Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada Anak
Keterbatasan Khusus
Kelompok 1 :
Chatarina Sentosa Jemali C1814201007
Desiana Lestari C1814201009
Margareta Sintia Puspita S. C1814201026
Maria Grace Evanty Ngajang C1814201027
Mersy C1814201032
Mia Audi Lamba C1814201033
Saka Agung Laksono C1814201040
Yuda Frantino Ra’Ba C1814201050
Pembahasan :
• HIPERAKTIF. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan diagnosis gangguan kekurangan
perhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan jumlah gelombang-gelombang
lambat yang bertambah banyak pada elektorensefalogram mereka, tanpa disertai dengan adanya bukti tentang
penyakit neurologik atau epilepsi yang progresif, tetapi penemuan ini mempunyai makna yang tidak pasti. Suatu
EEG yang dianalisis oleh komputer akan dapat membantu di dalam melakukan penilaian tentang
ketidakmampuan belajar pada anak itu.
Pemeriksaan Diagnostik
• DOWN SYNDROME. Pemeriksaan diagnostic digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan syndrome down, ada beberapa
pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain :
1. Pemeriksaan fisik penderita
2. Pemeriksaan kromosom
3. Ultrasonography
4. ECG dan Echocardiogram
5. Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling)
6. Penentuan aspek keturunan
7. Pemeriksaan cairan amnion atau korion pada kehamilan minimal 3 bulan, terutama kehamilan usia diatas 35 tahun keatas
• RETARDASI MENTAL. Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi mental, yaitu:
1. Kromosom kariotipe
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
4. Titer virus untuk infeksi congenital
5. Pemeriksaan Laboratorium seperti : Serum asam urat (Uric acid serum), Laktat dan piruvat, Plasma asam lemak rantai
sangat Panjang, Serum seng (Zn), Logam berat dalam darah, Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin, Serum asam amino
atau asam organic, Plasma ammonia, Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit, Urin mukopolisakarida
Penatalaksanaan
AUTISM
• Penatalaksanaan medis : kimia otak yang kadarnya abnormal pada penyandang autis adalah
serotonin 5-hydroxtryptamine (5-HT), yaitu neurotransmiter atau penghantar sinyal di sel-
sel saraf. Sekitar 30%-50% penyandnag autis mempunyai kadar serotonin tinggi dalam
darah. Kadar norepirefin, dopamin, serotin 5-HT pada anak normal dalam keadaan stabil
saling berhubungan. Akan tetapi, tidak demikian pada penyandnag autis. Terapi
psikofarmakologi tidak mengubah riwayat keadaan atau perjalanan gangguan autistik,
tetapi efektif mengurangi perilaku autistik seperti hiperaktivitas, penarikan diri, stereotipik,
menyakiti diri sendiri, agresivitas dan gangguan tidur.
• Penatalaksanaan keperawatan : bertujuan untuk terapi wicara, terapi okupasi, dan terapi
perilaku.
Penatalaksanaan
HIPERAKTIF
a. Keperawatan
• Ditujukan kepada keadaan sosial lingkungan rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada kebutuhan-kebutuhan akademik dan
psikososial anak yang bersangkutan, suatu penjelasan yang terang mengenai keadaan anak tersebut haruslah diberikan kepada kedua
orang tuanya dan kepada anak itu sendiri.
• Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara teratur menurut jadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti
kegiatan rutinnya itu, dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata pujian.
• Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslah dihindarakan, anak tersebut akan mempunyai saat-saat
santai setelah bermain terutama sekali setelah ia melakukan kegiatan fisik yang kuat dan keras
• Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang, dengan cara menghindarkan acara-acara televisi yang merangsang,
permainan-permainan yang keras dan jungkir balik.
• Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa, barang-barang yang membahayakan dan mudah pecah
dihindarkan.
• Teknik-tehnik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu, dengan memberikan hadiah kepada anak tersebut berupa
bintang atau tanda sehingga mereka dapat mencapai kemajuan dalam tingkah laku mereka.
b. Medis
• Terapi farmakologi :
Farmakologi yang sering digunakan adalah dekstroamfetamin, metilfenidat, magnesium pemolin serta fenotiazin. obat tersebut
mempunyai pengaruh-pengaruh sampingan yang lebih sedikit.
Penatalaksanaan
DOWN SYNDROME
Menurut Soetjiningsih (2013), perawatan anak down syndrome, kompleks karena banyaknya masalah medis dan psikososial, baik
yang timbul segera atau jangka panjang. Manajemen kesehatan, lingkungan rumah, pendidikan, dan pelatihan vokasional, sangat
berpengaruh terhadap fungsi anak dan remaja down syndrome dan membantu proses transisi ke masa dewasa. Penanganan lebih
lanjut selama masa anak-anak, dan perlu di bahas secara periodic sesuai tahap perkembangan adalah :
05
Gangguan proses
keluarga
INTERVENSI
KEPERAWATAN
No SDKI SLKI SIKI
1 Gangguan tumbuh kembang Status perkembangan Perawatan perkembangan
- Keterampilan/ perilaku sesuai usia mengingkat Observasi
- Kemampuan melakukan perawatan diri - Identifikasi pencapaian perkembangan
meningkat anak
- Respon sosial meningkat Teraupetik
- Pertahankan lingkungan yang mendukung
perkembangan optimal
- Motivasi anak berinteraksi dengan anak
lain
- Dukung anak mengekspresikan diri
melalui penghargaan positif atau upan
balik atas usahanya
Edukasih
- Jelaskan orangtua dan/pengasuh tentang
milestone perkembangan dan perilaku
anak
- Anjurkan orang tua berinteraksi dengan
anaknya
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, bila perlu.
2 Resiko cedera Tingkat cedera Pencegahan cedera
- Ketegagan otot menurun Observasi
- Gangguan mobelitas menurun - Iddentifikasi area lingkungan yang
berpotensi menyebebkan cedera
Teraupeutik
- Sediakan pencahayaan yang
memadahi
- Gunakan alas lantai jika beresiko
mengalami cedera serius
- Gunakan pengaman tempat tidur
sesuai dengan kebijakan fasilitas
pelayanan kesehatan
Edukasi
- Jelaskan alsan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien dan
keluarga
3 Hambatan Interksi Sosial Interaksi sosial Modifikasi perilaku keterampilan social
Observasi:
dialami
- Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi
Promosi sosialisasi
Observasi: