Anda di halaman 1dari 16

Pemeriksaan Laboratprium Gangguan

Hati
Hati merupakan organ vital tubuh, hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah
kanan atas rongga abdomen menyatu dengan saluran bilier dan kandung empedu. Pada kondisi
hidup hati berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah (Sloane, 2004).
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih 1,5 kg
(Junqueira & Carneiro., 2007)
Fungsi Hati
1. Pembentukan dan eksresi empedu (metabolisme garam empedu
pigmen garam empedu )
2. Metabolisme karbohidrat (glikogenesis, glikogenolisis,
glukoneogenesis)
3. Metebolisme protein (sistesis protein serum dan faktor pembekuan darah, urea dan
penyimpanan protein)
4. Metabolisme lemak (ketogenesis, sintesis kolesterol, penimbunan lemak)
5. Depo vitamin (A,D,E,K,B12) dan mineral (Fe,Cu)
6. Metabolisme steroid
7. Detoksifikasi (mendetoksi banyak produk metabolik termasuk
obat dan toksin)
8. Depo darah dan filtrasi
9. Sistem imun (melindungi tubuh dari serangan penyakit dan infeks
Jenis/contoh gangguan fungsi hati
• Hapatitis
• kolestatis
• Sirosis hepatis
• Abses Hati
• Perlemakan Hati
• Kanker hati
Gambaran umum tes fungsi hati
Tes fungsi hati adalah pemeriksaan yang membantu menentukan kesehatan hati dengan
mengukur kadar protein, enzim hati, KH, lemak, fungsi eksresi atau fungsi parenkim seperti
bilirubin dalam darah.
Pemeriksaan fungsi hati diindikasikan untuk
• Penapisan atau deteksi adanya kelainan atau penyakit hati,
• Membantu menengakkan diagnosis,
• Memperkirakan beratnya penyakit,
• Membantu mencari etiologi suatu penyakit,
• Menilai hasil pengobatan,
• Membantu mengarahkan upaya diagnostik selanjutnya, serta
• Menilai prognosis penyakit dan disfungsi hati.
PARAMETER YANG DIUKUR
PADA GANGGUAN HATI
1. SGOT/AST
2. SGPT/ALT
3. GGT
4. ALP
5. ALBUMIN
6. BILIRUBIN
1. SGOT /AST (Aspartate
Aminotransferase)
SGPT/ALT adalah enzim yang spesifik untuk hati yang hanya memberikan hasil yang
signifikan terhadap adanya peningkatan penyakit hepatobilliary di hati.
Kadar SGOT ditentukan dengan menggunakan metode kinetik enzimatik (menurut IFCC
(International Federation of Clinical Chemistry)). Prinsip dari pemeriksaan ini adalahSerum
Glutamat Oxaloacetat Transaminase (SGOT) mengkatalisis transaminase dari L – aspartate dan
alfa –ketoglutarat membentuk L- glumate dan oxaloacetate (Sardini, 2007).
SGOT terdapat dalam jaringan yang memiliki aktivitas metabolik yang tinggi: jadi, enzim
ini dapat meningkat pada kerusakan atau kematian jaringan organ seperti jantung, hati, otot,
skeletal, dan ginjal. Meskipun tidak spesifik bagi penyakit hati, kadarSGOT dapat meningkat pada
sirosis, hepatitis, dan penyakit kanker hati (Smeltzer, 2002).
2. SGPT/ ALT(Alanine
Aminetransferase)
SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase)yang berasal dari sitoplasma sel hati
dianggap lebih spesifik daripada SGOT (yang berasal dari mitokondria dan sitoplasma hepatosit)
untuk kerusakan parenkim sel hati. Pada umumnya nilai tes SGPT lebih tinggi daripada SGOT pada
kerusakan hati akut sedangkan pada proses kronis dapat sebaliknya (Kosasih, 2008).
SGOT/AST adalah enzim yang tidak spesifik hanya terdapat di dalam hati tetapi juga dapat
di temukan di sel darah, sel jantung dan sel otot, oleh karena itu peningkatan SGOT tidak selalu
menunjukkan adanya kelainan di sel hati.
KadarSGPT meningkat terutama pada penyakit hati dan dapat digunakan untuk memantau
perjalanan penyakit hepatitis, sirosis atau hasil pengobatan yang mungkin toksik bagi hati.SGOT
terdapat dalam jaringan yang memiliki aktivitas metabolik yang tinggi: jadi, enzim ini dapat
meningkat pada kerusakan atau kematian jaringan organ seperti jantung, hati, otot, skeletal, dan
ginjal. Meskipun tidak spesifik bagi penyakit hati, kadarSGOT dapat meningkat pada sirosis,
hepatitis, dan penyakit kanker hati (Smeltzer, 2002).
3. GGT
Gamma Glutamyl Transferase (Gamma GT) adalah enzim yang dapat memindahkan asam amino dan
