Anda di halaman 1dari 16

Adhesion

Adhesi atau bonding artinya adalah suatu perlekatan satu subtansi


dengan substansi lainnya yaitu perlekatan antara gigi dan bahan restora
si itu sendiri
Dental Adhesive
Terdapat 3 komponen
1. Etsa
Etsa adalah bahan untuk meningkatkan ikatan antara resin dan enamel/dentin dengan
mengaplikasikan asam fosfat 37% selama 15 detik di permukaan gigi dan kemudian dilakukan
pembilasan dengan air selama 20 detik.
2. Primer
Merupakan predominan hidrofilik seperti HEMA yang akan larut pada solvent (aseton/air/alcohol)
sehingga memicu infiltrasi monomer resin kedalam dentin yang telah di etsa
3. Adhesive
Adhesive disebut juga bonding agent yaitu berisi monomer resin hidrofobik, pengatur viskositas
seperti TEGMA dan monomer hidrofilik seperti HEMA yang nantinya berlekatan dengan komposit
Enamel adhesion
Variasi konsentrasi asam fosfat yang paling banyak digunakan adalah 37%

Waktu pengetsaan dilakuakn selama 60 detik yang direkomendasikan pada


enamel gigi permanen dengan 37 % asam fosfat. Pada gigi desidui
membutuhkan waktu yang lebih lama karena belum teratur bentuk prisma
enamelnya.
Enamel Etsa
Cara enamel etsa
1. Keringkan kavitas dan isolasi untuk mencegah adanya kontaminasi saliva atau cairan dari krevikular
gingiva
2. Letakan etsa asam (asam fosfat 37%) pada permukaan enamel yang telah dipreparasi selama 10 - 20
detik
3. Bilas semua etsa asam dan keringkan permukaan enamel. Permukaan enamel yang telah teretsa
dengan baik akan terbentuk frosty white appearance saat kering
4. Kemudian aplikasikan bonding agent pada seluruh permukaan enamel yang telah di etsa
Bonding Enamel
1 Aplikasikan agen bonding pada permukaan enamel yang telah di etsa.
Akan membentuk resin tag pada prisma enamel (macrotags) dan pada rod enamel
(microtags) yang akan menjadi dasar permukaan enamel untuk menciptakan mekanisme
enamel-resin adhesion
Dentin Adhesion
• 1. Melakukan proses etsa
sama seperti pada pemb
ahasan sebelumnya
• 2. Kemudian keringkan
• Pada dentin adhesion p
roses yang berbeda ada
lah pada pengeringany
a yaitu
Moist vs Dry Dentin

1. Jika permukaan dentin terlalu dikeringkan  fiber kolagen collapse dan


demineralisasi dentin  matrik organic mengalami denaturasi  sulit masuknya bahan
adhesive ke dentin
2. Jika permukaan dentin terlalu basah  air melarutkan primer  sulit masuknya
bahan adhesive ke dentin
3. Moist  struktur fiber kolagen tidak collapse sehingga penetrasi lebih baik

Sehingga pada saat tersebut pengeringan harus dalam kondisi Moist


Proses Bonding
• Bahan adhesif / bonding dentin diaplikasikan di permukaan
dentin selama 15-20 detik, menggunakan brush atau tip
aplikator.
• Gerakan agitasi atau mengusap ringan dapat digunakan
selama aplikasi untuk memfasilitasi infiltrasi bahan ke
permukaan dentin yang telah dietsa.
• Semprotan udara ringan selama 5-10 detik setelah aplikasi
bahan adhesif
Klasifikasi Bonding Kedokteran
Gigi

Generasi pertama

Pada tahun 1956, Buonocore dkk, meneliti bahwa glycerophosphoric acid dimethacrylate
mengandung bahan resin yang dapat melekat pada dentin melalui etsa asam. Perlekatan ini
merupakan hubungan antara molekul resin dengan ion kalsium hidroksiapatit. Adanya air (kondisi
basah) dapat mengurangi kekuatan perlekatan. Sembilan tahun kemudian Bowen menemukan
Nphenylglycine and glycidyl methacrylate (NPG-GMA).

NPG-GMA adalah molekul bifungsi atau agen ganda, yang berarti bahwa salah satu ujung
molekul berikatan dengan dentin sedangkan yang lainnya (berpolimerisasi) berikatan dengan resin
komposit. Kekuatan perlekatan dari sistem ini hanya 1 sampai 3 megapaskal yang memberikan efek
klinis sangat rendah. Bahan ini direkomendasikan terutama untuk kavitas kecil, seperti kelas III dan
kelas V.
Generasi kedua
Diperkenalkan pada akhir 1970-an generasi kedua ini memiliki
perlekatan yang lemah, dibandingkan dengan sistem generasi kelima-keenam,
tetapi memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan sistem generasi pertama.

Merupakan pengembangan bahan bonding generasi pertama yaitu adanya


penghapusan smear layer. sistem ini awalnya tidak melibatkan dentin melalui
pengetsaan, maka sebagian besar bahan adhesif melekat pada smear layer,
sehingga sistem ini menghasilkan kekuatan ikatan yang lemah dengan dentin.
Generasi ketiga
Sistem generasi ketiga dikenalkan sekitar tahun 1980-an yaitu
penggunaan etsa asam pada dentin dan bahan primer yang didesain untuk
penetrasi ke tubulus dentin sebagai metode untuk meningkatkan kekuatan
perlekatan.

Generasi ketiga ini adalah jenis bonding yang terikat tidak hanya untuk
struktur gigi, tetapi juga untuk logam gigi dan keramik, namun penelitian
menunjukkan bahwa retensi perekat dengan bahan ini mulai menurun setelah 3
tahun.
Generasi keempat
Penghilangan secara keseluruhan smear layer pada sistem bonding
generasi keempat. Fusayama dkk melakukan etsa dengan asam fosfat 40%
yang menyebabkan kerusakan serat kolagen karena proses etsa yang tak
terkontrol pada dentin.
Penggunaan teknik total etsa adalah salah satu ciri utama dari sistem
bonding generasi keempat. Teknik total etsa membolehkan etsa enamel dan
dentin secara simultan dengan menggunakan asam fosfat selama 15 - 20 detik.
Permukaan harus dibiarkan lembab untuk menghindari kerusakan kolagen.
penerapan bahan primer hidrofilik dapat masuk ke jaringan kolagen yang
terbuka membentuk hybrid layer.
Generasi kelima

Dikenalkan pada pertengahan tahun 1990-an.


Generasi kelima ini disebut one-bottle yang merupakan kombinasi antara bahan primer
dan bahan adhesif dalam satu cairan untuk diaplikasikan setelah etsa enamel dan dentin secara
bersama-sama (the total-etch wet-bonding technique) dengan 35-37% asam fosfat selama 15
sampai 20 detik. Sistem ini menghasilkan mechanical interlocking melalui etsa dentin,
terbentuknya resin tags, percabangan bahan adhesif dan pembentukan hybrid layer serta
menunjukkan kekuatan perlekatan yang baik pada email dan dentin.
Bonding generasi kelima menggunakan sistem adhesif total etch, yaitu sistem adhesif
yang mengarah pada tindakan pengangkatan smear layer saat mengetsa dentin dan kemudian
dilakukan pembilasan.
Generasi keenam
Mulai dikenalkan pada akhir tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an.
Kombinasi antara etsa dan bahan primer adalah langkah yang dapat mempersingkat
waktu kerja dengan menghilangkan proses pembilasan etsa dengan air dan juga mengurangi
risiko kerusakan kolagen, namun self-etching primer memiliki kelemahan dalam
penyimpanan, yaitu harus diperhatikan supaya formulasi cairan tidak rusak, sehingga saat
aplikasi dapat menyisakan smear layer diantara bahan adhesif dan dentin.
Efektivitas self-etching primer pada permukaan email ternyata kurang kuat hasilnya
bila dibandingkan etsa dengan asam fosfat. Penghilangan smear layer dengan langkah etsa
terpisah sebelum aplikasi bonding akan menghasilkan perlekatan dengan dentin yang kuat
dan tahan lama. Generasi keenam menunjukan kekuatan bonding yang lemah dibandingkan
dengan generasi kelima atau keempat.
Generasi ketujuh
Sistem Bonding Generasi ketujuh merupakan bahan adhesif “all in one” yaitu
kombinasi antara bahan etsa, bahan primer, dan bonding dalam satu larutan. Mulai dikenalkan
pada akhir tahun 2002-an.
Sistem adhesif self etch pada generasi keenam disebut juga sistem adhesif two step
self etch (2 tahap), selanjutnya tahapan aplikasi lebih disederhanakan menjadi sistem 1 tahap
(satu botol) pada bonding generasi ke tujuh yang disebut sebagai one step self etch, namun
tetap menggunakan kombinasi monomer resin hidrofobik dan hidrofilik dan nilai kekuatan
ikatan pada dentin dalam kisaran yang dapat diterima secara klinis. Sistem adhesif self etch
memiliki kelebihan dibandingkan total etch yaitu dapat mengurangi sensitifitas gigi paska
operatif selain itu, sistem ini menggabungkan teknik etsa, pemberian monomer hidrofilik atau
primer dan adhesif pada struktur gigi dalam 1 tahap prosedur aplikasi sehingga tahapannya
makin singkat.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan hasil bahwa generasi ini memiliki
kekuatan perlekatan dan penutupan daerah margin sama dengan sistem generasi keenam

Anda mungkin juga menyukai