Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN AMPUTASI

Kelompok 7
Didin Suparja (8801190028/2B)
Solikah (8801190095/2B)
Pengertian Amputasi

Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih


diartikan “pancung”. Amputasi dapat diartikan sebagai
tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh
bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan
yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala
masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak
mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik
lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan
keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ
tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi
infeksi. (Daryadi,2012)
Klasifikasi

Berdasarkan pelaksanaan amputasi menurut


(Brunner & Suddart 2001), dibedakan
menjadi :

❖ Amputasi Elektif/Terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan
mendapat  penanganan yang baik serta terpantau secara terus-menerus.
❖ Amputasi Akibat Trauma
Merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak
direncanakan.
❖ Amputasi Darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan. Biasanya
merupakan
Jenis amputasi secara umum menurut
(Daryadi,2012) adalah :  

❖ Amputasi Terbuka
Amputasi terbuka dilakukan pada kondisi infeksi yang berat dimana
 pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama.
❖ Amputasi Tertutup
Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan
dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka yang dibuat dengan
memotong kurang lebih 5cm dibawah potongan otot dan tulang. Setelah
dilakukan tindakan pemotongan, maka kegiatan selanjutnya meliputi
perawatan luka operasi/mencegah terjadinya infeksi, menjaga kekuatan
otot/mencegah kontraktur, mempertahankan intaks jaringan, dan persiapan
untuk  penggunaan protese ( mungkin )
Etiologi

I​ ndikasi utama bedah amputasi bisa disebabkan oleh :


• Iskemia, karena penyakit reskularisasi perife, biasa nya pada orangtua seperti pada
penyakit artherosklerosis dan diabetes mellitus
• Trauma, amputasi bisa diakibatkan karena kecelakaan dan thermal injury seperti
terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme seperti pagets disease dan kelaian
kongenital.
​Faktor predisposisi terjadinya amputasi yaitu :
• Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki. u
• Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.
• Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.
• Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya.
• Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif.
• Deformitas organ.
Patofisiologi

Amputasi di lakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari


tubuh dengan metode :
❖ Metode terbuka guilottone amputasi
Metode ini di lakukan pada klien dengan infeksi yang mengembang atau
berat di mana pemotongan di lakukan pada tinggkatyang samabentuknya
benar benar terbuka dan di pasang drainage agar luka bersih dan luka
dapat di tutup setelah infeksi.
❖ Metode tertutup
Di lakukan dalam kondisi yang lebih mungkin pada metode ini kulit tepi
ditarik atau di buat skalfuntuk menutupi luka pada atas ujung tulang dan di
jahit pada daerah yang di amputansi
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik yang dapat di temukan


pada pasien dengan post operasi amputasi antara
lain
• Nyeri akut
• Keterbatasan fisik
• Pantom snydrom e
• Pasien mengeluhkan adanya perasaan tidak
nyaman
• Adanya gangguan citra tubuh mudah
marah ,
cepat tersinggung pasien cenderung berdiam
diri
Komplikasi

Komplikasi dari amputasi meliputi perdarahan infeksi dan


kerusakan kulit. Karena adanya pembuluh darah besar yang
dipotong dapat terjadi perdarahan masif. Infeksi merupakan
infeksi pada semua pembedahan dengan peredaran darah buruk
atau kontaminasi luka setelah amputasi traomatika resiko infeksi
meningkat peyembuhan luka yang buruk dan iritasi akibat
protesis dapat menyebabkan kerusakan kronik.
Penatalaksanaan

• Tingkatan amputasi
Amputasi dilakukan pada titik paling distal yang masih dapat mencapai
 penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi ditentukan berdasarkan dua faktor :
peredaran darah pada bagian itu dan kegunaan fungsional misalnya (sesuai
kebutuhan protesis), status peredaran darah eksterimtas dievaluasi melalui
pemerikasaan fisik dan uji tertentu. Perfusi otot dan kulit sangat  penting untuk
penyembuhan.
• Penatalaksanaan sisa tungkai
Tujuan bedah utama adalah mencapai penyembuhan luka amputasi menghasilkan
sisa tungkai puntung yang tidak nyeri tekan dan kuli yang sehat untuk pengunaan
prostesis, lansia mungkin mengalami keterlambatan  penyembuhan luka karena
nutrisi yang buruk dan masalah kesehatan lainnya.
 
• Pasang balut steril tonjolan-tonjolan hilang dibalut tekan
pemasangan perban elastis harus hati-hati jangan sampai konstraksi
putung di proksimlnya sehingga distalnya iskemik.
• Meningikan pungtung dengan mengangkat kaki jangan ditahn
dengan bantal sebab dapat menjadikan fleksi kontraktur pada paha dan
lutut.
• Luka ditutup drain diangkat setelah 48-72 jam sedangkan putung
tetap dibalut tekan, angkta jahitan hari ke 10 sampai 11.
• Amputasi bawah lutut tidak boleh mengantung dipinggir tempat
tidur atau berbaring atau duduk lama dengan fleksi lutut.
• Amputasi diatas lutut jangan dipadang bantal diantara paha atau
memberikan abdukasi putung, mengatungnya waktu jalan dengan kruk
untuk mencegah kostruktur lutut dan paha.
pathway
Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Daryadi,2012), pemeriksaan diagnostik pada klien Amputasi
meliputi :

• Foto rongent Untuk mengidentifikasi abnormalitas tulang


• CT san Mengidentifikasi lesi neoplestik, osteomfelitis, pembentukan
hematoma
• Angiografi dan pemeriksaan aliran darah mengevaluasi perubahan
sirkulasi / perfusi jaringan dan membantu memperkirakan potensial
penyembuhan jaringan setelah amputansi
• Kultur luka mengidentifikasi adanya infeksi dan organisme
penyebab
• Biopsy mengkonfirmasi diagnosa benigna / maligna
• Led peninggian mengidentifikasi respon inflamasi
• Hitung darah lengkap / deferensial peningian dan perpindahan ke
kiri di duga proses infeksi
ASKEP Teoritis
1. Pengkajian
a. Identitas
Diri Klien
Meliputi tanggal pengkajian, ruangan, nama (inisial), nomor MR, umur, pekerjaan, agama, jenis kelamin,
alamat, tanggal masuk RS, alasan masuk RS, cara masuk RS, penanggung jawab. b. Riwayat Kesehatan
• Keluhan Utama
Biasanya pada klien dengan amputasi keluhan utamanya yaitu klien mengatakan nyeri pada luka, mengalami
gangguan pada sirkulasi dan neurosensori, serta memiliki keterbatasan dalam beraktivitas. • Riwayat
Kesehatan Sekarang
Kita kaji kapan timbul masalah, riwayat trauma, penyebab, gejala (tiba-tiba/perlahan), lokasi, obat yang
diminum, dan cara penanggulangan• Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji apakah ada kelainan muskuloskeletal (jatuh, infeksi, trauma dan fraktur), kaji apakah ada riwayat
penyakit Diabetes Mellitus, penyakit jantung, penyakit gagal ginjal dan penyakit paru. • Riwayat Kesehatan
Keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit yang sama, kaji apakah ada anggota
keluarga yang merokok ataupun menggunakan obat-obatan.
Pemeriksaan Fisik
SISTEM TUBUH KEGIATAN
Integumen :Kulit secara Mengkaji kondisi umum kulit untuk meninjau tingkat hidrasi.Lokasi amputasi
umum.Lokasi amputasi mungkin mengalami keradangan akut atau kondisi semakin buruk, perdarahan atau
kerusakan progesif. Kaji kondisi jaringan diatas lokasi amputasi terhadap terjadinya
stasis vena atau gangguan venus return.

Sistem Cardiovaskuler :Cardiac Mengkaji tingkat aktivitas harian yang dapat dilakukan pada klien sebelum operasi
reservePembuluh darah sebagai salah satu indikator fungsi jantung.Mengkaji kemungkinan atherosklerosis
melalui penilaian terhadap elastisitas pembuluh darah.

Sistem Respirasi Mengkaji kemampuan suplai oksigen dengan menilai adanya sianosis, riwayat
gangguan nafas.
Sistem Urinari Mengkaji jumlah urine 24 jam.Menkaji adanya perubahan warna, BJ urine.

Cairan dan elektrolit Mengkaji tingkat hidrasi.Memonitor intake dan output cairan.

Sistem Neurologis Mengkaji tingkat kesadaran klien.Mengkaji sistem persyarafan, khususnya sistem
motorik dan sensorik daerah yang akan diamputasi.

Sistem Mukuloskeletal Mengkaji kemampuan otot kontralateral.


Diagnosa keperawatan
Post Operasi
a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan
Pre Operasi dengan insisi bedah sekunder terhadap amputasi.
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan cedera b.Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan
fisik/jaringan dan trauma saraf. perifer berhubungan dengan penurunan
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan aliran darah arteri/ vena
dengan penurunan fungi otot dan pergerakan c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
akibat gangren. tubuh b.d penurunan nafsu makan/anoreksia.
C.Ansietas berhubungan dengan kurang d. Resiko kerusakan Integritas kulit b.d adanya
pengetahuan tentang kegiatan perioperatif. dekubitus akibat tirah baring lama.
d. Berduka yang antisipasi (anticipated griefing) e. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan
berhubungan dengan kehilangan dengan kelemahan otot akibat tirah baring
akibat amputasi. lama post amputasi.
f. Kurang perawatan diri : makan, mandi,
berpakaian, berdandan berhubungan dengan
Intervensi
No Diagnosa keperawatan Tujuan/kriteria hasil Intervensi

Pain levelPain control


comfort levelKriteria
Hasil :Mampu mengontrol Pain ManagementLakukan
nyeriMampu mengenali pengkajian nyeri secara

Thanks Haturnuhun
nyeriMampu menggunakan komprehensifObservasi reaksi
teknik non farmakologi nonverbal dari
untuk mengurangi ketidaknyamananGunakan
nyeriMelaporkan bahwa teknik komunikasi teraupetik

Terimaksih
nyeri berkurang dengan Evaluasi pengalaman nyeri
menggunakan manajemen masa lampauAjarkan teknik
nyeriMenyatakan rasa relaksasiKolaborasi dengan
1 nyaman setelah nyeri dokter dalam pemberian
Nyeri akut berkurang therapy

Self care : ADLsMobility Exchercise Therapy :


levelKriteria Hasil :Klien AmbulationPantau TTV
meningkat dalam aktivitas sebelum dan sesudah
fisikMengierti tujuan dari latihanAjarkan pasien tentang
peningkatan mobilitasBantu teknik ambulasiLatih pasien
2 Hambatan mobilitas fisik untuk mobilisasi (walker) dalam memenuhi kebutuhan
ADLs secara mandiri
Intervensi

Nutrion
ManagementKaji
Body imageSelf secara verbal dan non
esteemKriteria Hasil verbal respon klien
:Body image terhadap
positifMampu tubuhnyaJelaskan
mengidentifikasi tentang pengobatan,
kekuatan perawatan, kemajuan
personalTidak dan prognosis
terjadi pengurangan penyakitDorong klien
Gangguan citra berat badan yang mengungkapkan
3. tubuh berarti perasaannya
Evaluasi
Impelmentasi Evaluasi merupakan
pengkajian sejauh mana
Implementasi merupakan
pencapaian dari
wujud nyata dari tindakan keperawatan
rencana keperawatan yang telah diberikan
yang telah dibuat
kepada pasien.
sebelumnya.
Kasus fiktif
Tn.l. 35 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas, 1,5bulan yang
lalu, klien mengatakan bahwa ia memiliki luka yang tak kunjung
sembuh pada kaki kanannya. Klien juga mengatakan bahwa ia
merasakan nyeri yang hebat pada lukanya. TD​: 110/70mmHg
S,:37.5°C, N: 76x/menit dan RR: 20x/menit
Pengkajian
I. Identitas Diri Klien
Nama​​: Tn. I
Umur​​: 43 tahun
Jenis Kelamin​​: Laki-laki
Alamat​​: Jl. Mitra Utama C1 No. 4A RT/RW 001/002
Status Perkawinan​​: Kawin
Agama​​: Islam
Suku​​: sunda
Pendidikan​​: SMA
Pekerjaan​​: Wiraswasta
Tanggal Masuk RS​​: 20 Maret 2021
Diagnosa Medis​​: Amputasi bawah lutut (BL)
Sumber Informasi​
Nama​​: Ny. O
Hubungan dengan Klien​: Istri
Pekerjaan ​: Ibu rumah tangga
RIWAYAT KESEHATAN
• Keluhan utama
klien mengatakan bahwa ia memiliki luka yang
tak kunjung sembuh pada kaki kanannya. Klien
juga mengatakan bahwa ia merasakan nyeri
yang hebat pada lukanya.

• Riwayat penyakit sekarang


Saat di lakukan pengkajian pada tanggal 20 Maret 2021 klien mengatakan bahwa nyeri pada kaki kanannya,
nyeri bersifat hilang timbul dengan rasa seperti tertusuk-tusuk dan terdapat nyeri tekan pada kaki kanan
klien, klien tampak meringis dan gelisah menahan nyeri tersebut. Selain itu klien juga mengatakan bahwa ia
merasa takut akan dilakukan operasi, klien selalu bertanya-tanya kepada perawat ataupun dokter tentang
penyakitnya, klien nampak cemas dan ketakutan, klien juga mengatakan bingung dan tidak tahu tentang
penyakitnya. Klien juga mengatakan bahwa ia merasa malu karena akan dilakukan amputasi, klien juga
mengatakan bahwa ia takut tidak bisa bekerja lagi, selain itu klien juga mengatakan bahwa ia merasa sulit
untuk bersosialisasi dengan orang lain setelah dilakukan amputasi nanti. Klien tampak sedih, klien tampak
murung dan menarik diri.
RIWAYAT KESEHATAN

Riwayat Kesehatan dahulu:


Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan satu bulan
yang lalu yang menyebabkan kaki kanan klien luka parah, Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak
lalu klien dibawa ke puskesmas untuk pertolongan pertama. ada anggota keluarga yang
Sejak saat itu kaki sebelah kanan klien sering mengalami mengalami penyakit yang sama
nyeri dan lukanya tak kunjung sembuh. Saat nyeri klien dengan klien.
hanya beli obat di apotek, minum jamu/herbal. Namun
seiring berjalannya waktu, rasa nyeri dan luka yang
dialaminya semakin parah, itulah mengapa pada 7 Agustus
2017 klien datang ke RS untuk berobat.
PEMERIKSAAN FISIK

➢ Keadaan umum : Compos mentis


➢ Penampilan : Tidak bergairah (Lemah)
➢ TTV TD : 110/70 mmHg
Pemeriksaan fokus
N : 76 x /menit
RR : 20 x/menit
Adanya luka terbuka yang telah terinfeksi pada
S : 37,5 C
kaki kanan klien yang ditandai dengan adanya
edema dan warna kemerahan disekitar luka.
Informasi penunjang

1. Diagnosa Medik : Amputasi bawah lutut (BL)


2. Therapy Pengobatan : Ranitidine (2x1), Ondansentron
(2x1), Dexketoprofen (2x1)
3. Pemeriksaan Diagonostik
· Laboratorium :
- Hemoglobin 12.5gr/dl (14-18 gr/dl)
- Leukosit 12.900 mm3 (5.000-10.000 mm3)
- Trombosit 450.000 mm3(150-400.000 mm3)
- Hematokrit 48% (40-48%)
ANALISA DATA

