Anda di halaman 1dari 23

INFORMED CONSENT

(Suatu tinjauan Hukum)


Sejarah Perkembangan
* Pada awal mulanya, dikenal hak atas
Persetujuan/Consent, baru kemudian
dikenal hak atas Informasi > kemudian
menjadi “Informed Consent”

* Dr harus memperoleh ijin Pasien


dahulu sebelum melakukan tindakannya!
•“Setiap manusia dewasa dan berakal
sehat, berhak untuk menentukan apa yang
hendak dilakukan terhadap tubuhnya
sendiri; dan seorang Dr Ahli Bedah yang
melakukan suatu operasi tanpa persetujuan
pasiennya > dapat dipersalahkan telah
melakukan suatu pelanggaran untuk mana
ia harus bertanggung jawab atas segala
kerugian”
Menurut Prof. Azrul Azwar:
“kehendak untuk menghormati hak
asasi manusia dalam bidang
kedokteran diterjemahkan sebagai
hak-hak pasien (patient right)
akhirnya ditetapkan sebagai salah
satu kewajiban etik yang harus
dipatuhi oleh setiap warga profesi
kedokteran
PENGERTIAN :
Kontrak/Hub antara Nakes – Pasien
bertumpu pada :
- hak untuk menentukan diri sendiri
- Hak atas informasi
> Nakes dan Pasien secara bersama2
berusaha menemukan terapi/perawatan
yang tepat buat Pasien !
•Sec. Harfiah : terdiri atas kata
INFORMED dan CONSENT
•Menurut Permenkes 585/1989 sbg
Persetujuan Tindakan medik yaitu suatu
persetujuan yang diberikan pasien atau
keluarganya atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang dilakukan
terhadap Pasien tersebut”
> BAGAIMANA KORELASI HAK INFORMASI
dengan HAK PERSETUJUAN/ CONSENT !!
HAK ATAS INFORMASI

• Pada dasarnya merupakan Hak


Pasien dan BUKAN Hak Keluarga
Pasien.

• SIFAT : harus diberikan oleh


Nakes yang merawat, diminta
maupun tidak diminta Pasien
FUNGSI INFORMASI :
* Bagi Pasien :
> sebagai dasar atas persetujuan/penolakan
yang ia putuskan;
> sebagai perlindungan atas hak pasien
untuk menentukan diri sendiri
* Bagi Nakes :
> dapat membantu lancarnya tindakan
> dpt mengurangi timbulnya efek sampingan
> dpt mempercepat proses penyembuhan
> dapat meningkatkan mutu layanan
HAL YANG HARUS DIINFORMASIKAN :
•Permenkes No.585/’89 : keuntungan maupun
kerugian dari tindakan yang akan dilakukan,
selengkap-lengkapnya, kecuali dpt membahayakan
kesehatan
•Prof. HJJ Leenen meliputi :
1) Hasil Diagnosa 2) Terapi dan Alternatif Terapi
3) Cara kerja dan Pengalaman
4) Risiko-risiko 5) Kemungkinan perasaan sakit
atau lainnya 6) Keuntungan
7) Prognosa penyakit
YANG BERHAK ATAS INFORMASI :

Informasi tentang tindakan harus diberikan


kepada pasien, baik diminta maupun tidak
diminta. PASIEN YANG BAGAIMANA ? Yang
Dewasa & Sehat akalnya.
 Prof. Leenen membedakan Pasien yang
belum dewasa atas :
Group A : Yang masih anak-anak / de
jongereminderjarige
Group B : Yang sudah mendekati
kedewasaan/ de oudere minder-
jarige
YANG DIKESAMPINGKAN :
Menurut Permenkes 585/’89:
- bila informasi tsb membahayakan OS
- bila pasien menolak
Menurut Prof. Leenen:
- Pasien yang belum dewasa
- Pasien yang sakit jiwa
- Pasien yang akan terganggu kesehatannya
- Pasien yang menjalani pengobatan dengan
“Suggestive Therapeuticum” antara lain dg
Terapi Placebo
YANG WAJIB MENYAMPAIKAN :

Dokter > Informasi Medis


Perawat/Bidan > Informasi atas
asuhan keperawatan/asuhan
kebidanan

PENDELEGASIAN PENYAMPAIAN
INFORMASI !!
HAK ATAS PERSETUJUAN
Pada dasarnya merupakan Hak pasien >
BUKAN Hak Keluarga Pasien.
(Perhatikan Form yang ada di RS pada
umumnya !!)
PERHATIAN :PERAN PERAWAT/BIDAN DALAM
PROSES PENANDATANGANAN FORM OPERASI

SIFAT PERSETUJUAN
> Pada dasarnya bersifat : LIMITATIF !!
BENTUK PERSETUJUAN
Permenkes : Tertulis dan Lisan
Secara ISYARAT ?

YANG BERHAK MEMBERI


PERSETUJUAN
Adalah PASIEN DEWASA YANG
BERADA DALAM KEADAAN SADAR
DAN SEHAT MENTAL
PERSETUJUAN PASIEN TDK SADAR
Permenkes Pasal 11 bahwa Dalam hal
Pasien tidak sadar/pingsan serta tidak
didampingi oleh keluarga terdekat
dan secara medik berada dalam
keadaan gawat dan atau darurat yang
memerlukan tindakan medik segera
untuk kepentingannya, tidak
diperlukan persetujuan dari siapapun.
YANG BERHAK MEMBERIKAN
PERSETUJUAN

Adalah pasien yang dewasa dan


sehat mentalnya (mampu untuk
bersikap tindak menurut hukum)
TANGGUNG JAWAB
HUKUM
PERAWAT/BIDAN,
DOKTER & RS
Tanggung Jawab
Perawat/Bidan
Peran Perawat/Bidan di RS:
1) INDEPENDENT/Mandiri
yakni untuk semua kegiatan yang
termasuk asuhan keperawatan/ asuhan
kebidanan (Caring Activities).
Perawat/Bidan bertanggung jawab/gugat
PENUH terhadap kesalahan dari
KEPUTUSAN yang dibuat (responsible for
the decision to perform) dan terhadap
PELAKSANAAN dari keputusan tersebut
(responsible for the execution)
2) DEPENDENT/tergantung
yakni semua kegiatan yang termasuk
dalam kategori tindakan/aktifitas medis
(medical activities) yang didelegasikan
kepadanya.
Pada dasarnya medical activities ini
menjadi tanggung jawab Dokter
sepenuhnya. Namun untuk penentuan
tanggung jawabnya,harus dilihat Proses
PENDELEGASIAN nya.
Selain pendelegasian, juga harus
dianalisa tentang bagaimana isi
Keputusan/Decision yang diambil serta
bagaimana Pelaksanaan/Execution-nya.
SYARAT PENDELEGASIAN :
1. Untuk penentuan diagnosa/ terapi
tidak boleh didelegasikan.
2.Pemberi pendelegasian harus YAKIN
akan kemampuan yang didelegasikan.
3. Pendelegasian harus tertulis secara
rinci dan jelas
4.Harus ada bimbingan teknis dari
Pemberi Pendelegasian
5. Bila Penerima merasa YAKIN TIDAK
MAMPU, maka ia wajib menolak.
Terhadap kesalahan yang dilakukan oleh
Perawat/Bidan/Dokter dapat beraspek:
1. Etika Profesi
2. Hukum, baik aspek Perdata,Pidana
maupun Administrasi

Anda mungkin juga menyukai