Anda di halaman 1dari 42

KONTRAK PERKULIAHAN

PERKENALAN

Cut Indriputri, S.Tr.AK., M.Imun


Cute Immunology
Cut_indriputri

 Mata kuliah : Imunohematologi dan Bank Darah


 Kode mata kuliah : AK-4309
 Bobot (SKS) : 3 SKS
 Semester : V (lima)
 Hari/pukul : Senin / 13.00 - 14.00 dan 14.00 - 16.00
Selasa / 13.00 - 14.00 dan 14.00 - 16.00
TATA TERTIB UMUM

1. Mahasiswa hadir di kelas atau login tepat waktu, toleransi keterlambatan 10 menit
2. Diwajibkan mengaktifkan camera saat perkuliahan daring berlangsung (saat absensi)
3. Mengenakan pakaian sopan
4. Tidak diperkenankan makan, tidur dan mengobrol saat perkuliahan berlangsung
5. Perkuliahan berlangsung selama 16 kali tatap muka, yang terdiri dari;
 Kuliah Tahap Pertama (Pekan 1 s/d 7) (04 Okt s/d 20 Nov 2021)
 Ujian Tengah Semester (Pekan 8) (22 Nov s/d 27 Nov 2021)
 Kuliah Tahap Kedua (Pekan 9 s/d 15) (29 Nov s/d 15 Jan 2022)
 Ujian Akhir Semester (Pekan 16) (17 Jan s/d 29 Jan 2022)
5. Metode Perkuliahan secara HYBRID (50% daring dan 50% luring)
6. Tugas hasil plagiat dianggap Nol (0)
7. Mahasiswa yang aktif bertanya atau menjawab mendapat poin lebih
SISTEM PENILAIAN

 Sistem Penilaian
1. Presensi : 5%
2. Tugas harian/kuis : 15%
3. UTS : 30%
4. UAS : 40%
5. Sikap dan etika : 10%
DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini membahas tentang konsep


imunologi dan hematologi dalam kaitannya
dengan proses transfusi darah.
TUJUAN PEMBELAJARAN

 Memiliki pemahaman tentang reaksi-


reaksi imunologi dan hematologi guna
mencegah berbagai komplikasi yang
terjadi pasca transfusi.
 Memiliki keterampilan dalam proses
transfusi darah, terutama pada proses pre-
transfuse mulai dari pemeriksaan
golongan darah, uji silang serasi, uji anti-
globulin, sampai skrining dan deteksi
antibodi.
GARIS BESAR PERKULIAHAN

1. Konsep Dasar Imunohematologi


2. Sistem Penggolongan Darah
3. Dyscrepancy pada pemeriksaan golongan darah
4. Uji Silang Serasi (Crossmatching)
5. Penyebab dan Penanganan Inkompatibilitas pada Uji Silang Serasi (Crossmatching)
6. Antiglobulin Test (Coomb’s Test)
7. Pemeriksaan Skrining dan Deteksi Antibodi
8. Teknik Pengolahan Darah
9. Reaksi Transfusi
10. Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah
1
Konsep Dasar Imunohematologi
Oleh: Cut Indriputri
Subject
11 Definisi dan Manfaat Imunohematologi

22 Antigen dan Antibodi

33 Mekanisme Reaksi Antigen dan Antibodi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi


44 Antigen dan Antibodi
Standar Kompetensi

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa


diharapkan dapat menjelaskan konsep dasar
imunologi yang diaplikasikan pada bidang
imunohematologi, yang mencakup: reaksi antigen
dan antibodi serta mekanisme respon imun pada
reaksi transfusi.
Definisi dan Manfaat
Imunohematologi
Definisi dan Manfaat Imunohematologi

Ilmu
Ilmu yang mempelajari reaksi antigen (Ag) dan antibodi (Ab)
yang mempelajari
Imunohematologi
pada
pada sel
sel darah, khususnya sel darah merah (SDM).
darah, khususnya

 Diaplikasikan pada bidang pelayanan transfusi


darah
 Mendeteksi adanya reaksi transfusi
 Mencegah komplikasi yang mungkin terjadi pasca
transfusi
Antigen dan Antibodi
Antigen

 Suatu molekul yang dapat menginduksi respon imun


 Umumnya berupa protein, namun ada yang berbentuk
karbohidrat atau lemak
 Mempunyai epitop (Ag determinan) yang dapat bereaksi
dengan Ab
 Tidak selalu berasal dari mikroba
 Ag pada permukaan SDM dapat menentukan Golda
seseorang

Ag pada permukaan SDM


https://basicmedicalkey.com/blood-transfusion/

Epitop pada permukaan Ag


bio1151b.nicerweb.net
Antigen

Human Leukocyte Antigen (HLA)

 Dalam proses transfusi, kesamaan Golda saja tidak cukup,


perlu adanya pencocokan HLA
 HLA diekspresikan di hampir semua membran sel berinti,
umumnya sel-sel leukosit
 HLA bersifat sangat imunogenik
 Pada proses transfusi / transplantasi organ, individu
normal dapat membentuk Ab terhadap HLA.

Untuk menghindari reaksi transfusi karena ketidakcocokan HLA donor


dan pasien, maka komponen darah yang ditransfusikan dihilangkan sel
lekositnya dengan cara disaring menggunakan filter khusus lekosit.
Komponen darah ini disebut dengan leukoreduction atau leucopoor.
Antigen

Human Platelet Antigen (HPA)

 Pada membran trombosit juga terdapat Ag khusus yang


diberi nama HPA
 Ketidakcocokan HPA dapat menginduksi respon imun (Ab)
 Ab terhadap HPA dapat menyebabkan penurunan jumlah
trombosit (trombositopenia) dan dapat disertai dengan
perdarahan dan timbulnya bintik/bercak merah (purpura).

Ab pada serum resipien

Ag pada trombosit donor


Antibodi

 Suatu molekul protein spesifik yang


dihasilkan leukosit (limfosit) thd
suatu paparan Ag

 Ab berfungsi mengikat Ag =>


menghantarkannya ke sistem
pemusnahan (fagosit)

 Biasanya ditemukan dalam fraksi


IgG, IgM, IgA, IgD, IgE
Antibodi

 Jenis antibodi yang akan dibahas adalah antibodi sistem


golongan darah.

 Umumnya, manusia mempunyai anti A, anti B (pada plasma)


yang terbentuk secara alamiah.

 Jenis Ab ini, terbentuk berlawanan dengan jenis Ag yang


sudah ada, sebagai contoh, individu yang mempunyai Ag A
(pada SDM), akan mempunyai anti B (pada plasma), dan
sebaliknya.

 Tidak seperti Ab jenis IgM yang dapat langsung bereaksi


pada medium saline, Ab jenis IgG membutuhkan reagensia
tambahan seperti anti human globulin (AHG) untuk
memperlihatkan aglutinasi terhadap Ag yang sesuai.
Antibodi

Antibodi IgG dan IgM dalam reaksi imunohematologi

 IgM merupakan jenis Ab yang dapat


secara langsung beraglutinasi dengan
Ag pada permukaan SDM,

 Sementara Ab IgG membutuhkan


reagensia tambahan seperti anti
human globulin (AHG) untuk dapat
membentuk aglutinasi.
Mekanisme Reaksi Antigen dan
Antibodi
Mekanisme Reaksi Antigen - Antibodi

 Reaksi Ag dan Ab terjadi pada dua tahap,


yaitu tahap pertama, Ag dan Ab mendekat
dan mulai tersensitisasi, dan tahap kedua,
Ag dan Ab terikat satu sama lain
membentuk aglutinasi yang dilihat sebagai
gumpalan sel darah merah.

Pendekatan dan
sensitisasi Aglutinasi
Mekanisme Reaksi Antigen - Antibodi

Anti-A Anti-B
1. Hemaglutinasi Tipe
Tipe AA
(mengandung
(mengandung antigen
antigen A;
A;
teraglutinasi
teraglutinasi pada
pada anti-A)
anti-A)

Tipe
Tipe BB
(mengandung
(mengandung antigen
antigen B;
B;
teraglutinasi
teraglutinasi pada
pada anti-B)
anti-B)

Tipe
Tipe AB
AB
(mengandung
(mengandung antigen
antigen A
A dan
dan B;
B;
teraglutinasi
teraglutinasi pada
pada anti-A
anti-A dan
dan anti-B)
anti-B)

Tipe
Tipe OO
(≠
(≠ mengandung
mengandung antigen
antigen A
A atau
atau B;
B;
≠≠ teraglutinasi
teraglutinasi pada
pada anti-A
anti-A atau
atau anti-B)
anti-B)
Mekanisme Reaksi Antigen - Antibodi

2. Hemolisis
Mekanisme Reaksi Antigen - Antibodi

3. Netralisasi
(Inhibisi Aglutinasi)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Reaksi Antigen dan Antibodi pada
Pemeriksaan Golongan Darah
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

1. Letak dan Jumlah Ag

 Letak Ag pada membran sel darah merah dapat


mempengaruhi reaksi Ag dan Ab. Letak Ag yang
menjorok ke luar membran seperti Ag A, B lebih cepat
membentuk reaksi aglutinasi dengan Ab jika
dibandingkan dengan jenis Ag yang letaknya tidak
terlalu menonjol dari membran sel darah merah
 Jumlah Ag juga dapat mempengaruhi reaksi Ag dan Ab.
Sebagai contoh, Ag A, B pada sistem golongan darah
ABO mempunyai jumlah sekitar 1 juta dengan letak Ag
yang menghadap ke luar membran, sehingga Ag lebih
mudah terikat dengan Ab yang sesuai. Sedangkan Ag Rh
mempunyai jumlah Ag per eritrosit yang lebih sedikit,
yaitu sekitar 10.000 – 30.000 Ag. Selain itu, jenis Ag Rh
yang merupakan protein intra membran, dengan letak Ag
tidak terlalu menjorok ke luar membran sel, dapat
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2264/
berpengaruh terhadap lamanya reaksi aglutinasi yang
tidak secepat Ag A, B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

2. Tempat Pelekatan Antibodi (Epitop)

 Antibodi akan lebih mudah berikatan jika terdapat


banyak epitope (determinan Ag) pada setiap permukaan
sel darah merah.
 Hal ini berkaitan dengan sifat homozigot atau
heterozigot suatu genotip.
 Jika Ag dengan genotip homozygot (contoh: AA)
diekspresikan di sel eritrosit, maka sel tersebut
mempunyai lebih banyak epitope dibandingkan Ag
dengan genotip heterozygot (contoh : Aa). bio1151b.nicerweb.net

 Jenis genotip ini berkaitan dengan dosis Ag (dosage


effect), genotip homozigot umumnya disebut dengan
‘double dose’, dan heterozigot ‘single dose’.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

3. Tempat Pelekatan Ag (Fab)

 Ag IgM mempunyai 10 Fab, sedangkan Ab IgG hanya


mempunyai dua Fab.
 Untuk reaksi aglutinasi dua sel darah merah, maka satu
molekul Ab IgM dapat mengikat beberapa Ag di satu sel
darah merah dan beberapa di sel darah merah lainnya.
Ikatan yang dihasilkan cukup kuat.
 Pada molekul Ab IgG, hanya dapat mengikat satu Ag di
satu sel darah merah dan satu Ag di sel darah merah lain,
atau dapat juga Ab IgG hanya mensensitisasi sel darah
merah, artinya hanya mengikat di satu sel darah merah
dan tidak mengikat sel darah merah lainnya, sehingga
ikatan yang dihasilkan lebih lemah dibandingkan Ab
IgM.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

4. Jarak Ag - Ab

 Semakin dekat jarak antara Ag dan Ab, maka reaksi ikatan


akan lebih cepat terjadi.
 Sebagai contoh, Ab IgM akan lebih cepat mengikat Ag
dibandingkan dengan Ab IgG.
 Molekul Ab IgM mempunyai panjang 300 Å dan Ab IgG
mempunyai panjang 120 Å. Semakin besar bentuk molekul,
maka akan memperkecil jarak Ag dan Ab.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

5. Afinitas Antibodi

 Reaksi Ag dan Ab bekerja seperti kunci


dan gembok. Ketika Ag dan Ab cocok
satu sama lain, maka reaksi yang
dihasilkan kuat, namun jika afinitas Ag
dan Ab tidak terlalu kuat, maka
menghasilkan reaksi yang lemah.
 Afinitas berkaitan dengan sensitifitas.
Antibodi yang memiliki afinitas rendah,
lebih sulit untuk mengikat Ag sehingga
sulit membentuk aglutinasi.
 Dalam control kualitas reagen, antisera
perlu diuji afinitasnya terlebih dahulu

https://www.researchgate.net/
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

6. Konsentrasi / Rasio Ag dan Ab

 Reaksi Ag dan Ab yang terbaik, dihasilkan dari Ab dan


Ag dalam jumlah seimbang. Kondisi Ab berlebih (pro-
zone effect) menyebabkan kompleks Ag dan Ab tetap
ada dalam larutan dan Ag berlebih (post-zone effect)
akan mengakibatkan melarutnya kembali kompleks
yang terbentuk.
 Meskipun sebagian besar reaksi antigen-antibodi
memberikan hasil yang dapat diamati pada berbagai
konsentrasi antigen atau antibodi, hasil terbaik diperoleh
ketika sejumlah besar molekul antibodi terikat pada
setiap sel. Zone of
 Penting untuk memastikan keakuratan suspensi sel darah Pro-zone Equivalence Post-zone
merah yang disiapkan karena suspensi sel yang terlalu Ab berlebih. Tidak Rasio Ag-Ab
Ag berlebih. Tidak
pekat akan sedikit mengikat antibodi sehingga reaksi terbentuk aglutinasi. optimal. Terbentuk
terbentuk aglutinasi.
aglutinasi.
yang muncul lebih lemah. Suspensi sel yang dianggap
mampu memberikan reaksi optimal pada tes aglutinasi
adalah suspensi sel 2-5%
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

7. Ion Negatif antar SDM (Zeta Potensial)


dan Konsentrasi Ion pada Medium

Gaya tolak menolak antara sel darah merah yang


membawa muatan listrik negatif yang sama disebut 
Zeta Potensial, yang mencegah aglutinasi antar sel
darah merah. Oleh karena itu, potensial zeta harus
dikurangi atau diubah dengan cara tertentu agar antibodi
IgG (yang lebih kecil) dapat mencapai aglutinasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

Muatan ion pada permukaan SDM membuatnya terpisah satu sama  Dalam kondisi fisiologis, setiap SDM
lain mempunyai ion negatif di sekitar area membran
yang berfungsi untuk menjaga jarak antar SDM.
Muatan negatif pada SDM akan
Muatan negative ini bersumber dari sialic acid
menarik muatan positif pada
lingkungan sekitar – membuatnya
saling tolak menolak / terpisah
 Bila SDM berada dalam larutan elektrolit, maka
ion positif akan ditarik oleh muatan negatif pada
SDM, sehingga SDM akan dikelilingi oleh 2
IgG sulit menghubungkan jarak antara SDM karena ukurannya yang terlalu kecil lapisan yang diffuse.
 Bila ada antibodi yang menempel pada SDM,
maka SDM akan mengurangi muatan negatif
pada permukaannya, sehingga memungkinkan
sel tersebut saling mendekat satu sama lain.
 Oleh karena itu, potensi zeta harus dikurangi
atau diubah agar antibodi IgG yang lebih kecil
IgM cukup besar untuk menghubungkan jarak antar SDM
dapat membentuk aglutinasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi Enzim
proteolitik

Ada beberapa cara yang umum digunakan untuk


memudahkan aglutinasi pada sel:
BSA
 Enzim proteolitik - Enzim proteolitik
bekerja dengan cara mereduksi sialic acid
pada SDM. Dengan berkurangnya sialic
acid, zeta potensial akan berkurang.
 Bovine serum albumin (BSA) – Albumin
LISS
memiliki muatan bipolar yang dapat
menghilangkan muatan-muatan positif dan
negatif di sekitar SDM sehingga SDM lebih
mudah berdekatan dan beraglutinasi
 Low Ionic Strength Solution (LISS) –
Kecepatan reaksi Ag-Ab dapat ditingkatkan
jika kekuatan ionik pada medium diturunkan.
LISS merupakan larutan garam berkekuatan
ionik rendah yang digunakan untuk
melemahkan kekuatan ion pada medium.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

 Antihuman globulin (AHG) - adalah antibodi


terhadap antibodi manusia, dan digunakan
untuk, menjembatani jarak tersebut dan
menyebabkan aglutinasi sel.
Ditambah Anti-
SDM yang diikat Ab IgG Menghasilkan aglutinasi yang
human globulin
kurang membentuk aglutinasi lebih besar
(AHG)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

8. Suhu

 Antibodi yang berbeda


mempunyai kemampuan
bereaksi secara optimal pada
suhu yang berbeda juga. Reaksi Ag dan Ab dipengaruhi oleh
suhu. Hal ini berkaitan dengan jenis
 Sebagai contoh antibodi ikatan kimia dan jenis Ag, Ab. Pada
golongan darah ABO bereaksi ikatan hidrogen, reaksi optimal terjadi
optimal pada suhu <30oC pada suhu rendah. Jenis reaksi ini
sedangkan antibodi Rhesus terdapat pada jenis Ag karbohidrat
bereaksi optimal pada suhu 37oC (ABO). Molekul non polar
membentuk ikatan hidrofobik, reaksi
 Jika suhu dinaikkan, maka reaksi optimal terjadi pada suhu yang lebih
pada pemeriksaan ABO akan tinggi, seperti pada Ag jenis protein
menurun, ikatan Ag dan Ab (Rh).
perlahan akan terdisosiasi atau
terlepas dan sebaliknya, jika
suhu diturunkan, maka reaksi
pada pemeriksaan Rhesus akan
menurun.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

9. pH

 Sebagian besar antibodi golongan darah dapat


bereaksi secara optimal pada pH 6,5 - 7,5.
 Pada kisaran pH tersebut, muatan Ag dan Ab
berlawanan, sehingga reaksi Ag dan Ab
optimal. Reaksi akan dihambat apabila pH
terlalu asam atau terlalu alkalis.
 Sebagai contoh, anti M bereaksi optimal pada
pH di bawah 7. Namun demikian, jika pH
terlalu rendah, maka akan meningkatkan
reaksi pelepasan ikatan Ag dan Ab..
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

10. Waktu Inkubasi

 Reaksi Ag dan Ab membutuhkan waktu


optimum untuk inkubasi. Jika waktu
inkubasi terlalu cepat, maka Ag dan Ab
tidak mempunyai cukup waktu untuk
menghasilkan reaksi yang baik.
 Jika waktu inkubasi terlalu lama, maka
ikatan Ag dan Ab yang sudah terjadi,
dapat terurai Kembali (terdisosiasi).
 Pada saat melakukan tahapan inkubasi
untuk suatu pemeriksaan, maka waktu
optimum inkubasi harus sesuai dan
ditepati.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Antigen - Antibodi

11. Usia Sampel

 Reaksi yang paling baik


umumnya didapatkan jika
menggunakan sampel serum
dan eritrosit segar.
 Untuk alasan tersebut
disarankan selalu
menggunakan sel darah merah
segar atau menyimpan serum
pada suhu -20oC atau suhu
lebih rendah apabila tidak
segera digunakan
Kesimpulan

 Konsep dasar imunohematologi melibatkan reaksi antigen dan antibodi

 Antigen dalam hal ini berada pada permukaan SDM dan Antibodi berada pada
plasma

 Reaksi imun yang terjadi jika Ag dan Ab yang spesifik bertemu adalah Aglutinasi
atau Hemolisis. Hal ini dapat membahayakan resipien jika ditransfusikan

 Oleh karena itu perlu dilakukan serangkaian tes sebelum memulai proses
transfusi.

 Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi reaksi, spt:

1. Letak dan Jumlah Ag 6. Ion Negative antar SDM


2. Tempat Pelekatan Ab (Epitop) 7. Konsentrasi / Rasio Ag – Ab
3. Tempat Pelekatan Ag (Fab) 8. Suhu
4. Jarak Ag – Ab 9. pH
5. Afinitas Ab 10. Waktu Inkubasi
11. Usia Sampel
PRAKTIKUM

1. Tuliskan definisi antigen dan antibodi disertai contoh pada bidang transfusi darah!
2. Tuliskan jenis reaksi Ag dan Ab yang diaplikasikan pada pemeriksaan imunohematologi!

3. Lengkapi tabel berikut dengan menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi Ag dan Ab!
You Don’t Have
to Have The
Same Blood to
Be Family
-Anonim-

TERIMA KASIH :)

Anda mungkin juga menyukai