Anda di halaman 1dari 16

KONSEP BERMAIN

PADA ANAK
WIDHI WIZIATI FAULANA
BERMAIN

Bermain merupakan suatu aktivitas yang langsung dan


spontan. Bermain dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
berbagai tujuan yang menyenangkan. Menurut Roger, Cosby
S. dan Janet K. Sawyers (1995)
Fungsi bermain
Perkembangan sensoric dan motoric
pada saat melakukan permainan aktivitas sensoric-motoric merupakan komponen yang
terbesar anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot.
Perkembangan intelektual
melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan
sekitarnya terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek.
Perkembangan social
Anak belajar memberi dan menerima, anak belajar berinteraksi dgn teman, memehami
Bahasa lawan bicara dan belajar tentang nilai social.
Perkembangan kreativitas
Anak akan belajar dan mencoba utk merealisasikan ide-idenya.
Lanjutan…
 Perkembangan kesadaran diri

Anak akan mengembangkan kemampuannya dlm mengatur tingkah laku dan akan belajar mengenal kemampuannya serta

membandingkan dengan orang lain.

 Perkembangan moral

Anak akan mempelajari nilai benar&salah dr lingkungan, terutama dari orang tua&guru. Anak akan mendapatkan

kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima lingkungan&dapat menyesuaikan diri thd

aturan yg ada.

 Bermain sebagai terapi

Anak akan terlepas dari ketegangan&stress yg dialaminya krn dgn melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan

rasa sakit dan dapat merelaksasikan melalui kesenangan melakukan permainan, terutama bagi anak yg sedang dirawat di

RS
Jenis permainan berdasarkan Usia

Usia 0-1 tahun (bayi)


 Permaina utk melatih reflek, melatih kerja sama Antara mata & tangan, mata & telinga
melatih mengenal suara, kepekaan perabaan
 Permainan yg dapat dimasukkan kedalam mulut, gambar bentuk muka, boneka orang &
binatang, alat permainan yg dapat digoyang dan menimpulkan suara.
Usia 1-3 tahun (toddler)
 Permainan pada usia ini bertujuan utk melatih anak melakukan gerakan
mendorong/menarik melatih imajinasi, melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari dan
memperkenalkan beberapa bunyi & mampu membedakannya.
 Jenis permainan pada usia ini seperti alat permainan yg dpt di dorong dan ditarik berupa
alat rmh tangga, balak-balok, buku bergambar, kertas, pensil berwarna dll.
Lanjutan…
Usia 3-6 tahun (Prasekolah)
 Pada usia ini, anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitas dan sosialisasi,
mengembankan & mengontrol emosi, motoric kasar dan halus.
 Jenis permainan yg dapat digunakan seperti benda-benda sekitar rumah, buku gambar,
majalah anak-anak, alat gambar, kertas utk belajar melipat, gunting dan air
Usia 6-12 tahun (sekolah)
 Karakteristik permainan utk anak usia sekolah dibedakan menurut jenis kelaminnya.
Bermain dgn kelompok, dapat belajar dgn aturan-aturan kelompok, belajar mandiri,
cooperative bersaing, menerima orang lain dan tingkah laku yg diterima.
 Alat bermain seperti puzzle, kartu, buku, alat utk mencat/melukis, dll
Faktor yang mempengaruhi bermain pada anak

1. Tahap tumbuh kembang anak


Bermain disesuaikan dgn tahap tumbuh kembang anak dan jenis permainan dapat menstimulasi
pertumbuhan & Perkembangan anak.
2. Status kesehatan
Anak- anak yg sehat mempunyai banyak energi untuk bermain di bandingkan dgn anak yg kurang
sehat, sehingga anak-anak yg sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain yg membutuhkan
banyak energi.
3. Intelegensi
Anak yg cerdas lebih aktif dibandingkan dgn anak yg kurang cerdas. Anak yg cerdas lebih
menyenangi permainan yg bersifat merangsang daya berpikir mereka .
Lanjutan …
4. Jenis kelamin
Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yg menghabiskan banyak energy, perbedaan ini bukan berarti bahwa
anak perempuan kurang sehat dibanding anak laki-laki, melainkan pandangan masyarakat bahwa anak perempuan
sebaiknya menjadi anak yg lembut & bertingkah laku yg halus.
5. Status social ekonomi
Anak yg dibesarkan di lingkungan keluarga yg status social ekonomi tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yg
lengkap dibandingkan anak-anak yg dibesarkan di keluarga yg status ekonomi rendah.
6. Lingkungan
Anak yg dibesarkan dilingkungan yg kurang menyediakan peralatan, waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan
menimbulkan aktivitas bermain anak berkurang.
7. Peralatan bermain
Peralatan main yang dimiliki anak mempengaruhi permainan.
Klasifikasi permainan

1. Berdasarkan Isi Permainan

a. Social affective play

Permainan yg membuat bayi/ anak merasakan kesenangan dalam berhubungan dengan orang lain.

b. Sense of Pleasure Play

Permainan dengan menggunakan alat yg dapat menimbulkan rasa senang pd anak dan biasanya
mengasikkan sehingga susah utk dihentikan.

c. Skill Play

Permainan ini menggunakan objek yg dapat melatih kemampuan utk berkreatifdan trampil dalam
sebagai hal ex bayi memegang benda, memindahkan benda, main bongkar pasang.
Lanjutan
d. Games
Permainan dengan menggunakan alat tertentu dgn perhitungan (skore). Ex ular tangga,
congklak, puzzle.
e. Unoccupied Behavior
Anak tidak bermain tetapi memfokuskan perhatian mereka secara singkat pada apapun yg
menarik perhatian mereka. Ex melamun, memainkan kain atau pakaian dan objek lain (kursi
meja), tersenyum dan tertawa.
f. Dramatic Play
Permainan berpura-pura dalam berprilaku, seperti anak melakoni sebagai orang dewasa,
seorang ibu dan guru dalam kehidupan sehari. Sifat dr permainan ini adalah anak dituntut
aktif dalam memerankan sesuatu.
Lanjutan…
2. Berdasarkan karakter social
a. Onlooker Play
Anak melibatkan/mengobservasi permainan orang lain tetapi tidak ikut bermain. Permainan
ini biasanya dimulai pada usia toddler. Ex memerhatikan orang menendang bola.
b. Solitary Play
Selama permainan tunggal, anak bermain sendiri dengan mainan yg berbeda dgn mainan yg
digunakan oleh anak lain ditempat yang sama. Minat dipusatkan pada aktifitas mereka
sendiri tanpa terkait dgn aktifitas anak lain.
c. Parallel Play
Bermain sendiri di tengah-tengah anak lain yg sedang bermain akan tetapi tidak ikut dalam
kegiatan orang lain.
Next…
d. Associatve Play

Permainan Associative anak bermain bersama dan mengerjakan aktifitas serupa/bahkan


sama, tetapi tidak ada organisasi, pembagian kerja penetapan kepemimpinan, atau tujuan
bersama. Permainan ini dimulai pada usia toddler sampai usia prasekolah.

e. Cooperative Play

Permainan terorganisasi dalam kelompok, ada tujuan kelompok dan ada pemimpin.
Permainan ini dimulai dari usia prasekolah, usia sekolah dan remaja.
Bermain untuk anak yg dirawat di rs

Merupakan aktivitas yg sehat dan diperlukan untuk


kelangsungan tumbuh kembang anak dan
memungkinkan utk dapat menggali dan
mengekpresikan perasaan dan pikiran anak,
mengalihkan rasa nyeri dan relaksasi.
Terapi bermain pada anak yang
dihospitalisasi
1. Anak sakit tetap membutuhkan aktivitas bermain
2. Bermain memberikan kesempatan kpd anak utk menyelesaikan tugas
perkenbangan & membangun koping terhadap stress
3. Bermain menyediakan kebebasan utk mengekspresikan emosi & menanggulangi
pengalaman yg tidak menyenangkan
4. Respon hospitalisasi berkurang sehingga anak lebih kooperatif
Prinsip bermain di rs

1. Tidak banyak mengeluarkan energy, singkat dan sederhana.


2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur yg sama
4. Permainan tidak bertentangan dgn pengobatan
5. Semua alat permainan dapat dicuci
6. Melibatkan orang tua
Terima kasih….

Anda mungkin juga menyukai