Tanggal Data Fokus Etiologi Problem

Ds : Klien mengatakan bahwa ia merasakan


nyeri pada kaki kanannyaKlien mengatakan
nyeri seperti tertusuk dengan frekuensi hilang
timbulKlien mengatakan terdapat nyeri tekan
pada kaki kanannya
Do :Klien tampak meringisKlien tampak gelisah
Adapun hasil pengkajian nyeri klien yaitu :
P : Adanya luka kronis yang telah terinfeksi Q :
Seperti tertusuk Nyeri akut
R : Kaki kanan Proses infeksi
S : 7T : Hilang timbulSedangkan hasil
pemeriksaan fisik dari kaki kanan klien yaitu
:Inspeksi : Terdapat luka terbuka yang telah
terinfeksi yang ditandai dengan adanya warna
kemerahan dan edema disekitar luka klien
sehingga menyebabkan terjadinya
ketidaksimetrisan antara kaki kiri dan kanan
klien.
20/03/21 Palpasi : Terdapat nyeri tekan dan terasa
hangat di sekitar luka klien
Ds : Klien mengatakan bahwa ia merasa takut
untuk dilakukan operasiKlien juga mengatakan
bahwa ia merasa cemas dengan
penyakitnyaKlien juga merasa bingung dan
tidak mengetahui tentang penyakit yang
dideritanyaDo : Klien tampak cemasKlien Kurang pengetahuan Ansietas
tampak bingungKlien selalu bertanya-tanya terkait prosedur
20/03/21 tentang penyakitnya pembedahan
Ds : Klien mengatakan bahwa ia malu jika
diamputasiKlien mengatakan bahwa ia takut
tidak bisa bekerja lagi Klien mengatakan bahwa
ia merasa sulit untuk bersosialisasi dengan Gangguan citra
orang orang lain setelah diamputasi Kehilangan bagian
Do :Klien tampak sedihKlien tampak anggota tubuh tubuh
20/03/21
murungKlien tampak menarik diriTD :
110/70mmHg S: 37.5°CN : 76x/i RR : 20x/i
Masalah Keperawatan Berdasarkan Prioritas

1. Nyeri akut b.d proses infeksi


2. Ansietas b.d kurang pengetahuan terkait prosedur
pembedahah
3. Gangguan citra tubuh b.d kehilangan anggota tubuh
Intervensi Keperawata
No Diagnosa Keperawatan Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen nyeri
2x24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi Observasi
dengan kriteria hasil :Mampu mengontrol identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
nyeriMampu mengenali nyeriMampu frekuensi, kualitas intensitas
menggunakan teknik non farmakologi untuk nyeriidentifikasi skala nyeri identifikasi
mengurangi nyeriMelaporkan bahwa nyeri nyeri non verbalidentifikasi faktor yang
berkurang dengan menggunakan manajemen memperberat dan memperingan nyeri
nyeriMenyatakan rasa nyaman setelah nyeri
Terapeutik
berkurang
berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri control lingkungan
yang memperberat rasa nyeri fasilitasi
1 Nyeri akut istirahat tidurpertimbangkan jenis dan
sumber nyeri
Edukasi
jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyerijelaskan strategi meredakan
nyerianjurkan memonitor nyeri secara
mandirianjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Kolaborasi
kolaborasi pemberian analgetik
Observasi
Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis.
Kondisi, waktu, stressor)Identifikasi kemampuan
mengambil keputusanMonitor tanda anxietas (verbal
dan non verbal)
Terapeutik
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam kepercayaanTemani pasien untuk mengurangi
diharapkan menunjukan pengendalian diri terhadap kecemasan , jika memungkinkanPahami situasi yang
Ansietas dengan kriteria hasil : Klien mampu mengidentifikasi membuat anxietasDengarkan dengan penuh
dan mengungkapkan gejala cemasMengidentifikasi, perhatianGunakan pedekatan yang tenang dan
mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol meyakinkanMotivasi mengidentifikasi situasi yang
cemasVital sign dalam batas normal memicu kecemasanDiskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa yang akan datang
2 Ansietas Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialamiInformasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosisAnjurkan
keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
perluAnjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhanAnjurkan
mengungkapkan perasaan dan persepsiLatih
kegiatan pengalihan, untuk mengurangi
keteganganLatih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepatLatih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam Observasi
diharapkan ganggun citra tubuh klien teratasi dengan kriteria Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
hasil : Body image positifMampu mengidentifikasi kekuatan perkembanganIdentifikasi budaya, agama, jenis
personalMampu beradaptasi dengan keterbatasan fungsional kelami, dan umur terkait citra tubuhIdentifikasi
Mampu menyesuaikan dengan perubahan perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi
sosialMonitor frekuensi pernyataan kritik tehadap
diri sendiriMonitor apakah pasien bisa melihat
bagian tubuh yang berubah
Terapiutik
Diskusikan perubahn tubuh dan
fungsinyaDiskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diriDiskusikan akibat perubahan
pubertas, kehamilan dan penuwaanDiskusikan
kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh
(mis.luka, penyakit, pembedahan)Diskusikan cara
3 Gangguan citra tubuh mengembangkan harapan citra tubuh secara
realistisDiskusikan persepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
Edukasi
Jelaskan kepad keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuhAnjurka mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra tubuhAnjurkan
menggunakan alat bantu( mis. Pakaian , wig,
kosmetik)Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung( mis. Kelompok sebaya).Latih fungsi
tubuh yang dimilikiLatih peningkatan penampilan
diri (mis. berdandan)Latih pengungkapan
kemampuan diri kepad orang lain maupun kelompok
catatan perkembangan keperawatan
No TANGGAL DX PERKEMBANGAN
1 Hari 1 Nyeri akut S : Klien mengatakan bahwa ia masih merasakan nyeri pada kaki kanannyaKlien mengatakan masih nyeri
seperti tertusuk dengan frekuensi hilang timbulKlien mengatakan masih terdapat nyeri tekan pada kaki
kanannya
O :Klien masih tampak meringisKlien masih tampak gelisah Adapun hasil pengkajian nyeri klien yaitu :
P : Adanya luka kronis yang telah terinfeksi
Q : Seperti tertusuk
R : Kaki kanan
S:7
T : Hilang timbulSedangkan hasil pemeriksaan fisik dari kaki kanan klien yaitu :
Inspeksi : Terdapat luka terbuka yang telah terinfeksi yang ditandai dengan adanya warna kemerahan dan
edema disekitar luka klien sehingga menyebabkan terjadinya ketidaksimetrisan antara kaki kiri dan kanan
klien.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan dan terasa hangat di sekitar luka klien
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan

Hari 2 Nyeri akut S: Klien mengatakan bahwa ia masih sedikit merasakan nyeri pada kaki kanannyaKlien mengatakan masih
sedikit nyeri seperti tertusuk dengan frekuensi hilang timbulKlien mengatakan masih sedikit terdapat nyeri
tekan pada kaki kanannya
O:Klien masih sedikit tampak meringisKlien masih sedikit tampak gelisah Adapun hasil pengkajian nyeri klien
yaitu :
P : Adanya luka kronis yang telah terinfeksi
Q : Seperti tertusuk
R : Kaki kanan
S:7
T : Hilang timbulSedangkan hasil pemeriksaan fisik dari kaki kanan klien yaitu :Inspeksi : Terdapat luka terbuka
yang telah terinfeksi yang ditandai dengan adanya warna kemerahan dan edema disekitar luka klien sehingga
menyebabkan terjadinya ketidaksimetrisan antara kaki kiri dan kanan klien.Palpasi : Terdapat nyeri tekan dan
terasa hangat di sekitar luka klien
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
catatan perkembangan keperawatan
Hari 3 Nyeri akut S: Klien mengatakan bahwa ia sudah tidak merasakan
nyeri pada kaki kanannyaKlien mengatakan sudah tidak
nyeri seperti tertusuk dengan frekuensi hilang timbulKlien
mengatakan sudah tidk terdapat nyeri tekan pada kaki
kanannya
O:Klien sudah tidak tampak meringisKlien sudah tidak
tampak gelisah Adapun hasil pengkajian nyeri klien yaitu :
P : Adanya luka kronis yang telah terinfeksi
Q : Seperti tertusuk
R : Kaki kanan
S:7
T : Hilang timbulSedangkan hasil pemeriksaan fisik dari kaki
kanan klien yaitu :Inspeksi : Terdapat luka terbuka yang
telah terinfeksi yang ditandai dengan adanya warna
kemerahan dan edema disekitar luka klien sehingga
menyebabkan terjadinya ketidaksimetrisan antara kaki kiri
dan kanan klien.Palpasi : Terdapat nyeri tekan dan
terasa hangat di sekitar luka klien
A: nyeri akut teratasi
P : Intervensi di hentikan
catatan perkembangan keperawatan
2 Hari 1 Ansietas S :Klien mengatakan bahwa ia masih merasa takut untuk dilakukan operasiKlien
juga mengatakan bahwa ia masih merasa cemas dengan penyakitnyaKlien juga
masih merasa bingung dan tidak mengetahui tentang penyakit yang dideritanya
O : Klien masih tampak cemasKlien masih tampak bingungKlien masih selalu
bertanya-tanya tentang penyakitnya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Hari 2 Ansietas S :Klien mengatakan bahwa ia masih sedikit merasa takut untuk dilakukan
operasiKlien juga mengatakan bahwa ia masih sedikit merasa cemas dengan
penyakitnyaKlien juga masih sedikit merasa bingung dan tidak mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya
O : Klien masih sedikit tampak cemasKlien masih sedikit tampak bingungKlien
masih sedikit selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Hari 3 Ansietas S :Klien mengatakan bahwa ia sudah tidak merasa takut untuk dilakukan
operasiKlien juga mengatakan bahwa ia sudah tidak merasa cemas dengan
penyakitnyaKlien juga sudah tidak merasa bingung dan tidak mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya
O : Klien sudah tidak tampak cemasKlien sudah tidak tampak bingungKlien sudah
tidak selalu bertanya-tanya tentang penyakitnya
A : Ansietas teratasi
P : Intervensi dihentikan
catatan perkembangan keperawatan
Hari 1 Gangguan citra tubuh S :Klien mengatakan bahwa ia masih malu jika diamputasiKlien mengatakan bahwa ia
masih takut tidak bisa bekerja lagiKlien mengatakan bahwa ia masih merasa sulit untuk
bersosialisasi dengan orang orang lain setelah diamputasi
O :Klien masih tampak sedihKlien masih tampak murungKlien masih tampak menarik
diriTD : 110/70mmHg S : 37.5°CN : 76x/i RR : 20x/i
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Hari 2 Gangguan citra tubuh S: Klien mengatakan bahwa ia masih sedikit malu jika diamputasiKlien mengatakan
bahwa ia masih sedikit takut tidak bisa bekerja lagiKlien mengatakan bahwa ia masih
sedikit merasa sulit untuk bersosialisasi dengan orang orang lain setelah diamputasi O
:Klien masih sedikit tampak sedihKlien masih sedikit tampak murungKlien masih sedikit
tampak menarik diriTD : 110/70mmHg S : 37.5°CN : 76x/i RR : 20x/i
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Hari 3 Gangguan citra tubuh S: Klien mengatakan bahwa ia sudah tidak malu jika diamputasiKlien mengatakan bahwa
ia sudah tidak takut tidak bisa bekerja lagiKlien mengatakan bahwa ia sudah tidak
merasa sulit untuk bersosialisasi dengan orang orang lain setelah diamputasi
O :Klien sudah tidak tampak sedihKlien sudah tidak tampak murungKlien sudah tidak
tampak menarik diriTD : 110/70mmHg S: 37.5°CN : 76x/i RR : 20x/i
A : gangguan citra tubuh teratasi
P : Intervensi dihentikan
THANKS HATURNUHUN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai