Anda di halaman 1dari 23

International Body Of Risk Management Of Islamic Banks

Manajemen Risiko
Dosen Pengampu: Hasan Al Banna, SEI., M.E

Disusun Oleh :

1. Muhamad Akbar Kurniawan 19108020018


2. Nike Diah Elvy Ramadhani19108020034
3. Tri Suryo Bimo Hari Saputro 19108020055
Basel Accord

Rangkaian dari tiga perjanjian regulasi perbankan berurutan (Basel I, II, dan III) yang ditetapkan
oleh Basel Committee on Bank Supervision (BCBS).
Basel Accord dikembangkan selama beberapa tahun dimulai pada 1980-an. BCBS didirikan pada
1974 sebagai wadah kerjasama rutin antar negara anggotanya dalam hal pengawasan
perbankan. Dua tujuan fundamental dari the Basel Committee on Banking Supervision (BCBS)
adalah untuk memperkuat kerangka dasar budaya (soundness) dan stabilitas atas sistem
perbankan internasional.

Basel Accord mengacu pada serangkaian tiga pertemuan regulasi perbankan internasional yang
menetapkan persyaratan permodalan dan pengukuran risiko bagi bank-bank global.
Memastikan bahwa lembaga keuangan memiliki modal yang cukup untuk memenuhi kewajiban
mereka dan juga menyerap kerugia yang tidak terduga.
Basel Accord

1 Basel I

2 Basel II

3 Basel III
1 Basel I
Menciptakan adanya metodologi standar untuk menghitung kebutuhan
modal bank berdasarkan risiko yang dihadapi bank .
Sejarah Munculnya

1.serangkaian kegagalan beberapa bank internasional


antara tahun 1970 – 1984.
2. Fenomena kegagalan beberapa bank multinasional
berskala besar memberikan warning kepada regulator
perbankan di berbagai Negara.
Basel I 3. pada tahun 1980, gubernur bank sentral negara G-10
mengadakan pertemuan di Basel untuk mendiskusikan
pentingnya kecukupan modal (capital adequacy).
Regulasi Basel I

2. Bank harus memiliki modal yang


1. Basel I fokus pada penguatan modal
mampu menyerap potensi kerugian
perbankan agar dapat menyerap yang muncul dari risiko kredit:
Menggunakan konsep risk based

Ba
1
potensi kerugian bank dan mencegah

l
se

se
weighting dimana setiap debitur

Ba

1 l
terjadinya risiko sistemik dikelompokkan dalam lima kategori
yang masing-masing memiliki bobot
risiko berbeda.

Basel 1

3. Rasio CAR yang ditetapkan dalam Basel I adalah 8%. Rasio


minimal 8% tersebut merupakan rekomendasi BCBS, sedangkan
regulator masing­masing negara dapat saja menetapkan CAR lebih
tinggi dari 8%.
Amandemen Basel I tahun 1996

Mengamandemen Basel I dengan menambahkan perhitungan Risiko Pasar yang


dapat timbul dari eksposur bank pada forex, surat utang yang diperdagangkan,
ekuitas, komoditas dan options.

Perhitungan Risiko Pasar dilakukan dengan menggunakan Metode Standart dan


Internal Model.

Menambahkan komponen Modal (Tier 3) dalam definisi Modal.


Sebelum Amandemen
 
CAR =

Sesudah Amandemen
 
CAR =
2
Basel II
Pada basel I,bank harus menyediakan kecukupan modal untuk menutup risiko kredit dan risiko pasar,
maka pada basel II kebutuhan modal ditambah dengan kebutuhan modal untuk menutup risiko
operasional. Pada Basel II terdapat konsep baru yang disebut dengan sistem 3 Pilar, yaitu ;
1.Pilar 1 kecukupan penyediaan modal minimum (Minimum Capital Requirements)
2.Pilar 2 proses pengawasan implementasi manajemen risiko bank (Supervisory Review Process)
3.Pilar 3 disiplin pasar atau ketentuan mengenai keterbukaan informasi (Market Discipline)

Basel II Bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem keuangan, dengan menitikberatkan
pada perhitungan permodalan yang berbasis risiko, supervisory review process, dan market discipline.
Pilar 1 Minimum Capital Requirements

Pilar 1 Basel II merupakan pengembangan dari Basel I tahun 1988, yang


mengatur tentang perhitungan modal minimum untuk menutup risiko kredit,
risiko pasar, dan risiko operasional. Bank harus memelihara modal yang cukup
untuk mendukung aktivitas risk taking.

 
CAR = x100% = Minimum 8%
Pilar 2 (Supervisory Review Process)

Proses review dari pengawas bank atau regulator atas metode pengukuran internal
yang dilaksanakan oleh bank, untuk menentukan kecukupan modal bank menutup
risiko kredit, pasar, dan operasional.
Mengatur risiko dan kebutuhan modal yang tidak termasuk dalam pilar 1 seperti
risiko suku bunga pada portofolio banking book, risiko konsentrasi kredit,
implementasi manajemen risiko bank atas pengelolaan risiko likuiditas, risiko
reputasi dan risiko lainnya, serta ketentuan mengenai pelaksanaan stress test agar
bank mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi krisis.
Pilar 3 (Market Discipline)

Pilar 3 mencakup kebutuhan atas public disclosure yang harus dilaksanakan bank.
Ketentuan keterbukaan bank dalam menguraikan mekanisme governance internal
dan eksternal untuk membantu pemegang saham, analisis pasar dan masyarakat
dalam menilai praktik implementasi manajemen risiko pada bank, dan
meningkatkan transparansi khususnya dalam hal kualitas portofolio aset bank, dan
kondisi profil risiko bank. Bank harus mengungkapkan berbagai informasi untuk
mendorong mekamisme pasar sehingga dapat mendukung fungsi pengawasan
bank. .
Pendekatan Perhitungan Modal Resiko Kredit Pada Basel II

Standardized Approach

Risk Weighted Asset (RWA) digunakan sebagai dasar untuk menghasilkan suatu Persamaan nilai
Asset (Asset Equivalent). Bobot risiko pada metode pendekatan Standardized Apporach (Risk Weight)
diberikan untuk kelas asset. Jika public credit grading tersedia dari lembaga rating, credit grade ini dapat
dimasukkan dalam standardized approach. Basel II memperbolehkan bobot risiko dihasilkan tergantung dari
peringkat risiko yang dikeluarkan oleh lembaga rating tersebut. Namun, rating yang dikeluarkan oleh
lembaga ratingtersebut harus sesuai dengan standard yang ditetapkan oleh Basel Committee.

Internal-Rating Based Approach

Teori internal rating-based approach (IRB) dapat dipresentasikan dalam satu pendekatan. Namun,
dalam prakteknya terdapat 2 pendekatan yang mempunyai beberapa fitur yang sama, tetapi
diimplementasikan dengan cara yang berbeda. IRB Approach terbagi menjadi dua pendekatan :
a) Foundation IRB approach
b) Advanced IRB approach
Perbandingan

Basel I Basel II

1. Fokus pada pengukuran 1. Fokus diperluas menjadi


risiko kredit dan risiko risiko kredit, risiko pasar,
pasar trading book. dan risiko operasional.
2. Pendekatan perhitungan 2. Fokus pada metode
kebutuhan modal untuk internal pada
menutup risiko kredit pengukuran risiko,
relatif sederhana, dan walaupun tetap
dinilai kurang sensitif menyediakan metode
terhadap risiko. perhitungan dengan
3. Menggunakan satu metode standar.
ukuran untuk semua 3. Pendekatan internal
risiko yang dihadapi memang lebih
bank, dan kebutuhan kompleks, namun
modal yang sama memiliki tingkat
digunakan untuk berbagai sensitivitas yang lebih
jenis dan ukuran bank. tinggi terhadap risiko.
4. Penggunaan metode
internal bersifat
fleksibel dan dilakukan
sesuai dengan
kebutuhan bank.
3
Basel III
Fokus Basel III

Perubahan Pada Permodalan Pengendalian Risiko Likuiditas Bank

Memperluas cakupan risiko pasar


•Modal yang dapat diperhitungkan pada
Liquidity Coverage Ratio (LCR)
perhitungan CAR (capital adequacy
untuk pengendalian risiko
ratio), yaitu modal tier 1 sekarang lebih Mengubah/menambahkan
metode perhitungan kebutuhan likuiditas jangka pendek dan Net
banyak mengandalkan modal equity, dan
modal untuk menutup risiko Stable Funding Ratio (NSFR)
membatasi penggunaan modal quasi
pasar trading book secara
equity (hybrid capital). untuk pengendalian risiko
internal.
•Bank harus menyediakan cadangan likuiditas jangka panjang.
modal yang disebut dengan buffer
sehingga nantinya minimum CAR naik
melebihi dari yang ditetapkan
sebelumnya, yaitu 8%.
•Perhitungan leverage ratio yaitu modal
dibagi dengan total aset (on dan off
balance sheet).
4
Islamic Financial Service Board (IFSB)
Sebuah lembaga internasional yang dibentuk untuk merumuskan masalah infrastruktur keuangan Islam dan standar
keuangan Islam untuk meningkatkan tingkat kesehatan dan stabilitas industri jasa keuangan syariah (JKS) dengan
mengeluarkan standar kehati-hatian yang bersifat global..

•IFSB turut berperan juga dengan mengeluarkan pedoman baru untuk melengkapi Basel III tersebut agar standar-
standar yang diserap perbankan syariah sesuai dengan ajaran dan prinsip syariah.
•Keberadaan IFSB sangat strategis, untuk menstandarisasi perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah di
negeri ini sehingga standar operasi dan produknya sama secara internasional. Juga dapat dijalin kerja sama antar
lembaga keuangan syariah di dunia
Standar IFSB terkait Manajemen Risiko

Credit Risk (Risiko Kredit) EquMarket Risk (Risiko Pasar)

Equity Investment Risk (Risiko Liquidity Risk (Risiko


Investasi Ekuitas) Likuiditas)

Operasional Risk (Risiko Operasional


Rate of Return Risk (Risiko
Tingkat Return)
Referensi

Ikatan Bankir Indonesia. 2015. Manajemen Risiko 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ikatan Bankir Indonesia. 2015. Manajemen Risiko 2. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Novi Yushita, Amanita. 2008. Implementasi Risk Management Pada Industri Perbankan Nasional. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia Vol. Vi No. 1.
Maski, Ghozali. 2011. Implementasi Basel 1 Terhadap Tata Kelola Permodalan dan Risiko Kredit Perbankan di Indonesia.
Jurnal Aplikasi Manajemen. 9(3)
Fasa Muhammad Iqbal. 2016. Manajemen Resiko Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam .
1(2)
Solissa, Dian Nuriyah. Kesiapan Perbankan Syari’ah di Indonesia Dalam Penerapan Liquidity Coverage Ratio Basel III.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 1(2)
Suryanto, Dadang Agus. 2019. Pertumbuhan Kredit di Indonesia: Sebuah Analisis Kepatuhan Bank Terhadap Implementasi
Basel Accord I – III . Jurnal Akuntansi Riset. 11(2)
Ramadiyah, Riski. 2014. Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah atas Transaksi Usaha Masyarakat. Jurnal
Kewirausahaan. 13(2)
Departemen Penelitian Dan Pengaturan Perbankan OJK. 2016. Kerangka Basel III: The Net Stable Funding Ratio (NSFR).
Consultative Paper
Kesma IBEC FEB UI. 2021. Rangkuman Manajemen Risiko Perbankan Islam.
Yushita, Amanita Novi. 2008. Implementasi Risk Management Pada Industri Perbankan Nasional. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia. Program Studi Pendidikan Akuntansi Unversitas Negeri Yogyakarta
Rahma, Aidia dkk. 2018. Konsep Dasar Bank Syariah. Universitas Negeri Jakarta. Makalah
Aryani Wulandari Citra dan Sari Lia Estika. Islamic Financial Service Board (IFSB) .
PT. Bank Syariah Indonesia, Tbk. 2021. Kebijakan Manajemen Risiko
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Sejarah Standar Basel. https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/implementasi-
basel/Pages/Road-Map.aspx. Diakses pada 16 September 2021.
Islamic Financial Services Board. 2020. Defining New Standards in Islamic Finance. https://www.ifsb.org/. Diakses pada 16
September 2021
Yushita, Amanita Novi. (2008). Implementasi Risk Management Pada Industri Perbankan Nasional. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia. Vol. VI No 1. Hal 75-86.
THANK YOU
Mohon Maaf Apabila Ada Kekurangan Atau Kesalahan

Anda mungkin juga menyukai