Anda di halaman 1dari 50

CONTENTS OF THIS

TEMPLATE
Insert text
Ketentuan Umum & Tatacara
Perpajakan
(KUP)
MUJIYATI
ARIS
PAJAK

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh


orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
JENIS- JENIS PAJAK
o Pajak Penghasilan (PPh)
o Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PAJAK PUSAT o Pajak atas Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
o Bea Materai
o PBB selain Perkotaan/Pedesaan

Bea Balik Nama


Pajak Dati I
Pajak Kendaraan

PAJAK
DAERAH Pajak Hotel & Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Dati II Pajak Radio
4 BPHTB
PBB Perkotaan/Pedesaan
5

MATERIAL & FORMAL


Hukum Pajak Material
a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
b) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009.
c) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (kecuali PPB sektor
Pedesaan dan Perkotaan).
d) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai.
e) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000.
6

MATERIAL & FORMAL

Hukum Pajak Formal


a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009.
b) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.
c) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
AUndang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
(Undang-Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja)
BAGAN UU KUP
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, SURAT
PEMBERITAHUAN, DAN TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK
BAB III PENETAPAN DAN KETETAPAN PAJAK
BAB IV PENAGIHAN PAJAK
MARS
BAB V KEBERATAN DAN BANDING
BAB VI PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN
BAB VII KETENTUAN KHUSUS
BAB VIII KETENTUAN PIDANA
BAB IX PENYIDIKAN
BAB X KETENTUAN PERALIHAN
BAB XI KETENTUAN PENUTUP
CATATAN MENGENAI KETENTUAN PERALIHAN
WAJIB PAJAK
Orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut
pajak,yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan
—BRADLEY DAWSON

peraturan perundang-undangan perpajakan.


MOBILE
WEB
WHERE ARE WE LOCATED?

MERCURY
Mercury is the closest
planet to the Sun

JUPITER
It’s the biggest planet in
our Solar System

VENUS
Venus has a beautiful
name, but it’s hot
Pengusaha Kena Pajak
PKP
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean,
melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah
pabean.

Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan


penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
1984 dan perubahannya.
WP yang belum dikukuhkan sebagai PKP tidak bisa melaksanakan
mekanisme PPN.
333,000.00
earths is the Sun’s mass

24h 37m 23s


is Jupiter’s rotation period

386,000 km
is the distance between the Earth and the Moon
NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak

adalah Nomor yang diberikan kepada Wajib


Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak
SEMUA WAJIB PAJAK
Yang telah memenuhi persyaratan Subjektif dan Objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak
dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Meliputi :
 WP Orang Pribadi
 WP Warisan Belum Terbagi
 WP Badan
 Bendahara yang ditunjuk sebagai pemotong dan/atau pemungut

UU KUP, PP 74 tahun 2011


NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak

Subjektif : persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai


subjek pajak dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan
perubahannya.

Objektif : persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau


memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan
pemotongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pajak
Penghasilan 1984 dan perubahannya.

Termasuk : Wanita menikah yang Hidup Terpisah berdasarkan keputusan


hakim atau pisah harta

Atau bisa memilih untuk mendaftar sendiri agar dapat melaksanakan hak
dan kewajiban terpisah dari suami
NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak
WP OP – yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas & penghasilan
di atas PTKP, wajib mendaftar paling lama akhir bulan berikutnya setelah
penghasilannya di suatu bulan jika disetahunkan telah melewati PTKP.

WP OP - yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas, wajib


mendaftar paling lambat satu bulan setelah saat usaha atau pekerjaan
bebas, nyata-nyata mulai dilakukan.

WP Badan – wajib mendaftar paling lambat satu bulan setelah pendirian.


Jika ada cabang, wajib mendaftar di semua lokasi usaha.

(PMK 147/PMK.03/2017)
18

NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak
Nomor NPWP

Nama Wajib Pajak

Alamat

KPP Terdaftar
19

NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak

Identitas WP Nomor random


- 00 : Pemungut Cek Digit
- 01-03 : Orang Pribadi
- 04-09 : Badan

Kode KPP Status WP


20

Tempat Mendaftar NPWP

KPP di wilayah :
ORANG PRIBADI Tempat Tinggal/Domisili Tempat Usaha
sesuai KTP

KPP di wilayah :
BADAN Tempat Tempat Usaha / Cabang
Kedudukan/Pendirian
NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak
22

Penghapusan NPWP
a. Diajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak oleh Wajib
Pajak dan/atau ahli warisnya apabila Wajib Pajak sudah tidak memenuhi
persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan;
b. Wajib Pajak badan dilikuidasi karenapenghentian atau penggabungan
usaha;
c. Wajib Pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia; atau
d. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan Nomor
Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi
persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
PTKP
Penghasilan Tidak Kena Pajak

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah


salah satu komponen penting dalam
penghitungan Pajak Penghasilan (PPh).
Saat menghitung pajak, PTKP digunakan
sebagai komponen pengurang atas penghasilan
bruto yang diperoleh wajib pajak. Dari hasil
pengurangan tersebut, Anda akan mendapatkan
besaran Penghasilan Kena Pajak.
PTKP
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Menurut ketentuan perpajakan yang berlaku di
Indonesia, PPh sebenarnya tidak dikenakan pada seluruh
penghasilan wajib pajak (penghasilan bruto). Pungutan
pajak hanya dikenakan pada Penghasilan Kena
Pajak. Dalam hal PPh, Indonesia menganut tarif
progresif yaitu semakin tinggi penghasilan semakin besar
pula tarif pajaknya.
Untuk mengetahui jumlah PKP, terlebih dahulu harus
dilakukan pengurangan terhadap penghasilan bruto. Dari
Jumlah Komponen pengurang tersebut, salah satunya
adalah PTKP.
PROGRESS BESARAN PTKP
Tambahan Utk Seorang
Istri (yg Tambahan Untuk
Tambahan Utk WP
Dasar Hukum Untuk Diri WP penghasilannya Keluarga Sedarah Mulai Berlaku
Kawin
digabung dengan dan Semenda
suami)

UU No. 8 Tahun 1983 960,000 480,000 960,000 480,000 1 Januari 1984

928/KMK.04/1993 1,728,000 864,000 1,728,000 864,000 1 Januari 1994

UU No.10 Tahun 1994 1,728,000 864,000 1,728,000 864,000 1 Januari 1995

361/KMK.04/1998 2,880,000 1,440,000 2,880,000 1,440,000 1 Januari 1999

UU No.17 Tahun 2000 2,880,000 1,440,000 2,880,000 1,440,000 1 Januari 2001

564/KMK.03/2004 12,000,000 1,200,000 12,000,000 1,200,000 1 Januari 2005

137/PMK.03/2005 13,200,000 1,200,000 13,200,000 1,200,000 1 Januari 2006

UU No.36 Tahun 2008 15,840,000 1,320,000 15,840,000 1,320,000 1 Januari 2009

162/PMK.011/2012 24,300,000 2,025,000 24,300,000 2,025,000 1 Januari 2013

122/PMK.010/2015 36,000,000 3,000,000 36,000,000 3,000,000 Tahun 2015

101/PMK.010/2016 54,000,000 4,500,000 54,000,000 4,500,000 Tahun 2016


PTKP
Penghasilan Tidak Kena Pajak

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dibedakan antara Wajib Pajak Kawin
dan yang tidak kawin. Sesuai dengan aturan Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 101/PMK.010/2016 besaran PTKP untuk tahun 2016
adalah sebagai berikut.
• Rp54.000.000,-  untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi
• Rp4.500.000,- untuk tambahan Wajib Pajak yang kawin
• Rp54.000.000,- tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (1) UU PPh.
• Rp4.500.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan
keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk
setiap keluarga.
27
CONTOH PENGHITUNGAN
PTKP

1. Herman adalah seorang yang belum menikah, dan hidup sendiri. Maka statusnya adalah TK/0, dan PTKP nya
setahun adalah = Rp 54.000.000

2. Pak Merhan adalah seorang pekerja yang memiliki satu istri dan belum memiliki anak. Maka status PTKP nya
adalah K/0, dengan PTKP sebesar :
- Untuk Pak Merhan = Rp 54.000.000
- Untuk Bu Merhan = Rp 4.500.000
- JUMLAH = Rp 58.500.000

3. Pak Nahrem adalah seorang pengusaha yang memiliki dua istri yang tidak bekerja dan 5 anak kandung. Maka
status PTKP nya adalah K/3, dengan PTKP sebesar :
- Untuk Pak Nahrem = Rp 54.000.000
- Untuk Bu Nahrem = Rp 4.500.000
- Tanggungan 3 anak = Rp 13.500.000
- JUMLAH = Rp 72.000.000
CONTOH PENGHITUNGAN 28

PTKP
4. Pak Rheman dan Bu Mhenar adalah sepasang suami istri dengan 2 anak. Bu Mhenar
memilih untuk memiliki NPWP sendiri dan menjalankan kewajiban perpajakannya
terpisah dari suami. Apakah status Pak Rheman dan Bu Mhenar dalam SPT masing-
masing? Berapa PTKP nya?

Untuk Pak Rheman :


Status = K/2
PTKP = 67.500.000

Untuk Bu Mhenar :
Status = TK/0
PTKP = 54.000.000
SPT
Surat Pemberitahuan

adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan


untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Jenis-jenis SPT

SPT Tahunan : adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun


Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
Contoh : SPT Tahunan PPh Badan / Orang Pribadi

SPT Masa : adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.


Contoh :
 SPT Masa PPh Pasal 21/26
 SPT Masa PPh Pasal 22
 SPT Masa PPh Pasal 23/26
 SPT Masa PPh Pasal 25
 SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2)
 SPT Masa PPh Pasal 15
 SPT Masa PPN
31

Contoh SPT PPh Badan


32

Contoh SPT PPN


33

Contoh SPT PPN


Batas Waktu Penyampaian SPT

SPT Tahunan : Orang Pribadi paling lama 3 (tiga) bulan setelah


akhir Tahun Pajak.
Badan paling lambat 4 (empat) bulan setelah akhir
Tahun Pajak.

SPT Masa : PPh paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir
Masa Pajak.
PPN paling lama akhir bulan berikutnya.
Cara Penyampaian SPT

Disampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak atau secara


elektronik
(WP menerima tanda bukti dan tanggal penerimaan)

Disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat


(Tanda bukti dan tanggal pengiriman dianggap sebagai tanda bukti dan
tanggal pelaporan)

Atau melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Ditjen
Pajak

Pasal 6 UU KUP jo. KEP-518/PJ./2000


Batas Waktu Pembayaran

 PPh Pasal 21/26 : tanggal 10


bulan berikutnya
 PPh Pasal 22 : hari berikut
setelah pajak dipungut
 PPh Pasal 23/26 : tanggal 10 bulan
berikutnya
 PPh Pasal 25 : tanggal 15 bulan
berikutnya
 PPh Pasal 4 ayat (2) : tanggal 15 bulan
berikutnya
 PPh Pasal 15 : tanggal 10 bulan
berikutnya
 PPh Final PP 46 (PP 23) : tanggal 15 bulan
berikutnya
 PPN : akhir bulan berikutnya, sebelum lapor SPT
Cara Membayar Pajak

1. Online Banking
2. Menyetor lewat teller Bank / Kantor Pos
3. Layanan Pihak Ketiga

Menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi


lainyang ditentukan Ditjen Pajak
KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK

 Wajib Pajak WAJIB membayar pajak yang terutang


berdasarkanketentuan perundang-undangan perpajakan, dengan
tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.

 Jumlah terutang pada SPT = jumlah terutang menurut Undang-


Undang

 Jika DJP mendapatkan bukti bahwa jumlah tersebut tidak benar,


maka DJP menetapkan jumlah Pajak Terutang.
SKP
SURAT KETETAPAN PAJAK
 SKPKB (SKP Kurang Bayar)
 SKPKBT (SKP Kurang Bayar
Tambahan)
 SKPLB (SKP Lebih Bayar)
 SKPN (SKP Nihil)
PENAGIHAN PAJAK

Dasar Penagihan Pajak :


 Surat Tagihan Pajak
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
 Surat Keputusan Pembetulan
 Surat Keputusan Keberatan
 Putusan Banding
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah

Pasal 18 ayat (1) UU KUP


Pembukuan & Pencatatan
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan.

Kecuali WP OP dengan omzet di bawah 4,8M. Tidak wajib


pembukuan, tapi tetap wajib melakukan pencatatan
Pembukuan
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk mengumpulkan DATA dan INFORMASI KEUANGAN yang
meliputi :
 harta,
 kewajiban,
 modal,
 penghasilan dan biaya,
 serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan
laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.

Pasal 1 ayat 29 UU KUP


Pencatatan
Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara
teratur tentang :
 peredaran atau penerimaan bruto dan/atau
 penghasilan bruto
sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang,
(termasuk penghasilan yang bukan objek pajak
dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.)
WAKIL & KUASA
Dalam menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili
dalam hal:
a. badan oleh pengurus;
b. badan yang dinyatakan pailit oleh kurator;
c. badan dalam pembubaran oleh orang atau badan yang ditugasi
untuk melakukan pemberesan;
d. badan dalam likuidasi oleh likuidator;
e. suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya,
pelaksana wasiatnya atau yang mengurus harta peninggalannya; atau
f. anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan
oleh wali atau pengampunya
WAKIL & KUASA

Dalam melaksanakan hak dan/atau memenuhi kewajiban perpajakan


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
Wajib Pajak dapat menunjuk seorang kuasa, dengan persyaratan sbb :
• memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
• telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Tahun Pajak terakhir;
• menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; dan
• memiliki Surat Kuasa Khusus dari Wajib Pajak yang memberi kuasa
dengan format sesuai peraturan yang berlaku.

PMK-22/PMK.03/2008
Kuasa
Jika kuasa bukan konsultan pajak, persyaratan “menguasai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan” dibuktikan dengan
kepemilikan sertifikat brevet atau ijazah pendidikan formal di bidang
perpajakan yang diterbitkan oleh Perguruan tinggi negeri atau swasta
dengan status terakreditasi A, sekurang-kurangnya tingkat Diploma III
yang dibuktikan dengan menyerahkan fotokopi sertifikat brevet atau
ijazah.
Jika kuasa adalah konsultan pajak, persyaratan “menguasai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan” dibuktikan dengan
kepemilikan Surat Izin Praktek Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan dan menyerahkan
fotokopi Surat Izin Praktek Konsultan Pajak yang dilengkapi dengan
Surat Pernyataan Sebagai Konsultan Pajak dengan format sebagaimana
peraturan yang berlaku.
PMK-22/PMK.03/2008
PENAGIHAN PAJAK
Dasar Penagihan Pajak :
 Surat Tagihan Pajak
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
 Surat Keputusan Pembetulan
 Surat Keputusan Keberatan
 Putusan Banding
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah
48

ALUR PENAGIHAN

21 hari 14 hari

Surat
Surat Surat
Penagihan Sita Lelang
Teguran Paksa
Pajak

1 bulan + 7 hari 2 x 24 jam


THANKS
v BY MUJIYATI
M. ARIS

Anda mungkin juga menyukai