Anda di halaman 1dari 37

PERAN PROTEIN DALAM

IMUNITAS

Eva Fitriyaningsih
PENGERTIAN IMUNOLOGI

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses


pertahanan atau imunitas terhadap senyawa
makromolekuler atau organisme asing yang masuk
kedalamtubuh. Secara historis istilah ini kemudian
digunakan untuk menjelaskan perlindungan terhadap
penyakit infeksi. Untuk melindungi dirinya, tubuh
memerlukan mekanisme yang dapat membedakan sel-sel
itu sendiri (Self) dariagen-agen penginvasi (nonself).
PROTEIN
 
PENGERTIAN PROTEIN
protein adalah merupakan Kelebihan protein tidak akan
senyawa organik yang memberikan dampak buruk
mengandung oksigen, bagi tubuh karena kelebihan
nitrogen, karbon, hidrogen, protein dapat dibuang
fosfor dan juga sulfur, protein melalui sistem pembuangan
sangat penting untuk tubuh dalam tubuh secara alami,
karena berperan penting dalam yang perlu diwaspadai
sistem imun yaitu sebagai adalah kekurangan protein
antibodi serta sistem kendali karena membuat tubuh
padatubuh yang menjadi lemah, terjadinya
berbentukhormon kerusakan pada organ vital
terjadinya gangguan pada
sistem ekskresi bahkan yang
terburuk sangat berbahaya
bagi tubuh karena dapat
menyebabkan kematian
Protein
(akar kata protos dari bahasa
Yunani yang berarti "yang paling
utama")
adalah senyawa organik
kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-Monomer asam amino
yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida.
ASAM-ASAM AMINO
Protein:
Memegang peranan penting pada hampir semua
proses fisiologis dan dapat diringkaskan sebagai
berikut :
1. Proses enzimatik
2. Proses transport dan penyimpanan
3. Proses pergerakan
4. Fungsi mekanik
5. Proses imunologis
6. Pencetus dan penghantar impuls pada sel
saraf
7. Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi
Zat yang mengatur sintesis protein:
1. DNA.
2. mRNA.
3. Ribosom.

Tahap - tahap pembentukan protein:


1. Aktivitas dari asam amino.
2. tRNA.
3. Pembentukan rantai peptida.
FUNGSI SISTEM IMUN

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu


sebagai: Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya
agar tubuh tidak sakit, dan jika       sel-sel imun yang bertugas
untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak
bekerja dengan baik, maka orang akan mudah terkena sakit
Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga
keseimbangan dari komponen tubuh.
Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan
untuk memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel
tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut
akan membinasakannya
MACAM-MACAM SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2 yaitu:
Sistem kekebalan tubuh non spesifik
Sistem kekebalan tubuh spesifik
ANTIBODI –IMUNOLOGLOBULIN

Antibodi  didefinisikan sebagai suatu  zat cair ( ᵞ- globulin)


yang dibuat sebagai respon terhadap rangsangan antigen. Ia
bekerja sebagai zat perlindungan terhadap organisme tertentu.
Antibodi ditentukan di dalam serum, getah bening dan cairan
tubuh lainya. Serum yang mengandung kadar antibodi tinggi
sesudah infeksi atau imunisasi disebut serum imun
 
MEKANISME SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem  imunitas yang sehat Tubuh kita mempunyai
adalah jika dalam tubuh bisa banyak sekali mekanisme
 membedakan antara diri sendiri pertahanan yang terdiri dari
dan benda asing yang masuk ke berbagai macam sistem imun
dalam tubuh. Biasanya ketika
yaitu organ limfoid (thymus,
ada benda asing yang memicu
respons imun masuk ke dalam lien, sumsum tulang) beserta
tubuh (antigen) dikenali maka sistem limfatiknya. Organ
terjadilah proses pertahanan tubuh kita yang juga
diri. Secara garis besar, sistem termasuk dalam mekanisme
imun menurut sel tubuh dibagi pertahanan tubuh yaitu
menjadi sistem imun humoral jantung, hati, ginjal dan
dan sistem imun seluler paru-paru
PROTEIN SEBAGAI SISTEM IMUN

Protein merupakan penyedia bahan pembentuk sel


sel imun (sel limfosit T)
Sel T membantu Ab dalam sistem humoral
Asam amino yg berperan fenilalanin dan triptofan
Asam amino
Tripitofan....Peran dalam memelihara agregat ribosom
Kekurangan tirosin, valin, treonin, sistein dan isolisin
akan menghambat produksi antibodi
Kekurangan lisis sebabkan penekanan imunitas
seluler
dalam jumlah berlebih akan menekan aktifitas sel B
terjadi karena aktivitas enzim ttt yg terlibat dalam
katabolisme valin dan isolisin
Struktur Sistem Imun

Sistem Imun terdiri atas kompleks jaringan dan organ


yang bekerja bersama untuk mencegah infeksi.
Berbagai jaringan dan organ dalam tubuh
berkontribusi terhadap fungsi sistem imum, yaitu
sistem sirkulasi, sumsum tulang, limfa, thymus, sistem
limfatik, dan jaringan limfoid terasosiasi mukosa
(MALT)
 
IMUNITAS BAWAAN (INNATE IMMUNITY)
Imunitas bawaan adalah mekanisme pencegahan
kolonisasi dan membunuh mikroba yang masuk ke
dalam inang. Imunitas bawaan selalu tersedia dan
merespons infeksi mikroba, tetapi jumlahnya tidak
bertambah. Imunitas bawaan merupakan urutan
pertama dalam melawan mikroba patogen. Imunitas
adaptif adalah mekanisme pertahanan yang
berkembang sebagai respons terhadap mikroba
patogen
Antagonisme Mikroba

Mikroba nonpatogen secara normal hidup di dalam


tubuh manusia sebagai bagian dari flora normal dan
berperan penting dalam pertahanan melawan mikroba
patogen. Pertahanan mikroba flora normal melalui 3
cara, yaitu berkompetisi tumbuh, meyekresi substansi
antimikroba (bakteriosin), dan mengkonsumsi
nutrien penting
Komplemen

Komplemen adalah sistem enzim dalam darah.


Komplemen terdiri atas 9 protein (protein C1—C9).
Protein C dihasilkan oleh makrofag, sel hepar, dan sel
epitel mukosa pencernaan. Protein C tersirkulasi di
aliran darah sampai diaktifasi.
Fungsi masing-masing protein C pada komplemen adalah sebagai
berikut
Protein C3a dan C5a berperan sebagai kemoatraktan bagi fagosit
Protein C3a dan C5a mengikat reseptor spesifik sel mast, sehingga
menginduksi degranulasi dan pelepasan substansi peradangan.
Protein C3b mengikat membran mikroba patogen dan
memudahkan fagositosis.
Protein C5b, C6, C7, C8, dan C9 bersama-sama melubangi
membran sel mikroba patogen, sehingga dapat mebunuhnya.
Protein C8 dan C9 jika terinsersi ke membran sel mikroba patogen
dapat merusak membran sel, sehingga memudahkan kerja lisosim.
Fagosit
Fagosit adalah sel yang berfungsi membungkus dan
menyerang partikel asing. Fagosit berasal dari sumsum
tulang dari sel induk (stem cells) yang terdeferensiasi
pertama menjadi sel (prekursor) myeloid. Akibat
pengaruh sitokin, sel myeloid terdiferensiasi menjadi
sel-sel fagositis, seperti leukosit polimorfonukleus,
monosit, dan magrofag
Proses pembungkusan dan penghancuran partikel
asing oleh fagosit disebut fagositosis. Tahapan dalam
fagositosis adalah sebagai berikut
Deteksi partikel asing dan bergerak mendekat
Perlekatan dengan partikel asing
Pembungkusan (endositosis) partikel asing
Fusi vesikel berisi partikel asing dengan vesikel berisi
lisosim, sehingga membentuk fagolisosom
Pembunuhan dan digesti intrasel
Pengeluaran dan presenting-antigen (untuk makrofag)
IMUNITAS ADAPTIF

Berbeda dengan imunitas bawaan, sistem imun adaptif lemah


merespons mikroba patogen pada pertama kali, tetapi inang
memiliki waktu untuk merespons lebih lama, sehingga sistem
menjadi semakin kuat. Untuk merespons mikroba patogen,
sistem imun adaptif mempelajari dan mengenalinya. Dengan
kata lain tubuh “menangkap” mikroba patogen atau antigen
dan memberikannya kepada sel-sel pada sistem imun
adapatif. Sel-sel tersebut bereaksi dengan antigen, kemudian
bekerja sama dengan seperangkat sel yang memproduksi
antibodi (imunitas humoral), dan mengaktivasi kelompok sel
yang mampu menyerang mikroba patogen (imunitas
termediasi sel).
Sel Dendritik

Sebagian besar jaringan memiliki sel dengan tendril panjang yang


pipih di antara sel-sel lainya. Karena kenampakan bercabang seperti
sel dendrit pada jaringan syaraf, maka disebut sel dendritik. Sel
dendritik diproduksi di sumsum tulang dan bermigrasi ke seluruh
jaringan tubuh untuk terdiferensiasi. Sel dendritik ditemukan di
kulit, membran mukosa, aliran darah, limfatik, dan organ-organ,
kecuali di otak dan testis.
Terdapat 3 peranan sel dendritik dalam sistem imun. Pertama sel
dendritik yang berperan dalam aktivasi sistem imun (tersebar di
seluruh jaringan). Kedua sel dendritik yang berperan dalam
mendewasakan sel T muda dengan memaparkan sel T muda ke
berbagai antigen (di thymus). Ketiga sel dendritik yang menstimulasi
sel B untuk memproduksi antibodi (di jaringan limfoid).
Limfosit
Limfosit adalah jenis sel utama dari sel darah putih dan
berperan penting dalam sistem imun. Limfosit yang
bekerja dengan bantuan sel presenting-antigen merupakan
bagian dari sistem imun adaptif. Sistem ini memiliki 3 fitur
penting yang semua tergantung limfosit, yaitu khusus,
memori, dan toleransi. Khusus berarti sel B atau sel T
bereaksi spesifik dengan antigen yang mengaktifkan
dirinya. Memori berarti sistem imun mengingat antigen
yang telah dipaparkan kepada dirinya. Toleransi berarti sel
inang tidak bereaksi dengan komponen molekul diri
sendiri yang berpotensi sebagai antigen.
Imunitas Humoral Limfosit B

Limfosit B atau sel B merupakan sel imun yang dapat


menyintesis antibodi dan bertanggung jawab terhadap
imunitas humoral (termediasi antibodi). Sel B
memiliki 100.000 antibodi pada permukaan selnya.
Antibodi mengikat antigen secara spesifik. Oleh
karena itu, masing-masing antibodi mengikat masing-
masing antigen. Jadi antibodi berperan sebagai
reseptor antigen.
Antibodi

Antibodi harus berinteraksi dengan 2 makromolekul


berbeda, yaitu antigen dan bagian dari sistem imun.
Secara struktural setiap antibodi berbeda (sedikit)
satu sama lain. Jika struktur antarantibodi sama, maka
antibodi kesulitan mengenali antigen. Jika struktur
antarantibodi berbeda jauh, maka antibodi kesulitan
mengenali bagian-bagian sistem imun.
Reaksi Antibodi dengan Antigen

Setelah terjadi ikatan, antibodi mengunakan berbagai


cara untuk menghancurkan antigen. Terdapat 5
mekanisme perusakan antigen, yaitu aktivasi
komplemen, aglutinasi, netralisasi toksin, opsonosasi,
dan streric hidrance.
Sitokin dan Kemokin

Pada kebanyakan kasus, sel-sel pada sistem imun


perlu berkomunikasi dengan sel-sel lain. Ketika sel
terinfeksi virus, sel-sel sekitarnya harus diberi
informasi untuk menjalankan proses perbaikan.
Komunikasi antarsel dilakukan oleh protein yang
disebut sitokin dan kemokin.
Respons Sekunder

Fitur penting respons imun adaptif adalah memori.


Setelah sukses melawan mikroba patogen, sel memori
T dan sel memori B terdistribusi ke seluruh tubuh.
Jika menemukan infeksi sama, maka respons imun
menjadi lebih cepat dan kuat. Respons sekunder ini
dapat menghentikan mikroba patogen berkembang.
Selama respons imun baik primer dan sekunder terjadi
sintesis antibodi.
Aktivasi Sel Pembunuh Alami

Sel pembunuh alami tidak dapat diinduksi seperti sel


Tc. Interferon dari sel T harus mengaktivasi sel
pembunuh alami dulu. Aktivasi sel pembunuh alami
lainnya adalah jika sel pembunuh alami bertemu
daerah Fc IgG yang membungkus sel sasaran
(mencegah sel pembunuh alami menyerang sel diri
sendiri). Setelah teraktivasi, granula sitoplasma dan
badan Golgi sel pembunuh alami mendekati sasaran.
Setelah menginsersi protein pori (perforin1) ke
permukaan sel sasaran, maka lisosom akan dieksport,
sehingga melisis sel sasaran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai