Anda di halaman 1dari 93

OBAT TRADISIONAL INDONESIA

Definisi menurut UU RI No. 36 tahun 2009 tentang KESEHATAN.


1. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika.

2. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik (sarian) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan (berdasarkan pengalaman – UU-1992) dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat

3. Pelayanan kesehatan tradisional (Pengobatan tradisional – UU-1992)


adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun temurun, secara
empiris , yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Pelayanan Kesehatan Tradisional :


merupakan salah satu upaya pengobatan dan atau perawatan cara lain
diluar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan.
BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL = SIMPLISIA
(CRUDE DRUG)
Definisi :
SIMPLISIA, ialah Bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia ada 3 macam, yaitu :


1. Simplisia nabati, ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi
sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya
yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat
kimia murni tunggal .

2. Simplisia hewani, ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni
tunggal .

3. Simplisia pelikan (mineral), ialah simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral)
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat
kimia murni tunggal .

➽ istilah zat kimia murni kurang tepat , seharusnya zat kimia tunggal
KEMURNIAN SIMPLISIA :
Simplisia nabati harus ● bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran hewan,
● tidak boleh menyimpang bau dan warnanya,
● tidak boleh mengandung lendir dan cendawan
● atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain ,
● tidak mengandung bahan lain yang beracun atau
berbahaya.

Jika dalam beberapa hal khusus ada sedikit penyimpangan dari beberapa
ketentuan mengenai morfologi dan mikroskopik yang tertera dalam MMI,
sedangkan semua persyaratan lain dipenuhi, maka simplisia yang bersangkutan
dapat dianggap memenuhi Persyaratan MMI

Simplisia hewani, ➙ harus bebas dari fragmen hewan asing atau kotoran hewan,
➙ tidak boleh menyimpang bau dan warnanya,
➙ tidak mengandung cendawan atau tanda-tanda pengotoran
lainnya,
➙ tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau yang
berbahaya.

Simplisia pelikan / mineral ,


⇨ harus bebas dari pengotoran oleh tanah, batu, hewan, fragmen
hewan dan bahan asing lainnya.
Persyaratan kemurnian lain untuk simplisia nabati :
1. Kadar abu
2. Kadar abu yang tidak larut dalam asam
3. Kadar abu yang larut dalam air
4. Kadar sari yang larut dalam etanol
5. Kadar sari yang larut dalam air
6. Bahan organik asing.
7. Penetapan kadar .

Bahan Organik Asing adalah :


1. Bagian lain tanaman atau seluruh tanaman asal simplisia atau bagian tanaman
lain, tertera atau jumlahnya dibatasi dalam uraian atau pemerian ; dalam
monografi simplisia yang bersangkutan.
2. Hewan asing, utuh atau bagiannya, atau zat yang dikeluarkan hewan asing tsb.

✵ Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dengan bahan organik asing pada
simplisia nabati adalah bahan organik asing yang berasal dari tanaman.
6. Umbi lapis
Pengambilan dilakukan pada saat umbi mencapai besar maksimum dan pertumbuhan
pada bagian diatas tanah berhenti.
Contoh : bawang merah (Allium cepa)
7. Rimpang
Pengambilan dilakukan pada saat musim kering dengan tanda mengeringnya bagian
atas tanaman. Dalam keadaan ini rimpang dalam keadaan besar yg maksimum.
2. SORTASI BASAH
Dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya dari bahan
simplisia.
Contoh :* simplisia akar, bahan asingnya : kerikil, tanah, rumput, batang, daun, dll

3. PENCUCIAN .
Dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya. Pencucian dilakukan
dengan air bersih.
Menurut Frazier (1978), pencucian sayuran 1(satu) kali dapat menghilangkan 25% dari
jumlah mikroba awal.
Bila dicuci 3x dapat menghilangkan sampai 58% dari jumlah mikroba awal.

4.PERAJANGAN
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami perajangan untuk mempermudah
pengeringan dan pengepakan serta penggilingan (penyerbukan).
Bahan yang baru dipanen jangan langsung dirajang, tapi dijemur dalam keadaan utuh
selama 1 hari.
Dirajang dengan pisau atau alat tertentu yang bisa diatur tebal atau tipisnya hasil irisan.
PENGERINGAN ALAMIAH
Ada 2 cara tergantung dari senyawa aktif yang terkandung :
a. Dengan panas sinar matahari langsung :
Cara ini biasa dilakukan untuk bahan-bahan yang relatif keras seperti kayu, kulit kayu,
biji, dsb dan memiliki senyawa aktif yang stabil.
Cara ini yang termudah, tetapi sulit terkontrol kelembaban, suhu atau aliran udara.

b. Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari langsung


Cara ini cocok untuk bunga, daun dan bagian lain yang mengandung senyawa aktif yang
mudah menguap.

Tempat pengeringan kedua cara tsb mempunyai dasar berlubang-lubang spt:-


- anyaman bambu, - kain kasa,
- bukan dari logam, - simplisia dihamparkan setipis mungkin.
- rak diatur jaraknya supaya - di bawah tempat pengering diberi jarak
ada aliran udara dari lantai.
PENGERINGAN BUATAN

Keuntungannya :
Karena menggunakan alat atau mesin pengering yang telah dapat diatur suhu,
kelembaban, tekanan dan aliran udaranya sehingga akan menghasilkan simplisia yang
lebih baik mutunya.

Prinsipnya :
Udara dipanaskan oleh suatu sumber panas dialirkan dengan kipas ke dalam
ruangan / lemari yang berisi bahan yang akan dikeringkan, yang telah disebarkan ke atas
rak-rak pengering.

Sumber panas dapat menggunakan :


➤Lampu
➤Kompor
➤Mesin diesel / listrik

Dengan prinsip tsb dapat diciptakan alat pengering yang sederhana, praktis dan murah
dengan hasil cukup baik.
Dengan pengering buatan simplisia yang didapat lebih bermutu dan waktu
pengeringan dapat lebih cepat .

Bila dengan sinar matahari 2-3 hari, dengan pengering buatan 6-8 jam dan simplisia
yang dihasilkan memiliki kadar air 10 – 12%

Daya tahan simplisia dalam penyimpanan tergantung :


- Jenis simplisia
- Kadar air
- Cara penyimpanan

Beberapa simplisia dapat tahan lama bila kadar air 4-8%, tapi ada yang masih dapat
tahan dengan kadar air 10-12%
Metode pembuatan ekstrak :
1. CARA DINGIN : * Maserasi .
* Perkolasi .

2. CARA PANAS : * Refluks .


* Soxletasi .
* Digesti .
* Infus .
* Dekok

.
►SOXHLETASI : - dengan alat ekstraksi SOXHLET .
- Ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru .
- terjadi ekstraksi secara sinambung ( kontinyu ).
- jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

► DIGESTI : - adalah maserasi kinetik ( pengadukan secara kontinyu ).


- suhu lebih tinggi dari suhu kamar .
- umumnya pada suhu 40 – 50 0 C

► INFUS : - ekstraksi dengan pelarut air ,pada suhu/temperatur tangas air .


- bejana infus tercelup dalam tangas air yang mendidih , suhu
terukur 96 - 980 C.
- waktu tertentu , 15 – 20 menit .

► DEKOK : - infus pada waktu yang lebih lama , lebih dari 30 menit .
- temperatur : air mendidih .
► DESTILASI : - Ekstraksi senyawa yang mudah menguap bersama uap air .
- misal : ekstraksi minyak atsiri dari bahan segar atau simplisia
kering .
-Prinsip dasar destilasi :
♦ peristiwa tekanan parsial senyawa atsiri , menguap
berssama uap air , secara kontinyu sampai semua senyawa
atsiri menguap sempurna .
♦ destilat berupa uap air dan minyak atsiri yang
terpisah .
۞ DESTILASI ada beberapa macam :
✽DESTILASI AIR :
- bahan / simplisia terendam dalam air yang dipanaskan atau
dididihkan . Uap air yang menguap membawa minyak atsiri yang ikut
terdestilasi secara kontinyu , pada waktu pendinginan menjadi destilat
minyak atsiri terpisah dari airnya .
❋DESTILASI UAP AIR :
- bahan diletakkan di atas “angsang” dari suatu “ dandang “ , air
yang dipanaskan dibawah angsang akan menghasilkan uap . Uap ini yang
akan membawa minyak atsiri didalam bahan , ikut terdestilasi .
❋DESTILASI UAP :
= uap air yang berasal dari ketel pemanas akan membawa minyak
atsiri menguap ( terdestilasi ) bersama uap air .
✈2. EKSTRAKSI DENGAN PELARUT ORGANIK YANG MUDAH MENGUAP .
➲ Prinsip : - melarutkan miny.atsiri yang terdpt dalam simplisia dgn pelarut
organik yg mudah menguap .
➙ simplisia diekstraksi dgn pelarut yang cocok( pada suhu kamar)
dlm suatu ekstraktor ➙ pelarut organik akan menembus ke dlm jaringan
simplisia dan akan melarutkan miny.atsiri dan bahan lain spt damar
dan lilin , yg merupakan pengotor Komponen pengotor ini dipisahkan
➙ kemudian pelarut yg diperoleh diuapkan dengan pengurangan tekanan .
▶ dengan cara ini diperlukan cairan pelarut yg banyak sehingga biaya mahal
dan harus dilakukan oleh tenaga yang ahli .
▶ Pelarut yg digunakan harus memenuhi memenuhi persyaratan sbb :
1. melarutkan dgn sempurna komponen dari miny.atsiri yg terdpt dalam
tanaman .
2. mempunyai titik didih rendah .
3. tidak campur dgn air .
4. “ inert “ , tidak bereaksi dgn komponen miny.atsirinya .
5. mempunyai satu ttk didih dan bila diuapkan tdk meninggalkan sisa .
6. harga murah .
7. bila mungkin tidak mudah terbakar .
▶ pelarut yang sering dipakai : eter minyak tanah (= petroleum eter ) .
▶ alkohol kurang baik digunakan , karena alkohol juga melarutkan air yg terdpt dalam
tanaman .Pada simplisia tertentu alkohol menghasilkan bau yg tidak enak.
▶ alkohol baik digunakan utk simplisia yg kering .
▶ ekstraksi dgn pelarut organik dilakukan utk mengekstraksi miny.atsiri yang mudah
rusak oleh pemanasan dengan uap dan air.
▶ cara ini baik utk ekstraksi miny.atsiri dari bunga2-an ,spt :
- bunga melati - bunga cempaka .
- bunga mawar . - bunga lavendel
- bunga kenanga dll.

☛ 3. PEMBUATAN / PRODUKSI MINYAK ATSIRI DGN LEMAK PADAT .


* cara destilasi sangat dipengaruhi bbrp faktor seperti uap , air atau suhu .
Karena pengaruh faktor2 ini minyak atsiri yg diperoleh dgn cara destilasi sering
tidak sama dgn minyak atsiri yg terdpt di dlm tanamannya , karena ada
komponen yg terurai atau tdk ikut terdestilasi .
* bunga tertentu seperti bunga melati , kaca piring apabila didestilasi akan
menghasilkan minyak atsiri yang berbeda baunya dengan bau bunganya .
* minyak atsiri dari bunga tersebut dapat diperoleh dengan absorbsi
menggunakan lemak padat .
➨Pembuatan minyak atsiri dengan lemak padat tanpa pemanasan .
( = “ enfleurage “ )
➮ bunga segar yang baru dipetik , ditaburkan diatas lempengan lemak
padat ➙ lemak akan meng- absorbsi minyak atsiri.
Untuk memperbesar daya absorbsinya , lemak digores .
Setiap 1 kg lemak dapat menggunakan bunga melati 2,5 – 3 kg .
Proses “enfleurage “ memerlukan waktu 8 – sampai 10 minggu .
Lemak yang telah jenuh dgn minyak atsiri ,dikerok dan dilelehkan dalam
tempat tertutup ➙ lemak kemudian diekstraksi denganalkohol dan fraksi alkohol
didinginkan pada suhu rendah ( sampai 150 C ) , utk memisahkan lemaknya ,
kemudian disaring dan fraksi alkohol diuapkan / dipekatkan dengan destilasi dgn
pengurangan tekanan .
➮ Cara ini hanya dilakukan terhadap bunga2 tertentu saja , karena
memerlukan waktu yang lama dan membutuh tenaga yang terlatih .
➧ Cara ini dapat menghasilkan minyak atsiri yang lebih baik .

4. PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DGN PEMERASAN ( PENGE –


PRESAN ).
* pengepresan dilakukan terhadap bahan yang berupa : biji , buah atau kulit buah , yang
dihasilkan tanaman dari jenis Citrus sp ; karena minyak atsiri dari tanaman
jenis ini rusak apabila dilakukan destilasi .
► DESTILASI : - Ekstraksi senyawa yang mudah menguap bersama uap air .
- misal : ekstraksi minyak atsiri dari bahan segar atau simplisia kering .
-Prinsip dasar destilasi :
♦ peristiwa tekanan parsial senyawa atsiri , menguap
berssama uap air , secara kontinyu sampai semua senyawa
atsiri menguap sempurna .
♦ destilat berupa uap air dan minyak atsiri yang
terpisah .
۞ DESTILASI ada beberapa macam :
✽DESTILASI AIR :
- bahan / simplisia terendam dalam air yang dipanaskan atau
dididihkan . Uap air yang menguap membawa minyak atsiri yang ikut
terdestilasi secara kontinyu , pada waktu pendinginan menjadi destilat minyak
atsiri terpisah dari airnya .
❋DESTILASI UAP AIR :
- bahan diletakkan di atas “angsang” dari suatu “ dandang “ , air
yang dipanaskan dibawah angsang akan menghasilkan uap . Uap ini yang
akan membawa minyak atsiri didalam bahan , ikut terdestilasi .
❋DESTILASI UAP :
= uap air yang berasal dari ketel pemanas akan membawa minyak
atsiri menguap ( terdestilasi ) bersama uap air .
CARA PEMBUATAN ( PRODUKSI ) MINYAK ATSIRI.
1. Cara destilasi ( penyulingan ).
2. Ekstraksi dgn pelarut organik mudah menguap .
3. Dengan lemak padat .
4. Cara pemerasan ( di-pres ).
1. CARA DESTILASI :
-Ada 3 faktor yang berpengaruh pada destilasi :
a. besarnya tekanan uap yg digunakan .
b. bobot molekul masing2 senyawa kimia yg menyusun minyak atsiri .
c. kecepatan keluarnya miny.atsiri dari sel simplisia .
-Beberapa kelemahan cara destilasi :
i. tdk baik utk minyak atsiri yang mudah rusak krn adanya pemanasan dan air .
ii. Miny.atsiri yg mengandung ester ,terhidrolisa krn adanya air dan panas .
iii.komponen yg larut dlm air tdk terdestilasi .
iv. Komponen miny.atsiri yg bertitik didih tinggi , yg menentukan bau wangi dan mempunyai
daya ikat terhadap bau ,sebagian tdk ikut terdestilasi dan tertinggal dlm bahan.
-Ada 3 macam cara destilasi :▶ destilasi dengan air .
▶ destilasi dgn air dan uap.
▶ destilasi uap .
1).DESTILASI DENGAN AIR .
● terjadi kontak langsung antara simplisia dengan air mendidih .
● Prinsip kerja :
- simplisia yg telah di-potong2 ,digiling kasar atau digerus
halus dididihkan dgn air ➙ uap air dialirkan melalui pendingin ➙
destilat berupa minyak yg belum murni ditampung .
● destilasi dgn cara ini sesuai untuk simplisia kering yg tidak rusak
dgn
pendidihan .

▶ Keuntungan :
- alat sederhana , mudah diperoleh .
- mudah dikerjakan .
- kualitas minyak baik , asal diperhatikan
agar suhu tdk terlalu tinggi.

▶ Kerugian :
- tidak semua bahan/simplisia dpt dilakukan
dgn cara ini ,
mis : - simplisia yg mengandung saponin -
simplisia yg mudah hangus .
- adanya air menyebabkan terjadinya hidrolisa

- waktu destilasi lama .


2).DESTILASI DENGAN AIR DAN UAP .
▶ menggunakan alat semacam dandang.
▶ Prinsip kerja :
- simplisia diletakkan di atas bagian yg berlubang-lubang dan air ada di bag. bawah ➙
pada waktu pemanasan uap air dialirkan melalui pendingin dan hasil destilasi
ditampung .
▶ cara ini baik untuk simplisia basah atau simplisia kering yg rusak pd pendidihan .
▶ simplisia kering harus di-maserasi lebih dulu.
▶ simplisia basah / segar tidak perlu di-maserasi lebih dulu.

Keuntungan :
- alat mudah diperoleh .
- hidrolisa hampir tidak terjadi ,shg
kualitas miny.atsiri yg diperoleh cukup
baik .

Kerugian :
- hanya miny.atsiri dgn titik didih lebih
rendah dari air yg dapat terdestilasi .
- hasil destilasi kurang sempurna .
3). PENYULINGAN DENGAN UAP .
⇨ tidak memerlukan air secara langsung .
⇨ iperlukan uap air panas yg biasanya bertekanan lebih dari 1 atm, yg dialrkan melalui pipa uap.
⇨ alat yg diperlukan hampir sama dgn alat destilasi air dan uap ➙
diperlukan alat tambahan utk mengukur suhu dan tekanan uap.
⇨ kalau peralatan baik , dgn cara ini akan diperoleh minyak atsiri yang lebih
banyak .
⇨ cara ini baik utk produksi miny.atsiri dari biji , akar , kayu yg umumnya mengandung minyak atsisri dgn komponen miny.atsisri yg
bertitik didih tinggi .
⇨ cara ini utk produksi : - miny.cengkeh - minyak kayu manis .
- miny.sereh - minyak akar wangi .
- minyak kayu putih .

Keuntungan :
- kualitas minyak cukup baik .
- tekanan dan suhu dapat diatur .
- waktu destilasi pendek .
- tdk terjadi hidrolisa .

Kerugian :
- alatnya mahal .
- perlu tenaga ahli .
✹ Selain destilasi dgn cara di atas dikembangkan pula cara2 destilasi yg lain :
a. -Destilasi dgn air dan destilasi dgn uap disertai dgn pengurangan
tekanan.
- Pengurangan tekanan akan memperpendek waktu destilasi ( tek << 1 atm )
- Keuntungan utama :
- diperoleh minyak atsiri dgn bau/aroma yg sama dgn bau miny.atsiri
yang asli , karena destilasi dilakukan pada suhu kurang dari 700C ( biasanya
dest. terjadi pada suhu 500C )
- bisa dihindari suhu tinggi, shg tdk terjadi peruraian .

b. Destilasi dgn air dan destilasi dgn uap disertai kenaikan tekanan .
- cara ini baik utk simplisia yg keras spt : biji , kayu dan kulit kayu.
- destilasi dilakukan dgn tekanan >> 1 atm.
- dgn cara ini akan diperoleh miny.atsiri yg lebih banyak dan
memperpendek waktu destilasi .
- Kerugian : - terjadi penguraian minyak atsiri sehingga berbeda dgn yang
asli .
✈2. EKSTRAKSI DENGAN PELARUT ORGANIK YANG MUDAH MENGUAP .
➲ Prinsip : - melarutkan miny.atsiri yang terdpt dalam simplisia dgn pelarut
organik yg mudah menguap .
➙ simplisia diekstraksi dgn pelarut yang cocok( pada suhu kamar)
dlm suatu ekstraktor ➙ pelarut organik akan menembus ke dlm jaringan
simplisia dan akan melarutkan miny.atsiri dan bahan lain spt damar
dan lilin , yg merupakan pengotor Komponen pengotor ini dipisahkan ➙
kemudian pelarut yg diperoleh diuapkan dengan pengurangan tekanan .
▶ dengan cara ini diperlukan cairan pelarut yg banyak sehingga biaya mahal dan
harus dilakukan oleh tenaga yang ahli .
▶ Pelarut yg digunakan harus memenuhi memenuhi persyaratan sbb :
1. melarutkan dgn sempurna komponen dari miny.atsiri yg terdpt dalam
tanaman .
2. mempunyai titik didih rendah .
3. tidak campur dgn air .
4. “ inert “ , tidak bereaksi dgn komponen miny.atsirinya .
5. mempunyai satu ttk didih dan bila diuapkan tdk meninggalkan sisa .
6. harga murah .
7. bila mungkin tidak mudah terbakar .
▶ pelarut yang sering dipakai : eter minyak tanah (= petroleum eter ) .
▶ alkohol kurang baik digunakan , karena alkohol juga melarutkan air yg terdpt dalam
tanaman .Pada simplisia tertentu alkohol menghasilkan bau yg tidak enak.
▶ alkohol baik digunakan utk simplisia yg kering .
▶ ekstraksi dgn pelarut organik dilakukan utk mengekstraksi miny.atsiri yang mudah
rusak oleh pemanasan dengan uap dan air.
▶ cara ini baik utk ekstraksi miny.atsiri dari bunga2-an ,spt :
- bunga melati - bunga cempaka .
- bunga mawar . - bunga lavendel
- bunga kenanga dll.

☛ 3. PEMBUATAN / PRODUKSI MINYAK ATSIRI DGN LEMAK PADAT .


* cara destilasi sangat dipengaruhi bbrp faktor seperti uap , air atau suhu .
Karena pengaruh faktor2 ini minyak atsiri yg diperoleh dgn cara destilasi sering
tidak sama dgn minyak atsiri yg terdpt di dlm tanamannya , karena ada
komponen yg terurai atau tdk ikut terdestilasi .
* bunga tertentu seperti bunga melati , kaca piring apabila didestilasi akan
menghasilkan minyak atsiri yang berbeda baunya dengan bau bunganya .
* minyak atsiri dari bunga tersebut dapat diperoleh dengan absorbsi
menggunakan lemak padat .
➨Pembuatan minyak atsiri dengan lemak padat tanpa pemanasan .
( = “ enfleurage “ )
➮ bunga segar yang baru dipetik , ditaburkan diatas lempengan lemak padat ➙
lemak akan meng- absorbsi minyak atsiri.
Untuk memperbesar daya absorbsinya , lemak digores .
Setiap 1 kg lemak dapat menggunakan bunga melati 2,5 – 3 kg .
Proses “enfleurage “ memerlukan waktu 8 – sampai 10 minggu .
Lemak yang telah jenuh dgn minyak atsiri ,dikerok dan dilelehkan dalam tempat tertutup
➙ lemak kemudian diekstraksi denganalkohol dan fraksi alkohol didinginkan pada suhu
rendah ( sampai 150 C ) , utk memisahkan lemaknya , kemudian disaring dan fraksi
alkohol diuapkan / dipekatkan dengan destilasi dgn pengurangan tekanan .
➮ Cara ini hanya dilakukan terhadap bunga2 tertentu saja , karena memerlukan
waktu yang lama dan membutuh tenaga yang terlatih .
➧ Cara ini dapat menghasilkan minyak atsiri yang lebih baik .

4. PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DGN PEMERASAN ( PENGE – PRESAN ).


* pengepresan dilakukan terhadap bahan yang berupa : biji , buah atau kulit buah , yang
dihasilkan tanaman dari jenis Citrus sp ; karena minyak atsiri dari tanaman
jenis ini rusak apabila dilakukan destilasi .
I. JAMU
• Kriteria :
• Aman
• Klaim Khasiat didasarkan pada data empiris
• Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
• Ketentuan Logo :
Harus mencantumkan logo dan tulisan “ JAMU”
Logo berupa :
1. ranting dan daun terletak dalam lingkaran
2. dicantumkan pada bagian atas sebelah kiri wadah /
bungkus/ brosur.
3. warna logo : hijau di atas dasar warna putih atau
warna lain yang mencolok
4. Tulisan “ jamu “ harus jelas & mudah dibaca.
5. Dicetak dengan warna hitam di atas warna putih.
II. OBAT HERBAL
TERSTANDAR
 Kriteria :
 Aman.
 Klaim penggunaan dibuktikan secara ilmiah/ pre-klinik
 Bahan baku yg digunakan telah terstandard
 Memenuhi persyaratan mutu.

 Ketentuan logo: Obat herbal terstandard harus


mecantumkan logo dan tulisan
“ obat herbal terstandar “
• Logo berupa :
1. Jari 2 daun ( 3 ) pasang terletak dalam lingkaran
2. Ditempatkan pada bgn atas sebelah kiri pada
wadah/ pembungkus/brosur.
3. warna logo hijau diatas dasar warna putih atau
warna lain yg menyolok.
4. Tulisan “Obat herbal terstandar“ harus jelas dan
mudah terbaca, dicetak dengan warna yang
mencolok
III. FITOFARMAKA
 Fitofarmaka adalah sediaan obat dan obat tradisional
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan
bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang
telah memenuhi persyaratan yang berlaku.
 Kriteria :
 Memenuhi persyaratan mutu
 Aman
 Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik
 Bahan baku yang digunakan telah terstandard
Ketentuan :
1.Kelompok fitofarmaka harus mencamtumkan logo
dan tulisan “ FITOFARMAKA “
2. Logo berupa :
• Jari-jari daun membentuk bintang terletak dalam lingkaran.
• Dicantumkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/
pembungkus/ brosur.
3.Warna logo :
• hijau diatas warna putih atau
• warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo.
4.Tulisan “fitofarmaka” harus :
• jelas dan mudah dibaca.
• Dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna
lain yang menyolok kontras dengan tulisan “ fitofarmaka “
Jamu OHT Fitofarmaka

Uji toksikologi Uji toksikologi Uji Toksikologi

Empiris Uji Farmakologi Uji Klinik

Obat bahan alam

Standarisasi bahan
Belum terstandar Standaisasi bahan baku
baku,proses,produk jadi

Secara tradisional digunakan


Membantu meredakan … Mengobati …
untuk …
Produsen OT

Industri Usaha

IOT IEBA UKOT UMOT

Usaha Jamu Gendong

Usaha Jamu Racikan


Sediaan OT
 bentuk rajangan
 bentuk serbuk
 bentuk kapsul
 bentuk pil, granul, boli, pastiles, jenang
 bentuk dodol, tablet, kaplet
 bentuk cairan
 bentuk salep, cream
 bentuk plaster, koyok
 bentuk lain, dupa, ratus, mangir, permen
Sediaan OT
 bentuk rajangan
 bentuk serbuk
 bentuk kapsul
 bentuk pil, granul, boli, pastiles, jenang
 bentuk dodol, tablet, kaplet
 bentuk cairan
 bentuk salep, cream
 bentuk plaster, koyok
 bentuk lain, dupa, ratus, mangir, permen
• IOT >> Boleh memproduksi seluruh sediaan OT
• IEBA >> Ekstrak
• UKOT >> Semua sediaan OT kecuali tablet dan
effervescent
• Bila memproduksi kapsul maupun cairan obat dalam
harus memiliki Apoteker sebagai penanggung jawab
• UMOT >> Param, tapal, pils, cairan obat luar,
rajangan
Larangan
 OT mengandung bahan kimia hasil isolasi atau sintetik
yang berkhasiat obat
 Sediaan intravaginal, tetes mata, sedian parenteral,
suppositoria kecuali untuk wasir
 cairan obat dalam, etanol > 1%
 narkotika atau psikotropika
 bahan lain yang berdasarkan penelitian
membahayakan kesehatan : Pausinystalia Yohimbe,
Artemisia Folium, Cinchonae Cortex, Tanaman Kava-
kava
• IOT >> Boleh memproduksi seluruh sediaan OT
• IEBA >> Ekstrak
• UKOT >> Semua sediaan OT kecuali tablet dan
effervescent
• Bila memproduksi kapsul maupun cairan obat dalam
harus memiliki Apoteker sebagai penanggung jawab
• UMOT >> Param, tapal, pils, cairan obat luar,
rajangan
Larangan
 OT mengandung bahan kimia hasil isolasi atau sintetik
yang berkhasiat obat
 Sediaan intravaginal, tetes mata, sedian parenteral,
suppositoria kecuali untuk wasir
 cairan obat dalam, etanol > 1%
 narkotika atau psikotropika
 bahan lain yang berdasarkan penelitian
membahayakan kesehatan : Pausinystalia Yohimbe,
Artemisia Folium, Cinchonae Cortex, Tanaman Kava-
kava
KROMATOGRAF
I
KULIAH ke 6
Kromatografi diturunkan dari bahasa Greek
Chromato = Warna
Grafe = Tulisan

Sejarah :
Runge, F.F. (1834-1843) melakukan spot test campuran zat
warna dari ekstrak tumbuh-tumbuhan pada pita kain dan atau
kertas.

Goppel Sroeder, F (1868) menganalisis zat warna, hidrokarbon,


alkohol-alkohol, beer, milk pada minuman dan air minum
menggunakan kertas.
Schobeinc menggunakan pita kertas untuk memeriksa cairan.
Day D.T. (1897-1903) menggunakan kolom yang diisi serbuk tanah
untuk pemisahan.

Mikhail Tswett (1906-1907) telah berhasil memisahkan pigment


kloroplast dengan fase diam CaCO3 dan petroleum eter sebagai fase
gerak.

Wilson, J.N. (1940) mempelajari tentang teori pada kromatografi kertas.

Martin, A.J.P. dan Synge, R.L.M.(1941) mengajukan pertama kali model


yang menjelaskan efesiensi kolom dan mengembangkan kromatografi
cair dan berhasil mendapatkan hadiah Nobel tahun 1952.

Van Deemter, J.J dkk yang mengembangkan teori kecepatan dengan


menyederhanakan hasil kerja Lapidus dan Ammundson pada fungsi
distribusi Gauss.

Dengan perkembangannya Nama kromatografi tidak sesuai lagi


Kromatografi :
Suatu proses pemisahan dimana analit-analit dalam sampel
terdistribusi antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak.
Dasar Pemisahan :
Perbedaan kecepatan migrasi komponen (senyawa-senyawa)
yang dibawa oleh gerak dan ditahan secara selektif oleh fase
diam.

Tujuan Kromatografi :
Pemisahan senyawa-senyawa dengan waktu yang tidak
terlalu lama.
Penggolongan kromatografi
Atas dasar (wujud) fase gerak:
1.      kromatografi gas (fase geraknya adalah gas)
2.      kromatografi cairan (fase geraknya adalah zat cair)

Atas dasar bentuk fase diam:


1.Kromatografi planar
a. kromatografi lapis tipis
b. kromatografi kertas
c. kromatotron
2.Kromatografi kolom
a. kolom terbuka
b. kromatografi gas,
c. kromatografi cair kinerja tinggi
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
Thin Layer Chromatography (TLC)
Banyak digunakan karena :
-sederhana, mudah difahami secara teknik
-waktu analisis relatif pendek, dpt diulangi setiap saat
-Ekonomis
-Fleksibel dalam pemilihan fase gerak
Mekanisme pemisahan : - adsorpsi
- partisi
Fase diam (Stationary phase = sorbent = adsorbent = penjerap)
: Silika gel
: Alumina
: Selulosa
Silika gel :
- silika gel G  sbg pengikat digunakan gypsum
- silika gel S  sbg pengikat digunakan pati
- silika gel GF 254  ditambah gypsum dan senyawa
berpendar pada UV l 254 nm
- silika gel H, Silika gel N [ tanpa pengikat ]
- silika gel tanpa pengikat ttp dengan seny.berpendar
- silika gel untuk keperluan preparatif
Alumina :
- alumina asam (pH 4), netral (pH 7), basa (pH 9).
- Pemberian kode seperti silika gel G.H.P.F.
Selulosa :
- serat 2-20 m, serat asli (MN 300), mikrokristal (Avicel) utk
senyawa polar. Dengan atau tanpa senyawa fluorescence.
Fase gerak
-Interaksi polaritas (ik hidrogen dan konsep like dissolves like)
-Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi
-Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga
harga Rf solut terletah antara 0,2 hingga 0,8 untuk
memaksimalkan pemisahan
-Deret eluotropik
-Perkiraan polaritas campuran pelarut:
p’cam = fa.p’a + fb.p’b + fc.p’c + f……
f= fraksi volum
p’= angka kepolaran (Rohrschneider dan Snyder)
Pelarut dengan harga P’ (Introduction to modern liq.chrom.)

Pelarut P’

Heksana 0,1
1-klorobutana 1,0
Isopropil eter 2,4
Metilen klorida 3,1
Tetrahidrofuran 4,0
Kloroform 4,1
Etanol 4,3
Etil asetat 4,4
aseton 5,1
Metanol 5,1
Asetonitril 5,8
Etilena glikol 6,9
DMSO 7,2
Air 10,2
Pembuatan Pelat (lempeng) silika gel
` + 30 gram silika gel + air (sejumlah tertentu) diaduk homogen,
tak lebih 4 menit dimasukkan alat perata Stahl-Desaga atur
ketebalan (0,25-2,0 mm). Diratakan diatas 6 lembaran kaca
(20x20 cm). Keringkan di udara, kmd dimasukkan oven 100-
120oC selama 60 menit. Sejukkan dan simpan dlm eksikator.

Untuk keperluan preparatif dibuat sendiri


Untuk keperluan analitik & preparatif  ada dipasaran
diatas lembaran kaca, plastik ataupun aluminium.
bermacam ukuran 20 x 20 cm, 10 x 20 cm dll.
Penyiapan dan Penotolan Sampel
• Pemisaha KLT yg optimal diperoleh jika totolan sampel sekecil dan
sesempit mungkin
• Pelarut sampel yang sesuai
• 1-20 ml yang mengandung 50-100mg f 3-6mm
• Alat penotol : kapiler gelas, mycrosyringe
• overloaded  Rf berubah dan bercak tidak simetri
Pengembangan (elusi)
- Bejana diisi fase gerak hingga kedalaman 0,5 cm  jenuh
- Totolan (sdh kering) pada plate, dimasukkan bejana
- Totolan jangan tercelup fase gerak
- Batas yang dicapai gerak ditandai dg pensil lemah
- Didokumentasi profil kromatogramnya (Rf).
Macam Cara Pengembangan :
Pengembangan konvensional
Pengembangan berulang
Pengembangan dua dimensi  Pemisahan senyawa flavone ‘Harbone’
Pengembangan sirkular  kromatotron
Pengamatan / mendeteksi / visualisasi bercak.
Secara langsung
Dengan perlakuan :
destruksi  Pereaksi semprot, uap I2  75% tidak rusak
non-destruksi  UV lamp
KLT digunakan untuk analisis :
1. Kualitatif
2. Kuantitatif

Analisis Kualitatif
-Adanya senyawa pembanding
                                                                                                                                   

Commercial TLC plate after development Same TLC plate held under a UV lamp -
in normal lighting. Note the appearance of additional spots.
Analisis kuantitatif
- Ketepatan dan ketelitian kurang dibanding krom.gas & HPLC
Dibedakan ada 2 (dua) cara :
1. Bercak langsung diukur luasnya
2. Bercak dikerok kmd dilarutkan dlm pelarut yg sesuai.
1. Bercak langsung diukur luasnya (densitometri)
a. Tanpa menggunakan kurva baku
Purdy & Turter: akar luas bercak berbanding lurus dg log(10) berat
senyawa. Menghitung cara ini perlu adanya tetapan untuk tiap senyawa
pada sistim tertentu KLT
b. Menggunakan kurva baku

2. Bercak dikerok kmd dilarutkan dlm pelarut yg sesuai (dielusi)


 timbul ralat karena pemindahan dan elusi.
- Posisi bercak ditentukan dengan Rf senyawa pembanding.
- Dikerok, diekstraksi secara kuantitatif  labu takar.
- ditetapkan dengan cara yg sesuai mis : spektrofotometri.
KLT Preparatif
- sampel 50 mg- 1 gram
- sampel ditotolkan sbg pita / garis
- tebal optimum lapisan fase diam 1-1,5 mm
- visualisasi :
- non-destruktif
- destruktif  sbg ditutupi

KLT kinerja tinggi (HPTLC)


- diameter fase diam dg distibusi sempit (5-10 mm)
KROMATOGRAFI KERTAS [KKt]
Paper Chromatography

Hakekatnya KKt adalah kromatografi lapis tipis menggunakan kertas


Whatman no 3.
Fase gerak : seperti halnya fase gerak KLT, pada KKt biasa digunakan
campuran pelarut polar misalnya air, n-butanol, as.asetat.
Air akan terikat kuat dengan serabut selulosa (banyak ggs OH), sehingga air
berfungsi sbg fase diam, sedangkan pelarut yang lain berfungsi sebagai fase
gerak.
Termasuk Kromatografi Cair-Cair
Mekanisme pemisahan : Partisi

Visualisasi sama spt pada KLT,camp. H2SO4 dan asam kuat


lain tidak dapat digunakan.
SAINTIFIKASI JAMU
• Literatur
1. Vademekum Tanaman Obat Untuk Saintiifikasi Jamu , Jilid 1
Kementerian Kesehatan RI , 201
2. Vademekum Tanaman Obat Untuk Saintiifikasi Jamu , Jilid 3
Kementerian Kesehatan RI, 2012
3. Vademekum Tanaman Obat Untuk Saintiifikasi Jamu , Jilid 4
.Kementerian Kesehatan RI , 2013
4. Vademekum Tanaman Obat Untuk Saintiifikasi Jamu , Jilid 5.
Kementerian Kesehatan RI , 2014
5. Tjandra Yoga Aditama. Jamu dan Kesehatan Ed. II, 2015
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 003 / MENKES/ PER/ I/ 2010
• TENTANG
• Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan
kesehatan

Definisi
• Saintifikasi Jamu adalah pembuktian ilmiah jamu
melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan formal.
• Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian ( galenik). Atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, ndan dapat diterapkan sesuai norma
yang berlaku di masyarakat.
Contoh formula jamu saintifik
1. jamu saintifik Hipertensi ringan

No. Nama lokal Nama Latin Bagian Kandungan


tanaman

1. Seledri Apium graviolens L Herba Flavonoid


(Apiin,apigenin),
kumarin

2. Kumis Kucing Orthosiphon aristatus Folium flavonoid, diterpen


(Thunb).B.B.S. Non Bth.

3. Pegagan Centela asiatica (L). Urban Herba Glikosida asiatikosida

4. Temulawak Curcuma xanthorrhizae Roxb Rimpang Kurkumim,xanthorizol,k


urkuminoid, minyak
atisiri.

5. Kunyit Curcuma domesticae Rimpang kurkuminoid, minyak


atisiri

6. meniran Phyllanthus niruri L Herba Filantin, hipofilantin,


flavonoid .
Komposisi formula jamu saintifik Hipertensi ringan

1. Herba seledri 5 gram


2. Daun kumis kucing 3 gram
3. Daun pegagan 3 gram
4. Rimpang temulawk 3 gram
5. Rimpang kunyit 3 gram
6. Herba meniran 3 gram
2. jamu saintifik hiperuresemia

No. Nama lokal Nama Latin Bagian Kandungan


tanaman

1. Kepel Stelehocarpus burahol Folium Flavonoid.


(Bl) Hook. F. &Th tanin,steroid

2. Secang Caesalpinia sappan L Lignum fenol


(Brazilin,brazilein)
3. Tempuyng Sonchus arvensis L Folium Flavonoid (luteolin,
apigenin), kumarin

4. Temulawak Curcuma xanthorrhizae Rimpang Kurkumim,xanthorizol,


Roxb kurkuminoid, minyak
atisiri.

5. Kunyit Curcuma domesticae Rimpang kurkuminoid, minyak


atisiri

6. meniran Phyllanthus niruri L Herba Filantin, hipofilantin,


flavonoid .
Komposisi formula. jamu saintifik hiperuresemia

1. Daun tempuyung 2 gram


2. Kayu secang 5 gram
3. Daun kepel 3 gram
4. Rimpang temulawk 3 gram
5. Rimpang kunyit 3 gram
6. Herba meniran 3 gram
3. jamu saintifik Hemorhoid

No. Nama lokal Nama Latin Bagian Kandungan


tanaman

1. Daun wungu Grapthopyllum pictum folium Lendir, alkaloid,


L. Griff steroid, tanin.

2. Daun duduk Desmodium triquitram Folium Alkaloid, trigonelin,


L. DC tanin

3. Daun iler Coleus atropurpureus Foliun Lendir, minyak


Benth atsiri, alkaloid,
flavonoid, saponin.
4. temulawak Curcuma xanthorrhizae Rimpang Kurkumim,xanthori
Roxb zol,kurkuminoid,
minyak atisiri.

5. Kunyit Curcuma domesticae Rimpang kurkuminoid, minyak


atisiri

6. meniran Phyllanthus niruri L Herba Filantin, hipofilantin,


flavonoid .
Komposisi formula jamu saintifik
hemorhoid

1. Daun wungu 15 gram


2. Daun duduk 12 grm
3. Daun iler 9 gram
4. Rimpang temulawk 3 gram
5. Rimpang kunyit 3 gram
6. Herba meniran 3 gram
. 4. Jamu saintifik dispepsia
No. Nama lokal Nama Latin Bagian Kandungan
tanaman

1. Kunyit Curcuma domesticae Rimpang kurkuminoid,


minyak atisiri

2. Jahe Zingiber officinale Rimpang Zingiberena,


zingiberol,gin
gerol,
filandrena.

3. Jinten hitam Nigela sativa. L Semen Saponin, zat


pahit (nigelin)
& minyak
atsiri.

4. Daun Blume balsamifera L. DC Folium Minyak atsiri


sembung (borneol,
sineol,
kamfer),
flavonol,
tanin.
Formula jamu saintifik dispepsia

1. Rimpang Kunyit 7 gram


2. Rimpang Jahe 7 gram
3. Biji Jinten hitam 2 gram
4. Daun sembung 7 gram

Anda mungkin juga menyukai