peptida ke dalam sel melalui membran sel dalam bentuk gamma glutamil peptide. Enzim ini ditemukan
dalam sitoplasma, namun dalam jumlah yang yang lebih besar ditemukan di membran sel (Burtis, dkk.,
2008).
Gamma GT terutama terdapat pada hati dan ginjal, namun pada jumlah yang lebih sedikit juga
ditemukan pada limpa, kelenjar prostat dan otot jantung.
Pemeriksaan Gamma GT merupakan pemeriksaan yang sensitif untuk mendeteksi penyakit
hepatobiliar karena keberadaan enzim tersebut di dalam serum terutama berasal dari hati dan saluran
empedu. Kadar Gamma GT akan meningkat lebih awal dan tetap meningkat selama terjadi kerusakan
(Kee, 2008).
4. ALP
Alkaline phosphatase (ALP) merupakan enzim yang banyak ditemukan di hepar (isoenzim ALP-1) dan
tulang (isoenzim ALP-2), serta sedikit diproduksi oleh sel-sel pada saluran pencernaan, plasenta, dan
ginjal. ALP sering digunakan untuk mendeteksi penyakit yang berhubungan dengan organ-organ tersebut.
Peningkatan kadar ALP dapat terjadi antara lain karena :
1. Obat-obatan seperti glukokortikoid dan antikonvulsan.
2. Pengaruh usia. Kadar ALP tertinggi terdapat pada bayi yang baru lahir, pada usia 10-11 tahun untuk
anak perempuan dan 13-14 tahun untuk anak laki-laki.
3. Penyaki-penyakit seperti gangguan hepatobilier, hyperadrenocorticism, dan peningkatan aktivitas
osteoblast (Susanti & Fibriana, 2016)
5. Albumin
Albumin merupakan komponen protein didalam plasma manusia, kurang lebih 3,4 - 4,7 gr/dl dan
menyusun sekitar 60 % dari total protein plasma. Albumin terdapat dalam plasma sekitar 40 %, sedangkan
sisanya 60 % terdapat didalam ruang ekstraseluler. Hati menghasilkan sekitar 12 gram albumin per hari
yang merupakan sekitar 25 % dari sintesis protein hepatik dan separuh dari seluruh protein yang
diekskresikan organ tersebut (Murray, dkk., 2009).
Albumin serum akan meningkat pada keadaan paska infus albumin dan dehidrasi. Albumin serum
akan menurun pada keadaan gangguan sintesa albumin (penyakit hati, alcoholism, malaabsorbsi, starvasi
penyakit kronis), kehilangan albumin, status gizi jelek, akibat rasio albumin dan globulin rendah
(peradangan kronik, penyakit kolagen, infeksi) (Hasan, dkk, 2008).
Fungsi albumin
1. Mempertahankan tekanan onkotik plasma. Peranan albumin terhadap tekanan ontotik plasma mencapai 80
%
2. Pengangkut dan pengikat. Mengangkut dan membawa molekul metabolit dan obat. Dan mengikat partikel
atau zat
3. Anti inflamasi Albumin mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga mencegah masuknya kuman-
kuman usus ke pembuluh darah, sehingga terhindar dari peritonitis bakterialis spontan
4. Mempertahankan keseimbangan asam dan basa Albumin berperan sebagai buffer karena dengan adanya
muatan sisa dan molekul albumin yang mempunyai jumlah relatif banyak dalam plasma. Keadaan pH normal
albumin bermuatan negatif dan berperan dalam pembentukan gugus anion yang dapat mempengaruhi status
asam basa
5. Efek antioksidan Albumin dalam serum bertindak menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh
leukosit polimorfonuklear
6. Bilirubin
Bilirubin berasal dari pemecahan heme akibat penghancuran sel darah merah oleh sel retikuloendotel.
Akumulasi bilirubin berlebihandi kulit, sklera, dan membran mukosa menyebabkan warna kuning yang
disebut ikterus. Kadar bilirubin lebih dari 3 mg/dL biasanya baru dapat menyebabkan ikterus. Ikterus
mengindikasikan gangguan metabolisme bilirubin, gangguan fungsi hati, penyakit bilier, atau gabungan
ketiganya

Pemeriksaan bilirubin untuk menilai fungsi eksresi hati di laboraorium erdiri dari pemeriksaan bilirubin
serum total, bilirubin serum direk, dan bilirubin serum indirek, bilirubin urin dan produk turunannya seperti
urobilinogen dan urobilin di urin, serta sterkobilin dan sterkobilinogen di tinja. Apabila terdapat gangguan
fungsi eksresi bilirubin maka kadar bilirubin serum total meningkat. Kadar bilirubin serum yang meningkat
dapat menyebabkan ikterik.

Anda mungkin juga menyukai