Anda di halaman 1dari 23

KONSEP PENYAKIT DAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN
KATARAK
Ns. Rani Lisa Indra, M.Kep., Sp.Kep.MB
KELOMPOK 2 :
● Desinta Widianti 19031002
● Yunika Pafilia 19031007
● Gusvita Sari 19031008
● Nopisa Ariani 19031015
● Sonia Wahyuni 19031022
● Kurniati 19031024
● Diona Rosalina Putri 19031025
● Rina Luthfiyyah Nasution 19031031
DEFINISI
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di
seluruh dunia yang sebenarnya dapat dicegah.Penyakit
katarak merupakan penyakit mata yang ditandai dengan
kekeruhan lensa mata sehingga mengganggu proses
masuknya cahaya ke mata.Sekitar 90% kasus katarak
berkaitan dengan usia; penyebab lain adalah kongenital dan
trauma.
ETIOLOGI
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Pada anak dan remaja
nukleus bersifat lembek sedang pada orang tua nukleus ini menjadi keras.
Katarak dapat mulai dari nukleus, korteks, dan subkapsularis lensa. Dengan
menjadi tuanya seseorang maka lensa mata akan kekurangan air dan menjadi
lebih padat. Lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya,sehingga
kemampuannya memfokuskan benda dekat berkurang. Hal ini mulai terlihat
pada usia 45 tahun dimana mulai timbul kesukaran melihat dekat (presbiopia).
Pada usia 60 tahun hampir 60% mulai mengalami katarak atau lensa keruh.  
KLASIFIKASI

1. Berdasarkan Usia 2. Berdasarkan Maturitas Katarak

a. Katarak kongenital 1. Iminens/insipiens


2. Imatur
b. Katarak Senilis, Ada 3 jenis 3. Matur
berdasarkan lokasi kekeruhannya 4. Hipermatur
1. Katarak nuklearis
2. Katarak kortikal
3. Katarak subkapsuler
PATOFISIOLOGI
Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi
coklat kekuningan Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan
hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang
memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat
menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein
lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan
dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Proses ini mematahkan serabut
lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Jumlah enzim akan
menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien
yang menderita katarak.
MANIFESTASI KLINIK

Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, pasien


melaporkan penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan gangguan
fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan
penglihatan, temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara
keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop.
Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan
dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya
hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih. Orang dengan katarak secara
khas selalu mengembangkan strategi untuk menghindari silau yang menjengkel
yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah.
KOMPLIKASI SELAMA
OPERASI
1. Pendangkalan kamera okuli anterior
Pendangkalan kamera okuli anterior (KOA) dapat terjadi karena cairan yang
masuk ke KOA tidak cukup, kebocoran melalui insisi yang terlalu besar, tekanan
dari luar bola mata
2. Posterior Capsule Rupture (PCR)
PCR dengan atau tanpa vitreous loss adalah komplikasi intraoperatif yang
sering terjadi Beberapa faktor risiko PCR adalah miosis
3. Nucleus drop
Jatuhnya seluruh atau bagian nukleus lensa ke dalam rongga vitreus. Jika hal
ini tidak ditangani dengan baik, lensa yang tertinggal dapat menyebabkan
peradangan intraocular berat
KOMPLIKASI
SETELAH OPERASI
1. Edema kornea
Kombinasi dari trauma mekanik, waktu operasi yang lama, trauma kimia, radang,
atau peningkatan tekanan intraokular (TIO), dapat menyebabkan edema kornea
2. Perdarahan
Komplikasi perdarahan pasca operasi katarak antara lain perdarahan retrobulbar,
perdarahan atau efusi suprakoroid, dan hifema
3. Glaukoma sekunder
Beberapa penyebab glaucoma sekunder sudut terbuka adalah hifema, TASS,
endoftalmitis, serta sisa masa lensa.
CONT...

