Anda di halaman 1dari 34

Etika Profesi Bidan

ETIKA
PENGERTIAN ETIKA
Etika : berasal dari bahasa Yunani dari kata “Ethos” yang berarti kebiasaan-
kebiasaan atau tingkah laku manusia.
Dalam bahasa Inggris disebut “Ethis” yang mempunyai pengertian sebagai
ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni tindakan yang
tepat, yang harus dilaksanakan
ETIKA
1. Berlaku untuk lingkungan profesional
2. Disusun berdasarkan kesepakatan anggota
3. Tidak seluruhnya tertulis
4. Membentuk individu yang ideal
5. Pelanggaran diselesaikan oleh majelis kehormatan
6. Sanksi pelanggaran berupa tuntutan
7. Penyelesaian pelanggaran tidak selalu disertai bukti fisik berlaku untuk lingkungan
profesional
KODE ETIK
Pengertian kode etik adalah norma – norma yang harus diindahkan oleh setiap
profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat. Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang
bersumber dari nilai – nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan
merupakan pengetahuan komprehensif suatu profesi yang memberikan
tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Umumnya
kode etik ditetapkan oleh profesi sendiri dalam suatu kongres. Kode etik harus
menjadi self regulation dari profesi. Agar kode etik berhasil dengan baik,
maka pelaksanaannya sebaiknya diawasi dan dikontrol.
TUJUAN KODE ETIK
Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan
anggota dan organisasi, meliputi :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
PROFESI
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian yg diperoleh melalui
pendidikan formal untuk penguasaan suatu kemampuan khusus. Suatu
profesi memiliki standar profesi, asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk profesi tersebut (Credentialing
System)
CIRI-CIRI PROFESI
• Pekerjaan seumur hidup
• 2. Mempunyai motivasi kuat karena panggilan
• 3. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus
• 4. Mengambil keputusan berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori
• 5. Berorientasi pada pelayanan
• 6. Pelayanan berdasarkan kebutuhan objektif dan saling percaya antar profesi dan
klien
• 7. Mempunyai wadah berbentuk organisasi
• 8. Memiliki standar etik dan standar profesi yang ditetapka
KODE ETIK BIDAN

Pengertian  Tujuan
Suatu pernyataan komprehensif 1.Alat kohesi bagi anggota IBI
yang memberikan tuntunan bagi 2.Alat mengatur disiplin bagi anggota
anggota profesi untuk IBI
melaksanakan praktik kebidanan  3. Pedoman bagi anggota IBI
4. Dokumen publik (keterbukaan
informasi
KODE ETIK BIDAN INDONESIA
Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi bidan yang bersumber
dari nilai – nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan
pernyataan komprehensif profesi bidan yang memberikan tuntunan bagi
anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik profesi bidan
juga merupakan suatu pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam
pelaksanaan pelayanan profesional bidan
KODE ETIK BIDAN INTERNASIONAL
Kode etik kebidanan Internasional menghargai perempuan berdasarkan HAM, mencari keadilan
bagi semua dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan didasarkan atas hubungan
yang saling menguntungkan dengan penuh hormat, saling percaya bermartabat bagi seluruh
anggota masyarakat. Operasionalisasi kode etik kebidanan, kewajiban profesi, peningkatan
pengetahuan dan praktik kebidanan. Kode etik kebidanan internasional adalah sebagai berikut :
1. Hubungan dengan perempuan sebagai klien
2. Praktik kebidanan
3. Kewajiban profesi bidan
4. Peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan
Fungsi Kode Etik

1. Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik.


2. Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan
dipertimbangkan dalam memberi pelayanan
3. Merupakan cara untuk mengevaluasi diri
4. Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat
5. Menginformasikan kepada calon bidan tentang nilai dan standar profesi
6. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral
Kerangka Konsep Pelaksanaan Praktik
Kebidanan
• Standar Praktik Kebidanan Standar Praktik Kebidanan dikembangkan dari
Filosofi dan Kode Etik Bidan yang membentuk kerangka fikir dan
kerangka kerja Bidan dalam melakukan kegiatan profesionalnya Sally
Pairman
PRINSIP KODE BIDAN
1. Menghargai Otonomi
2. Melakukan tindakan yang benar
3. Mencegah tindakan yang merugikan
4. Memberlakukan manusia secara adil
5. Menjelaskan dengan benar
6. Menepati janji yang telah disepakati
7. Menjaga kerahasiaan
Dimensi Kode
Etik
1. Anggota profesi dan klien (Melayani dengan baik menerapkan etika,
Hak klien diberikan,kewajiban bidan dilaksanakan)
2. Anggota profesi dan system (Bidan memberi pelayanan sesuai
dengan aturan yg sudah ditetapkan, Ilmu update ,Sistem rujukan, menerapkan
inform consent)
3. Anggota profesi dan profesi lain (Menjalin dan menjaga hubungan
yg baik)
4. Semua anggota profesi (Saling menghargai ,membantu,minta bantuan
,saling melengkapi,jangan saling menjelekkan)
PENTINGNYA KODE ETIK PROFESI
BIDAN
Ketika masyarakat merasakan ketidak puasan terhadap pelayanan/ merugikan pasien, tidak menutup
kemungkinan dibawa keranah hukum. Semakin tinggi peran media baik cetak maupun elektonik
dalam menyoroti berbagai masalah dalam pelayanan kebidanan, perlu mendapat perhatian dan
pemahaman bidan mengenai Kode Etik Profesi Bidan dan Peraturan Per - Undang – Undangan
dlm bidang Kesehatan, serta kewenangan dan aspek legal dalam pelayanan kebidanan.
Untuk itulah pentingnya kode etik profesi bidan sebagai pedoman dalam menjalan tugas profesi
sebagai bidan. Seiring dengan kemajuan jaman serta kemudahan dalam akses informasi, era
globalisasi membuat akses informasi tanpa batas, serta peningkatan ilmu pengetahuan dan tehnologi
membuat masyarakat semakin kritis - dapat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan etik.
Perubahan gaya hidup, budaya dan tata nilai masyarakat, membuat masyarakat semakin peka
menyikapi berbagai persoalan termasuk memberi penilaian terhadap pelayanan yang diberikan oleh
bidan
Dasar pembentukan kode etik bidan
Kode etik profesi bidan ditetapkan oleh organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia
(IBI). Kode etik profesi bidan mempunyai pengaruh dalam menegakkan disiplin
di kalangan profesi bidan.

Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun tahun 1986 dan di sahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988.

Petunjuk pelaksanaannya di sahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI


tahun 1991

Kode etik bidan sebagai pedoman dalam berprilaku, disusun berdasarkan pada
penekanan keselamatan klien
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun tahun 1986 dan disyahkan dalam Kongres
Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988, dan petunjuk pelaksanaannya disyahkan
dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991. Kode etik bidan Indonesia terdiri atas
7 (tujuh) bab, yang dibedakan atas tujuh bagian :

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)


2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)
7. Penutup (1 butir)
Kewajiban Bidan Terhadap Klien Dan
Masyarakat
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan
tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan
memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien, dan
menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya. dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
Kewajiban Terhadap Tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan mengadakan konsultasi dan
atau rujukan
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan
atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan kepentingan klien.
Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat Dan
Tenaga Kesehatan Lainnya
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri
1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkanpengetahuan dan ketrampilan
sesuai dengan perkembanganilmu pengetahuan dan tehnologi 
Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah Nusa,
Bangsa Dan Tanah Air
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB
dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintahan untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
PENUTUP
• Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.
Penyimpangan Kode Etik
Kode etik diharapkan mampu menjadi sebuah pedoman yang nyata bagi para
bidan dalam menjalankan tugasnya.
Tapi pada kenyataannya para bidan masih banyak yang melakukan
pelanggaran terhadap kode etiknya sendiri dalam pemberian pelayanan
terhadap masyarakat.
Bentuk dari pelanggaran ini bermacam-macam. Seperti pemberian
pelayanan yang tidak sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diatur
dalam Undang-Undang Kebidanan tahun 2019
Bida
dalam mengadaptasi teori etika seorang bidan harus mampumenyesuaikan
dengan keadaan dirinya dan berlandaskan pada kode etik dan
standar profesi. 
Bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu teori etika secara
kaku, karena hal ini akan merugikan bidan itu sendiri.
Bidan
harus menilai kemampuan dirinya dalam melakukan sesuatu namun tidak
menyimpang dari prinsip pelayanan, yaitu berusaha mengutamakan
keselamatan ibu, bayi dan kelurga.
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yg dimiliki
manusia sebagai pasien
 Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib & peraturan yg berlaku
di RS atau institusi pely kesh
 Pasien berhak atas pely yg manusiawi, adil dan jujur
 Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi
 Pasien berhak memilih bidan yg akan menolongnya sesuai dengan keinginannya
 Pasien berhak mendapatkan informasi yg meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan
bayinya yg baru dilahirkan
• Pasien berhak memdapatkan pendampingan suami atau keluarga selama proses
persalinan berlangsung
• Pasien berhak memilih dokter & kelas perawatan sesuai dengan keinginannya &
sesuai dengan peraturan yg berlaku di RS
• Pasien berhak dirawat oleh dokter yg secara bebas menentukan pendapat kritis &
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
• Pasien berhak meminta konsultasi kpd dokter lain yg terdaftar di RS tersebut (second
opinion) terhadap penyakit yg dideritanya sepengetahuan dokter yg merawat
• Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yg diderita termasuk data2
medisnya
• Pasien berhak mendapatkan informasi yg meliputi :
a. Penyakit yg di derita
b. Tindakan kebidanan yg akan dilakukan
c. Alternatif terapi lainnya d. Prognosisnya
d. Perkiraan biaya pengobatann•
• Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yg akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yg dideritanya
• Pasien berhak menolak tindakan yg hendak dilakukan terhadap dirinya &
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yg jelas tentang penyakitnya
• Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
• Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yg dianutnya selama
hal itu tidak menganggu pasien lainnya
• Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual • Pasien
berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus malpraktek
 Pasien & kelg nya berkewajiban untuk mentaati
segala peraturan & tata tertib RS atau institusi
pely kesh
 Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala
instruksi dokter, bidan, perawat yg merawatnya
KEWAJIBA  Pasien & atau penanggungnya berkewajiban
N PASIEN untuk melunasi semua imbalan atas jasa pely
rumah sakit atau institusi pely kesh, dokter,
bidan & perawat
 Pasien & atau penanggungnya berkewajiban
memenuhi hal2 yg selalu disepakati/perjanjian
yg telah dibuatnya
HAK BIDAN
 Bidan berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
 Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi
pada setiap tingkat jenjang pely kesh
 Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien & kelg yg
bertentangan dengan peraturan perundangan & kode etik
profesi
 Bidan berhak atas privasi & menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, kelg maupun
profesi lain
 Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri
baik melalui pendidikan maupun pelatihan
 Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk
meningkatkan jenjang karir dan jabatan yg sesuai
 Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan
yg sesuai
KEWAJIBAN BIDAN
 Bidan wajib mematuhi peraturan RS sesuai dengan hub hukum antara bidan tsb dengan RS
bersalin & sarana pely dimana ia bekerja
 Bidan wajib memberikan pely asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak2 pasien
 Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yg mempunyai kemampuan &
keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
 Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau kelg nya
 Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya •
 Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yg diketahuinya tentang seorang pasien •
 Bidan wajib memberikan informasi yg akurat tentang tindakan yg akan dilakukan serta
risiko yg mungkin dapat timbul
lanjutan

 Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yg


akan dilakukan
 Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yg diberikan
 Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal
 Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain & pihak yg terkait secara timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidana

Anda mungkin juga menyukai