Oleh :
Siti Lingga Oktafiani
(H1AP15008)
Pembimbing:
dr. Ikhsan Trinadi,Sp.A., M.Kes.
01 Pendahuluan
Pendahuluan
Keluhan Utama :
Batuk berdahak semakin memberat sejak 2 hari
SMRS
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Bayi rujukan dari klinik Abdul Khair datang ke IGD RSUD M.YUNUS, dengan
keluhan batuk yang memberat sejak 2 hari SMRS. Ibu pasien mengatakan
batuk sudah sejak 2 bulan yang lalu. Batuk disertai dahak yang sulit keluar
tanpa disertai dengan darah. Batuk dirasakan sudah sejak usia 3 bulan dan
sudah sering berobat. Setelah minum obat keluhan batuk berkurang namun
keluhan batuk muncul berulang lagi. Karena keluhan batuk tersebut bayi
menjadi kurang minum ASI. Riwayat kontak dengan orang yang memiliki batuk
lama disangkal. Pasien juga mengalami demam yang hilang timbul. Ibu pasien
juga mengatakan sejak bayi mengalami batuk yang berulang, bayi tidak
mengalami peningkatan berat badan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat batuk berulang sejak usia 3 bulan.
Imunisasi
BB : 4,4 kg
Interpretasi: < -3
SD (Berat badan
sangat kurang)
KURVA STATUS GIZI
TB : 63 cm
Interpretasi: 0 sampai
-2 SD (normal)
KURVA STATUS GIZI
BB: 4,4 kg
TB: 63 cm
Interpretasi: < -3 SD
(gizi buruk)
KURVA STATUS GIZI
TB : 63 cm
BMI : 11,08
Interpretasi : < -3 (gizi
buruk
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium
Tanggal 23/08/ 2021
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Interpretasi:
Foto simetris dan inspirasi cukup
Trakea masih di tengah
Cor tidak membesar, CTR <50%
Sinuses dan diafragma normal
Pulmo:
Hili normal
Corakan bronkovaskular normal
Perbecakan minimal dilapang paru
kanan dan kiri
Kesan:
Bronkopneumonia
DIAGNOSIS KERJA
TB Paru + GIZI BURUK
DIAGNOSIS BANDING
Bronkopneumonia
Asma bronkial
Bronkiolitis
PENATALAKSANAAN
IVFD KAEN 1B 6tpm mikro
Ampicilin 3 x 150 mg IV
Gentamicin 2 x 11 mg IV
Asam Folat 1x1 mg p.o
Apialys Syr 1x0,3 cc p.o
Zink Syr 1x5 ml p.o
Ambroxol 3x0,3 ml p.o
ASI+Susu Formula 8x57 cc/ogt
Chest Therapy
PROGNOSIS
Tahun 2010, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara dengan insidensi TB tertinggi di
dunia sebanyak 0,37 – 0,54 juta.
Penyakit ini merupakan penyebab kematian terbesar ke-3 setelah penyakit kardiovaskular
dan penyakit saluran pernapasan serta merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok
penyakit infeksi.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Peningkatan
Perad anganaliran darah
p ermula an
dan permeabilitas
Peningkatan kapiler
yang
Perad be
angan aliran
rlangsu ngdarah
p ada
p ermula an
yang terjadi
danerah akibat
permeabilitas kapiler
da
yang bebrlangsu
pelepasan aru yangng p ada
yang terjadimediator
terinfeksi akibat
da erah b aru
peradangan
pelepasan yang
dari sel mast.
mediator
terinfeksi
peradangan dari sel mast.
Degra
Degra
nulasi
nulasi
sel
sel
mast
mast
juga
juga
meng
meng
aktifka
aktifka
n jalur
n jalur
kompl
kompl
emen
emen
bekerj
bekerj
asam
asam
a
a
denga
denga
n
n
histam
histam
in
in dan
dan
prosta
prosta
gladin
gladin
untuk
untuk
mele
mele
maska
maska
n otot
n otot
polos
polos
vaskul
vaskul
er
er
paru
paru
dan
dan
penin
penin
gkata
gkata
n
n
perme
perme
abilita
abilita
ss
kapiler
kapiler
paru.
paru.
Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadi serbukan sel PMN,
fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukannya kuman di alveoli.
BRONKOPNEUMONIA
BRONKOPNEUMONIA BERAT
SANGAT BERAT
Tidak mau menetek/minum, kejang,
Napas cepat atau retraksi yang berat
letargis, demam atau hipotermia,
bradipnea atau pernapasan ireguler
KLASIFIKASI
Anak usia 2 bulan-5 tahun
Napas cepat; >50 x/menit Retraksi, tanpa sianosis Tidak dapat minum/makan,
pada anak usia 2 bulan-1 dan masih sanggup minum, kejang, letargis, sianosis
tahun; >40 x/menit pada maka anak harus dirawat di sentral
anak usia 1-5 tahun rumah sakit dan diberi
antibiotik
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Demam
• Batuk
• Sesak napas
• Malaise
• Penurunan nafsu makan
PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi ditemukan
Suhu tubuh ≥ 38,5o C fremitus vokal menurun
• Bila anak memberi respons yang baik maka diberikan selama 5 hari.
Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan
amoksisilin oral (15 mg/ kgBB/kali tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.
KOMPLIKASI
Anak akan sembuh dari pneumonia dengan cepat dan sembuh sempurna,
walaupun kelainan radiologi dapat bertahan selama 6-8 minggu sebelum
kembali ke kondisi normal.
Mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada pasien dengan keadaan malnutrisi
energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan.
GIZI BURUK
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat
badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah
underweight (gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk).
Balita disebut gizi buruk apabila indeks Berat Badan menurut Umur
(BB/U) kurang dari -3 SD. Gizi buruk (severe malnutrition) adalah
suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi,
kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari
proses terjadinya kekurangan gizi menahun.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI GIZI BURUK
Marasmus
Kwashiorkor
Marasmus-kwashiorkor
Salah satu metode untuk mengukur status gizi
masyarakat adalah ukuran antropometri. Hasil
pengukuran antropometri mencerminkan status gizi
anak yang dapat digolongkan menjadi status gizi
baik, kurang atau buruk.
04 PEMBAHASA
N
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
• Berdasarkan anamnesis, didapatkan keterangan, bayi perempuan berusia 5
bulan rujukan dari Klinik Abdul Khair dengan keluhan batuk berdahak sejak 2
hari SMRS. Ibu pasien mengatakan batuk sudah sejak 2 bulan yang lalu
yang hilang timbul. Batuk disertai dahak yang sulit keluar. Ibu pasien
mengatakan Pasien juga mengalami demam yang hilang timbul serta berat
badan bayi tidak mengalami peningkatan.
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
• Hasil pemeriksaan fisik ditemukan, keadaan umum: tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, kesan gizi sangat kurangl. Pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan nadi 135 x/menit (regular, isi dan tegangan cukup),
pernafasan 36 x/menit, suhu 36,70C (axilla), saturasi oksigen 98%.
Pemeriksaan status gizi didapatkan BB 4,4 kg dan TB 63 cm.
• Pemeriksaan fisik didapatkan suara rhonki basah halus di kedua lapang
paru.
• Pada pemeriksaan penunjang laboratorium darah, didapatkan hasil Leukosit
yaitu; 12.600 mm3.
• Pemeriksaan radiologi rontgen thorax didapatkan kesan Bronkopneumonia.
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS BANDING
• Diagnosis banding pasien dalam kasus ini adalah Bronkiolitis, asma bronkial
dan bronkitis akut.
• Bronkiolitis, gejala awal berupa gejala infeksi respiratori atas akibat virus,
seperti pilek ringan, batuk, dan demam. Satu hingga dua hari kemudian
timbul batuk yang disertai dengan sesak napas, dapat ditemukan wheezing,
sianosis, merintih (grunting), napas berbunyi, muntah setelah batuk, rewel,
dan penurunan napsu makan.
• Pemeriksaan fisik pada anak yang mengarah ke diagnosis bronkiolitis adalah
adanya takipnea, takikardi, dan peningkatan suhu di atas 38,5 °C.
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS BANDING
• Diagnosis banding pasien dalam kasus ini adalah Bronkiolitis, asma bronkial
dan bronkitis akut.
• Gejala asma bronkial terdapat gejala sulit bernafas, mengi atau dada terasa
berat, serta batuk kering, dan adanya riwayat asma atau penyakit atopi pada
anggota keluarga.
• Pada bronkitis, umumnya gejala batuk awalnya keras dan kering kemudian
menjadi batuk yang ringan dan produktif. Pada pemeriksaan fisik dapat
terdengar rhonki, napas yang berat dan kasar, wheezing, ataupun suara
kombinasi.
PEMBAHASAN
Gizi Buruk
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA
05 KESIMPULAN
KESIMPULAN
Telah dilaporkan pasien batuk berdahak yang sulit keluar pada seorang bayi
laki-laki, berusia 5 bulan 18 hari rujukan dari Klinik Abdul Khair dengan
keluhan utama Batuk berdahak yang hilang timbul. Diagnosis
Bronkopneumonia + gizi buruk ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa didapatkan batuk dirasakan
semakin lama semakin memberat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 135
x/menit, pernafasan 36 x/menit, suhu 36,7 C, adanya suara rhonki basah halus di
kedua lapang paru dan pada pemeriksaan status gizi pasien adalah gizi buruk.
Pemeriksaan radiologi rontgen torax didapatkan kesan Bronkopneumonia.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH.