Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses
pertahanan atau imunitas terhadap senyawa makromolekuler atau organisme asing yang masuk kedalamtubuh. Secara historis istilah ini kemudian digunakan untuk menjelaskan perlindungan terhadap penyakit infeksi. Untuk melindungi dirinya, tubuh memerlukan mekanisme yang dapat membedakan sel-sel itu sendiri (Self) dariagen-agen penginvasi (nonself). PROTEIN
PENGERTIAN PROTEIN protein adalah merupakan Kelebihan protein tidak akan senyawa organik yang memberikan dampak buruk mengandung oksigen, bagi tubuh karena kelebihan nitrogen, karbon, hidrogen, protein dapat dibuang fosfor dan juga sulfur, protein melalui sistem pembuangan sangat penting untuk tubuh dalam tubuh secara alami, karena berperan penting dalam yang perlu diwaspadai sistem imun yaitu sebagai adalah kekurangan protein antibodi serta sistem kendali karena membuat tubuh padatubuh yang menjadi lemah, terjadinya berbentukhormon kerusakan pada organ vital terjadinya gangguan pada sistem ekskresi bahkan yang terburuk sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat menyebabkan kematian Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-Monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. ASAM-ASAM AMINO Protein: Memegang peranan penting pada hampir semua proses fisiologis dan dapat diringkaskan sebagai berikut : 1. Proses enzimatik 2. Proses transport dan penyimpanan 3. Proses pergerakan 4. Fungsi mekanik 5. Proses imunologis 6. Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf 7. Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi Zat yang mengatur sintesis protein: 1. DNA. 2. mRNA. 3. Ribosom.
Tahap - tahap pembentukan protein:
1. Aktivitas dari asam amino. 2. tRNA. 3. Pembentukan rantai peptida. FUNGSI SISTEM IMUN
Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu
sebagai: Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka orang akan mudah terkena sakit Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh. Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan untuk memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya MACAM-MACAM SISTEM KEKEBALAN TUBUH Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2 yaitu: Sistem kekebalan tubuh non spesifik Sistem kekebalan tubuh spesifik ANTIBODI –IMUNOLOGLOBULIN
Antibodi didefinisikan sebagai suatu zat cair ( ᵞ- globulin)
yang dibuat sebagai respon terhadap rangsangan antigen. Ia bekerja sebagai zat perlindungan terhadap organisme tertentu. Antibodi ditentukan di dalam serum, getah bening dan cairan tubuh lainya. Serum yang mengandung kadar antibodi tinggi sesudah infeksi atau imunisasi disebut serum imun
MEKANISME SISTEM KEKEBALAN TUBUH Sistem imunitas yang sehat Tubuh kita mempunyai adalah jika dalam tubuh bisa banyak sekali mekanisme membedakan antara diri sendiri pertahanan yang terdiri dari dan benda asing yang masuk ke berbagai macam sistem imun dalam tubuh. Biasanya ketika yaitu organ limfoid (thymus, ada benda asing yang memicu respons imun masuk ke dalam lien, sumsum tulang) beserta tubuh (antigen) dikenali maka sistem limfatiknya. Organ terjadilah proses pertahanan tubuh kita yang juga diri. Secara garis besar, sistem termasuk dalam mekanisme imun menurut sel tubuh dibagi pertahanan tubuh yaitu menjadi sistem imun humoral jantung, hati, ginjal dan dan sistem imun seluler paru-paru PROTEIN SEBAGAI SISTEM IMUN
Protein merupakan penyedia bahan pembentuk sel
sel imun (sel limfosit T) Sel T membantu Ab dalam sistem humoral Asam amino yg berperan fenilalanin dan triptofan Asam amino Tripitofan....Peran dalam memelihara agregat ribosom Kekurangan tirosin, valin, treonin, sistein dan isolisin akan menghambat produksi antibodi Kekurangan lisis sebabkan penekanan imunitas seluler dalam jumlah berlebih akan menekan aktifitas sel B terjadi karena aktivitas enzim ttt yg terlibat dalam katabolisme valin dan isolisin Struktur Sistem Imun
Sistem Imun terdiri atas kompleks jaringan dan organ
yang bekerja bersama untuk mencegah infeksi. Berbagai jaringan dan organ dalam tubuh berkontribusi terhadap fungsi sistem imum, yaitu sistem sirkulasi, sumsum tulang, limfa, thymus, sistem limfatik, dan jaringan limfoid terasosiasi mukosa (MALT)
IMUNITAS BAWAAN (INNATE IMMUNITY) Imunitas bawaan adalah mekanisme pencegahan kolonisasi dan membunuh mikroba yang masuk ke dalam inang. Imunitas bawaan selalu tersedia dan merespons infeksi mikroba, tetapi jumlahnya tidak bertambah. Imunitas bawaan merupakan urutan pertama dalam melawan mikroba patogen. Imunitas adaptif adalah mekanisme pertahanan yang berkembang sebagai respons terhadap mikroba patogen Antagonisme Mikroba
Mikroba nonpatogen secara normal hidup di dalam
tubuh manusia sebagai bagian dari flora normal dan berperan penting dalam pertahanan melawan mikroba patogen. Pertahanan mikroba flora normal melalui 3 cara, yaitu berkompetisi tumbuh, meyekresi substansi antimikroba (bakteriosin), dan mengkonsumsi nutrien penting Komplemen
Komplemen adalah sistem enzim dalam darah.
Komplemen terdiri atas 9 protein (protein C1—C9). Protein C dihasilkan oleh makrofag, sel hepar, dan sel epitel mukosa pencernaan. Protein C tersirkulasi di aliran darah sampai diaktifasi. Fungsi masing-masing protein C pada komplemen adalah sebagai berikut Protein C3a dan C5a berperan sebagai kemoatraktan bagi fagosit Protein C3a dan C5a mengikat reseptor spesifik sel mast, sehingga menginduksi degranulasi dan pelepasan substansi peradangan. Protein C3b mengikat membran mikroba patogen dan memudahkan fagositosis. Protein C5b, C6, C7, C8, dan C9 bersama-sama melubangi membran sel mikroba patogen, sehingga dapat mebunuhnya. Protein C8 dan C9 jika terinsersi ke membran sel mikroba patogen dapat merusak membran sel, sehingga memudahkan kerja lisosim. Fagosit Fagosit adalah sel yang berfungsi membungkus dan menyerang partikel asing. Fagosit berasal dari sumsum tulang dari sel induk (stem cells) yang terdeferensiasi pertama menjadi sel (prekursor) myeloid. Akibat pengaruh sitokin, sel myeloid terdiferensiasi menjadi sel-sel fagositis, seperti leukosit polimorfonukleus, monosit, dan magrofag Proses pembungkusan dan penghancuran partikel asing oleh fagosit disebut fagositosis. Tahapan dalam fagositosis adalah sebagai berikut Deteksi partikel asing dan bergerak mendekat Perlekatan dengan partikel asing Pembungkusan (endositosis) partikel asing Fusi vesikel berisi partikel asing dengan vesikel berisi lisosim, sehingga membentuk fagolisosom Pembunuhan dan digesti intrasel Pengeluaran dan presenting-antigen (untuk makrofag) IMUNITAS ADAPTIF
Berbeda dengan imunitas bawaan, sistem imun adaptif lemah
merespons mikroba patogen pada pertama kali, tetapi inang memiliki waktu untuk merespons lebih lama, sehingga sistem menjadi semakin kuat. Untuk merespons mikroba patogen, sistem imun adaptif mempelajari dan mengenalinya. Dengan kata lain tubuh “menangkap” mikroba patogen atau antigen dan memberikannya kepada sel-sel pada sistem imun adapatif. Sel-sel tersebut bereaksi dengan antigen, kemudian bekerja sama dengan seperangkat sel yang memproduksi antibodi (imunitas humoral), dan mengaktivasi kelompok sel yang mampu menyerang mikroba patogen (imunitas termediasi sel). Sel Dendritik
Sebagian besar jaringan memiliki sel dengan tendril panjang yang
pipih di antara sel-sel lainya. Karena kenampakan bercabang seperti sel dendrit pada jaringan syaraf, maka disebut sel dendritik. Sel dendritik diproduksi di sumsum tulang dan bermigrasi ke seluruh jaringan tubuh untuk terdiferensiasi. Sel dendritik ditemukan di kulit, membran mukosa, aliran darah, limfatik, dan organ-organ, kecuali di otak dan testis. Terdapat 3 peranan sel dendritik dalam sistem imun. Pertama sel dendritik yang berperan dalam aktivasi sistem imun (tersebar di seluruh jaringan). Kedua sel dendritik yang berperan dalam mendewasakan sel T muda dengan memaparkan sel T muda ke berbagai antigen (di thymus). Ketiga sel dendritik yang menstimulasi sel B untuk memproduksi antibodi (di jaringan limfoid). Limfosit Limfosit adalah jenis sel utama dari sel darah putih dan berperan penting dalam sistem imun. Limfosit yang bekerja dengan bantuan sel presenting-antigen merupakan bagian dari sistem imun adaptif. Sistem ini memiliki 3 fitur penting yang semua tergantung limfosit, yaitu khusus, memori, dan toleransi. Khusus berarti sel B atau sel T bereaksi spesifik dengan antigen yang mengaktifkan dirinya. Memori berarti sistem imun mengingat antigen yang telah dipaparkan kepada dirinya. Toleransi berarti sel inang tidak bereaksi dengan komponen molekul diri sendiri yang berpotensi sebagai antigen. Imunitas Humoral Limfosit B
Limfosit B atau sel B merupakan sel imun yang dapat
menyintesis antibodi dan bertanggung jawab terhadap imunitas humoral (termediasi antibodi). Sel B memiliki 100.000 antibodi pada permukaan selnya. Antibodi mengikat antigen secara spesifik. Oleh karena itu, masing-masing antibodi mengikat masing- masing antigen. Jadi antibodi berperan sebagai reseptor antigen. Antibodi
Antibodi harus berinteraksi dengan 2 makromolekul
berbeda, yaitu antigen dan bagian dari sistem imun. Secara struktural setiap antibodi berbeda (sedikit) satu sama lain. Jika struktur antarantibodi sama, maka antibodi kesulitan mengenali antigen. Jika struktur antarantibodi berbeda jauh, maka antibodi kesulitan mengenali bagian-bagian sistem imun. Reaksi Antibodi dengan Antigen
Setelah terjadi ikatan, antibodi mengunakan berbagai
cara untuk menghancurkan antigen. Terdapat 5 mekanisme perusakan antigen, yaitu aktivasi komplemen, aglutinasi, netralisasi toksin, opsonosasi, dan streric hidrance. Sitokin dan Kemokin
Pada kebanyakan kasus, sel-sel pada sistem imun
perlu berkomunikasi dengan sel-sel lain. Ketika sel terinfeksi virus, sel-sel sekitarnya harus diberi informasi untuk menjalankan proses perbaikan. Komunikasi antarsel dilakukan oleh protein yang disebut sitokin dan kemokin. Respons Sekunder
Fitur penting respons imun adaptif adalah memori.
Setelah sukses melawan mikroba patogen, sel memori T dan sel memori B terdistribusi ke seluruh tubuh. Jika menemukan infeksi sama, maka respons imun menjadi lebih cepat dan kuat. Respons sekunder ini dapat menghentikan mikroba patogen berkembang. Selama respons imun baik primer dan sekunder terjadi sintesis antibodi. Aktivasi Sel Pembunuh Alami
Sel pembunuh alami tidak dapat diinduksi seperti sel
Tc. Interferon dari sel T harus mengaktivasi sel pembunuh alami dulu. Aktivasi sel pembunuh alami lainnya adalah jika sel pembunuh alami bertemu daerah Fc IgG yang membungkus sel sasaran (mencegah sel pembunuh alami menyerang sel diri sendiri). Setelah teraktivasi, granula sitoplasma dan badan Golgi sel pembunuh alami mendekati sasaran. Setelah menginsersi protein pori (perforin1) ke permukaan sel sasaran, maka lisosom akan dieksport, sehingga melisis sel sasaran. TERIMA KASIH