4. Uveitis kronik
Inflamasi yang menetap lebih dari 4 minggu, didukung dengan penemuan keratik
presipitat granulomatosa yang terkadang disertai hipopion, dinamai uveitis kronik.
Kondisi seperti malposisi LIO, vitreus inkarserata, dan fragmen lensa yang tertinggal,
menjadi penyebab uveitis kronik.
5. Edema Makula Kistoid (EMK)
EMK ditandai dengan penurunan visus setelah operasi katarak
6. Ablasio retina
Adanya kapsul posterior yang utuh menurunkan insidens ablasio retina pasca
bedah
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana definitif untuk katarak saat ini adalah tindakan bedah.
Beberapa penelitian seperti penggunaan vitamin C dan E dapat memperlambat
pertumbuhan katarak, namun belum efektif untuk menghilangkan katarak.
Tujuan tindakan bedah katarak adalah untuk mengoptimalkan fungsi
penglihatan. Keputusan melakukan tindakan bedah tidak spesifik tergantung
dari derajat tajam penglihatan, namun lebih pada berapa besar penurunan
tersebut mengganggu aktivitas pasien. Indikasi lainnya adalah bila terjadi
gangguan stereopsis, hilangnya penglihatan perifer, rasa silau yang sangat
mengganggu, dan simtomatik anisometrop.Indikasi medis operasi katarak
adalah bila terjadi komplikasi antara lain: glaucoma fakolitik, glaukoma
fakomorfik, uveitis fakoantigenik, dislokasi lensa ke bilik depan, dan katarak
sangat padat sehingga menghalangi pandangan gambaran fundus karena dapat
menghambat diagnosis retinopati diabetika ataupun glaukoma.
TERAPI NUTRISI
1. Asam lemak omega-3
Ditemukan pada ikan seperti sarden dan salmon.
2. Wortel dan buah-buahan
3. Sayuran hijau
Kangkung, lobak, bayam kaya akan karotenoid lutein. Sementara itu, paprika merah
juga memberi mata vitamin C yang mengurangi risiko kondisi katarak.
4. Jus gandum
5. Alpukat
6. Kacang-kacangan dan biji – bijian
Biji almond dan bunga matahari, serta pistachio dan kenari, adalah beberapa pilihan
terbaik.
7. Teh Hijau
PENCEGAHAN Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ini diberikan
Pencegahan Primer kepada mereka yang menderita atau
dianggap menderita. Adapun beberapa
Pencegahan primer meliputi pengobatan terhadap penyakit katarak
segala bentuk kegiatan yang dapat melalui obat dan operasi.
dapat menghentikan kejadian
suatu penyakit atau gangguan
Pencegahan Tersier
sebelum hal itu terjadi. Pencegahan tersier terhadap penyakit
kataraak dengan melakukan
perawatan pasien hingga sembuh
serta melakukan terapi-terapi untuk
meminimalisir kecacatan akibat
katarak tersebut. 
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1 . Identitas pasien Meliputi identitas pribadi pasien.
2 Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama  
b) Riwayat penyakit sekarang
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat penyakit keluarga
e) Riwayat hospitalisasi
f) Riwayat psikologi
g) Riwayat kebiasaan
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Kesadaran dan TTV  
b) Pengkajian fisik : Kepala dan leher
c) Pengkajian pola : Pola aktivitas/istirahat
d. Pola neurosensori :
e. Pola kebersihan dan personal hyghine
f. Pola nyeri/ketidaknyamanan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Snellen chart : tidak dapat melihat dengan jelas huruf-huruf yang ada di snellen chart.
• Pengukuran tonografi : (n 12-25mmHg).
• Pengukuran gonioskopi : Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut
terbuka dari sudut tertutup glaukoma
• Pemeriksaan penunjang : CT-scan orbita: adanya fraktur, benda asing dan kelainan
lainnya
• USG : USG untuk menyingkirkan adanya kelainan lain pada mata selain katarak.
Pemeriksaan khusus mata yang penting ultrasonografi (USG) dan biametri untuk
menentukan ukuran kekuatan (power) lensa intra okuler (IOL) dan adakah
astigmatism (silinder) pada mata penderita.
• Slit lamp : lensa yang terlihat keruh.
• Oftalmoskopi : atrofi lempeng optic, papiledema, serta perdarahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan sensori visual yang berhubungan dengan gangguan


 penerimaan sensori atau transmisi.
2) Kecemasan berhubungan dengan prosedur pembedahan dan
kemungkinan hilang pandangan.
3) Kurang pengetahuan tentang kondisi, pembedahan, perawatan
pra dan pascaoperasi, perawatan diri di rumah berhubungan dengan
kurang terpapar akan informasi.
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
KESIMPULAN
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia yang
sebenarnya dapat dicegah. Penyakit katarak merupakan penyakit mata yang
ditandai dengan kekeruhan lensa mata sehingga mengganggu proses masuknya
cahaya ke mata.
Menurut penelitian, katarak disebabkan oleh oksidasi radikal bebas yang
merusak protein dan enzim di lensa mata. Hasil penelitian yang dilakukan pada
2008 menunjukkan bahwa konsumsi makanan kaya antioksidan dapat
mengurangi peluang terkena katarak sebesar 18%.
Adapun terapi nutrisi yang dapat dilakukan oleh penderita katarak adalah, antara
lain : Asam lemak omega-3, Wortel dan buah-buahan, Sayuran hijau, Jus
gandum, Alpukat, Kacang-kacangan dan biji – bijian serta Teh Hijau
REVERENCE
(n.d.).
Astari, P. (2018). Katarak : klasifikasi, tatalaksana, dan komplikasi operasi. CKD-
269, 45, 749-753.
https://intisari.grid (Placeholder1)
.id/read/031713946/cegah-katarak-sekarang-juga-ini-7 makanan-yang-harus-
anda-konsumsi?page=all
ibrahim, M. f. (2019). antioksidan dan katarak. jurnal biomedika dan kesehatan,
154-161.
Khalilullah S.A 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada katarak senilis
Ns. Dini qurrata Ayuni, S. M. (2020). BUKU AJAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN POST OPERASI KATARAK. padang, sumbar: pustaka galeri
mandiri.
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai