Anda di halaman 1dari 19

Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat sebagai Pilar Stop BABS

Disusun oleh :
Koas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Komunitas

Pembimbing :
dr. Julianti Susanto, M. Kes

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jakarta
Pendahuluan
• Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 3 Tahun 2014
tentang “Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)” bertujuan untuk
menurunkan angka kejadian diare dan meningkatkan higienitas dan
kualitas kehidupan masyarakat Indonesia.
• Program STBM : pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan
saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
• Pelaksanaannya menitikberatkan pada kesadaran dan partisipasi
masyarakat akan pentingnya buang air besar di Jamban Sehat.
• Open Defecation Free (ODF) atau STOP BABS merupakan suatu kondisi
dimana individu dalam komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang
air besar sembarangan (BABS).
• Berpotensi untuk mengurangi penyebaran penyakit.
• Berdasarkan road map STBM di Indonesia tahun 2013 hingga 2015,
menyatakan bahwa indikator dari pilar pertama (Stop BABS) :
“Meningkatnya persentasi penduduk yang
menggunakan akses jamban sehat yaitu 75% dan
persentase penduduk yang Stop BABS sebesar 100%”
Lima Pilar STBM :

Pengelolaan
Pengamanan Pengamanan
air minum
Pilar Stop Cuci tangan sampah limbah cair
dan makanan
BABS pakai sabun rumah rumah
rumah
tangga tangga
tangga
Strategi Pelaksanaan Program STBM :
• Menurut Kar & Chambers tahun 2008, terdapat tiga komponen yang
saling mendukung antara satu dengan yang lain :

Bila salah satu dari


Peningkatan Penyediaan Akses komponen tidak
Penciptaan Lingkungan yang Kondusif
PeningkatanSanitasi
Kebutuhan Sanitasi ada, maka proses
pencapaian pilar
STBM tidak akan
berhasil
• Tujuan peningkatan komponen lingkungan yang kondusif memiliki dua
tujuan, yaitu :
1. Menciptakan lingkungan yang kondusif di tingkat provinsi;
2. Menciptakan lingkungan yang kondusif di tingkat kabupaten dan
tingkat kecamatan.
Evaluasi program STBM sebagai pilar Stop
BABS
Lingkungan

D
A
Masukan Proses Keluaran M
P
A
K
UMPAN BALIK
Unsur-unsur dari masukan :
• Tenaga / Man
Seluruh petugas sanitasi di Puskesmas atau seluruh tenaga kesehatan
pelaksanaan Program STBM yang terlatih.
• Dana / Money
Mekanisme pembiayaan sanitasi akan mendorong kolaborasi dan
mobilisasi pendanaan ; karena diperlukan subsidi untuk sarana
komunitas; adapun hal lain yang dipertimbangkan adalah target sasaran.
* Sumber dana berasal dari Dinas Kesehatan, APBN, BOK, DAK, dan
swadaya masyarakat.
Unsur-unsur dari masukan :
• Sarana / Material(s)
Penetapan desa binaan STBM,
ketersediaan alat dan bahas yang
disediakan oleh Dinas Kesehatan,
promosi “Stop BABS” dengan
penyuluhan, menggunakan leaflet,
atau video interaktif berbasis
edukasi informasi kesehatan.
Standar dari pelaksanaan pemicuan pilar Stop
BABS :
• Perencanaan,
• Pelaksanaan,
M • Pemantauan dan Evaluasi,
E • Pencatatan dan Pelaporan,
T • Pendampingan dan Advokasi.
O
D
“Kegiatan pemicuan diarahkan untuk memberikan kemampuan
E
dalam merencanakan perubahan perilaku, memantau atau
terjadinya perubahan perilaku serta mengevaluasi hasil perubahan
perilaku dari masyarakat.”
Perencanaan pilar Stop BABS :
• Pemicuan adalah pertemuan dengan masyarakat selama setengah hari,
difasilitasi oleh tim pemicu desa yang terdiri dari lima orang yaitu lead
fasilitator, co-fasilitator, perekam konten, proses fasilitator, dan penyatur situasi
lingkungan yang didukung oleh tim puskesmas.
• Peserta pemicuan adalah semua kepala/anggota rumah tangga utamanya yang
tidak mempunyai akses terhadap sanitasi / hamban atau, anggota masyarakat
yang terbiasa melakukan BABS.
• Diperlukan kader terlatih STBM sebagai promotor kesehatan -> untuk
melakukan pemicuan dan mendampingi masyarakat dalam pembuatan jamban.
• Pada desa yang terpilih, akan dilakukan pemicuan kepada maksimum empat (4)
dusun (RW).
• Orang-orang yang terpicu adalah mereka yang spontan dan menjadi
sadar dan bersedia untuk mengubah perilaku. (disebut : CHAMPION)
karena berpotensi menjadi pemimpin alamiah komunitas ODF.
• Kriterianya :
a. Mereka yang menyatakan kesediaan untuk berubah dan tidak
melakukan BABS lagi,
b. Mereka yang berjanji akan membangun jamban dalam jangka
waktu tertentu, (target hitungan hari, minggu, atau bulan)
Tahapan Pelaksanaan program STBM :
• Kegiatan pra pemicuan;
- Melakukan penilaian awal kondisi desa, penilaian tersebut dilaksanakan sebelum
melaksanakan kegiatan pemicuan.
- Dibutuhkan informasi berupa daftar keluarga dan status hygiene, perkembangan
sanitasi, dan hygiene desa dan profil serta kapasitas bidan sanitasi.
• Kegiatan pemicuan;
-. Bertujuan untuk sebagai pelopor pembawa perubahan perilaku masyarakat yang
masih BABS -> pembentukan natural leader.
• Kegiatan pasca pemicuan.
-. Terbentuknya peta sanitasi, komite STBM, jumlah warga yang terpicu, dan
komitmen untuk membangun Jamban Sehat.
Unsur-Unsur dari proses :
• Planning
a. Merencanakan proses pemicuan terhadap 1 dusun oleh kader dan tim pemicu desa.
b. Dalam proses pemicuan seluruh tokoh masyarakat yang dianggap berpengaruh wajib diundang.
c. Mendiskusikan peta sanitasi sederhana dengan masyarakat (calon orang-orang terpicu).
d. Membahas alur kontaminasi air dari kotoran tinja, dan membahas pentingnya sumber air yang
sehat dan bagaimana memperoleh air minum yang sehat.
e. Menunjuk peserta yang pertama kali menyatakan keinginan untuk tidak melakukan BABS lagi,
sebagai pemimping informal -> untuk mempengaruhi masyarakat sekitar lainnya.
f. Pemimpin informal bersama masyarakat -> membuat rencana kerja dan difasilitasi oleh kader
desa dan petugas sanitasi.
g. Kemudian kader dan tim pemicu desa memicu tiga dusun/RW lainnya satu per satu. Selama
proses pemicuan di dusun lain, tim membawa 4-5 orang-orang terpicu untuk mempresentasikan
hasil pemicuan yang bermanfaat untuk memperkuat semangat perubahan masyarakat.
• Organizing
Selama kegiatan pemicuan dipimpin oleh :
-. Tim Pemicu Desa
-. Kader sebagai promotor kesehatan
-. Tim Sanitasi di Puskesmas atau petugas STBM Puskesmas terlatih.
• Actuating
1. Pelaksanaan kegiatan Pemicuan.
2. Usaha melakukan penyuluhan kepada masyarakat lewat leaflet atau
video interaktif edukasi berbasis informasi kesehatan.
3. Membangun hubungan kerja sama dengan pihak pengusaha sanitasi
dalam rangka penyediaan alat pembuatan jamban sehat.
4. Pelaksanaan POA (Plan of Actions) sebagai hasil diskusi dari pemicuan
berupa pengerjaan jamban sehat berdasarkan target yang ditentukan
5. Adanya pencatatan laporan hasil pelaksanaan dari proses pemicuan ->
usaha promosi kesehatan -> hingga pelaksanaan POA.
• Controlling
a. Pemantauan akan memberikan informasi tentang status dan
kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan
berulang dari waktu ke waktu.
Yang dipantau lewat pencatatan pelaporan adalah : proses pemilihan
desa pada tahap pra pemicuan, kegiatan pemicuan serta hasil diskusi
berupa rencana pembangunan jamban sehat, jumlah pengguna jamban
sehat dari orang-orang yang terpicu.
Unsur-Unsur dari Keluaran
• Output dari program STBM yang diharapkan adalah meningkatkan
cakupan jamban keluarga. Yang umumnya masih dibawah target
nasional, yang disebabkan oleh :
a. Respon masyarakat masih kurang,
b. Belum menganggap bahwa jamban sehat adalah KEBUTUHAN.
• Adanya desa yang melaksanakan program STBM (terutama Stop
BABS) sebagai hasil dari kegiatan pemicuan.
Umpan Balik :
• Karena rendahnya cakupan jamban keluarga, yang masih dibawah
target nasional sebesar 75%, berarti masih ada puskesmas yang
pencapaiannya masih dibawah target yang ditetapkan, hal ini
disebabkan :
a. Rendahnya frekuensi pemicuan (masih minimal 1 tahun sekali).
b. Rendahnya kesadaran masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai