Anda di halaman 1dari 14

Manajemen Stunting di Masa

Pandemi COVID-19

Disampaikan dalam rangka peningkatan


kapasitas bunda PAUD Kota Magelang

oleh : Heniyuniarti, S.Kep. MPH


Seksi Kesehatan Keluarga & Gizi Dinas Kesehatan Kota Magelang
Selasa, 28 September 2021
Apa itu Stunting?

Penyebab atau Faktor Risiko


YANG AKAN
DIBAHAS
Akibat Stunting

Pencegahan
PREVALENSI STUNTING DI INDONESIA
2019
Prevalensi Stunting di Indonesia
Prevalensi stunting  27,67%
36,8 37,2
34,6
40 30,8 Persebaran Stunting di Pulau Jawa Tahun 2019
30
27.2
Prevalensi

30 25,7 26,8
20 23,4
25 19,9 21,1
20

Prevalensi
10
15
0 10
2007 2010 2013 2018
5
Tahun
0
Sumber: Riset Kesehatan DKI Banten Jawa Jawa Jawa DIY
Dasar (RISKESDAS) 20181 Jakart Barat Tenga Timur
a Provinsih
Sumber: Studi Status Gizi Balita
di Indonesia Tahun 20192

1. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Laporan Penelitian. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2018.
2. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Akhir Penelitian Studi Status Gizi Balita di Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;
2019.
Stunting  kondisi dimana
balita memiliki panjang atau
tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur1

1. Kementerian Kesehatan RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi; 2018.
2. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Laporan Penelitian. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2018.
3. Maternal and Child undernutrition: global and regional exposures and health consequences. RE Black et al, for the Maternal and Child Undernutrition Study. The Lancet .
PENYEBAB
Penelitian di India didapatkan hasil bahwa, Praktek Pemberian
MP-ASI merupakan prediktor paling signifikan terjadinya
stunting pada anak usia 2 tahun (Aguayo, 2016).
Systematik review tentang kebiasaan pemberian MP-ASI di Asia
Selatan. Didapatkan hasil bahwa, hanya 17,1% bayi diberi makan
MP-ASI yang mengandung sumber protein daging, ikan, unggas
dan / atau telur (Aguayo, 2017)
Hasil penelitian systematic review, menyimpulkan bahwa
penyediaan MP-ASI yang baik terutama dari bahan hewani
dapat meningkatkan Skor Z PB/U dan BB/U secara signifikan
pada anak kurang dari 2 tahun (Lassi 2013).
PENYEBAB
Penelitian di Afrika menunjukkan bahwa anak-anak yang
mempunyai risiko stunting mempunyai masalah dalam hal
kecukupan asam amino esensial seperti tryptofan dan lisin yang
terbatas pada dietnya (Nus 2011).
Penelitian pada anak balita di Malawi didapatkan hasil bahwa 9
asam amino esensial didalam serum darah anak-anak stunting
ternyata sangat rendah (Semba et al 2016).
DAMPAK STUNTING

Jangka Jangka
Pendek Panjang Postur tubuh yang tidak
optimal saat d ewasa

Peningkatan kejadian
kesakitan dan
kematian
Menurunnya Meningkatnya risiko
Perkembangan kesehatan obesitas dan
kognitif, motorik, dan reproduksi penyakit
verbal pada anak lainnya
tidak optimal

Peningkatan biaya
kesehatan Kapasitas belajar Produktivitas kerja
kurang optimal tidak optimal

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi;
PENCEGAHAN STUNTING
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pemberian makanan tambahan  kacang hijau, telur, ikan, susu, serta sayur dan buah 
dapat dibuat oleh kader posyandu
Perbaikan Gizi Masyarakat
Berbasis Pangan Lokal

Pemanfaatan halaman rumah atau ruang terbuka di lingkungannya untuk menanam


sayur,buah, tanaman obat, maupun beternak ikan, ayam ataupun jenis ternak lainnya 
mengurangi pengeluaran untuk konsumsi pangan dan meningkatkan konsumsi energi
dan protein

Kawasan Rumah Pangan


Lestari (KRPL)
Kelompok yang dibentuk secara khusus untuk melakukan pengolahan makanan, industri
kreatif berupa kerajinan, atau seperti KRPL  mendukung ekonomi keluarga dan
peningkatan konsumsi pangan berkualitas

Kelompok Wanita
Tani
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Program untuk membagikan bibit kepada masyarakat desa  bibit sayuran, buah,
ikan, dan ayam  mendukung ketahanan dan keamanan pangan desa.
Bantuan Pangan
Non Tunai

Pemantauan Gizi

Pelatikan Kesehatan
Bagi Kader
Masyarakat
Pengarusutamaan Gender

Sumber: Candarwani dan Rahayu. Tantangan Pencegahan Stunting Pada Era Adaptasi Baru “New Normal” Melalui Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten
Pandeglang. JKKI, Vol. 09, No. 03 September 2020
PENCEGAHAN STUNTING
• Posyandu Keluarga • Kader
• Gerakan Penanggulangan Gizi Buruk dan
• Perangkat
Kurang
• Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, dan
Dusun
Komunikasi antara pendamping desa, • Perangkat Desa
kader, bidan desa, Puskesmas • Petugas
dengan masyarakat Kesehatan
• Pembuatan acara lomba balita sehat
(online dan offline)
• Media informasi
Himbauan kepada kepala keluarga untuk
(leaflet, poster,
menyisihkan pendapatan sesuai dengan vlog, film
kemampuan untuk posyandu keluarga pendek)
Semoga bermanfaat & Maturnuwun

Anda mungkin juga menyukai