Anda di halaman 1dari 31

TERAMPIL MENULIS KALIMAT EFEKTIF

OLEH

DOSEN MKWU BAHASA INDONESIA


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
DEFINISI

Kalimat efektif merupakan kalimat yang komunikatif,


mampu menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis. Oleh karena itu, (1) Struktur kalimat harus benar, (2)
pilihan kata tepat (diksi), (3) hubungan antar bagian logis,
(4) dan ejaan harus benar.
PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
MENURUT BEBERAPA SUMBER
Badudu (1984: 188) menyatakan bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang baik
karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam
bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau penulis.
Widjono (2007: 160) mengungkapkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang
singkat, padat, jelas, lengkap dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
Keraf, 1997: 36 menyatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi
syarat (1) secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau
penulis; dan (2) sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pendengar atau pembaca sepertiyang dipikirkan pembicara atau
penulis.
KARAKTERISTIK DAN CIRI-CIRI
KALIMAT EFEKTIF
1. Kesepadanan
Kesatuan gagasan bertujuan agar informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat
tidak bertele-tele dan harus sistematis. Kasatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan
struktur dan makna kalimat. Kesatuan ini dapat dicirikan oleh hal berikut.
a. Hadirnya subjek (S) dan predikat (P)
Suatu kalimat harus memiliki S dan P yang jelas, ketidakjelasan dapat
timbul karena adanya kata depan terletak didepan subjek
contoh kalimat tidak efektif:
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
contoh kalimat efektif:
Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
b. Hadirnya subjek ganda (2 subjek harus hilang salah satu)
contoh kalimat tidak efektif:
Raihan pergi ke kampus, kemudian Raihan pergi ke perpustakaan.
contoh kalimat efektif:
Riahan pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan.
c. Hadirnya kata hubung intrakalimat pada kalimat tunggal
contoh kalimat tidak efektif:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
contoh kalimat efektif:
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pembukaan
d. Hadirnya kata yang di depan predikat
Tidak Efektif : Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu
Efektif : Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu
2. Kesejajaran
Penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata yang
pararel dan memiliki kesamaan bentukan atau imbuhan. Jika
bagian kalimat menggunakan kata kerja berimbuhan di-,
bagian kalimat yang lain harus menggunakan di- pula.

Contoh kalimat tidak efektif:


Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes .

contoh kalimat efekif:


Harga minyak dibekukan dan dinaikan secara luwes.
3.Ketegasan
Merupakan suatu penekanan atau penegasan pada ide pokok
kalimat. Dengan kata lain, ketegasan adalah peletakan bagian yang
ingin ditegaskan di awal kalimat agar pembaca bisa dengan mudah
mendapatkan informasi tersebut.

a.Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan kalimat (di awal kalimat).


contoh kalimat tidak efektif:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan
negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
contoh kalimat efektif:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan
negaranya.
b. Membuat urutan kata yang bertahap
contoh kalimat tidak efektif:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
contoh kalimatt efektif:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi)
contoh:
Saya suka kecantikan Anda, saya suka akan kelembutan Anda.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
contoh:
Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.
e. Menggunakan partikel. Penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –
lah, -pun, dan –kah.
contoh:
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
4. Kehematan
Hemat dalam menggunakan kata, frasa, atau bentuk lainnya yang
dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
a. Penghilangan subjek yang sama pada anak kalimat
contoh kalimat tidak efektif:
karena ia tidak diajak, ia tidak ikut belajar bersama dirumahku.
contoh kalimat efektif:
karena tidak diajak, ia tidak ikut belajar bersama dirumahku.
4. Menghindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata
contoh:
Kata biru sudah mencakup kata warna
Kata merpati sudah mencakup kata burung
contoh kalimat tidak efektif:
ia memakai baju warna biru.
contoh kalimat efektif:
ia memakai baju biru.
c. Menghindari pemakaian sinonim dalam satu kalimat
contoh kalimat tidak efektif:
Dia hanya membawa pakaiannya saja.
contoh kalimat efektif:
Dia hanya membawa pakaiannya.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
contoh kalimat tidak efektif:
Bunga-bunga mawar, anyelin, dan melati sangat disukainya.
contoh kalimat efektif:
Mawar, anyelin, dan melati sangat disukainya.
5. Kelogisan
Artinya hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus
memiliki hubungan yang logis atau masuk akal.

contoh kalimat tidak efektif:


Waktu dan tempat saya persilahkan.

Kalimat ini tidak logis karena waktu dan tempat adalah benda
mati yang tidak dapat dipesilahkan. Kalimat tersebut
seharusnya diubah menjadi seperti kalimat berikut.
Kalimat Efektif :
Bapak Prof. M. Nasih, kami persilahkan untuk naik ke podium.
Bapak Prof. M. Nasih, waktu dan tempat disilahkan
6. Kecermatan
Ialah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan penafsiran
ganda dan harus tepat dalam penggunaan diksi. Prinsip
kecermatan berarti cermat ddan tepat menggunakan diksi.

Contoh kalimat tidak efektif:


Kucing terinjak orang hidup

Kalimat ini memiliki makna ganda, yaitu siapa yang hidup,


kucing atau orang.

Contoh kalimat efektif:


Kucing yang terinjak orang itu, masih hidup.
Dalam penggunaan tanda baca, bandingkan makna kalimat-
kalimat berikut.

Kakak kami belum menikah.


Kakak, kami belum menikah.
Kakak kami, belum menikah.
Kakak, kami, belum menikah.

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat


yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
7. Kevariasian
Kevariasian kalimat dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan
gaya asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna
kalimat yang dapat menimbulkan salah pemahaman atau salah
komunikasi.
a. Kalimat berimbang (dalam kalimat majemuk setara)
Contoh:
Kedua orang tuanya berkerja sebagai seniman, dan pengusaha.
b. Kalimat melepas
Contoh:
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan ketika anak mereka belajar
disekolah.
c. Kalimat berklimaks
Contoh:
Ketika ketiga anak itu belajar di sekolah, kedua orang tua mereka berkerja
di perusahaan.
PENYEBAB KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT
1) Ketidaklengkapan unsur kalimat
2) Kalimat dipengaruhi bahasa Inggris
3) Kalimat mengandung makna ganda
4) Kalimat bermakna tidak logis
5) Kalimat mengandung gejala pleonasme
6) Kalimat dengan struktur rancu
1. KETIDAKLENGKAPAN UNSUR KALIMAT
Kalimat efektif harus mengandung unsur subjek dan predikat. Jika
salah satu atau kedua unsur itu tidak terdapat dalam kalimat maka
disebut kalimat yang tidak lengkap. Perhatikan contoh berikut.

a.Dalam laporan ini menggunakan metode kualitatif.


b.Masalah yang dibahas dalam penelitihan ini.

Kalimat di atas terlihat bahwa kalimat (a) tidak memiliki subjek karena
didahului oleh kata depan dalam; kalimat (b) tidak memiliki predikat,
hanya memiliki subjek. Berikut contoh kalimat lengkap.

a.Laporan ini menggunakan metode kualitatif.


b.Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengertian dan
ciri-ciri kalimat efektif.
2. KALIMAT DIPENGARUHI BAHASA INGGRIS

Menurut Ramlan (1994: 35), penggunaan bentuk-bentuk di mana,


dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sebagai
penghubung kemungkinan besar dipengaruhi oleh bahasa asing,
khususnya bahasa Inggris. Karena bentuk-bentuk itu lazim digunakan
sebagai penghubung sebagaimana seperti contoh berikut.
“The house where he live very large”

Pemakaian bentuk-bentuk tersebut sering ditemui dalam contoh


berikut.

Kantor di mana dia berkerja tidak jauh dari rumahnya.

Kalimat di atas harusnya diubah menjadi berikut.


Kantor tempat dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.
3. KALIMAT MENGANDUNG MAKNA GANDA
Agar kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda, kalimat tersebut
harus dibuat selengkap mungkin atau memanfaatkan tanda baca
tertentu.
Contoh:
Dari keterangan masyarakat daerah itu belum pernah diteliti.

Kalimat di atas terdapat dua kemungkinan hal yang belum pernah


diteliti, yaitu masyarakat di daerah itu atau daerahnya. Oleh
karena itu tanda baca koma harus digunakan sesuai dengan
konsep seperti berikut.

Dari keterangan yang diperoleh, masyarakat daerah itu belum


pernah diteliti.
4. KALIMAT BERMAKNA TIDAK LOGIS
Kaliamt efektif harus dapat diterima oleh akal sehat atau bersifat logis.

Berikut adalah kalimat yang tidak logis.


Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah selesailah makalah ini.

Kalimat di atas tidak masuk akal karena seseorang untuk


menyelesaikan makalah harus bekerja dahulu dan tidak mungkin
makalah akan selesai hanya dengan membaca alhamdulillah. Jadi
supaya kalimat itu dapat diterima, maka diubah menjadi sebagai
berikut.

Syukur alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Allah yang


Mahakuasa karena dengan izin-Nya makalah ini dapat diselesaikan.
5. KALIMAT MENGANDUNG PLEONASME
Kalimat pleonasme adalah kalimat yang tidak ekonomis karena
terdapat kata-kata yang sebetulnya tidak perlu digunakan. Contoh
pemakaian kata yang tidak perlu digunakan sebagai berikut.

•para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)


•para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
•banyak siswa –siswa (banyak siswa)
•saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
•agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
•disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
•lukisan itu sangat bagus sekali (sudah cukup dengan sangat bagus
atau bagus sekali)
6. KALIMAT DENGAN STRUKTUR RANCU
Kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya.

Contoh kalimat tidak efektif:


Mahasiswa dilarang tidak boleh merokok

Kalimat tersebut disebut kalimat rancu karena dilarang dan tidak


boleh disatukan pemakaianya.
“Mahasiswa tidak boleh merokok di ruang kelas”.
IMPLEMENTASI KALIMAT EFEKTIF
Kesalahan Struktur
Kesalahan Diksi
Kesalahan Ejaan
 KESALAHAN STRUKTUR

a. Kalimat aktif tanpa subjek.


b. Menempatkan kata depan di depan subjek. Dengan kata depan tersebut
subjek berubah fungsi menjadi keterangan.
c. Tanpa unsur predikat. Menempatkan kata yang di depan predikat
sehingga predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.
d. Menempatkan kata depan di depan objek. Seharusnya kata kerja transitif
langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan.
e. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.
f. Berupa anak kalimat atau klausa atau penggabungan anak kalimat
g. Salah urutan. Salah urutan adalah penempatan subjek, predikat, objek,
dan keterangan yang kurang tepat.
 KESALAHAN DIKSI
a. Diksi kalimat salah

1) Menggunakan dua kalimat bersinonim dalam satu frasa, seperti


agar supaya, adalah merupakan, bagi untuk, demi untuk, naik
ke atas, turun ke bawah, dan lain-lain.
contoh:
Ia selalu bekerja keras agar supaya mampu membiayai ketiga
anaknya yang kuliah di perguruan tinggi. (salah)
Ia bekerja keras agar mampu membiayai ketiga anaknya yang
kuliah di perguruan tinggi. (benar)
Ia bekerja keras supaya mampu membiayai ketiga anaknya
yang kuliah di perguruan tinggi. (benar)
2) Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu.
Contoh:
Kampung di mana kami bertempat tinggal sepuluh tahun yang
lau, kini telah menjadi kota. (salah)
Kampung tempat kami bertempat tinggal sepuluh tahun yang
lau, kini telah menjadi kota. (benar)
3) Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan.
Contoh:
Ia tidak hanya pandai, melainkan juga rajin. (salah)
Ia bukan hanya pandai, melainkan juga rajin. (benar)
Ia tidak hanya pandai, tetapi juga rajin. (benar)
4) Menggunakan kata berpasangan secara idiomatik yang tidak
bersesuaian.
Contoh:
Pekerjaan itu sesuai bagi minat orang tersebut. (salah)
Pekerjaan itu sesuai dengan minat orang tersebut. (benar)
b. Diksi atau kalimat kurang baik (kurang santun)
1)Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya aku dan
saya,
2)Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif,
misalnya menurut pendapat saya … sebaiknya menggunakan
data menunjukkan bahwa …, penelitian membuktikan bahwa …,
pengalaman mebuktikan bahwa …
3)Menggunakan kata yang tidak jelas maknanya.
4)Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.
5)Penolakan dan pembuktian tanpa makna kata yang pasti
(eksak).
 KESALAHAN EJAAN

Jenis kesalahan ejaan antara lain sebagai berikut.


a.Penggunaan huruf kapital, huruf kecil, huruf miring, dan huruf
tebal.
b.Pemenggalan kata.
c.Penulisan kata baku.
d.Penulisan unsur serapan.
e.Penulisan kata asing tidak dicetak miring.
f.Penggunaan tanda baca, seperti titik, koma, tanda petik, titik
dua, titik koma, tanda petik satu (‘…’), tanda penyingkatan (…),
dan lain-lain.
g. Penulisan kalimat atau paragraf, seperti induk kalimat, dan
anak kalimat, kutipan langsung, dan kutipan tidak langsung.
h. Penulisan keterangan tambahan dan aposisi.
i. Penulisan judul buku, makalah, skripsi, disertasi, tesis,surat
kabar, majalah, dan jurnal.
j. Penulisan judul bab, subab, bagian, dan subbagian.
k. Penulisan data pustaka dalam teks, catatan kaki, dan
biografi.
WACANA PENUTUP
Implementasi penulisan kalimat efektif harus dilakukan
dalam berbagai kegiatan untuk mewujudkan keterampilan
menulis kalimat efektif dan karya ilmiah. Keterampilan
menulis dapat dimiliki oleh setiap orang dengan berlatih
terus-menerus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai