Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan

Pada Anak
Keterbatasan Khusus
Kelompok 1 :
Chatarina Sentosa Jemali C1814201007
Desiana Lestari C1814201009
Margareta Sintia Puspita S. C1814201026
Maria Grace Evanty Ngajang C1814201027
Mersy C1814201032
Mia Audi Lamba C1814201033
Saka Agung Laksono C1814201040
Yuda Frantino Ra’Ba C1814201050
Pembahasan :

KONSEP DASAR MEDIS


01 Definisi, Klasifikasi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinik,
Pemeriksaan Diagnostik, Penatalaksanaan

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


02 Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan,
Konsep Dasar Medis
Definisi

• Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan


penanganan khusus yang berkaitan dengan kekhususannya. (Fadhli,
2010).
• Anak yang memiliki gangguan kognitif juga termasuk anak yang
berkebutuhan khusus. Gangguan kognitif adalah sebuah istilah
umum yang mencakup setiap jenis kesulitan atau defisiensi mental
(Wong, 2008).
Klasifikasi
01 Autism

Secara harfiah autisme berasal dari


Hiperaktif 02
kata autos (diri) sedangkan isme
(paham/aliran). Autisme secara
Sindroma hiperaktivitas merupakan istilah
etimologi adalah anak yang memiliki Autism Hiperaktif gangguan kekurangan perhatian menandakan
gangguan perkembangan dalam
gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada
dunianya sendiri.
anak-anak, yang sampai saat ini dicap sebagai
menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan
otak minimal atau disfungsi serebral minimal.
03 Down Syndrome Down Retardasi
Syndrome Mental
Down Syndrome merupakan suatu kondisi
Retardasi Mental 04
keterbelakangan fisik dan mental yang
diakibatkan adanya abnormalitas
Retardasi mental adalah kelainan atau
perkembangan kromosom yang gagal
kelemahan jiwa dengan inteligensi yang
memisahkan diri saat terjadi pembelahan
kurang (subnormal) sejak masa
(Wiyani, 2014).
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak).
Etiologi Autism
Penyebab autisme menurut banyak
pakar telah disepakat bahwa pada
Down Syndrome otak naka autisme dijumpai suatu
Retardasi Mental
kelainan pada otaknya. Apa
Penyebab retardasi mental tipe Menurut Soetjiningsih sebabnya sampai timbul kelainan
(2016) down syndrome tersebut memang belum dapat
klinis atau biologikal dapat dipastikan. Banyak teori yang
Hiperaktif pada anak terjadi karena diajukan oleh para pakar,
dibagi dalam :
kelainan kromosom. kekurangan nutrisi dan oksigenasi,
• Penyebab Prenatal : Penyebab Hiperaktif, serta akibat polusi udara, air dan
Gangguan metabolisme, Kelainan kromosom makanan. Diyakinin bahwa
diantaranya :
kemungkinan disebabkan gangguan tersebut terjadi pada fase
Kelainan Kromosom, Infeksi 1. Faktor pembentukan organ
Maternal selama kehamilan, oleh : (organogenesis) yaitu pada usia
Neurologik
a. Faktor Genetik kehamilan antara 0 ± 4 bulan. Organ
Komplikasi Kehamilan. 2. Faktor Toksik otak sendiri baru terbentuk pada
• Penyebab Perinatal : b. Usia Ibu Hamil usia kehamilan setelah 15 minggu.
3. Faktor Genetik
Prematuritas, Asfiksia, c. Radiasi
4. Faktor
Kernikterus, Hipoglikemia d. Autoimun
Psikososial Dan
• Penyebab PostNatal : Infeksi, e. Umur Ayah
Lingkungan
Trauma Fisik, Kejang Lama,
Intoksikasi
Patofisiologi
• Autism
Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan impuls listrik (akson) serta serabut untuk
menerima impuls listrik (dendrit). sel saraf terdapat dilapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson dibungkus
selaput bernama mielin, terletak dibagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.
Sel saraf terbentuk saat usia 3 sampai 7 bulan. Pada trimester 3, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai pembentukna
akson, dendrit, dan sinaps yang berlanjut sampai anak berusia 2 tahun. Setelah anak lahir, terjadi proses pertumbuhan otak
berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrit, dan sinaps. Proses ini dipengaruhi secara genetik melalui sejumlah
zat kimia yang dikenal sebagai brain growth factors dan proses belajar anak.
Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas. Pembentukan akson, dendrit, dan sinaps sangat tergantung pada stimulasi
dari lingkungan. Bagian otak yang digunakan dalam belajar menunjukkan pertambahan akson, dendrit, dan sinaps. Sedangkan
bagian otak yang tak digunakan menunjukkan kematian sel, berkurangnya akson, dendrit, dan sinaps.
Kelainan genetis, keracunan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada proses-
proses tersebut. Sehingga akan menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf.
Patofisiologi
• Hiperaktif
Kurang konsentrasi/gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan konsentrasi, sifat impulsif, dan
hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang meyakinkan tentang sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun gangguan
biokimiawi. Anak pria yang hiperaktiv, yang berusia antara 6 – 9 tahun serta yang mempunyai IQ yang sedang,
yang telah memberikan tanggapan yang baik terhadap pengobatan–pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat
perangsangan yang rendah (a low level of arousal) di dalam susunan syaraf pusat mereka, sebelum pengobatan
tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan mempergunakan elektroensefalografi,
potensial–potensial yang diakibatkan secara auditorik serta sifat penghantaran kulit. Anak pria ini mempunyai
skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya perhatian mereka dialihkan, lingkup perhatian mereka yang buruk serta
impulsivitas. Dengan 3 minggu pengobatan serta perawatan, maka angka–angka laboratorik menjadi lebih
mendekati normal serta penilaian yang diberikan oleh para guru mereka memperlihatkan tingkah laku yang lebih
baik.
Patofisiologi
• Down Syndrome
Menurut Soetjiningsih (2016) down syndrome disebabkan oleh kelainan pada
perkembangan kromosom. Kromosom merupakan serat khusus yang terdapat pada
setiap sel tubuh manusia dan mengandung bahan genetic yang menentukan sifat
seseorang. Pada bayi normal terdapat 46 kromosom (23 pasang) di mana kromosom
nomor 21 berjumlah 2 buah (sepasang). Bayi dengan down syndrome memiliki 47
kromosom karena kromosom 21 berjumlah 3 buah. Akibat dari ekstrakromosom
muncul fenotip dengan kode (21q22.3) yang bertanggung jawab atas gambaran wajah
khas, kelainan pada tangan dan retardasi mental. Anak dengan down syndrome lahir
semua perbedaan sudah terlihat dank arena memiliki sel otak yang lebih sedikit maka
anak dengan down syndrome lebih lambat dalam perkembangan kognitifnya.
Patofisiologi
• Retardasi Mental
Reardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal ( IQ 70 – 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area fungsi adaptif : berbicara dan berbahasa, kemampuan/keterampilan
merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, akademik fungsional, bersantai dan
bekerja. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
Manifestasi
Hiperaktif
Klinik • Memperlihatkan Aktifitas Fisik Yang Lebih
Banyak, Jika Dibandingkan Dengan Anak-
anak Kontrol Yang Normal, Tetapi Gerakan-
Autism gerakan Yang Mereka Lakukan Kelihatan
• Gangguan dalam komunikasi Lebih Kurang Bertujuan Serta Mereka
verbal dan non verbal Selalu Gelisah Dan Resah.
• Rentang Perhatian Yang Pendek, Mudah
• Gangguan dalam bidang
Dialihkan Serta Bersifat Impulsifme
interaksi social • Cenderung Untuk Bertindak Tanpa
• Gangguan dalam bermain Mempertimbangkan Atau Merenungkan
• Gangguan perilaku Akibat Tindakan Tersebut.
• Gangguan perasaan dan • Mereka Mempunyai Toleransi Yang Rendah
emosi Terhadap Perasaan Frustasi Dan Secara
• Gangguan dalam persepsi Emosional Mereka Adalah Orang–orang
Yang Labil Serta Mudah Terangsang.
sensori
• Intelegensi
Down Syndrome
Manifestasi • Adapun ciri fisik pada anak dengan down syndrome
anatara lain brakisefali, celah antara jari kaki pertama
Klinik dan kedua, kulit berlebih di pangkal leher,
hiperfleksibilitas, telinga yang abnormal (letak rendah,
Retardasi Mental terlipat, stenosis meatus), protursi lidah akibat
palatum kecil dan sempit, batang hidung datar, jari
• Penyebab biologis atau sering disebut retardasi kelima pendek dan bengkok kedalam, tangan pendek
mental tipe klinis mempunyai ciri-ciri sebagai dan lebar, gemuk dan garis transversal tunggal pada
berikut : Pada umumnya merupakan retardasi telapak tangan.
mental sedang sampai sangat berat, Tampak • Beberapa bentuk kelainan pada anak dengan syndrom
sejak lahir atau usia dini, Secara fisis tampak down : Sutura sagitalis yang terpisah, Fisura
berkelainan/aneh, Mempunyai latar belakang parpebralis yang miring, Jarak yang lebar antara kaki,
biomedis baik pranatal, perinatal maupun Fontanela palsu, “plantar crease” jari kaki I dan II,
postnatal. Tidak berhubungan dengan kelas Hyperfleksibikit, Peningkatan jaringan sekitar leher,
sosial Bentuk palatum yang abnormal, Hidung hipoplastik,
• Penyebab psikososial atau sering disebut tipe Kelemahan otot dan hypotonia, Bercak brushfield pada
sosiokultural mempunyai ciri-ciri sebagai mata, Mulut terbuka dan lidah terjulur, Lekukan
berikut : Biasanya merupakan retardasi mental epikantus (lekukan kulit yang berbentuk bundar) pada
ringan, Diketahui pada usia sekolah, Tidak sudut mata sebelah dalam, Single palmar crease pada
terdapat kelainan fisis maupun laboratorium, tangan kiri dan kanan, Jarak pupil yang lebar, Oksiput
Mempunyai latar belakang kekurangan yang datar, Tangan dan kaki yang pendek serta lebar,
stimulasi mental (asah), Ada hubungan dengan Bentuk/struktur telinga yang abnormal. Kelainan mata,
kelas sosial tanga, kaki, mulut, sindaktili. Mata sipit
Pemeriksaan Diagnostik
• AUTISM. Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya dapat menjadi bukti dari berbagai
kombinasi gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara behavioral maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi
adanya autisme, maka beberapa instrumen screening yang sangat ini telah berkembang dapat digunakan untuk
mendiagnosa autisme :
1. Childhood autism rating scale (CARS)
2. The checklis for autism in toddlers (CHAT)
3. The autism screening quistionare
4. The screening test for autism in two years old

• HIPERAKTIF. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan diagnosis gangguan kekurangan
perhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan jumlah gelombang-gelombang
lambat yang bertambah banyak pada elektorensefalogram mereka, tanpa disertai dengan adanya bukti tentang
penyakit neurologik atau epilepsi yang progresif, tetapi penemuan ini mempunyai makna yang tidak pasti. Suatu
EEG yang dianalisis oleh komputer akan dapat membantu di dalam melakukan penilaian tentang
ketidakmampuan belajar pada anak itu.
Pemeriksaan Diagnostik
• DOWN SYNDROME. Pemeriksaan diagnostic digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan syndrome down, ada beberapa
pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain :
1. Pemeriksaan fisik penderita
2. Pemeriksaan kromosom
3. Ultrasonography
4. ECG dan Echocardiogram
5. Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling)
6. Penentuan aspek keturunan
7. Pemeriksaan cairan amnion atau korion pada kehamilan minimal 3 bulan, terutama kehamilan usia diatas 35 tahun keatas
• RETARDASI MENTAL. Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi mental, yaitu:
1. Kromosom kariotipe
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
4. Titer virus untuk infeksi congenital
5. Pemeriksaan Laboratorium seperti : Serum asam urat (Uric acid serum), Laktat dan piruvat, Plasma asam lemak rantai
sangat Panjang, Serum seng (Zn), Logam berat dalam darah, Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin, Serum asam amino
atau asam organic, Plasma ammonia, Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit, Urin mukopolisakarida
Penatalaksanaan
AUTISM

• Penatalaksanaan medis : kimia otak yang kadarnya abnormal pada penyandang autis adalah
serotonin 5-hydroxtryptamine (5-HT), yaitu neurotransmiter atau penghantar sinyal di sel-
sel saraf. Sekitar 30%-50% penyandnag autis mempunyai kadar serotonin tinggi dalam
darah. Kadar norepirefin, dopamin, serotin 5-HT pada anak normal dalam keadaan stabil
saling berhubungan. Akan tetapi, tidak demikian pada penyandnag autis. Terapi
psikofarmakologi tidak mengubah riwayat keadaan atau perjalanan gangguan autistik,
tetapi efektif mengurangi perilaku autistik seperti hiperaktivitas, penarikan diri, stereotipik,
menyakiti diri sendiri, agresivitas dan gangguan tidur.

• Penatalaksanaan keperawatan : bertujuan untuk terapi wicara, terapi okupasi, dan terapi
perilaku.
Penatalaksanaan
HIPERAKTIF

a. Keperawatan
• Ditujukan kepada keadaan sosial lingkungan rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada kebutuhan-kebutuhan akademik dan
psikososial anak yang bersangkutan, suatu penjelasan yang terang mengenai keadaan anak tersebut haruslah diberikan kepada kedua
orang tuanya dan kepada anak itu sendiri.
• Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara teratur menurut jadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti
kegiatan rutinnya itu, dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata pujian.
• Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslah dihindarakan, anak tersebut akan mempunyai saat-saat
santai setelah bermain terutama sekali setelah ia melakukan kegiatan fisik yang kuat dan keras
• Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang, dengan cara menghindarkan acara-acara televisi yang merangsang,
permainan-permainan yang keras dan jungkir balik.
• Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa, barang-barang yang membahayakan dan mudah pecah
dihindarkan.
• Teknik-tehnik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu, dengan memberikan hadiah kepada anak tersebut berupa
bintang atau tanda sehingga mereka dapat mencapai kemajuan dalam tingkah laku mereka.
b. Medis
• Terapi farmakologi :
Farmakologi yang sering digunakan adalah dekstroamfetamin, metilfenidat, magnesium pemolin serta fenotiazin. obat tersebut
mempunyai pengaruh-pengaruh sampingan yang lebih sedikit.
Penatalaksanaan
DOWN SYNDROME

Menurut Soetjiningsih (2013), perawatan anak down syndrome, kompleks karena banyaknya masalah medis dan psikososial, baik
yang timbul segera atau jangka panjang. Manajemen kesehatan, lingkungan rumah, pendidikan, dan pelatihan vokasional, sangat
berpengaruh terhadap fungsi anak dan remaja down syndrome dan membantu proses transisi ke masa dewasa. Penanganan lebih
lanjut selama masa anak-anak, dan perlu di bahas secara periodic sesuai tahap perkembangan adalah :

a. Dukungan personal bagi keluarga


b. Dukungan finansialdan medisbagi anak dan keluarga
c. Antisipasi terhadap trauma pada setiap fase perkembangan
d. Pengaturan diet dan olahraga untuk mencegah obesitas
Anak dengan kelainan ini memerlukan perhatian dan penanganan medis yang sama dengan anak yang normal. Tetapi terdapat
beberapa keadaan dimana anak dengan syndrome down memerlukan perhatian khusus yaitu dalam hal : Pendengaran, Penyakit
jantung bawaan, Penglihatan, Nutrisi : akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi/prasekolah maupun obesitas pada
masa remaja atau setelah dewasa sehingga butuh kerja sama dengan ahli gizi, Kelainan tulang : dapat terjadi dislokasi patella,
subluksasio pangkal paha/ ketidakstabilan atlantoaksial. Lain-lain : aspek medis lainnya yang memerlukan konsultasi dengan para
ahli, meliputi masalah imunologi, gangguan metabolisme atau kekacauan biokimiawi
Penatalaksanaan
RETARDASI MENTAL
Untuk mendiagnosis retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesis dari orang tua dengan teliti
mengenai: kehamilan, persalinan, dan pertumbuhan serta perkembangan anak. Dan bila perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium.
• Pentingnya Pendidikan dan Latihan untuk Penderita Retardasi Mental
1. Latihan untuk mempergunakan dan mengembangkan kapasitas yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.
2. Pendidikan dan latihan diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat yang salah.
3. Dengan latihan maka diharapkan dapat membuat keterampilan berkembang, sehingga ketergantungan
pada pihak lain menjadi berkurang atau bahkan hilang.
• Jenis-jenis Latihan untuk Penderita Retardasi Mental. Ada beberapa jenis latihan yang dapat diberikan kepada
penderita retardasi mental, yaitu:
1. Latihan di rumah: belajar makan sendiri,  membersihkan badan dan berpakaian sendiri, dst.,
2. latihan di sekolah: belajar keterampilan untuk sikap social,
3. Latihan teknis: latihan diberikan sesuai dengan minat dan jenis kelamin penderita, dan
4. Latihan moral: latihan berupa pengenalan dan tindakan mengenai hal-hal yang baik dan buruk secara
moral.
Konsep Dasar
Keperawatan
Diagnosa
01
Keperawatan Hambatan
pertumbuhan dan
02 perkembangan
Resiko
03 cedera
Hambatan
04 interaksi sosial
Defisit
perawatan diri

05
Gangguan proses
keluarga
INTERVENSI
KEPERAWATAN
No SDKI SLKI SIKI
1 Gangguan tumbuh kembang Status perkembangan Perawatan perkembangan
- Keterampilan/ perilaku sesuai usia mengingkat Observasi
- Kemampuan melakukan perawatan diri - Identifikasi pencapaian perkembangan
meningkat anak
- Respon sosial meningkat Teraupetik
  - Pertahankan lingkungan yang mendukung
  perkembangan optimal
- Motivasi anak berinteraksi dengan anak
lain
- Dukung anak mengekspresikan diri
melalui penghargaan positif atau upan
balik atas usahanya
Edukasih
- Jelaskan orangtua dan/pengasuh tentang
milestone perkembangan dan perilaku
anak
- Anjurkan orang tua berinteraksi dengan
anaknya
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, bila perlu.
2 Resiko cedera Tingkat cedera Pencegahan cedera
  - Ketegagan otot menurun Observasi
- Gangguan mobelitas menurun - Iddentifikasi area lingkungan yang
berpotensi menyebebkan cedera
 
Teraupeutik
- Sediakan pencahayaan yang
memadahi
- Gunakan alas lantai jika beresiko
mengalami cedera serius
- Gunakan pengaman tempat tidur
sesuai dengan kebijakan fasilitas
pelayanan kesehatan
Edukasi
- Jelaskan alsan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien dan
keluarga
 
3 Hambatan Interksi Sosial Interaksi sosial Modifikasi perilaku keterampilan social
Observasi:

  - Perasaan nyaman dengan situasi - Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan social


- Identifikasi focus pelatihan keterampilan social
social meningkat
  Terapeutik:

- Persaan mudah menerima atau - Motivasi untuk berlatih keterampilan social


  - Beri umpan balik positif (mis.pujian atau penghargaan)
mengkomunikasikan perasaan terhadap kemampuan asosialisasi
  - Libatkan keluarga selama latihan keterampilan social, jika
- Responsive pada orang lain perlu
Edukasi
- Perasaan tertasik pada orang lain - Jelasakn tujuan melatih keterampilan social

- Minat melakukan kontak emosi - Jelaskan respond an konsekuensi keterampilan social


- Anjuran mengungkapkan perasaan akibat masalah yang

  dialami
- Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi

  - Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan social


- Latih keterampilan social secara bertahap

  Promosi sosialisasi
Observasi:

  - Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang


lain

  - Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain


Terapeutik:

  - Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan


- Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan

  - Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan


kelompok
- Motivasi berinteraksi diluar lingkungan (mis.jalan-jalan,
ketoko buku)
- Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam
 
 
 
 
4 Defisit perawatan diri Perawatan diri Dukungan perawatan diri
- Kemampuan mandi meningkat Onservasi
- Kemampuan mengenakan pakian - Monitor tingkat kemandirian
meningkat - Identifikasih kebutuhan alat bantu
- Kemampuan makan meningkat kebersihan diri, berpakian, berhias,
- Verbalisasi keinginan melakukan dan makan
perawatan diri Terapeutik
- Mempertahankan kebersihan mulut - Sediakan lingkungan yang terapeutik
( mis, suasanan hangat, rileks, privasi)
- Dampingi dalam melakukan
perawatan diri samapi mandiri
- Siapkan keperluan pribadi (misl:
parfum, sikat gigi, dan sabun mandi )
Edukasi
- Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
5 Gangguan proses keluarga Proses keluarga Dukung koping keluarga
- Adaptasi keluarga terhadap Observasi
situasi menurun - Identifikasi proses emosional
- Kemampuan keluarga terhadap kondisi saat ini
berkomunikasih secara terbuka - Idetifikasih beban prognosis
di antara anggota keluarga secara psikologis
meningkat Terpeutik
- Aktivitas mendukung - Dengarkan masalah,
pertumbuhan anggota keluarga perasaan, dan pertanyaan
meningkat keluarga
Bersikap sebagai pengganti
keluarga untuk menenangkan
pasien dan/ jika keluarga idak
dapat memberikan perawatan
TerimaKasih
ADA PERTANYAAN ???

Anda mungkin juga menyukai