SEPSIS
Telaah : Pasien laki-laki berusia 53 tahun datang ke IDG RS Royal Prima dengan keluhan demam ± sudah 1
minggu ini dan demam naik turun. Pasien datang dengan terlihat pucut, lemas,nafsu dan makan menurun. Luka borok
pada kaki kanan dalam 2 minggu ini, luka terasa nyeri (+), pus (+), bau (+). TD : 98/59 mmHg dan kesadaran pasien
menurun. T : 38ºC, HR = 100 x/I, RR = 24 x/i. Pasien merupakan pasien post covid ± 1 bulan yang lalu. Pasien sudah
memiliki riwayat Diabetes Militus selama 12 tahun dan pernah mengalami luka pada sebelah kiri tetapi sudah kering. Istri
pasien berkata kalau luka padi kaki kanan di dapat pada saat pasien isolasi sendiri. Setelah luka semakin melebar tidak
berapa lama pasien demam dan kesadaran pasien menurun. KGD random saat pasien datang = 322
Riwayat Penyakit Terdahulu : Diabetes Militus tipe 2 sudah 12 tahun & Stroke sudah 6 bulan ini
Berat Badan : 45 kg
- Jantung
- Thorax
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Depan
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Perkusi :Pekak,batas jantung kesan
Palpasi : Stemfremitus kiri=kanan normal
Perkusi : Sonor (kedua lapang paru) Auskultasi : BJ I/II = Murni regular,
Auskultasi : Vesikuler Tidak ada suara tambahan
Belakang - Abdomen
DIABETIC
No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Metode
1 Glukosa ad random 322 mg/dL <200
ELEKTROLIT
No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Metode
1 Natrium 131.4 mEq/L 135-145
2 Kalium 4.13 mEq/L 3.2-5.5
3 Chlorida 108.2 mEq/L 97-110
LIVER FUNCTION
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Metode
Albumin 1.15 g/dl 3.0-5.0
RENAL FUNCTION
No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Metode
1 Ureum darah 23 mg/dL 15-38
2 Kreatinin 0.85 mg/dL 0.55-1.30
HEPATITIS
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Metode
HBs Ag Non Reactive Non Reactive
Diagnosa Kerja • Sepsis + Diabetes Milutus 2 dengan Ulkus Diabetikum Pedis
Dekstra
S O A P
S O A P
S O A P
S O A P
-Lemas (+) -Ivfd RL 20 gtt /
TD :98/70 mmHg Sepsis+Diabetes
-Nyeri pada kaki (-) Milutus 2 dengan menit
-Sesak (+) HR : 96 x/i Ulkus Diabetikum -Ivfd Metronidacole
-Luka di bokong Pedis Dekstra 1 fls/8 jam
bertambah banyak RR : 26 x/i - Inj Ceftrioxone 1
- Pasien tidak selera gr/12 jam
makan dan minum T :35,3ºC - Oksigen 6-10 L/
- BAB (-) sudah 2 hari menit via
SpO2: 84%
-BAK (+) sungkup
- Novarapid 3*8 unit
(DM)
- Lantus 1*10 unit
(diberikan malam
hari)
Diagnosis Akhir
Sepsis+Diabetes Milutus 2 dengan Ulkus Diabetikum Pedis Dekstra
Resume
Pasien laki-laki datang ke RS dengan penurunan kesadaran yang dialamin SMRS. Pasien juga
demam yang dialami sudah seminggu dan demam naik turun. Terdapat luka borok pada kaki
kanan pasien yang sudah terjadi ± 2 minggu ini dan luka setiap hari semakin melebar dan
menghitam dan juga nyeri, bau dan mengeluarkan pus. Pasien memiliki Riwayat Diabetes
Militus tipe 2 sudah 12 tahun ini dan mengkonsumsi obat Glimepirid fan Metformid sudah 8
tahun. Pasien juga menderita stroke sudah 6 bulan ini. Pasien merupakan pasien rawat Post
Covid yang sudah sembuh ± 2 minggu SMRS.
Pada pemeriksaan fisik pasien didapati TD : 98/59 mmHg, suhu tubuh pasien 38ºC, nadi
100 x/menit, nafas 24 x/menit. Pada pemeriksaan laboratprium didapati Hb rendah, leukosit
meningkat, hematokrit rendah, eritrosit rendah, neutrophil meningkat, dan limfosit meningkat.
Dan pada pemeriksaan Glukosa random didapati hasil 322 (meningkat). Pada pemeriksaan
foto pedis kanan tampak lesi focal bony lisis pada distal os metatarsal 4,5 dan tampak soft
tissue awelling disertai gas formation sisi lateral.
SEPSIS
Tinjauan Pustaka
Defenisi
Sepsis didefenisikan sebagai sebagai disfungsi organ yang disebabkan infeksi atau hipoperfusi
dengan 2 atau lebih kriteria SIRS. SIRS ditegakan dengan kondisi-kondisi berikut :
1. Temperatur > 38,0ºC atau < 36,0ºC
2. Heart rate > 90 x/menit
3. Respiratory rate >20 x/menit
4. PCO2 < 32 mmHg
5. Leukositosis >12.000/mm²
6. Leukositopenia < 4000/ mm²
Syok septic didefenisiskan sebagai gagal sirkulasi akut setelah tantangan cairan kristaloid,
yang tidak bisa dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Lebih lanjut gagal sirkulasi akut
didefenisiskan sebagai hipotensi arterial persisten (SBP < 90 mmHg), MAP < 60 atau
penurunan SBP > 40 mmHg dari baseline walaupun telah mendapatkan resusitasi cairan
secara adekuat.
Etiologi
• Sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus, parasit, dan jamur
• Penyebab terbesar adalah bakteri gram
negatif dengan presentase 60%-70% kasus
• Produk yang berperan adalah lipopolisakarida
(LPS) yang merupakan membran terluar dari
bakteri gram negatif
Patofisiologi
Stimulus mikrobiologi
Resiko terjadinya infeksi
(bakteri,virus,jamur,parasit
Endotoksin berikatan
Menghasilkan dengan lipopolisakarida
endotoksin binding protein
SIRS
Gejala Klinis
Perjalanan sepsis akibat
bakteri diawali oleh proses
infeksi yang ditandai dengan
Sepsis dimulai dengan tanda klinis
bakteremia
respons inflamasi sistemik
• Demam
systemic inflammatory • Takikardia
response syndrome • Takipnea
(SIRS) • Leukositosis
• Hipotensi pada kondisi vasodilatasi
perifer (renjatan septik hiperdinamik
sepsis atau “hangat”, dengan muka
kemerahan dan hangat yang
menyeluruh serta peningkatan
sepsis berat
curah jantung), atau
• vasokonstriksi perifer (renjatan
syok sepsis septik hipodinamik atau “dingin”
dengan anggota gerak yang biru
atau putih dingin)
Multiple organ dysfunction
syndrome (MODS)
Perbandingan Kriteria Diagnostik
Sepsis
Lama Baru
SIRS Takikardi (>90x/menit) Tidak ada istilah Tidak ada istilah SIRS
SIRS
Takipnea (>20x/menit)
Temperatur (<36ºC atau >38ºC)
Leukositosis >12.000 µL-1 atau leukopeni
<4.000 µL-1
Sepsis SIRS + fokal infeksi Suspek atau dengan
infeksi +
2 dari 3 tanda qSOFA
Tekanan darah sistol ≤
100 mmHg
Laju pernapasan
≥22x/menit
Penurunan kesadaran
(GCS ≤13)
Atau peningkatan skor
SOFA ≥ 2
Sepsis berat Sepsis + disfungsi organ Tidak ada istilah Tidak ada istilah sepsis berat
Sepsis Bera
Laktat > 2 mmol/L
Kreatinin > 2 mg/dL
Bilirubin > 2 mg/dL
Trombosit < 100.000 µL
Koagulopati (INR >1,5)
Syok sepsis Sepsis + hipotensi Sepsis +
Setelah mendapatkan cairan yang adekuat Vasopresor untuk
mencapai MAP >65
mmHg +
Laktat >2 mmol/L
setelah mendapatkan
cairan resusitasi
adekuat
Diagnosis Sepsis
Kriteria SIRS dan Sepsis
1. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), memiliki dua atau lebih :
– Suhu tubuh > 38°C atau < 36°C
– Denyut jantung > 90 kali/menit
– Ratio pernafasan >20 x/ menit pada pasien dengan ventilasi spontan,
dengan PaCO2 < 32
– Hitung leukosit > 12000 sel/mm3, atau < 4000 sel/mm3, atau > 10% sel
imatur dalam SADT.
2. Sepsis : SIRS dengan ditegakannya fokus infeksi yang jelas.
3. Severe Sepsis : Sepsis yang berhubungan dengan disfungsi organ dan
hipoperfusi.
4. Septic Shock, severe sepsis yang:
• Tidak responsif terhadap resusitasi cairan intravena
• Membutuhkan agen inotropik ataupun vasopresor untuk mempertahankan
tekanan darah sistol.
• Kriteria klinis pasien sepsis dapat diketahui dengan menggunakan skor
Seguential (Sepsis-Related) Organ Failure Assessment (SOFA).
• Skor SOFA dirasa lebih mudah untuk dimengerti dan sederhana. Apabila
pasien yang mengalami infeksi didapatkan Skor SOFA ≥ 2 maka sudah tegak
diagnosis sepsis.
• Selain itu, qSOFA juga bisa dipakai apabila tes labatorium belum ada dan
dinyatakan positif apabila terdapat 2 dari 3 kriteria.
Penatalaksanaan
• Pengukuran Kadar Laktat
• Kultur Darah
• Antibiotik Spektrum Luas
• Cairan Intravena
• Pemberian Vasopresor
Komplikasi
Kemungkinan mengembangkan komplikasi sepsis berat dapat bergantung pada
jenis infeksi dan lokasinya. Pasien septik dengan infeksi saluran pernapasan
berisiko lebih tinggi mengalami disfungsi organ pernapasan, termasuk komplikasi
seperti sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Pada kasus sepsis berat yang serius, otak dapat mengalami cedera sebagai
komplikasi dari sepsis. Selama sepsis berat, otak sering menjadi organ pertama
yang gagal dan hingga 70% pasien sepsis mengalami gangguan fungsi otak
sebagai akibat dari reaksi imun.
Prognosis
Sebelum perawatan intensif modern, sepsis dan syok septik sangat mematikan,
dengan infeksi yang menyebabkan gangguan organ vital. bahkan dengan
perawatan intensif, angka kematian nosokomial untuk syok septik sering melebihi
80%.