Anda di halaman 1dari 81

PEMBERIAN DAN PERHITUNGAN

DOSIS OBAT

Ns EUIS HERAWATI HIDAYAT, S.Kep . MM


KONSEP DASAR
PEMBERIAN OBAT
SEDIAAN OBAT
Obat adalah senyawa
atau campuran Tablet
senyawa untuk Kapsul
menggurangi gejala Oral
atau menyembuhkan Sirup
penyakit Bubuk

Obat
Parenteral Cair
Bubuk

TUJUAN PEMBERIAN OBAT Obat Tetes


•Untuk menghilangkan rasa nyeri Topikal
Salep / cream
yang dialami klien.
•Obat topikal pada kulit memiliki efek Supositoria
yang lokalEfek samping yang terjadi Transdernal
minimal
•Menyembuhkan penyakit yang
diderita oleh klien
SEDIAAN OBAT
1.Oral : memberikan suatu obat melalui mulut,
pemberian sec oral ini paling di sukai karena
mudah untuk di gunakan, menjamin
kepatuhan pasien, batasan untuk sterilisasi
kecil dan desian dosis bentuk sediaan lebih
fleksibel ( thapa et al 2005)
• Berbagai bentuk obat yg dapat di berikan sec
oral adalah dlm bentuk tablet, capsul, sirup,
atau puyer
• Kelemahan pemberian obat oral
- Reaksinya lambat, cara ini tdk dpt dipakai pd
keadaan gawat
- Membutuhkan waktu 30 – 45 menit sebelum di
absorbsi
2. Sublingual : penempatan obat di bawah lidah
dgn cara ini reaksi kerja obat lebih cepat, setelah
obat hancur dibawah lidah maka obat segera di
absorbsi kedalam pembuluh darah
• Cara ini mudah di lakukan dan pasien tdk merasa
mengalami kesakitan
• Pasien di beritahu untuk tdk menelan obat karena
bila di telan obat menjadi tdk aktif oleh adanya
proses kimiawi dgn cairan lambung di bawah lidah
• Contoh : Obat yg mengandung
NITROGLISERIN, yaitu obat vasodilatator yg di
gunakan untuk mengatasi nyeri pada angina
Pectaris. Misalnya Isosorbid dinitran
3. Parenteral : Berasal dari bhs yunani, PARA berarti di
samping, ENTERON berarti usus jadi parenteral berarti di
luar usus atau tidak melalui saluran cerna.
Parenteral pemberian obat yang dilakukan dengan
menyuntikkan obat  ke jaringan tubuh atau pembuluh
darah melalui injeksi ( IM,IV, SC, ) atau infus. 
• Sediaan parenteral ini merupakan sediaan steril. Obat
yang diberikan secara parenteral akan di absorbsi lebih
banyak dan bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan
obat yang diberikan secara topical atau oral. 
• Ada beberapa tujuan pemberian obat secara
parenteral antara lain :
a. Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat
dibandingkan dengan cara yang lain
b. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes
alergi)
c. Membantu menegakkan diagnosa
(penyuntikan zat kontras)
d. Memberikan zat imunologi
• Obat yang diberikan secara parenteral ini diberikan melalui
beberapa rute pemberian yaitu :

INTRAC SUB INTRA INTRA


UTAN CUTAN MUSKUL VENA
(IC) (SC) AR (IM) (IV)
Adalah injeksi yang ditusukkan pada lapisan dermis
dibawah epidermis atau dibawah permukaan kulit.
 Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini
dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara
umum dilakukan pada daerah lengan tangan
INTRAC bagian ventral. Tempat suntikan harus bebas dari
UTAN
luka dan relatif tidak berbulu.
(IC)
 Digunakan pada tes tuberkulin, tes alergi ( skint
test), vaksinasi dan kadang-kadang untuk anestesi
lokal
 Gunakan spuit tuberkulin/spuit hipodermik kecil, sudut
insersi adalah 5 sampai 15 derajat
 Jika digunakan untuk uji alergi maka amati bulatan kecil
pada permukaan kulit seperti gigitan nyamuk, apabila
bulatan tidak muncul/jika tempat injeksi mengeluarkan
darah setelah jarum ditarik  kemungkinan obat masuk
ke jaringan subkutan hasil uji kulit tidak valid
 Kekurangannya pada injeksi ini adalah :  hanya
sejumlah kecil obat yang dapat dimasukkan, Absorpsi
obat lambat karena suplai darah lebih sedikit
 Injeksi subkutan merupakan cara memberikan obat
melalui suntikan di bawah kulit.
Area penyuntikan dapat dilakukan pada daerah
lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga
bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada
SUB dan sekitar umbilicus (abdomen), area scapula,
CUTAN ventrogluteal dan dorsogluteal
(SC) Tempat injeksi harus bebas infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, tonjolan tulang dan otot atau saraf
besar dibawahnya, tidak pada area yang nyeri,
merah, pruritus dan edema.
• Contohnya :
 untuk penyuntikan Vaksin, obat-obatan pre
operasi, narkotik, insulin dan heparin
 Injeksi subkutan digunakan untuk obat
dengan dosis kecil (0,5 sampai 1 ml).
Pada klien yang berukuran normal maka
jarum insersi sudut 45 derajat., sedangkan
untuk Klien gemuk : cubit jaringan, gunakan
jarum yang cukup panjang untuk diinsersikan
dengan sudut 45 derajat sehingga melewati
jaringan lemak pada dasar lipatan kulit
INTRA
MUSKUL
AR (IM)

 Injeksi intramuskular merupakan cara memasukkan obat ke


dalam jaringan otot.
 Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus
lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring),
dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).
Terdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah
terbukti bahwa obatnya akan diabsorbsi dengan baik oleh
tubuh
• Kekurangan injeksi intamuskular :
Obat yang diberikan dengan cara ini akan diabsorpsi relatif kurang cepat. Obat yang
sukar larut dalam air dapat mengendap di tempat suntikan, sehingga absorpsinya
berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.
Contohnya : Vaksin : DPT, Hepatitis B, DT, Suntikan KB : Depo Provera, cyclofem,
Androgen sintetik : Deca Durobulin
Bahaya suntikan intramuscular

Sakit pada bekas suntikan apabila waktu menusuk/menarik jarum


melalui/terkena jaringan subkutan, sehingga obat tertinggal/mengenai jaringan
subkutan
• Lokasi suntik abses karena lokasi suntikan jarang pindah, lokasi suntik jaringan
cacat
• Terjadi kerusakan saraf jika lokasi suntikan dekat saraf
• Bisa mengakibatkan tulang luka akibat tertusuk jarum sehingga timbul sakit dan
lama sembuh
• Terjadi absorpsi obat terlampau cepat sehingga obat masuk vena/arteri, timbul
efek sistemik cepat dan menyebabkan keracunan
• Jaringan otot/tulang terinfeksi karena bakteri masuk jaringan /tulang akibat
kerja tidak aseptis
INTRA
VENA
(IV)

Adalah pemberian obat dengan cara memasukan obat ke dalam pembuluh


darah vena
Indikasi injeksi intravena :
1. Digunakan pada pasien yang dalam keadaan darurat, agar obat yang
diberikan dapat menimbulkan efek langsung, misalnya pada pasien
yang mengalami kejang-kejang.
2. Digunakan pada pasien yang tidak dapat diberikan obat melalui oral,
misalnya pada pasien yang mengalami muntah-muntah
3. Digunakan pada pasien yang tidak diperbolehkan memasukan obat
apapun melalui mulutnya
4. Pada pasien dengan keadaan menurun dan berisiko terjadinya
aspirasi
• Kekurangan injeksi intravena : dapat terjadi emboli, terjadi
infeksi karena jarum yang tidak steril, pembuluh darah
dapat pecah, terjadi ematoma, dapat terjadi alergi,
membutuhkan keahlian khusus.
• Kelebihan Injeksi Intravena : Dapat digunakan untuk
pasien yang tidak sadar, obat dapat terabsorpsi dengan
sempurna, obat dapat bekerja cepat, tidak dapat
mengiritasi lambung.
• Pada pemberian obat melalui injeksi Intavena ini terdiri
dari injeksi intravena secara langsung dan secara tidak
langsung.
INJEKSI INTRAVENA

TIDAK LANGSUNG SECARA LANGSUNG

Merupakan cara memberikan obat dengan Adalah cara memberikan obat


menambahkan atau memasukkan obat ke
dalam wadah cairan intra vena. pada vena secara langsung.
Daerah Penyuntikan : Pada Lengan (v. Daerah penyuntikan diantaranya
mediana cubiti / v. cephalika), Pada Tungkai vena mediana kubiti/vena
(v. Spahenous), Pada Leher (v. Jugularis),
Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) cephalika (lengan), vena sephanous
khusus pada anak – anak (tungkai), vena jugularis (leher),
 Tujuan : pemberian obat intra vena secara vena frontalis/temporalis (kepala).
tidak langsung bertujuan untuk
meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapeutik dalam
darah.
4.Topical :
Topical : Obat diberikan pada kulit atau
mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya
memiliki efek lokal, obat dapat di oleskan
pada area yang diobati  atau medicated baths.
Efek sistematik dapat timbul jika kulit klien
tipis.Inhalasi :Jalan nafas memberikan tempat
yang luas untuk absorbsi obat, obat diinhalasi
melalui mulut atau pun hidung.
TABLET
Tablet adalah obat serbuk yang didapatkan atau dicetak dalam bentuk padat

Tablet biasa
dihancurkan jika pasien
mengalami kesulitan
menelan

Tablet salut dilapasi (gula)


rasa tidak pahit & lebih
mudah ditelan
KAPSUL

Kapsul adalah wadah gelatin yang digunakan untuk


menyimpan obat dalam bentuk padat atau cair

Kapsul berfungsi untuk memudahkan


pasien meminum obat dan menjaga
kestabilan obat
SIRUP & SUSPENSI

Sirup adalah larutan


gula air yang dapat
Bubuk adalah obat kering dan sangat halus yang
menyembunyikan dilarutkan sesuai petunjuk -> suspensi
rasa obat
Suspensi adalah partikel – partikel padat suatu obat
yang terdispresi di dalam air dan harus dikocok sebelum
diberikan
OBAT TOPIKAL
Obat topikal adalah obat yang diberikan
melalui kulit dan membran mukosa yang
pada prinsipnya menimbulkan efek lokal.

Salep / cream

Transdermal

Obat Tetes

Supositoria
OBAT PARENTERAL

Vial Cair Vial Kering Ampule

Subcutan Piggy back


Iintramuscular (IM) Intravena (IV) intravena (IVPB)
(sc)
PRINSIP PEMBERIAN OBAT

Benar Pasien

Benar
dokumentasi Benar obat

Benar Waktu
Benar dosis

Benar cara
Pemberian
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
•Klien yang benar dapat dipastikan dengan
memeriksa identitas klien dan meminta
klien menyebutkan namanya sendiri . Hal ini
Benar di lakukan
Pasien/klien dgn mengidentifikasikan identitas
kebenaran klien yaitu mencocokkan nama,
tanggal lahir, nomor rekamedik dan
program pengobatan pada pasien. Jadi
terkait dengan klien yang benar, memiliki
implikasi keperawatan diantaranya
memastikan klien dengan memeriksa
gelang identifikasi dan membedakan dua
klien dengan nama yang sama.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT

 sebelum mempersiapkan obat ketempatnya


,perawat harus memperhatikan kebenaran obat
sebanyak 3 kali yakni ketika memindahkan obat dari
tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan,
Benar obat dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
Untuk menghindari kesalahan sebelum memberi obat
kepada pasien label pada botol/kemasan harus di
priksa 3 kali pertama saat membaca permintaan obat
kedua label botol dicocokan pada label yang di minta
ketiga jika label tidak terbaca isinya tidak boleh di pakai
dan harus di kembalikan kebagian farmasi
• Perawat harus ingat bahwa obat-obat tertentu
mempunyai
- Sound a like Nama yang bunyinya hampir sama dan
ejaannya mirip, misalnya cefoTAXIME dan
cefTRIAXONE, asam TRANEXamat dan asam
MEFEnamat , doBUTAmin injeksi dan doPAmin injeksi,
dst.
- Look a like ( rupa mirip)
contoh : allopurinol 100 mg & allopurinol 300 mg
Cefixime 100 mg & cefixime 200 mg
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
•Untuk menghindari kesalahan pemberian
obat maka penentuan dosis harus di
perhatikan dengan menggunakan alat
standar seperti obat cair harus dilengkapi
Benar dosis alat tetes, gelas ukur, spoit atau sendok
khusus, alat untuk membelah tablet
sehingga perhitungan obat benar Yang di
berikan kepada pasien
•Hitung dengan tepat dosis obat bila ragu
Lakukan doubel check dengan perawat
lainnya.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
•Berikan obat sesuai
rute pemberiannya
karena Kesalahan rute
Benar cara
Pemberian pemberian obat dapat
menimbulakan efek
sistemik yang fatal pada
pasien
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
•Pemberian obat harus benar benar sesuai
dengan waktu yang di programkan karena
berhubungan dengan kerja obat yang Dapat
menimbukan efek terapi dari obat misalnya
Benar Waktu pemberian anti biotik tidak boleh diberikan
bersama susu karena susu dapat mengikat
sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap.
•Asamefenamat harus di minum setelah makan
karena untuk menghindari iritasi yang berlebihan
pada lambung
• Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang
dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
1. Pemberian obat harus sesuai dgn waktu yg telah
ditetapkan
2. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam
sehari. Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehari, empat
kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma
tubuh dapat diperkirakan
3. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½
). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan
sekali sehari dan untuk obat yang memiliki waktu paruh
pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu
tertentu
4. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan
sebelum atau sesudah makan atau bersama
makanan
5. Memberikan obat-obat seperti kalium dan aspirin
yang dapat mengiritasi mukosa lambung sehingga
diberikan bersama-sama dengan makanan
6. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa
apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa
diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan
kontraindikasi pemeriksaan obat
Implikasi Dalam Keperawatan
1. Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat
dapat diberikan ½ jam sebelum atau sesudah
waktu yang tertulis dalam resep.
2. Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh
makanan seperti captopril, diberikan sebelum
makan
3. Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin,
yang dapat mengiritasi mukosa lambung,
diberikan bersama-sama dengan makanan.
4. Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien
telah dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostik, seperti
endoskopi, tes darah puasa, yang merupakan
kontraindikasi pemberian obat.
5. Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati
tanggalnya, buang atau kembalikan ke apotik (tergantung
peraturan).
6. Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang
sama sepanjang 24 jam (misalnya setiap 8 jam bila di
resep tertulis t.i.d) untuk menjaga kadar terapeutik dalam
darah.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
•Dokumentasi diberikan setelah
pemberian obat
•Jika waktu pemberian obat berbeda
Benar
dengan waktu seharusnya harus
dokumentasi tertulis alasannya.
•Contoh obat oral tertunda 30 menit
karena pasien muntah.
•Jika pemberian obat tidak dilakukan
maka harus tertulis alasannya
•Contoh pasien menolak pengobatan,
menunjukan reaksi alergi
• Dalam hal terapi,setelah obat itu diberikan,
harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu
dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien
menolak meminum obatnya atau obat itu
tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya
dan dilaporkan.
PERHITUNGAN
DOSIS OBAT
Pendahuluan
Dosis Obat adalah sejumlah
DOSIS OBAT takaran obat yang diberikan
kepada manusia yang dapat
memberikan efek fisiologis.
Tujuan Perhitungan
Dosis Obat

Setiap bahan kimia adalah racun, termasuk obat.


Oleh karena itu dosis harus dihitung untuk
memastikan bahwa obat yang diberikan dapat
memberikan efek terapi yang diinginkan
DASAR-DASAR PERHITUNGAN DOSIS UNTUK
PERAWAT
 Memahami perhitungan dosis individual bagi bayi, anak-
anak, lansia, orang dengan berat badan yang ekstrem (obes) dan
pada pasien dengan fungsi ginjal dan hati yang terganggu.
 Memahami satuan-satuan dosis yang digunakan dalam bidang
farmasi(obat) dan cara konversinya.
 Memahami perhitungan dosis yang harus diberikan berdasarkan
sediaan yang ada (tersedia).
 Memahami cara menghitung luas permukaan tubuh.
 Mengetahui sediaan obat.
BEBERAPA ISTILAH DOSIS
 Single dose : dosis sekali pemakaian, contoh
dosis sekali pakaimebendazole 100 mg.
 Daily dose : dosis pemakaian satu hari, contoh
dosis pemakaian digoksin 100 µg/hari.
 Dosis regimen : jadwal waktu pemberian setiap
dosis obat, misal dosisdoxepin 75 mg sehari.
Jumlah tersebut dibagi dalam beberapa
kalipemberian sehingga total pemberian dalam
sehari 75 mg.
 Dosis lazim/terapeutik : dosis untuk
tercapainya efek terapi pada orangdewasa.
 Dosis inisial/loading dose: dosis permulaan
atau dosis awal pengobatan untuk
mempercepat tercapainya kadar efektif
minimal. Setelah pemberian loading dose
dilanjutkan dengan maintenance dose
(dosis pemeliharaan).
 Dosis maksimum : dosis tertinggi yang aman
bagi penderita dewasa (tidak boleh terlampaui).
 Dosis toksik : dosis yang melebihi dosis
maksimal yang dapatmenimbulkan keracunan
 Dosis letal : dosis yang melebihi dosis maksimal
yang dapat menimbulkan kematian.
Macam-macam Dosis Obat
• Dosis Maksimum ( DM ) adalah takaran
terbesar yang dapat di berikan kepada orang
dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari
tanpa membahayakan. (DM) bukan
merupakan batas yang harus mutlak di taati.
• Dosis terapi atau dosis lajim adalah takaran
yang di berikan dalam keadaan biasa dan
dapat menyembuhkan.
• Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan keracunan pada penderita tetapi tidak
menyebabkan kematian.
• Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat
menyebabkan kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari:
– LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50%
hewan percobaan.
– LD 100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100%
hewan percobaan.
– Dosis sinergis bila dalam suatu resep terdapat dua atau lebih
bahan obat yang ber DM dan mempunyai efek yang sama
maka di hitung DM gabunganya tidak boleh lebih dari satu
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dosis
Obat
• Umur
• Berat badan
• Jenis kelamin
• Status patologis
• Toleransi terhadap
• Cara penggunaan
• Macam-macam faktor obat
• Waktu penggunaan obat
• Sifat bentuk sediaan psikologis dan fisiologis.
– Memberikan obat khusus yang ditujukan hanya
untuk anak dengan kondisi yang khusus pula.
- Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis
dan durasinya. Orang tua diberi penjelasan pentingnya
melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang
ditentukan dalam resep meskipun anak tampak sembuh.
Dalam pemberian obat pada anak, sediaan obat yang
banyak untuk anak dibuat dalam bentuk suspensi
- Jika obat yang tersedia untuk anak dalam bentuk tablet
sebaiknya dihaluskan/ digerus terlebih dahulu karena
tablet yang dikunyah akan membuat anak tersedak.
FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN RESPON
OBAT ANAK DAN DEWASA
.Perbedaan absorpsi karena perbedaan relatif
kepadatan sel.
.Perbedaan distribusi karena persentase cairan
ekstrasel dancairan tubuh total relatif lebih tinggi
pada anak dibandingdewasa.
. Perbedaan metabolisme karena proses enzimatis
belum sempurna.
. Perbedaan ekskresi karena glomerulus dan tubuli
ginjal belum sempurna
SATUAN DOSIS YANG SERING DIGUNAKAN
DALAM FARMAKOLOGI
• Satuan berat yg digunakan dalam dosis obat adalah : mg., g, mcg,
ml, liter, tsp, tbsp
1 gram = 1000 mg
1 mg = 1000 mcg
1 ml = 1 cc
1 ltr = 1000 ml
3 tsp = 5 ml
1 tbsp = 15 ml
• IU atau UI (International unit atau unit International) merupakan
satuan dosis untuk obat yang sukar dimurnikan atau sukar
ditentukan bobotnya seperti pada hormon, vaksin dan produk
biologi lainnya.
PERHITUNGAN PEMBERIAN OBAT
D
X =
T
X = Jumlah obat yang harus diberikan
D = Dosis yang harus diberikan
T = Sediaan yang ada
Contoh 1 :
• Tablet atau kapsul
• Dosis Amoksisilin untuk pasien A adalah 1000 mg,
sediaan yang ada kapsul amoksisilin 500 mg. berapa
banyak sediaan kapsul amoksisilin yang harus
diberikan.
D = 1000 mg ; T = 500 sehingga jumlah obat yang harus
diberikan X = 1000 mg = 2
500 mg

