Anda di halaman 1dari 8

PROBEMATIKA KESEHATAN DALAM

ISLAM

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 13 TINGKAT 1A

RAUDHATUL JANNAH
SELVIA MAHARANI
OKTAVIA TRI NITA TARIGAN

MATA KULIAH
AGAMA
1 IMUNISASI
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau
kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan dengan
pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar
kebal terhadap penyakit tersebut.

A.Menjelaskan Imunisasi dalam Islam


Imunisasi dalam islam, fatwa MUI memperbolehkan
penggunaanya Pemberian vaksin dan imunisasi boleh dilakukan
jika dalam kondisi darurat. Artinya, suatu keadaan yang
memaksa untuk mengonsumsi sesuatu demi untuk
memertahankan nyawa.
B.HUKUM ASAL IMUNISASI
1. Fatwa MUI No. 4 Tahun 2016
Fatwa MUI ini bisa digunakan sebagai dasar untuk diperbolehkannya imunisasi, dengan
ketentuan hukum :
a. Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan
kekebalan tubuh(imunitas) dan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu.
b. Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci.
c. Penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan/atau najis hukumnya haram.
d. Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau najis tidak dibolehkan kecuali:
o digunakan pada kondisi al-dlarurat atau al-hajat;
o belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci; dan
o adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin
yang halal.
e. Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akaN menyebabkan kematian,
penyakit berat, dan atau kecacatan permanen yang dapat mengancam jiwanya, berdasarkan
pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.
f. Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten
dan dipercaya, menimbulkan dampak yang membahayakan (dlarar).
C.POLEMIK PENGGUNAAN VAKSIN DAN ENZIN YANG BERASAL DARI BABI

hal yang membuat masyarakat menolak pemberian imunisass dan vaksin adalah karena
dalam islam hukumnya haram akibat kandungan yang ada di dalamnya.
Padahal fatwa MUI no 4 tahun 2016, telah memberikan pernyataan tentang
diperbolehkan vaksin. Fatwa MUI menimbang ketentuan umum imunisasi sebagai proses
untuk meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga tubuh dapat melawan penyakit tertentu
dengan menggunakan bantuan vaksin dan imunisasi. Lalu, fatwa MUI yang menyatakan
boleh imunisasi dan vaksin pun asal dilakukan sesuai syariat islam .

2 KLONING
A. PENGERTIAN KLONING
Secara definisi dan pengertian, kloning adalah suatu upaya tindakan untuk memproduksi atau
menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetic sama persis (identik) berasal dari
induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama.Sedangkan klon adalah sejumlah
organisme hewan maupun tumbuhan yang terbentuk melalui hasil reproduksi aseksual dan berasal
dari satu induk yang sama. Setiap bagian dari klon tersebut memiliki susunan dan jumlah gen yang
sama dan kemungkinan besar fenotipnya juga akan sama.
Klon ini digunakan dalam duapengertian yaitu :
-Klon sel, adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel.
-klon gen, atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari
satu gen yang dimasukan dalam sel inang
B. MACAM-MACAM KLONING
1. Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu
organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam plasmid
bakteri untuk mengklon satu gen.
2. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama, contohnya
Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
3. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian.
Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan
sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan
penyakit.

C. MANFAAT DAN KERUGIAN KLONING

-MANFAAT KLONING
1.Memperbaiki kerusakan gen dan organ tubuh
2. Mengobati infertilitas
3. Memperpanjang usia
4. Mempercepat pemulihan cedera traumatis
5. Modifikasi genetik
-KERUGIAN KLONING
1. Dampak biologis tidak dapat diprediksi
2. Membuka kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin lebar
3. Memicu proses penuaan yang lebih cepat
4. Bertentangan dengan etika agama
5. Mengganggu keseimbangan alam
6. Mendegradasi nilai kehidupan manusia
7. Potensi untuk eksploitasi pada aksi kejahatan

D. HUKUM KLONING MENURUT MUI


1. Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimana pun yang
berakibat pada pelipatgandaan manusia hukumnya adalah haram.
2. Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah) sepanjang
dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindar-kan kemudaratan (hal-hal negatif).
E. PENEGERTIAN BAYI TABUNG MENURUT ISLAM
Dua tahun sejak ditemukannya teknologi ini, para ulama di Tanah Air telah
menetapkan fatwa tentang bayi tabung/inseminasi buatan. Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dalam fatwanya pada tanggal 13 Juni 1979 menetapkan 4 keputusan terkait
masalah bayi tabung, di antaranya :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidahkaidah
agama. Asal keadaan suami istri yang bersangkutan benar- benar memerlukan cara inseminasi
buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil
memperoleh anak.
2. Para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami istri yang
dititipkan di rahim perempuan lain dan itu hukumnya haram, karena dikemudian hari hal itu akan
menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan warisan (khususnya antara anak yang
dilahirkan dengan ibu
yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya,
dan sebaliknya).
3. Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab, hal ini akan
menimbulkan masalah yang pelik baik kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal
kewarisan.
4. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri
yang sah hal tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan
kelamin antar lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias
perzinahan
DEMIKIAN PERSENTASI
DARI KAMI

Anda mungkin juga menyukai