Titin Hidayatin
Pendahuluan
• Obat komponen yang penting karena
diperlukan dalam sebagian besar upaya
kesehatan baik untuk menghilangkan
gejala/symptom dari suatu penyakit
• Obat juga dapat mencegah penyakit
bahkan obat juga dapat menyembuhkan
penyakit
Obat gangguan saluran cerna
• Antasida
• Digestan
• Emetik
• Anti emetik
Antasida
1. Sembelit
2. Diare
3. Kentut terus menerus
• Berkurangnya keasaman perut dapat
menyebabkan mengurangi kemampuan untuk
mencerna dan menyerap nutrisi , ex : zat besi
dan vitamin B
• Kadar pH yang rendah di perut biasanya
membunuh bakteri yang tertelan, tetapi
antasida meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi karena kadar pHnya naik.
• Antasida sering dikombinasikan dengan :
1. Anti kolinergik zat yang menekan produksi getah lambung
dan melawan kejang-kejang (contohnya ekstrak belladonae)
2. Obat penenang / sedativ untuk menekan stress karena
dapat memicu sekresi asam lambung (contohnya
klordiazepoksida)
3. Spasmolitik untuk melemaskan ketegangan otot lambung
– usus dan mengurangi kejang-kejang (contohnya papaverin)
4. Dimetikon (dimetilpolisiloksan) berfungsi memperkecil
gelembung gas yang timbul sehingga mudah diserap dengan
demikian dapat dicegah masuk angin, kembung, dan sering
buang angin (flatulensi)
Mekanisme kerja antasida
1. Laksansia kontak
• Merangsang dinding usus dengan akibat peningkatan
peristaltik dan pengeluaran isi usus dengan cepat
• Ex : derivat – derivat antrakinon, derivat difenilmetan
2. Laksansia osmotik
• Senyawa ini berkhasiat mencahar berdasarkan lambat
absorpsinya oleh usus, sehingga menarik air dari luar
usus melalui dinding ke dalam usus oleh proses osmosa
• Ex : magnesium sulfat/sitrat dan natrium sulfat, gliserol,
manitol, laktulosa dan laktitol
3. Zat – zat pelicin dan emollientia
• Mempermudah defekasi, karena
melunakkan tinja dengan jalan
meningkatkan penetrasi air ke dalamnya
• Ex : natrium docusinat, natriumlauril-sulfo-
asetat dan parafin cair
• Parafin melicinkan penerusa tinja dan
bekerja sebagai bahan pelumas
Antidiare
• Obat yang digunakan untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya diare
• Pembagian obat antidiare ;
1. Kemoterapeutika
• Untuk terapi kausal memberantas
bakteri penyebab diare
• Ex : antibiotika, sulfonamida, kinolon
dan furazolidon
2. Obstipansia
• Untuk terapi simptomatis, yang dapat
menghentikan diare dengan beberapa
cara, yakni
Zat penekan peristaltik adsorbensia
dan adstringensia (yang menciutkan
selaput lendir usus)
3. Spasmolitika
• Zat yang dapat melepaskan kejang otot
yang sering kali mengakibatkan nyeri perut
pada diare papaverin dan oksifenium
• Ada beberapa penyakit infeksi usus lain yang
menyebabkan diare, antara lain:
1. Kolera
• Penyakit infeksi usus disebabkan bakteri Vibrio
cholarae asiatica atau Vibrio cholerae eltor. Gejala-
gejala kolera diare seperti air beras, muntah-
muntah dan kejang-kejang, anuria (terhentinya
pengeluaran air seni)
• Pengobatannya dengan pemberian oralit atau teh
susu untuk menghindari bahaya dehidrasi disusul
dengan pemberian antibiotik (tetrasiklin,
kloramfenicol) sebagai terapi kausal
2. Disentri
• Disebut juga shigellosis adalah penyakit infeksi usus
yang diakibatkan oleh beberapa jenis basil gram
negatif genusshigella
• Ciri-ciri penyakit:
Kejang dan nyeri perut
Mulas waktu buang air besar
Diare berlendir dan berdarah
• Golongan sulfonamida (sulfadiazin dan derivatnya
serta kotrimoksazol
• Golongan antibiotik (ampisilin, tetrasiklin
2. Thypus
• Chloramfenicol : merupakan obat pilihan (drug of
choice). Efek samping mengakibatkan anemia
aplastis
• Kotrimoksazol merupakan obat pilihan lainnya
pada pemakaian lama (lebih dari 14 hari) dapat
menimbulkan gangguan darah
• Antibiotik lain seperti ampisilin – amoksisilin dan
tetrasiklin, baru digunakan bila terjadi resistensi
terhadap chlorampenicol atau kotrimoksazol
Regulator GIT, Antiinflamasi & Antiflatulen (Obat
Kembung)
1. Golongan benzodiazepin
• Obat ini mempercepat relaksasi mental dan fisik
dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam
otak
• Obat ini bisa menyebabkan ketergantungan fisik
dan pemakaian pada alkoholik harus sangat hati2
• Golongan benzodiazepin alprazolam,
klordiazepoksid (chlordiazepoxide), lorazepam,
oksazolam, klobazam d an diazepam
2. Buspirone
• Obat cemas ini anti ansietas yang efek
sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi
dengan alkohol.
• Efeknya baru timbulnya setelah 10 – 15 hari,
sehingga hanya digunakan untuk mengobati
penyakit kecemasan menyeluruh
3. Hydroxyzine
• Diindikasikan untuk menghilang gejala ansietas
dan ketegangan yang berhubungan dengan
psikoneurosis atau terapi tambahan untuk
penyakit lainnya yang menyebabkan kecemasan.
• Hydroxizine dapat menyebabkan kantuk dan
menghilangkan kesadaran, sehingga dianjurkan
untuk tidak mengendarai kendaraan atau
mengoperasikan mesin.
• Hydroxizine dapat menyebabkan kekeringan
pada mulut, hidung dan tenggorokan.
Antispasmodik