Anda di halaman 1dari 29

Fungsi Hati

dan
Penyakit pd Hati

Buchari
FUNGSI HEPAR
1. Metabolisme karbohidrat, protein, lemak
2. Sintesis protein tubuh (albumin)
3. Penyimpanan Fe, glikogen, lemak,
vitamin
4. Detoksifikasi
5. Ekskresi hasil akhir metabolisme:
bilirubin, amonia, urea
Tes enzim hepar
AST (SGOT) dan ALT (SGPT)
Aspartate Transaminase (AST)/Serum Glutamic-Oxaloacetic Transaminase
(SGOT)
Alanine Aminotransferase(ALT)/Serum Glutamic-Pyruvic Transaminase (SGPT)
• Level ALT (SGPT) tertinggi dijumpai di hepar
• Level AST tertinggi di hepar, otot rangka,, jantung
• ALT dan AST meningkat cepat pada jaundice viral
• Peningkatan ALT lebih tinggi daripada AST pada
nekrosis hepar akut
• AST(SGOT) meningkat pada: infark miokard, infark
ginjal sdg SGPT meningkat ringan
• ALT : 10-40 U/l, 7-35 U/l, AST : 14-20 U/l, 10-36 U/l
• Peny. Hati Akut SGPT >> SGOT < bocor
SGOT >> SGPT < kronik
Tes enzim Hepar
Alkali Fosfatase (ALP)
• Terdapat pada saluran empedu dan epitel hati,
osteoblas, usus, tubuli proksimal, placenta,
kelenjar susu.
• Paling sering diukur untuk menyatakan adanya
obstruksi saluran empedu
• Meningkat tinggi 10x pada obstruksi ekstra
hepatik
• Meningkat 2-3x pada obstruksi intra hepatik
• Meningkat pada Paget’s disease, Rickets,
osteomalacia
• N : 25-100 U/l
Tes enzim hepar
Gamma GT
• Secara umum peningkatan gamma GT
disebabkan penyakit hati
• Aktivitas tertinggi di ginjal
• Meningkat lebih awal dan menurun lebih
lambat
• Tes screening untuk penyalah gunaan
alkohol
• Normal pada Paget’s disease
• N : 7-47 U/l, 5-25 U/l
Tes enzim hepar
5’ Nukleotidase
Meningkat pada penyakit hepatobilier: Batu
empedu, obstruksi saluranempedu,
kolestasis, sirosis bilier, keganasan tidak
meningkat pada drug induce liver damage,
penyakit tulang, kehamilan, anak pada
masa pertumbuhan
Tes enzim hepar
LDH
Aktivitas tertinggi di ginjal dan jantung,
terendah di paru dan serum
LDH 5 dan LDH 4 menunjukkan aktivitas
primer hepar
Tes enzim hepar
Bilirubin
Prehepatic jaundice (mis: Anemia hemolitik):
Bilirubin indirek meningkat
Direk tidak meningkat
Hepatik Jaundice: Bilirubin meningkat
Bilirubin Direk >indirek Mis:
Hepatitis
Post hepatic jaundice: Bilirubin direk meningkat
(Obstruksi Joundice)
- akibat sumbatan pada sal atau kantung empedu
Hepatitis
• Virus B berupa partikel 2 lapis berukuran 42 nm.
• Lapisan luar virus ini terdiri atas antigent yang disingkat HBs Ag
(Hepatitis B-Surface Antigent)
• Antigent permukaan ini membungkus bagian dalam virus yang
disebut partikel inti atau core.
• Partikel mengandung bahan – bahan sbb:
– genome virus terdiri atas rantai DNA
– Suatu antigent yang disebut hepatitis B
core antigen (HBc Ag), suatu protein yang
tidak larut. Dalam serum, HBc Ag ini tidak
dideteksi karena HBc Ag hanya ada dalam
partikel ini yang selalu diliputi oleh antigen permukaan.
– Antigen e (enplove) atau Hbe Ag, yang merupakan protein yang
bisa larut, dan karena itu dalam serum yang banyak
mengandung virus maka deteksi antigen Hbe ini akan positif.
Cara penularan
• Penularan infeksi HBV dapat dibagi menjadi 3 cara yaitu
– cara penularan melaui kulit
• Virus tidak dapat menembus kulit yang utuh  infeksi VHB
melalui hanya dapat terjadi melalui 2 cara yaitu:
– tembus kulit oleh tusukan jarum atau alat lain yang
tercemar oleh bahan yang infektif (apparent
perkutaneous inoculations (cara penularan parental)
– kontak antara bahan yang infektif pada kulit dengan
kelainan atau lesi (inapparent percutaneous inculations)
– cara penularan melaui mukosa
• Selaput lendir yang menurut penelitian dapat menjadi port
d’entre infeksi VHB adalah selaput lendir: mulut, mata,
hidung, saluran makanan bagian bawah dan alat kelamin
(cara penularan melaui perinatal (penularan vertikal)
Cara penularan
• Salah satu cara penularan melalui mukosa yang sangat
penting  hubungan kelamin. 42% suami atau istri
mendapat penularan. Terbukti pula bahwa hubungan
kelamin dengan banyak pasangan mningkatkan
kemungkinan penularan infeksi HBV.
• wanita tuna susila yang pada umumnya menunjukkan
prevalensi petunjuk serologik infeksi HBV yang relatif
tinggi dibandingkan dengan populasi pada umumnya
• penularan melalui hubungan seksual ini, bisa juga terjadi
pada hubungan kelamin homoseksual.
• Walaupun hubungan kelamin tidak selalu disertai kontak
dengan darah tetapi pada hubungan tersebut
kemungkinan untuk terjadinya pertukaran sekreta antara
pasangan seksual sangat besar
Penularan
• Didaerah dengan prevalensi infeksi virus B rendah,
penularan biasanya terjadi pada orang dewasa,
sedangkan diderah dengan prevalensi tinggi penularan
kebanyakan terjadi pada masa bayi dan anak – anak
• Makin muda umur seorang anak mendapat infeksi
virus B maka makin besar kemungkinan menjadi
persisten. Pada orang dewasa yang terkena infeksi
virus B kemungkinan persistensi infeksi hanya 5 –
10%. Tetapi pada anak – anak dibawah umur 3 tahun,
angka persisten yang timbul akibat infeksi pada masa
bayi dan anak – anak inilah yang banyak menimbulkan
kasus sirosis hati dan hepatoma dikemudian hari.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan
• konsentrasi virus
• Volume Inoculume
• lama “exposure”
• cara masuk VHB kedalam tubuh
• kesetaraan individu yang bersangkutan
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan
• konsentrasi virus
– indikator VHB yang paling praktis dan paling baik
adalah Hbe Ag
– Bila Hbe Ag (+) maka penularan akan terjadi pada 10
– 20% individu
– Bila Hbe Ag (-) kemungkinan penularan hanya 1 –
2,5% (Seef dkk, 1978).
– dalam penularan perinatal:
• bila Hbe Ag ibu (+), maka penularan dpat
terjadi pada 90 – 100% bayi yang dilahirkan.
• Bila Hbe Ag ibu (-), maka penularan hanya
terjadi pada 10 – 25% dari bayi yang
dilahirkan
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan
• Volume inokulum
– setelah tranfusi dengan darah yang VHBs Ag
Positif kemungkinan untuk timbulnya infeksi
sampai 75%.
– Sedangkan risiko untuk mendapat infeksi VHB
setelah suntikan dengan jarum yang tercemar oleh
darahyang HBs Ag Positif adalah kurang dari 15%
– Makin besar volume inoculume, masa tunas dari
penyakit makin pendek dan gejala klinik makin
berat.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan
• lama “exposure”
– penularan infeksi VHB perinatal melalui tusukan
jarum yang tercemar oleh darah yang HBs Ag
dan Hbbe positif hanya menimbulkan infeksi
pada 10 – 20%. Sedangkan penularan melalui
hubungan seksual pada suami istri terjadi pada
23 – 42% dari kasus,
– Hal ini dapat diterangkan karena penularan
melalui hubungan seksual pada suami istri terjadi
berulang kali dan dalam waktu yang lebih lama
Faktor yang mempengaruhi efektivitas
penularan
• cara masuk VHB kedalam tubuh
– penularan perkutan HBs Ag bisa Positif dalam waktu
1 minggu dan SGPT sudah meningkat 6 minggu
setelah penularan.
– Penularan peroral HBs Ag baru positif 2 bulan
setelah penularan dan SGPT meningkat dalam 3
bulan.
– Hal tersebut mungkin disebabkan karena perbedaan
jumlah virus yang berhasil masuk kedalam
peredaran darah dan mencapai hati kesetaraan
individu yang bersangkutan:
– walaupun suatu cara penularan ukup efektif tetapi
bila individu tersebut sudah kebal maka tak akan
terjadi penularan
Kelompok populasi dengan risiko tertular
yang tinggi
– staf serta penderita pada tempat perawatan untuk
Px dengan lemah mental.
– penghuni institusi yang besifat tertutup, misalnya
penjara dll.
– pecandu narkotika (terutama yang menggunakan
obat suntik)
– staf dan penderita uni hemodialisis
– petugas kesehatan yang sering berhubungan
dengan darah maupun produk yang berasal dari
darah
– penderita yang sering mendapat transfusi darah
misal : penderita thelasemia, hemofilia, dll
Kelompok populasi dengan risiko tertular
yang tinggi
– individu yang sering berganti – ganti pasangan
seksual
– pria homo seksual
– suami/istri atau anggota keluarga penderita yang
menderita infeksi VHB kronik
– bayi yang dilahirkan oleh ibu yang HBs Ag positif
– individu – individu yang tinggal didaerah dengan
prevalensi infeksi VHB yang tinggi
– populasi dari golongan sosial – ekonomi rendah
yang tinggal dalam daerah berjejal (crowded) dan
higiene kurang walaupun tinggal didaerah dengan
prevalensi infeksi VHB rendah.
Manifestasi klinik
• Ada tiga manifestasi utama infeksi virus
heptitis B adalah
– hepatitis akut
– hepatitis kronik
– carrier sehat
Manifestasi klinik
• Hepatitis akut :
perjalanan penyakit dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
– masa inkubasi berkisar antara 28 – 225 dengan rata – rata 75 hari. tergantung
pada dosis inokulum yang infektif makin besar dosis makin pendek masa
inkubasi HB.
– fase pra ikterik : Keluhan paling dini adalah malaise disertai anorexia dan
dysgensia (perubahan pada rasa) mual sampai muntah serta rasa tidak enak
pada perut kanan atas. Febris jarang didapatkan dan walaupun ada tinggi. Pada
fase ini dapat terjadi febris, gejala kulit dan anthralgin.
– Fase ikterik : berkisar antara 1 sampai 3 minggu, tetapi juga dapat terjadi hanya
beberapa hari atau selama 6 – 7 bulan.
– fase penyembuhan

• Gejala fisik pada hepatitis akut


– hepatomegali, biasanya tidak terlalu besar
– nyeri tekan daerah hati tanpa tanda – tanda
hepatomegali (lebih banyak)
– Splenomegali ringan: 10 – 25% kasus
– Pembesaran kelenjar bening ringan
Manifestasi klinik
• Labotarium:
– billirubin serum meningkat
– kadar enzim aminotransferase (SGOT & SGPT)
meningkat
– kadar alfa fetoprotein mencapai 400 ng/l
– HBs Ag positif  masa tunas sudah positif
– Hbe Ag positif menjadi negatif dengan timbulnya
gejala
– DNA polymerase & DNA VHB positif menjadi negatif
dengan timbulnya gejala
– Anti – HBc positif sebelum permulaan timbulnya gejala
– Anti – HBs positif pada fase penyembuhan
Manifestasi klinik
• Hepatitis B kronis
– keradangan dan nekrosis pada hati yang menetap (persistent) akibat
infeksi virus hepatitis B dan gangguan faal hati tetapi terjadi selama
lebih dari 6 bulan
– pada umumnya penderita menunjukkan keluhan yang ringan dan tidak
khas. Pemeriksaan fisik juga tidak khas.
– Faktor – faktor predisposisi yang mempengaruhi seorang yang
menderita infeksi virus hepatitis B mengalami infeksi VHB akut atau
kronik, yaitu:
• umur
• jenis kelamin
• faktor imunologik
– neonatus : 90 – 100% akan menjadi infeksi kronik, bila infeksi VHB
terjadi saat dilahirkan.
– Bila infeksi VHB terjadi pada anak – anak kecil kemungkinan ingfeksi
menjadi kronik : 20 – 30%.
– Infeksi VHB pada orang dewasa akan menjadi kronik pada 5 – 10%.
Pencegahan infeksi HBV
• Pem. HBs Ag sebelum transfusi darah dan tidak menggunakan
menggunakan darah yang HBs Ag positif.
• sterilisasi virusidal untuk semua alat – alat yang rendah dipakai
untuk melakukan tindakan yang parental.
• imunisasi (pasif aktif dan gabungan imunisasi pasif dan aktif
• imunisasi pasif dengan hepatitis B imune globulin (HBIG).
• Untuk pencegahan infeksi pada lingkungan endemik
• Untuk pencegahan hepatitis pasca transfusi
• Untuk pencegahan infeksi VHB akibat hemodialins
• Untuk pencegahan infeksi VHB akibat hubungan
kelamin
• Untuk pencegahan infeksi VHB melalui tusukan
jarum
• Untuk pencegahan infeksi VHB parinatal
Hepatitis kronik
Disebabkan: hepatitis virus, hepatitis
autoimun, hepatitis karena obat, defisiensi
alpha antitripsin, sirosis bilier primer, penyakit
hati alkoholik, hemokromatosis, penyakit
wilson
Paling sering disebabkan oleh hepatitis B
( HbsAg lebih dari 6 bulan)
Pengidap sehat : HbsAg tetap ada, tanpa
kelainan hati, trans aminase normal
Sirosis Hepatis
Transaminase:
Inaktif : Meningkat sedang
Parah : meningkat lebih tinggi
Gamma GT meningkat
Albumin, prealbumin, CHE menurun
Asam empedu meningkat
Kanker hepar/ hepatoma
Penyebab: HBV, HCV, aflatoxin, karsinogen,
faktor lain
Transaminase meningkat tidak begitu tinggi
Kolestasis: Gamma GT dan ALP cukup tinggi
Bilirubin: Biasa normal, fase terminal sedikit meninggi
Albumin, prealbumin, faktor koagulasi, CHE menurun
AFP (alfa Feto Protein) : petanda tumor paling
penting (>200 ng/mg)
CEA : meningkatkan kepekaan AFP

Anda mungkin juga menyukai