3) DInamika EDIT
3) DInamika EDIT
MASSA Satuan SI
(m) Skalar kilogram (kg)
m1 a1
m2 a2
•Beberapa Jenis Gaya/ Macam Gaya
1.Gaya Berat
Gaya berat yaitu: gaya yang bekerja pada
suatu benda akibat bendaersebut berada dalam
pengaruh gravitasi bumi.
Secara matematis dapat dirumuskan:
W = m.g
W = gaya gravitasi (N)
m = massa benda (kg)
g = gaya grafitasi
W
1.Gaya Normal
Gaya Normal yaitu: gaya yang dikerjakan oleh bidang pada benda apabila
benda tersebut menekan bidang, arah gaya normal selalu
tegak lurus dengan permukaan bidang.
Contoh:
N
1.Gaya Tegangan Tali
Gaya gesekan tali adalah: gaya yang dikerjakan oleh tali terhadap
sebuah benda yang diikat dengan tali tersebut.
Contoh:
m
T
T
T
m
m
Gaya Gesekan
Gaya gesek yaitu: suatu gaya yang
bekerja abtara
dua permukaan yang bersentuhan
dan bersifat
melawan kecenderungan gerak
benda.
Hukum I Newton
Jika resultan gaya yang bekerja pada benda = 0, maka benda
tsb tidak mengalami perubahan gerak. Artinya jika diam
tetap diam, jika bergerak lurus beraturan, tetap lurus
beraturan.
Disebut hukum inersia sebab menyatakan bilamana resultan
gaya=0, benda cenderung mempertahankan keadaannya
(inert).
Sebenarnya keadaan diam dan gerak lurus beraturan
tidaklah berbeda, dua-duanya tidak memerlukan adanya
gaya resultan yang sama dengan NOL.
Perlu diingat, gaya bersifat vektor, jadi resultannya dilakukan
penjumlahan secara vektor.
CONTOH
Sebuah benda bermassa 40 kg ditarik melalui
katrol sehingga memiliki posisi seperti Gambar
Jika sistem itu diam maka berapakah gaya F!
Penyelesaian
Benda yang bermassa
akan memiliki berat.
w = m g = 40 .10 = 400 N
2. Balok bermassa 20 kg berada di atas bidang miring
licin dengan sudut kemiringan 30O. Jika Ucok ingin
mendorong ke atas sehingga kecepatannya tetap
makaberapakah gaya yang harus diberikan oleh
Ucok?
HUKUM II NEWTON
PERCEPATAN PADA SEBUAH BENDA SEBANDING DENGAN
RESULTAN GAYA YANG BEKERJA PADA BENDA TERSEBUT
a F
F ma
Fx max Fy ma y Fz ma z
SATUAN GAYA : NEWTON (N)
1 N 1 kg m s -2 1 N = 105 DYNE
1 dyne 1 g cm s 2 1 N = 0.225 LB
1 lb 1 slug ft s 2
Hukum III Newton
Faksi = -Freaksi
Gaya yang dikeluarkanatlet untuk mengangkat
beban keatas menyebabkan timbulnya gaya ke
bawah.
BUMI
BUMI
Sebuah gerobak ditarik oleh kuda. Kuda memberikan gaya tarik pada
gerobak sebagai reaksinya gerobak menarik kuda dengan gaya sama besar
tapi berlawanan arah. Akibatnya resultan gaya = 0. Akan tetapi mengapa
gerobak bisa bergerak dari keadaan diam? Apakah ada yang salah dalam
jalan pikiran yang diuraikan tsb?
JENIS-JENIS GAYA
1. Gaya Berat
Jadi,
gaya berat (w) yang dialami benda besarnya sama dengan
perkalian antara massa (m) benda tersebut dengan percepatan
gravitasi (g) di tempat itu. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut.
w=m×g
Keterangan :
w : gaya berat (N)
m : massa benda (kg)
g : percepatan gravitasi (ms-2)
2. Gaya Normal
Gaya normal = gaya tegak lurus permukaan
a
N
N
N
W
Gaya normal bisa tak
segaris dengan W
N
W
W
Gaya normal F
bisa sama Gaya normal bisa
dengan gaya lebih besar dari W
berat W W
Gaya normal bisa
tegak lurus W
3. Gaya Tegangan Tali
T
Gaya tegangan tali adalah: gaya
yang dikerjakan oleh tali m
terhadap sebuah benda yang
diikat dengan tali tersebut
m T
T
m
4. Gaya Gesek
Gaya gesek statik dan kinetik (empiris):
› Bergantung pada sifat permukaan yang saling bersentuhan
Fs,max = μs N
F
dengan μs : koefisien gesek statik fGesekan
Gaya gesek kinetik
Umumnya besarnya bergantung kecepatan
Untuk kecepatan tak terlalu tinggi: konstan
fk =μk N
W
besar gaya gesek statis maksimun dengan
persamaan:
fsmak = s . N
fsmak
= gaya gesek statis maksimum (N)
s = koefisien gesek statis. Nilai koefisien ini selalu lebih besar
dibanding nilai koefisien gesek kinetis (tanpa satuan)
N = gaya normal yang bekerja pada benda (N)
. Sebuah buku bermassa 200 gram berada di atas meja yang
memiliki koefisien gesek statik dan kinetik dengan buku
sebesar 0,2 dan 0,1. Jika buku didorong dengan gaya 4 N
sejajar meja, maka tentukan besar gaya gesek buku pada
meja ? (g = 10 m/s2)
Penyelesaian:
Tentukan gaya gesek statis maksimumnya:
fsmak = s . N
fsmak = s . w
fsmak = s . m.g
fsmak = 0,2 . 0,2.10
fsmak = 0,4 N
fk = k . N
fk = k . w
fk = k . m.g
fk = 0,1 . 0,2.10
fk = 0,2 N
Jadi gaya geseknya f = 0,2 N
Didi menarik balok di atas lantai kasar dengan gaya 10 N.
Jika gaya tarik yang dilakukan Didi membentuk sudut 60°
terhadap lantai, dan massa balok 8 kg, tentukan besar
koefisien gesek statisnya saat balok dalam keadaan
tepat akan bergerak!
Penyelesaian
F cos = f smak
F cos = s N dimana N + F sin 60° = w karena Fy = 0
F cos = s (w – F sin 60°)
10 cos 60° = s (8 . 10 – 10 (0,866))
5 = s 71,33
s = 0,07
Saat Hafidz menghapus papan tulis, ia menekan penghapus ke papan
tulis dengan gaya 8 N. Jika berat penghapus 0,8 N dan koefisien gesek kinetis
penghapus dan papan tulis 0,4, maka tentukan gaya yang harus diberikan lagi ol
Hafidz kepada penghapus agar saat menghapus ke arah bawah kecepatan
penghapus adalah tetap !
Penyelesaian :
Keterangan :
A = gaya tekan pada penghapus ke
papan tulis (N)
N = gaya normal (N)
w = gaya berat penghapus (N)
B = gaya dorong ke penghapus
ke arah bawah (N)
f = gaya gesek dalam soal ini adalah gaya gesek kinetis (N)
resultan pada sumbu x atau sumbu mendatar adalah nol
Fx = 0
A– N = 0
A= N
8 newton = N
N = 8 newton
Benda pada bidang miring
N a lantai – Nba – ma . g = 0
N a lantai – 20 – (3 . 10) = 0
N a lantai – 20 – 30 = 0
N a lantai = 50 N
Sistem tersebut melibatkan benda A dan B dengan arah gerak benda ke kanan.
Gaya-gaya mendatar (sumbu x) yang diperhatikan adalah gaya yang sejajar
dengan gerakan benda, sehingga diperoleh:
Fx = m . a
F + fba – fab – f a lantai = (ma + mb) . a
(fba dan fab merupakan pasangan gaya aksi reaksi yang memiliki besar sama, namun arah berlawanan
dan bekerja pada dua benda, yaitu fba pada balok B, dan fab pada balok A, sehingga keduanya
dapat saling meniadakan)
F – f a lantai = (ma + mb) . a
Gaya gesek balok pada lantai adalah gaya gesek kinetis.
F - k . N a lantai = (ma + mb) . a (Na lantai diperoleh dari
F – 0,1 . 50 = (3 + 2) . a s . wb = mb .
F–5=5a ( F 5)
(persamaan 1)
sehingga a = 5
Besar percepatan sistem ini berlaku untuk benda A dan benda B,
sehingga jika persamaan (1)
diberlakukan pada balok B, maka besar resultan gaya di balok B
pada arah mendatar dapat dinyatakan:
Fx = m . a
fba = mb . a
nilai gaya gesek pada balok (FB(f5ba) ), merupakan nilai gaya gesek statis
5
maksimum, agar diperoleh percepatan
maksimum dalam sistem, dan balok B tetap tidak bergerak terhadap bal
fba = fsmak (F 5)
fsmak = mb . a 5(1) kemudian di substitusikan dalam persa
persamaan
s . Nba = mb .
s . mb .g =m
(Fb 5)
. ( F 5)
5 5
s . g = (F 5)
5
0,3 . 10 = (F 5)
5
(20 5)
a= 5
a = 3 m/s2
15 = F – 5
F = 20 N
(gaya maksimum yang dapat diberikan pada sistem agar balok B tidak
bergerak ke belakang)
Besar percepatan sistem yang nilainya sama untuk balok A dan B
diperoleh dengan memasukkan nilai F dalam persamaan (1), yaitu:
a=
Gaya Centripetal
Gaya centripetal hanyalah NAMA sejenis gaya yang istimewa yaitu arahnya
selalu menuju ke titik pusat lingkaran. Jadi tentukan dulu bidang
lingkarannya serta titik pusatnya, baru menentukan arah gaya centripetal.
Dengan demikian:
Gaya centripetal = resultan komponen semua gaya yang menuju ke
pusat lingkaran atau radial keluar
Untuk memiliki gaya centripetal tak perlu melakukan gerak melingkar penuh!
Setiap gerak melengkung, bisa didefinisikan gaya centripetalnya.
ΣFy = N – w
Gambar 2.2
Komponen gaya berat w pada sumbu y adalah:
wy = w.cos α = m.g.cos α
Resultan gaya-gaya pada komponen sumbu y adalah:
ΣFy = N – wy = N – m.g.cos α
Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y,
berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy = 0
N – m.g.cos α = 0
N = m.g.cos α ................................................ (2.3)
dengan:
N = gaya normal pada benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
α = sudut kemiringan bidang
komponen gaya berat (w) pada sumb x adalah:
wx = w.sin α = m.g.sin α
Komponen gaya-gaya pada sumbu x adalah:
ΣFx = m.g.sin α
balok bergerak pada arah sumbu x, besarnya
percepatan benda dapat dihitung sebagai berikut:
ΣFx = m.a
m.g.sin α = m.a
a = g.sin α .................................................. (2.3)
dengan:
a = percepatan benda (m/s2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
α = sudut kemiringan bidang
Gambar 2.3
Gambar 2.3 dua buah balok A dan B dihubungkan dengan seutas
tali terletak pada bidang mendatar yang licin. Pada salah satu
balok (misalnya balok B) dikerjakan gaya F mendatar hingga
keduanya bergerak sepanjang bidang tersebut dan tali dalam
keadaan tegang yang dinyatakan dengan T. Massa balok A dan B
masing-masing adalah mA dan mB, serta keduanya hanya
bergerak pada arah komponen sumbu x saja dan percepatan
keduanya sama yaitu a, maka resultan gaya yang bekerja pada
balok A
ΣFy = N – w
lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan
kecepatan tetap (GLB) pada komponen sumbu y,
berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy = 0
N–w=0
N = w = m.g ...................................... (2.6)
Gb. 2.5
b. Lift dipercepat ke atas Komponen gaya pada sumbu y
adalah:
ΣFy = N – w
ΣFy = N – w
N – w = m.a
N = w + (m.a) ................................ (2.6)
dengan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)
c. Lift dipercepat ke bawah
Komponen gaya pada sumbu y adalah:
ΣFy = w – N
dengan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)
Catatan: Apabila lift mengalami perlambatan, maka
percepatan a = -a.
A lebih besar dari massa benda B
(mA > mB), maka benda A akan
bergerak turun dan B akan bergerak
naik.
Massa katrol dan gesekan pada
katrol diabaikan,
Besarnya tegangan pada kedua
ujung tali adalah sama yaitu T.
Percepatan yang dialami oleh
masing-masing benda adalah sama
yaitu sebesar a.
Gb. 8
gaya-gaya yang searah
dengan gerak benda diberi tanda positif (+),
sedangkan
gaya-gaya yang berlawanan arah dengan gerak
benda diberi
tanda negatif (-).
Resultan gaya yang bekerja pada balok A adalah:
ΣFA = mA .a
T – wB = mB.a ......................................(2.9)
wA – wB = mA.a + mB.a
(mA – mB)g = (mA + mB)a
1. Medan Gravitasi
Pada hakikatnya setiap partikel bermassa selain
mempunyai sifat lembam juga mempunyai sifat
menarik partikel bermassa yang lain. Gaya tarik
antara partikel-partikel bermassa tersebut disebut
dengan gaya gravitasi.
2. Gravitasi Semesta
Pada tahun 1666, Newton melihat sebutir buah
apel jatuh dari pohonnya ke tanah. Peristiwa
tersebut timbul pemikiran dari Newton bahwa
kekuatan gravitasi yang menarik buah apel ke tanah.
Contoh Soal 2.4
1. Tiga buah partikel yang masing-masing bermassa
1 kg berada pada titiktitik sudut sebuah segitiga
sama sisi yang panjang sisi-sisinya = 1 m.
Berapakah besar gaya gravitasi yang dialami
masing-masing titik partikel (dalam G)?
3. Berat benda di permukaan bumi = 40 N.
Tentukan berat benda tersebut jika dibawa pada
ketinggian 0,25 R dari permukaan bumi (R = jari-
jari bumi)!
Penyelesaian
Diketahui: W1 = 40 N; R1 = 6 m; R2 = 1,25 R
Ditanya: W2