Definisi Bukti Audit - Kelompok 2
Definisi Bukti Audit - Kelompok 2
Definisi Bukti Audit - Kelompok 2
Audit
Kelompok
02 Annisatun Halimah
2
09 Fina Khikmatul Ulya
17 Nurun Nadia
19 Sovia Alifiani
20 Sovia Alifiani
Bukti Audit
Bukti Audit (Audit Evidence) merupakan segala jenis informasi relevan yang nanti akan
digunakan oleh akuntan publik/konsultan hukum/auditor sebagai dasar dalam
mengeluarkan opini auditnya. Bukti ini dalam laporan keuangan umumnya berbentuk
nominal, dalam legal audit berbentuk dokumen hukum. Selain itu, bukti bisa juga berupa
hasil observasi auditor dan hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak terkait.
Seorang auditor pasti membutuhkan bukti audit ini sebagai dasar dalam mengeluarkan
opini yang dapat dipercaya dan berkualitas. Bukti ini bisa didapatkan melalui beragam
cara yakni bisa melalui inspeksi, pengamatan, meminta keterangan dari pihak terkait,
dan melakukan konfirmasi atas laporan-laporan yang sebelumnya telah dikirimkan
kepada auditor.
Untuk memperoleh keyakinan yang
memadai tentang kewajaran laporan
Kriteria Bukti keuangan auditee maka perlu didukung
bukti audit yang telah memenuhi kriteria
Audit antara lain:
Cukup
Relevan
Kompeten
4
1. Cukup
Kecukupan pembuktian ditentukan oleh sejauh mana semua bukti
yangtelah dikumpulkan telah menyakinkan auditor (yang
mempunyai sikap kecermatan profesional) untuk mengambil suatu
kesimpulan atau opini audit atas proses pengujian yang dilakukan.
Tingkat keyakinan dari sekumpulan bukti, tentunya tidak akan
terlepas dari faktor subyektivitas auditor yang antara lain
dipengaruhi oleh karakter, pengalaman dan pelatihan masing-
Kriteria masing auditor.
6
3. Kompeten
Kompetensi bukti berkaitan dengan tingkat kekuatan bukti audit.
Berdasarkan kompetensinya, bukti audit dapat diklasifikasikan ke
dalam kategori berikut:
• Bukti yang sepenuhnya dapat dipercaya. Termasuk dalam kategori
Kriteria ini adalah bukti yang tidak memerlukan dukungan dari bukti
lainnya. Salah satu contohnya adalah bukti hasil perhitungan fisik
Bukti Audit persediaan yang dilakukan sendiri oleh auditor.
• Bukti yang dapat dipercaya apabila didukung oleh bukti lainnya.
Misalnya, bukti kesaksian dapat dipercaya setelah dilakukan
pencocokan dengan hasil konfirmasi dan prosedur analitis.
• Bukti yang kurang dapat dipercaya tapi berguna dalam
memberikan petunjuk bagi arah audit yang akan dilakukan.
Termasuk dalam kategori ini adalah surat kaleng, keterangan dan
pernyataan manajemen yang tidak didukung oleh bukti lainnya.
Bukti Fisik Bukti
Dokumen
Bukti fisik terdiri atas bukti yang diperoleh dari Bukti dokumen merupakan bukti yang paling umum
pengamatan, inspeksi dan penghitungan langsung yang diperoleh auditor. Bukti ini terdiri atas
oleh auditor atas orang, dan kegiatan auditi Foto, berbagai dokumen dan formulir seperti cek, faktur,
peta, grafik dan bagan yang dibuat oleh auditi, catatan dan dokumen pengiriman barang. Bukti
termasuk ke dalam bukti fisik. Untuk bukti yang dokumentasi dapat berupa dokumen yang berasal
material dan signifikan sebaiknya pengamatan, dari lingkungan internal dan eksternal,
implikasi dan penghitungannya dilakukan oleh lebih
dari seorang auditor.
Sumber Bukti 1 2
3 4
11
Bukti Internal
Bukti internal adalah bukti yang berasal dari
dan tetap berada pada auditi. Termasuk ke
dalam kelompok ini misalnya catatan gaji
pegawai. Dokumen ini berasal dari
lingkungan internal dan tetap berada di unit
auditi. Ketidak-terlibatan pihak eksternal
dalam proses pembuatan dokumen ini
mengurangi tingkat kekuatan bukti internal.
Bukti Internal-
Eksternal
Bukti ini terdiri atas bukti-bukti yang berasal
dari lingkungan internal akan tetapi juga
melibatkan proses yang dilakukan oleh pihak
eksternal. Salah satu contohnya adalah bukti
pengiriman barang yang ditandatangani oleh
pihak yang menerima barang. Tanda tangan
pihak penerima merupakan validasi dari pihak
eksternal atas pengiriman barang yang telah
dilakukan. Oleh karena itu bukti internal -
eksternal lebih kuat dibanding bukti internal.
Bukti
Eksternal -
Internal
Bukti ini terdiri atas informasi yang berasal
dari pihak eksternal tapi kemudian diproses
pula oleh pihak internal. Salah satu
contohnya adalah faktur penjualan dari
rekanan. Sebagai bukti eksternal pada
dasarnya faktur dari rekanan mempunyai
tingkat kebenaran yang tinggi. Namun,
mengingat faktur ini dapat diubah atau
dimusnahkan oleh auditi, maka tingkat
kekuatannya tidak setinggi bukti eksternal
murni.
Bukti
Eksternal
Bukti eksternal adalah bukti yang dibuat oleh
pihak eksternal dan disampaikan langsung
kepada auditor. Konfirmasi piutang dari
pelanggan yang diberikan langsung kepada
auditor merupakan salah satu contoh dari bukti
eksternal. Bukti eksternal ini umumnya
dianggap sebagai bukti yang mempunyai
kekuatan paling tinggi
1. Bukti Utama
2. Bukti Lapis Kedua
Kekuatan Bukti 3. Bukti Langsung
4. Bukti Tidak Langsung
5. Bukti Konklusif
6. Bukti Opini
7. Bukti Dukungan
8. Bukti Kesaksian Tidak Langsung
Bukti Utama
Bukti ini dianggap sebagai bukti yang paling
memuaskan dan paling dapat dipercaya
untuk memutuskan suatu perkara. Pada
kebanyakan kasus, bukti dokumen
merupakan bukti yang paling umum yang
dianggap sebagai bukti terbaik atau bukti
utama. Untuk membuktikan kebenaraan
suatu kontrak, umpamanya, perlu didasarkan
pada penelitian atas isi kontrak yang tertera
dalam dokumen asli kontrak yang dibuat.
Bukti Lapis Bukti ini dapat berupa salinan/foto copy dari bukti asli
Kedua atau kesaksian tertulis dan lisan atas isi suatu dokumen.
Kekuatan bukti lapis kedua ini tidak sebesar kekuatan
bukti utama. Bukti lapis kedua ini dapat digunakan dalam
kondisi berikut:
• Bukti asli hilang atau rusak tanpa ada unsur kesengajaan.
• Bukti asli tidak dapat diperoleh melalui upaya hukum
atau upaya lainnya oleh pihak yang mengajukan bukti
salinan.
• Bukti asli disimpan oleh instansi publik yang berwenang.
• Bukti asli tidak dapat dirilis berdasarkan putusan
pengadilan.
Bukti
Langsung