PPH, PENCATATAN
DAN PEMBUKUAN
KELOMPOK 1
1 . RAH M AD CHANDRA (NIM 20 11 070 7 77 )
2 . D W I O K TA F I A S U N J A K A ( N I M 2 0 11 0 7 0 7 7 6 3 )
3 . FA U Z A N D W I C A H Y O ( N I M 2 0 11 0 7 0 7 5 5 )
4 . T B M SH O FRAN L ANRI FQ O L AB A (NIM 20 11 070 7 75 )
POKOK
PEMBAHASAN
•D A S A R H U K U M ;
•P E N G E R T I A N S U B J E K P A J A K B E S E R T A P E N J A B A R A N N Y A ;
•P E N G E R T I A N O B J E K P A J A K B E S E R T A P E N J A B A R A N N Y A ;
•S A A T T I M B U L N Y A D A N P E N G H A P U S A N U T A N G P A J A K ;
•P E M B U K U A N D A N P E N C A T A T A N D A L A M P E R P A J A K A N ;
•P E N Y U S U T A N D A L A M P E R P A J A K A N ;
•K O M P E N S A S I K E R U G I A N ;
•P E N G H A S I L A N K E N A P A J A K ;
•C O N T O H K A S U S D A N A N A L I S A ;
•K E S I M P U L A N D A N S A R A N .
DASAR HUKUM
• Undang-undang No 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun
1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan;
• Undang-undang No 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan;
• PMK 166/PMK. 011/2012 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
215/Pmk.03/2008 Tentang Penetapan Organisasi-organisasi Internasional Dan Pejabat-pejabat
Perwakilan Organisasi Internasional Yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan;
• PMK 123/PMK.03/2019 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
196/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan;
• PMK 196/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan
Bahasa Asing Dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan;
• PMK 197/PMK.03/2007 Tentang Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi;
• PER-4/PJ/2009 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencatatan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
SUBYEK
PAJAKDASAR HUKUM:
PA S A L 2 S / D PA S A L 3
U U 3 6 T H 2 0 0 8 T E N TA N G
PA J A K P E N G H A S I L A N
4
SUBYEK DAN OBYEK PAJAK
Badan
Subjek Pajak
Pasal 2 Ayat (2)
Badan:
Didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu badan
pemerintah yang memenuhi kriteria:
1. Pembentukannya berdasarkan peraturan perundangan.
2. Pembiayaan bersumber APBN/ APBD.
3. Penerimaannya dimasukkan dalam APBN/ APBD.
4. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional
negara.
Badan yang bertempat kedudukan di Indonesia adalah Subjek Pajak Badan yang :
a. Mempunyai tempat kedudukan berada di Indonesia sebagaimana tercantum dalam akta
pendirian badan,
b. Mempunyai kantor pusat di Indonesia,
c. Mempunyai tempat kedudukan pusat administrasi dan/atau pusat keuangan di Indonesia,
d. Mempunyai tempat kantor pimpinan yang berada di Indonesia yang melakukan
pengendalian,
e. Pengurusnya melakukan pertemuan di Indonesia untuk membuat keputusan yang
strategis, atau
f. Pengurusnya bertempat tinggal atau berdomisili di Indonesia
Bentuk Usaha Tetap
Pasal 2 Ayat (5)
14
Definisi Penghasilan
Pasal 4 Ayat (1)
5. Penghapusan adalah kondisi yang hampir mirip dengan pembebasan utang pajak namun biasanya disebabkan karena kondisi
keuangan atau kematian.
contoh: Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 68/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang dan
Penetapan Besarnya Penghapusan Pasal 1 Ayat2
PEMBUKUAN DAN
PENCATATAN
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
DASAR HUKUM
• UU No 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan
• UU No 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan
• PMK 123/PMK.03/2019 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
196/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan
• PMK 196/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan
Bahasa Asing Dan Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan
• PMK 197/PMK.03/2007 Tentang Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
• PER-4/PJ/2009 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencatatan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
PENGERTIAN PEMBUKUAN DAN PENCATATAN (UU KUP)
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut (Pasal 1 ayat 29)
Pencatatan merupakan data yang dikumpulkan secara teratur tentang
peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang
bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final (Pasal 28
ayat 9)
Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Atau
Pekerjaan Bebas Dan Wajib Pajak Badan Di Indonesia Wajib
Menyelenggarakan Pembukuan (Pasal 28 Ayat 1 UU KUP)
A. Berdasarkan sifatnya :
Depreciable Asset : dapat disusutkan
Non Depreciable Asset : tidak dapat disusutkan, contoh : tanah
B. Berdasarkan bentuknya :
Bangunan :
a. Permanen
b. Tidak Permanen
Bukan bangunan
KELOMPOK HARTA DAN TARIF
PENYUSUTAN
AMORTISASI
Ketentuan mengenai amortisasi diatur dalam Pasal 11A UU PPh No.36 Tahun
2008, yang mana Amortisasi dilakukan untuk menghitung pengeluaran dalam
memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya
perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun yang digunakan yang digunakan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
2. Kompensasi kerugian fiskal timbul apabila untuk tahun pajak sebelumnya terdapat kerugian
fiskal (SPT Tahunan dilaporkan Nihil atau Lebih Bayar tetapi ada kerugian fiskal).
3. Kerugian Fiskal terjadi karena penghasilan bruto dikurangi dengan biaya (yang
diperbolehkan menurut ketentuan fiskal) hasilnya mengalami kerugian.
PENGERTIAN DAN KETENTUAN
4. Kerugian Fiskal tersebut dikompensasikan dengan laba neto fiskal dimulai tahun pajak
berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun. Ketentuan jangka waktu pengakuan
kompensasi kerugian fiskal mulai berlaku tahun 2009 sedangkan untuk tahun pajak
sebelumnya berlaku ketentuan Undang-undang no.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.
2 . W P B A D AN D A L A M NE G E R I D A N B E N T U K U S A H A T E TA P A D A L A H
S E B E S A R 2 8 % D A N M E N J A D I 2 5 % S E J A K TAH U N 2 0 1 0 .
3 . W P D AL AM NE G E RI YA N G B E R B E N T U K P E R S E R O A N T E R B UK A YA N G
PAL IN G S E DI K I T 4 0 %D A R I J UM L A H S E L U R U H S A H A M YA N G D IS E TO R ,
D I P E R D A G A N G K A N , D I B E L I D A N M E M E NU H I P E R S YA R ATA N L A IN N YA ,
D A PAT M E M P E R O L E H TA RI F S E B E S A R 5 % L E B IH R E N D A H D A R IPA D A
TA R IF N O . 2 D IATA S YA N G D IAT U R D E N G AN P E R AT U RA N P E M E R IN TA H
CONTOH KASUS
• Dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat dan peningkatan jumlah pengguna internet
yang signifikan, yang menyebabkan mulai bermunculannya usaha-usaha yang melibatkan media
komunikasi atau media sosial dalam hal ini yang bisa ditemui adalah marketplace beberapa
diantaranya yang berwarna orange, hijau, biru, dan lain sebagainya bermunculan yang
memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi jual beli. Apakah penghasilan yang
diperoleh oleh pengusaha-pengusaha yang melakukan penjualan di marketplace atau media
sosial itu dapat dikenakan pajak walaupun bisa saja mereka tidak memiliki toko secara offline,
atau mungkin dikenakan terhadap badan usaha yang mewadahi pelaku usaha tersebut dalam hal
ini marketplace yang ada di Indonesia. Selain itu seperti halnya layanan streaming musik atau
film yang juga berkembang pesat di Indonesia, bagaimana perlakuan pajaknya dan apa tindakan
pemerintah dalam melakukan kontrol terhadap badan usaha tersebut?
ANALISA DAN PEMBAHASAN
• Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengeluarkan peraturan PMK No 48/PMK.03/2020 Tata Cara
Penunjukan Pemungut, Pemungutan, Dan Penyetoran, Serta Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Atas
Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Dan/Atau Jasa Kena Pajak Dari Luar Daerah Pabean Di
Dalam Daerah Pabean Melalui Perdagangan Menimbang Melalui Sistem Elektronik;
• Terkait para pedagang yang menjual usahanya melalui marketplace perlakuan bagi pedagang e-commerce
ini tetap sama dengan pedagang atau pengusaha konvensional, yang mana apabila menerima penghasilan
atau omzet yang tidak melebihi Rp4,8 Miliar dalam setahun, maka akan dikenakan tarif pph final sebesar
0,5%. Sementara itu, bagi Penyedia platform e-commerce juga wajib memungut, menyetor, dan
melaporkan PPN dan PPh terkait penjualan barang dagangan, serta melaporkan rekapitulasi transaksi yang
dilakukan pengguna platform. Terkait pemungutan pajak berupa PPN sebesar 10% ini dilakukan bagi
perusahaan-perusahaan digital luar negeri yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan. Sampai dengan November 2020, baru sebanyak 46 badan usaha yang telah ditunjuk oleh DJP
sebagai Pemungut PPN. Bagi wajib pajak dalam negeri, maka pemungutan PPN dilakukan hanya atas
penjualan barang dan jasa digital oleh penjual luar negeri yang menjual melalui marketplace tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
• Undang-undang No. 36 Tahun 2008 yang merupakan perubahan keempat Undang-Undang No. 7 Tahun 1983, adalah dasar dalam
menentukan siapa dan apa saja yang termasuk subjek serta objek pajak penghasilan. Didalamnya juga tertuang kapan timbulnya
pajak, bagaimana cara penghapusan hutang pajak, pembukuan dan pencatatan, penyusutan, kompensasi kerugian, dan penghasilan
apa saja yang dapat dikenakan sebagai pajak penghasilan.
• Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak;
• Melaksanakan kewajiban perpajakan dalam hal melakukan pembayaran dan pelaporan pajak tepat waktu sesuai ketentuan
perundang-undangan;
• Wajib pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan sebagaimana aturan yang berlaku
Saran
• Diharapkan dengan adanya aturan-aturan perpajakan yang berlaku, wajib pajak paham dengan kewajiban yang ditimbulkan atas
kegiatan atau peristiwa yang menurut undang-undang terhutang pajak sehingga wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban dan
memahami hak-haknya dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Serta Memungut, Menyetor dan Melaporkan penghasilan atau
pendapatan yang diperoleh dalam tahun berjalan dilaporkan setiap tahunnya sebagaimana aturan yang ada.
TERIMA KASIH