TINGKATAN ORGANISASI
KEHIDUPAN
SEL
JARINGAN
ORGAN
SISTEM ORGAN
ORGANISME
I. JENIS JARINGAN PADA
HEWAN
FASE GASTRULA
Berfungsi sebagai:
• Penyokong & membentuk struktur tubuh
• Pengikat dan penyambung antar jaringan
• Pelindung suatu organ
• Pertahanan tubuh terhadap invasi bibit penyakit
• Menyimpan energi
• Sirkulasi
Serat kolagen Bersifat tidak elastis tersusun dari protein Terdapat pada
(mudah robek), sangat kolagen berwarna tendon, ligamen,
kuat, dan mudah putih bening dengan tulang dan kulit.
dibengkokkan. garis samar-samar
yang memanjang
FAH
Luka tertutup
SEL-SEL DARAH
a. Eritrosit (Sel darah merah)
• Bentuk lempengan
Bikonkaf
• Tidak memiliki inti sel
• Mengandung Hb untuk
mengikat O2 dan CO2
b. Leukosit (sel darah putih)
• Memiliki inti sel
• Tidak mengandung Hb
• Fungsi sbg pertahanan tubuh
MACAM-MACAM JARINGAN
DARAH
Leukosit
Trombosit
b. JARINGAN LIMFA
• Merupakan cairan yang dikumpulkan dari
jaringan-jaringan dan kembali ke aliran darah
• Antibodi (immunoglobulin) dan sel-sel yang
sebagian besar berupa limfosit akan ditambahkan
pada saat limfa melewati nodus limfa
• Nodus limfa terdapat didalam tonsil, limpa, timus,
dan sepanjang saluran penernaan
• Limfa dapat membeku tetapi prosesnya lebih
lambat dari pada pembekuan darah dan hasilnya
lebih lunak dari pada pembekuan darah.
Fungsi Sistem Limfatik
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke
dalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi
darah.
3. Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke
sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi
ini ialah saluran lakteal (di mukosa usus halus)
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan
mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran
organisme itu kedalam jaringan, dan bagian lain tubuh.
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat
imun (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap
mikroorganisme.
MACAM-MACAM IMMUNOGLOBULIN
Immunoglobulin G ( Ig G )
Ig G beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem
getah bening, dan usus. Memiliki efek kuat antibakteri maupun virus,
serta menetralkan racun. Merupakan satu-satunya immunoglobulin
yang mampu melewati plasenta dan merupakan kekebalan pasif
dari ibu kepada anaknya sera merupakan pertahanan utama untuk
bayi pada minggu-minggu pertama dalam kehidupannya (dari
kolustrum)
Immunoglobulin M ( Ig M )
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada
permukaan sel-sel B. Disintesis pertama kali sebagai stimulus
terhadap antigen.
Immunoglobulin A ( Ig A )
Ditemukan dalam sekresi eksternal. Contoh pada mukosa saluran nafas,
intestinal, urin, genital, saliva, air mata dll.
Dapat menetralisir virus dan menghalangi penempelan bakteri pada sel
epitelium. Antibodi ini melindungi janin dalam kandungan dari berbagai
penyakit. Ig A yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem
pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak terdapat dalam tubuh bayi
yang baru lahir.
Immunoglobulin D ( Ig D )
Melekat pada permukaan luar sel limfosit B, berfungsi sebagai reseptor
antigen sel limfosit B dan penting bagi aktivitas sel limfosit B tersebut.
Immunoglobulin E ( Ig E )
Disekresikan oleh sel plasma di kulit, mukosa dan tonsil
mengakibatkan sel melepaskan histamin dan berperan dalam reaksi alergi
NODUS
LIMFA
3. JARINGAN IKAT PENYOKONG
Osteoklas
• Disebut giant cell,
• Berinti banyak (3-6 buah) dengan jumlah anak inti yang
bervariasi
• Terdapat didekat permukaan tl atau di dalam lekukan
dangkal lakuna howship
• Mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik,
berfungsi dalam proses resorpsi tl atau osteolisis
KOMPONEN SELULER
TULANG KERAS
BERDASARKAN STRUKTURNYA TULANG
KERAS DIBEDAKAN MENJADI 2:
Tulang spongiosa:
• Memiliki rongga-rongga
• Tersusun dari trabekula dan lempeng-lempeng yang saling
berhubungan
• Terletak pada bagian dalam tulang dan langsung
berhubungan dengan sumsum tulang.
Tulang kompak:
• Tidak memiliki rongga, terletak dibagian luar tl spon
• Terdiri atas berjuta-juta sistem havers yang tersusun
menurut sumbu panjang tl
• Sistem havers terdiri atas lamela matriks tulang, lakuna,
kanalikuli, dan saluran havers.
JARINGAN IKAT PENYOKONG
C. JARINGAN OTOT
• Tersusun dari sel-sel atau serat-serat otot
Memiliki membran plasma yang disebut
sarkolema dan berisi sitoplasma yang disebut
sarkoplasma.
• Serat otot disebut miofibril. Miofibril terdiri atas
satuan-satuan yang lebih kecil disebut
miofilamen.
• Terdiri dari 3 jaringan otot, yaitu:
• Otot polos
• Otot rangka
• Otot jantung
1. OTOT POLOS
• Berbentuk seperti gelendong,
dengan kedua ujungnya
meruncing.
• Satu inti berbentuk oval
ditengah sel
• Aktivitasnya lambat.
• Sistem saraf otonom
• otot involunter
• Terdapat pada saluran
pencernaan makanan , saluran
pernapasan, kandung kemih,
dan saluran reproduksi.
2. OTOT RANGKA
• Sel otot rangka berbentuk
silindris panjang
• Inti berbentuk lonjong, terletak di
tepi dan jumlahnya lebih dari 1.
• Otot volunter
• Aktivitasnya cepat namun cepat
lelah
• Memiliki miofibril yang
menunjukan pita gelap dan pita
terang.
• Terdapat atau melekat pada
rangka
C. OTOT JANTUNG
• Hanya terdapat di jantung
• Sel otot jantung (kardiosit) berbentuk silindris dengan
ujung bercabang dua atau lebih.
• Inti sel satu ditengah-tengah serat
• Miofibril menunjukan pita gelap dan pita terang
sehingga berlurik-lurik.
• Otot involunter
• Aktivitas terus menerus dan tahan lama tanpa lelah
PERBEDAAN JARINGAN OTOT
Perbedaan Otot polos Otot rangka Otot jantung
Bentuk sel Gelendong Silindris panjang Silindris, bagian
ujung bercabang
dua atau lebih
Inti sel Bentuk oval, Bentuk lonjong, Bentuk lonjong
berjumlah satu berjumlah banyak panjang, berjumlah
ditengah di tepi serat satu ditengah serat
Pita gelap-terang Tidak ada Ada Ada
(lurik) pada
miofibril
Aktivitas Kontraksi lambat, Kontraksi cepat, Kontraksi cukup
mudah lelah kuat, mudah lelah kuat, ritmis,
otomatis, tidak
mudah lelah
Pengaruh saraf Saraf tak sadar Saraf sadar, otot Saraf otonom, otot
(saraf otonom), volunter involunter
otot involunter(otot
tak sadar)
Letak Saluran Melekat pada jantung
pencernaan, tulang rangka
dinding pembuluh
darah, saluran
pernapasan,
saluran reproduksi,
kandung kemih
D. JARINGAN SARAF
• Berfungsi menghimpun rangsangan dari lingkungan,
mengubah rangsangan menjadi impuls saraf,
meneruskan impuls ke bagian penerimaan
terorganisasi, menafsirkan impuls, kemudian
memberikan jawaban (respons) yang tepat ke organ-
organ efektor.
• Tersusun dari sel saraf (neuron) dan sel penyokong
(neuroglia)
• Neuron berbentuk serabut panjang
• Neuroglia adalah sel berukuran kecil, menghasilkan
mielin, berfungsi sbg penyokong neuron-neuron dan
menyatukan jaringan pada susunan saraf pusat.
Neuron dibedakan menjadi :
a. Neuron Sensorik : menerima sinyal dari
lingkungan dan mengirimkannya ke saraf
pusat.
b. Neuron Motorik : mengirimkan sinyal dari
saraf pusat ke bagian tubuh lain.
c. Antara neuron satu dengan neuron lain
terdapat celah sinapsis. Pada celah ini terdapat
neuro transmitter yang bertugas mengirimkan
sinyal dari satu neuron ke neuron lain.
II. ORGAN
Sekumpulan beberapa jenis jaringan yang
melakukan fungsi tertentu
Berdasarkan letaknya pada tubuh, organ
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
Organ luar (misalnya mata, telinga, mulut,
hidung, dan kulit)
Organ dalam (misalnya paru-paru,
jantung, lambung, usus, dan ginjal)
III. SISTEM ORGAN
• Gabungan dari bebrapa organ yang melakukan fungsi
tertentu
• Sistem organ pada manusia ada 10:
• Sistem gerak
• Sistem peredaran darah
• Sistem limfa
• Sistem pencernaan
• Sistem pernapasan
• Sistem ekskresi
• Sistem hormon (endokrin)
• Sistem saraf
• Sistem indra
• Sistem reproduksi
1. SISTEM GERAK
• Alat gerak pasif: tulang pada
tangan, tulang kaki, tulang
kepala, tulang dada, dan
lainnya.
• Alat gerak aktif: otot rangka
• Fungsi: menggerakan
anggota badan, memberi
bentuk tubuh, dan
menentukan posisi tubuh
2. SISTEM PEREDARAN DARAH
• Jenis organ: jantung,
pembuluh darah arteri,
vena, dan kapiler
• Fungsi: mengangkut
oksigen, nutrisi,
hormon,
karbondioksida, sisa-
sisa metabolisme, dan
menjaga suhu tubuh
3. SISTEM LIMFA
• Jenis organ: pembuluh limfa, limpa, kelenjar
timus, dan nodus limfa
• Fungsi: menjaga imunitas, melindungi tubuh
dari infeksi virus, bakteri, dan zat asing,
serta mengangkut lemak
4. SISTEM PENCERNAAN
• Saluran pencernaan: mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum
dan anus.
• Kelenjar pencernaan: hati dan pankreas
• Fungsi: mencerna makanan dan menyerap
sari-sari makanan untuk proses fisiologi
tubuh
5. SISTEM PERNAPASAN
• Jenis organ: hidung, laring, trakea, bronkus, dan
paru-paru
• Fungsi: mengambil oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida, serta menghasilkan energi dalam
bentuk ATP.
6. SISTEM EKSKRESI
• Jenis organ: ginjal, hati, paru-paru, dan kulit
• Fungsi: pengeluaran zat-zat sisa
metabolisme dan menjaga keseimbangan
cairan tubuh (homeostasis)
7. SISTEM HORMON
• Kelenjar hipofisis (pituitari), kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, kelenjar pankreas,
kelenjar suprareanalis (adrenal/anak ginjal),
kelenjar kelamin (testis dan ovarium), dan
plasenta pada fetus.
• Fungsi: memproduksi hormon untuk proses
fisiologi tubuh, misalnya metabolisme
pertumbuhan dan perkembangan
8. SISTEM SARAF
• Otak, sumsum tulang belakang, dan saraf
tepi (saraf perifer)
• Fungsi: menerima rangsangan dari berbagai
organ dan memberikan respons (jawaban),
serta mengatur kerja alat-alat tubuh
9. SISTEM INDRA
• Hidung, lidah, mata, telinga, dan kulit
• Fungsi: memberi berbagai rangsangan dari
lingkungan di sekitarnya
10. SISTEM REPRODUKSI
• Pada laki-laki: testis, epididimis, vas deferens,
uretra, vesikula seminalis, kelenjar prostat,
kelenjar cowper, penis, dan skrotum
• Fungsi: memproduksi sperma untuk
perkembangbiakan
• Pada wanita: ovarium, oviduk, uterus, vagina,
vulva, dan klitoris
• Fungsi: memproduksi sel telur (ovum) untuk
perkembangbiakan.
IV. SEL PUNCA
Sel yang menjadi awal mula dari pertumbuhan
sel lain yang menyusun keseluruhan tubuh
organisme
A. KARAKTERISTIK SEL PUNCA
• Belum berdiferensiasi, sehingga belum memiliki bentuk
dan fungsi yang spesifik layaknya sel-sel lain yang
menyusun organ tubuh
• Mampu memperbanyak diri, dengan cara bereplikasi
untuk menghasilkan sel-sel yang berkarakteristik sama
dengan induknya
• Dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu jenis sel,
bersifat pluripoten atau multpoten,
• Pluripoten: kemampuan sel untuk berdiferensiasi
menjadi sel tubuh apapun yang berasal dari ketiga
lapisan embrional
• Multipoten: hanya menjadi bebrapa jenis sel yang
biasanya berada dalam suatu golongan, misalnya sistem
saraf atau sistem pembentukan darah.
B. JENIS SEL PUNCA
• Berdasarkan tingkat maturasi, sel punca
dibedakan menajadi 2 jenis, yaitu:
• Sel punca embrionik
• Sel punca dewasa
1. SEL PUNCA EMBRIONIK
• Sel punca yang didapatkan saat
perkembangan individu masih berada dalam
tahap embrio
• Terbentuk saat embrio berusia 3-5 hari, yaitu
saat blastosis akan melakukan tahap
implantasi dinding rahim
• Dalam perkembangannya akan
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel
dewasa
• Bersifat pluripoten
2. SEL PUNCA DEWAS
Sel punca yang ditemukan diantara sel-sel lainnya yang telah
berdiferensiasi dalam suatu jaringan dewasa.
Bersifat multipoten yang hanya mampu berdiferensiasi menjadi
beberapa jenis sel yang segolongan
Contoh sel punca dewasa:
Sel punca hematopoietik: berdiferensiasi menjadi seluruh sel darah
seperti eritrosit, trombosit, neutrofil, limfosit B dan limfosit T
Sel punca jaringan saraf (neural), berdiferensiasi menjadi 3 jenis sel
saraf utama (astrosit, oligodendrosit, dan neuron)
Sel punca jaringan kulit, menjadi keratinosit dan sel-sel lapisan
epidermis kulit
Sel punca mesenkimal, menjadi osteosit, kondrosit, adiposit, dan sel-
sel jaringan ikat
Sel punca jantung, menjadi 3 jenis sel jantung utama (endotel,
kardiomiosit, dan sel otot polos
C. POTENSI SEL PUNCA DALAM
APLIKASI KLINIS