jadi dua kapsul yang harus diberikan kepada Pasien A


CONTOH 2 :
• Larutan dan sirup
• Berapa ml sirup yang harus diberikan, jika
pasien membutuhkan 375 mg amoksisilin
untuk sediaan yang ada berupa sirup 250
mg/5 ml
• D= 375 mg; T = 250 mg/ml sehingga jumlah
obat yang harus diberikan X adalah 375 mg
250 mg/5 ml
375 mg x 5 ml
250 mg
= 1,5 x 5ml
= 7,5 ml (½ sdk makan atau 1 ½ sendok teh)

cat: 1 tsp ( teaspoon )= 1 sdk teh =5 ml


1 tbsp ( table spoon )= 1 sdk makan = 15 ml
CONTOH 3 :

• Injeksi IV, IM dan lain-lain


• Cara perhitungannya sama dengan larutan atau sirup
• Berapa ml heparin yang diberikan, jika pasien membutuhkan
5 000 unit untuk sediaan heparin 10.000 unit/ml
• D = 5000 mg; T = 10.000 unit/ml sehingga jumlah obat yang
harus diberikan
X adalah 5000 unit = 5.000 = 0,5 ml
10.000 unit /1 ml 10.0000
MENGHITUNG DOSIS OBAT SESUAI ORDER
1000 mcg= 1 mg 1000 ml = 1 liter
1000 g = 1 kg 1 tsp/ct = 5 ml
DOSIS YANG DIBUTUHKAN X VOLUME / PELARUT 1000 mg = 1 g 1 tbsp/cm= 15 ml
SEDIAAN OBAT
tsp (teaspon)
Stbsp (tabelspon)
MENGHITUNG DOSIS OBAT SESUAI ORDER
1000 mcg= 1 mg 1000 ml = 1 liter
DOSIS YANG DIBUTUHKAN X VOLUME / PELARUT 1000 g = 1 kg 1 tsp= 5 ml
SEDIAAN OBAT 1000 mg = 1 g 1 tbsp = 15 ml
1 ml = 1 cc

O.D = morphine 0,5 mg O.D = heparin 5000 unit O.D = cefotaxime 500 mg
sediaan = 5000 unit/ml O.D = lactulosa 20 mg
Lebel = 2 mg/ml Lebel = 1 g/ml pelarutnya 10 cc
Berapa ml yang kamu Berapa ml yang kamu Berpa ml yang kamu berikan Lebel = 40 mg/30 ml
berikan pada pasien ? pada pasien ? Berapa ml yang kamu
berikan pada pasien ? Jawab : berikan pada pasien ?
Jawab :
Jawab : 500 mg X 1 ml Jawab :
5000 iu X 1 ml
0,5mg X 1 ml 5000 iu
1g 20 mg X 30 ml
500 mg X 10 ml
2mg = 1 X 1 ml = 1 ml 40 mg
1000 mg 0,5 X 30 ml = 15 ml = 1 tbsp
=0,25 X 1 = 0,25 ml 0,5 X 10 ml = 5 ml
Pemberian melalui Infus
• Untuk menghitung dosis atau kecepatan infus
yang tepat saat memberikan obat melalui infus,
perawat harus mengetahui informasi sebagai
berikut yaitu :
• Jumlah atau volume obat yang harus diberikan
• Lama pemberian obat yang diinginkan
• Kecepatan infus yang diinginkan
• Faktor alat (jumlah tetes untuk tiap ml) dari infus
set yang digunakan
Cara menghitung tetesan infus Dewasa:

• Rumus menghitung tetesan tiap menit :


Jumlah cairan yang dibutuhkan X Faktor tetesan
RUMUS = Tetesan yang ditentukan (jam) X 60 mnt
Contoh :
Cairan yang tersedia 500 cc harus habis dalam 10 jam. Berapakah jumlah tetesan
setiap menitnya ?
Jawab :
= Jumlah cairan yang dibutuhkan X Faktor tetesan
Tetesan yang ditentukan (jam) X 60 mnt

Maka jumlah tetesan tiap menitnya adalah :


= 500 X 20 =16,6 tetes/menit
10 X 60
• Rumus mencari lamanya dalam jam (dewasa) :
Jumlah cairan yang dibutuhkan X Faktor tetesan
= Tetesan yang ditentukan (jam) X 60 menit
Contoh :
Cairan yang tersedia 500 cc NaCl 0.9%. Diberikan dengan titrasi infus 20
tetes/menit. Berapa jam yang dibutuhkan sampai cairan tersebut habis ?
Jawab :
Jumlah cairan yang dibutuhkan X Faktor tetesan
= Tetesan yang ditentukan (jam) X 60 menit
= 500 X 20 = 8,3 jam
20 X 60
Cara menghitung tetesan infus Anak :

• Rumus menghitung tetesan tiap menit :


Jumlah cairan yang dibutuhkan X faktor tetesan
= Waktu yang ditentukan (jam) X 60 menit
Contoh :
Cairan yang tersedia 500 cc harus habis dalam 12 jam. Berapakah
jumlah tetesan setiap menitnya ?
Jawab :
Jumlah cairan yang dibutuhkan X faktor tetesan
= Waktu yang ditentukan (jam) X 60 menit
= 500 X 60 = 41,6 tetes/menit atau 1 tetes tiap 1,4 detik
12 X 60
• Rumus menghitung jumlah lamanya dalam jam (anak) :
Jumlah cairan yang dibutuhkan X faktor tetesan
= Tetesan yang ditentukan (jam) X 60 menit
Contoh :
Cairan yang tersedia 500 cc NaCl 0,9%. Diberikan dengn titrasi infus 40
tetes/menit. Berapa jam yang dibutuhkan sampai cairan tersebut
habis ?
jawab :
Jumlah cairan yang dibutuhkan X faktor tetesan
= Tetesan yang ditentukan (jam) X 60 menit
= 500 X 60 = 12,5 jam
40 X 60
Menghitung atau menentukan kecepatan
infus sesuai dosis yang diinginkan
• Berapa obat emergensi diberikan melalui infus
atau injeksi IV drips yang kadang-kadang
diencerkan terlebih dahulu dengan NaCl 0,9%
atau larutan dekstrose untuk itu perlu
diketahui dosis, konsentrasi obat setelah
diencerkan dan faktor alat (tetes /menit, infus
set cara penghitungannya mengikuti :
• Tetes/menit = dosis obat yang harus diberikan xtts/ml infus set

Konsentrasi obat (Kandungan /ml

Contoh:

Dibutuhkan Prokainamid melalui infus dengan dosis 3 mg


/menit, obat yang adalah 1 g (1000 mg) yang dilarutkan dalam
250 ml glukosa 5%, Faktor infus set 60 tts/ml. berapa
kecepatan infus (tetes/menit) yang harus diberikan ?

Kecepatan Infus = 3mg/menitx60 tts/ml infus set = 180/4 tts/menit = 45 tts/mt


1000 mg/250 ml
PENGENCERAN
• Untuk mengencerkan obat yang digunakan
adalah aquadest.
• Rumus pengenceran yaitu :
P1.V1= P2.V2 atau V1.M1= V2.M2
• P= Persen, V= Volume, M=Molaritas.
Contoh :
• Sediaan peroksida 25 % b/v sebanyak 10 L.
untuk membuat larutan dengan konsentrasi
3% b/v sebanyak 5 L. Berapa peroksida 25 %
b/v yang diperlukan ?
• 25%. V1 = 3% . 5L
• V1 = 3%.5L = 15 = 0.6 L
25% 25

Peroksida yang diperlukan adalah : 0,6


L
PERHITUNGAN DOSIS PADA
BAYI DAN ANAK
• Untuk pemilihan obat pada anak perlu
diperhatikan dalam :
– Hindari pemberian anak obat-obatan yang
diperuntukkan bagi orang dewasa meskipun dosis
kecil.Hindari pemberian obat dari resep dokter
yang diberikan pada orang lain dan bukan atas
nama anak.
• Perhitungan Dosis Individual untuk Bayi dan
Anak jika hanya Dosis Dewasa yang Diketahui
A. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
KO
DA=DD X
1,73m²
DA = Dosis Anak
DD = Dosis Dewasa
KO = Luas permukaan tubuh anak dalam m²
1,73m² = Luas Permukaan orang dewasa rata-rata
• Luas permukaan tubuh Anak atau Orang
Dewasa dapat dihitung dengan 3 cara yaitu :
1. Menurut Wagner melalui persamaan
LP = 0,09 W 0,73
W = Berat Badan dalam Kg
LP = Luas Permukaan Tubuh dalam m²
2. Berdasarkan hasil perkalian antara tinggi (TB)
dan berat badan (BB)

TB (CM) x BB (kg)
LPT = 3.600
3. Berdasarkan Nomogram West
– Ukurtinggibadan(TB) dalamcm
– Ukur beratbadan(BB) dalamkg
– Tarik garis lurus yang menghubungkan TB (cm) dan
BB(kg), titik potong garis yang ditarik dari titik
tinggi badan sampai berat badan dengan garis PT
(satuan m2) pada Nomogram West menunjukkan
luas permukaan tubuhnya
B. Berdasarkan Usia
Rumus Young
n
DA = x DD
n+12
Ket : DA = Dosis Anak
DD= Dosis Dewasa
n = umur dalam tahun
B. Berdasarkan Usia
Rumus Diling
n
DA = x DD
20
Ket : DA = Dosis Anak
DD= Dosis Dewasa
n = umur dalam tahun
B. Berdasarkan Usia
Rumus Couling
n+1
DA = x DD
24
Ket : DA = Dosis Anak
DD= Dosis Dewasa
n = umur dalam tahun
B. Berdasarkan Usia
Rumus Couling
m
DA = x DD
150
Ket : DA = Dosis Anak
DD= Dosis Dewasa
m = umur dalam bulan
 Jika sudah diketahui dosis setiap kg BB-nya,
makaperhitungan dosis pada pasien tinggal
mengalikan nilaidosis/kg BB dengan Bb-nya.
 Misalnya, dosis parasetamol 5-10 mg/kg BB ,
maka dosisuntuk anak dengan BB 10 kg adalah
50-100 mg
TERIMA KASIH
TUGAS INDIVIDU
1. Cara Pemberian Obat
• Oral
• Injeksi Subkutan
• Injeksi Intrakutan
• Injeksi Intravena
• Injeksi Intramuscular
Karakteristik Penulisan
• BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b.Tujuan
• BAB II Pembahasan
a. Pengertian
b. Tujuan Pemberian Obat
c. Persiapan Pasien
d. Persiapan Alat
e. Cara Kerja
• BAB III Kesimpulan dan saran
• BAB IV Daftar Pustaka
TUGAS KELOMPOK

•Kelompok I : Interaksi Obat


•Kelompok II : Obat-Obat Tradisional
•Kelompok III : Toxicologi Obat
Karakteristik Penulisan Berbentuk Makalah
• BAB I Pendahuluan
a.Latar Belakang
b.Tujuan
• BAB II Pembahasan
• BAB III Kesimpulan dan saran
• BAB IV Daftar Pustaka
1. Tugas Individu dimasukkan minggu depan
dalam bentuk E-mail
2. Tugas Kelompok dimasukkan minggu terakhir
pertemuan ( 2 hari sebelum diskusi dimulai
tugas sudah dimasukkan)
Ppt di print dan jilid dimasukkan pada saat
diskusi.
E-mail : euishidayat67@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai