 30,000,000 26,000,000 30,000,000 28,000,000
Air (per th) 7,000,000 6,000,000 7,000,000 7,000,000
Transportasi (per 20 100 100 50
th)
Pajak (per th) 33,000,000 28,000,000 63,000,000 35,000,000
• Tentukan alokasi yang paling
menguntungkan bagi perusahaan untuk
volume produksi dalam range “50,000 s/d
130,000 unit per tahun”
Biaya-biaya A B C D
tetap
(dalam Rp)

10% 460,000,000 390,000,000 400,000,000 480,000,000


investasi

Listrik 30,000,000 26,000,000 30,000,000 28,000,000


Air 7,000,000 6,000,000 7,000,000 7,000,000
Pajak 33,000,000 28,000,000 63,000,000 35,000,000
Total 530,000,000 450,000,000 500,000,000 550,000,000
Biaya-biaya A B C D
tetap
(dalam Rp)

Tenaga 750 110 800 900


kerja

Material dan 430 600 400 550


Peralatan

Transportasi 20 100 100 50

Total 1,200 1,800 1,300 1,500


A = 530,000,000 + 1,200 X
B = 450,000,000 + 1,800 X
C = 500,000,000 + 1,300 X
D = 550,000,000 + 1,500 X
• Jika kaspasitas pabrik dibawah 100,000
unit maka pabrik lebih baik didirikan di
lokasi B,
• Jika pabrik berkapasitas 100,000 pabrik
didirikan di lokasi C
• Adalah jumlah yang seharusnya diproduksi
untuk mencapai keuntungan yang optimal.

• Penentuan kombinasi dari berbagai macam


produksi yang dihasilkan untuk mencapai
keuntungan optimal, jika menghasilkan
lebih dari satu macam produk.
• Batasan permintaan, yang telah diketahui
terlebih dahulu dalam perhitungan market
share.
• Tersedianya kapasitas mesin-mesin yang
dalam hal ini dibatasi oleh kapasitas tehnis
atau kapasitas ekonomis
• Jumlah dan kemampuan tenaga kerja
pengelola proses produksi.
• Kemampuan finansial perusahaan
• Kemungkinan adanya perubahan tekhnologi
di masa yang akan datang.
• Pendekatan Konsep marginal cost dan
marginal revenue
• Pendekatan break event point
• Metode liniar programming
• Luas produksi optimal tercapai pada saat
Marginal Cost (MC) sama dengan
Marginal Revenue (MR)
• Luas produksi minimal dimana pada saat
itu terdapat luas produksi yang tidak
mendatangkan keuntungan maupun
kerugian.
• Luas produksi lebih tinggi besar akan
memberikan keuntungan bagi pemilik
modal sendiri; bisa digunakan analisa
finansial leverge.
• EBIT = Q x (P – VC) – FC

Dimana:
P = harga jual per unit (Rupiah)
Q = quantitas penjualan (unit)
FC = biaya operasi tetap per periode (Rupiah)
VC = biaya operasi variabel per unit (Rupiah)
• PT ABC memiliki biaya operasi tetap
Rp.2,500, harga jual per unit Rp.10, biaya
operasi variabel per unit Rp.5, berapa
quantitas penjualan minimal yang harus
dicapai perusahaan agar perusahaan
dapat menutup biaya operasionalnya
• Keadaan dimana perusahaan merada
pada titik BEP terjadi ketika total operating
cost (penjumlahan dari fixed cost dan
variabel cost) sama dengan penjualan.
Pada titik ini EBIT sama dengan Rp.0
• Metode ini digunakan jika produk lebih dari
satu macam.
• Lay out merupakan keseluruhan proses
menentukan bentuk penempatan fasilitas
yang dimiliki perusahaan.

• Penentuan Lay Out ini biasanya terdiri dari


2 yaitu
– Ground Lay out dan
– Building Lay Out.
• Outdoor mesin dan peralatan
• Bangunan pabrik, kantor, dan gudang
• Tempat pengangkutan
• Jalan
• Area lintas
• Area parkir
• Dan tempat vital lainnya
• Indoor mesin dan peralatan
• Area kerja
• Jalan lintas
• Ventilasi dan Pencahayaan
• Group layout

• Fixed position layout


• Group layout: layout ini memisah-misahkan
area dan kelompok mesinyang memproduksi
“keluarga” komponen-komponen yang
membutuhkan proses produksi sejenis.

• Setiap komponen diselesaikan di dalam area-


area spesialisasi tersebut dengan
keseluruhan mesin yang telah diatur
berurutan di dalam area tersebut.
• Fixed position layout: meletakkan dalam satu
tempat yang tetap dari produk yang hendak
dibuat, dan alat-alat serta komponen lain yang
diperlukan untuk proses produksi dibawa ke
tempat proses produksi tersebut dengan sama
sekali tidak pernah memindahkan barang yang
sedang dalam proses.

• Layout ini serng digunakan untuk memproduksi


barang-barang yang besar dan kompleks mis:
pabrik mesin, turbin, pesawat terbang dll
• Adanya konsistensi dengan teknologi
produksi yang digunakan
• Adanya jaminan kelancaran arus barang BB,
Barang jadi, dan fasilitas produksi
• Efisiensi dan efektifitas proses produksi
• Minimalisasi biaya produksi
• Adanya antisipasi pengembangan dan
rencana lanjut
• Diusahakan layout memiliki arus yang
searah atau setidaknya mengurangi
penyilangan

• Departemen pembantu, workshop


hendaknya disituasikan secara fungsional
terhadap bangunan pabrik utama.
1. Kegunaan Bangunan
2. Luasnya kebutuhan bangunan
3. Ketersediaan lahan
4. Bahan bangunan yang sesuai
5. Spesifikasi bangunan dalam arti bahan dan
perlengkapan yang harus ada
6. Ketersediaan biaya
7. Kemungkinan pengembangan
8. Keterkaitan dengan bangunan lain
• Perencanaan penataan aspek teknologi
dan produksi suatu perusahaan harus
disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur
tentang pengelolaan limbah yaitu
peraturan tentang AMDAL dalam hal ini.
Laporan L / R Neraca
Aspek Pasar dan
Pemasaran Penjualan xxx Aset Kewajiban
Modal
Biaya ( xxx )
Aspek Teknis dan
Produksi

Profit xxx Cash Flow


-Aspek Manajemen &
Cash In xxx
SDM
-Aspek Resiko Cash Out ( xxx )
-Aspek Yuridis / Legal
Aspek Keuangan Net Cash Flow xxx
-Aspek Lingkungan
(IRR, NPV, dll)

Anda mungkin juga menyukai