Anda di halaman 1dari 21

Chronic Renal Failure (CRF)

1
Pengertian
• Penurunan faal ginjal yang menahun, yang
umumnya tidak reversibel dan cukup lanjut
yang merupakan perkembangan payah ginjal
progresif dan lambat atau menahun.

2
Incidence
• Chronic renal failure and end stage renal
disease (ESRD) affect more than 2 out of 1000
people in the United States

3
What are the causes?
Glomerular Disease Vascular Disease Infections
• Glomerulonephriti • Hypertension • Pyelonephritis
• Acute/chronic • Renal Artery • Tuberculosis
lupus Disease
erythematosis • Nephrosclerosis
• Polyarteritis
Nordosa
• Diabetes Mellitus

Interstitial Nephritis Hereditary Disease Obstructive Disease


• ChronicHypercalce • Polycyctic kidney • Calculi
mia disease • Tumors
• Chronic analgesic • Familial
ingestion amyloidosis
• Antibiotics, • Medullary cyctic
diuretics, other disease
drugs
4
GAMBARAN KLINIS
• Pada penurunan cadangan ginjal, tidak tampak
gejala-gejala klinis.
• Pada insufisiensi ginjal, dapat timbul poliuri
(peningkatan pengeluaran urine) karena ginjal
tidak mampu memekatkan urine.
• Pada gagal ginjal, pengeluaran urine turun
akibat GFR yang sangat rendah. Hal ini
menyebabkan peningkatkan beban volume,
ketidakseimbangan elektrolit, asidosis metabolik,
azotemia dan uremia.

5
• Pada penyakit ganjil stadium akhir, terjadi
azotemia dan uremia berat. Asidosis metabolik
memburuk, yang secara mencolok merangsang
kecepatan pernapasan. Timbul hipertensi,
anemi, osteodistrofi, hiperkalemia, ensefalopati
uremik, dan pruritus (gatal). Dapat terjadi gagal
jantung kongestif dan perikarditis. Tanpa
pengobatan terjadi koma dan kematian.

6
responsible for removing wastes from the body,
regulating electrolyte balance and blood pressure, and
the stimulation of red blood cell production. 7
FUNGSI UTAMA
EKSKRESI NON EKSKERSI

- Mempertahankan - Menghasilkan
osmolalitas plasma rennin
- Mempertahankan - Menghasilkan
GINJAL konsentrasi elektrolit eritropoitin
plasma - Metabolisme
- Mempertahankan pH vitamin D
plasma - Membentuk
- Mengeksresikan urea, prostagladin
asam urat, keratinin

Glomerular Disease,
Vascular Disease,
Interstitial Nephritis,
Infections, Hereditary
Disease and Obstructive GAGAL GINJAL
Disease KRONIS
8
Patofiologi
Kerusakan permanen unit fungsional ginjal

Penurunan faal ginjal


menahun dan progersif

Penumpukan Produk akhir


metabolisme

9
This is the typical
appearance of the
blood vessels
(vasculature) and
urine flow pattern in
the kidney. The
blood vessels are
shown in red and the
urine flow pattern in
yellow

10
GAGAL GINJAL
KRONIS
Dalam Darah
Ureum dan Kreatinin
GFR dan RBF Menurun Cepat meningkat
Produksi dan masa hidup
Sindrom Uremik SDM menurun
Kelainan volume cairan &
elektrolit Biokimiawi
Ketidak-seimbangan asam basa Asidosis metabolic
Retensi metabolic nitrogen Ketidak-seimbangan
Defisiensi sekresi ginjal kalium
Ketidak-seimbangan
Respirasi natrium
Kusmaul Hipermag-nesemia
Paru-paru uremik Azotemia
Pneuminitis Hiperuri-kemia 11
SSP
Kardiovasular Integumen
Ketajaman
mental menurun
Kardiomegali Pigmen urin
Neuro-muskular

Perubahan warna kulit Kalsium menurun


Hipertensi Kulit kering bersisik
Apatis
RESIKO Muskulos- Insomia
Payah jantung KERUSAKAN keletal Mudah Gelisah
INTEGRITAS fraktur Koma
KULIT
Kejang-kejang

PENURUNAN CURAH JANTUNG RESIKO CIDERA12


Retensi Na+ & H2OGastrointestinal Anorexia
Mual, muntah
Terasa logam dalam
Edema mulut
Nafas berbau
ammonia
KELEBIHAN VOL. CAIRAN stomatitis

NUTRISI (-) DR KEBUTUHAN


Perdarahan saluran cerna

BUN meningkat cepat

Diare
Dehidrasi
13
Pemeriksaan Penunjang
• TES KLIREN KREATININ : GFR pada
umumnya menurun
• KIMIA DARAH : urea/BUN meningkat,
serum kreatinin juga meningkat, dapat
terjadi hipoalbunemia, dislipidemia,
hiperfosfatase.
• DARAH LENGKAP : Hb, trombosit,
hematokrit, Fe serum dan feritin menurun
sedang lekosit meningkat.

14
• ANALISA GAS DARAH : penurunan pH, pCO2, HCO3,
dan kadang-kadang terjadi penurunan pO2.
• HAPUSAN DARAH : leukosit meningkat, trombosit
menurun dan eritrosit normokrom normositer.
• PEMERIKSAAN URINE : dapat terjadi hematuri,
proteinuri, albuminuri, bakteriuri.

15
Pemeriksaan Radiologis
– Intravenous Infusion Pyelographi (IVP) : menilai
sistem pelviokalises dan ureter.
– USG : menilai besar dan bentuk ginjal, tebal
parenkim ginjal, anatomi ureter proksimal, kandung
kemih dan prostat.
– ROTGENT ABDOMEN : untuk menilai bentuk dan
besar ginjal, apakah ada batu atau obstruksi lain.
– EKG : untuk mengetahui kemungkinan hipertropi
ventrikel kiri dan kanan, tanda-tanda perikarditis,
disritmia, gangguan elektrolit.

16
– Renogram : menilai fungsi ginjal kiri dan kanan,
lokasi gangguan serta sisa fungsi ginjal normal.
– Renal anterogram : mengkaji terhadap sirkulasi
ginjal dan ekstravaskularisasi serta adanya masa.
– Rotgen thorak : mengetahui tanda-tanda
kardiomegali dan odema paru.

17
• Pemeriksaan neurologis
• Tingkat kesadaran dapat apatis sampai
dengan keadaan koma. Hal ini terjadi karena
keadaan azotemia/toksik uremia yang
menyebar ke otak.

18
Stadium Gagal Ginjal Kronik
1. Penurunan cadangan ginjal (GFR turun 50
%)
2. Insufisiensi ginjal (GFR turun 20-35 %)
3. Gagal ginjal (20 % normal)
4. Penyakit ginjal stadium akhir (5 % dari
normal)

19
PENATALAKSANAAN
• Pada penurunan cadangan ginjal dan
insufisiensi ginjal, tujuan penatalaksanaan
adalah memperlambat kerusakan nefron
lebih lanjut, terutama dengan retriksi protein
dan obat-obat antihipertensi.
• Pada gagal ginjal, terapi ditujukanuntuk
mengoreksiketidakseimbangan cairandan
elektrolit.
• Pada penyakit ginjal tahap akhir, terapi
berupa dialisis atau tranplantasi ginjal.
• Pada semua stadium pencegahan infeksi
perlu dilakukan
20
21

Anda mungkin juga menyukai