Anda di halaman 1dari 23

AIRWAYS MANAJEMEN PADA

PENDERITA GAWAT DARURAT

Gadar dan Bencana I

Kelompok 3
NAMA KELOMPOK

Adisti Dwi Amanda Putri : 32722001D9002

Ervina Riani Setiawan : 32722001D19028

Muhammad Rizki Awaludin : 32722001D19068

Neng AldaYudomi R : 32722001D19072

Nurul Alviani : 32722001D19078

Salwa Maulida Putri A : 32722001D19092

Siti Ajeng Safitri : 32722001D19100


Pengertian airway management

 Airway management adalah memastikan  Menurut bingham(2008) airway


jalan nafas terbuka. management adalah prosedur medis
yang dilakukan untuk mencegah
obstruksi jalan nafas terbuka antara
paru-paru pasien dan udara luar,
dilakukan dengan membuka jalan nafas
atau mencegah obstruksi jalan nafas
yang disebabkan oleh lidah ,saluran
udara itu sendiri ,benda asing .
Macam-macam gangguan jalan nafas

• Keadaan dimana jalan nafas menuju paru-


paru tersumbat total sehingga tidak ada
Obstruksi Total udara yang masuk ke paru-paru

• Sumbatan pada Sebagian jalan nafas,


udara masih dapat masuk ke paru-paru
walaupun dalam jumlah yang sedikit bila
Obstruksi Parsial tidak dikoreksi dapat menyebabkan
kerusakan otak .
Pengkajian jalan nafas

Look Listen Feel


• gelisah • Bersih • Hembusan
• Sianosis • Gurgling napas, raba
• Retraksi dan • Stridor/snoring posisi trakhea
cuping hidung • Wheezing
• No sound
Teknik pengelolaan jalan nafas airway manajement

pada dewasa pada anak dibawah umur 1 tahun


 Heamlich /abdominal thrust  Posisikan bayi mengadah dengan telapak tangan yang
(hentakan pada perut) berada diatas paha menopang kepala bayi
 Chest thrust (hentakan dada)  Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak 5 kali
dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan
sejajar dengan putting susu bayi.
 Balikan bayi sehingga bayi berada pada posisi
menelungkup dan lakukan tepukan di punggung
(blavk blow)dengan menggunakan pangkal telapak
tangan sebanyak 5 kali
Pengelolaan jalan nafas secara manual

 Perasat kepala tengadah dagu diangkat (head liflt -chin lift manuver)
 Perasat dorong rahang bawah (jhaw trust manuver) pada pasien dengan trauma leher
Pengelolaan jalan nafas dengan alat sederhana

Oropharyngeal • Alat bantu napas


airway (OPA)
melewati mulut

Nasopharyngeal • Alat bantu napas


airway (NPA)
melewati hidung
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT PADA NY. M DENGAN
MASALAH CKS dg ICH DI IGD RS
MOEWARDI SURAKARTA
A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

 Nama : Ny.M
 Umur : 69 tahun
 Agama : Islam
 Pendidikan :SD
 Pekerjaan : -
 Alamat : Colomadu
 Diagnose medis : CKS dg ICH
2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama
 Pasien mengalami penurunan kesadaran.
b. Riwayat penyakit sekarang
 Kurang lebih 3 jam sebelum masuk RS,saat akan menyebrang dijalan depan
rumah,pasien ditabrak sepeda motor dari arah kiri kemudian pasien terjatuh
dengan kepala kanan membentur aspal. Waktu kejadian klien dalam keadaan
sadar,pasien mengalami muntah 1 kali berupa lendir,pasien mengeluh pusing oleh
keluarga di bawa ke RS kustati dan sudah dipasang infus serta sudah diberi obat-
obatan dan sudah di ICT scan. Kemudian pasien dirujuk ke RSDM karena alas an
biaya.
c. Riwayat penyakit dahulu
 Pasien belum pernah mondok di RS sebelumnya,pasien tidak mempunyai riwayat
hipertensi ataupun DM,pasien tidak mempunyai alergi terhadap obat apapun.
Pengkajian primer

 Airways
 Jalan nafas terdapat sumbatan
berupa lendir tidak ada darah,tidak
ada suara nafas seperti
gurling,snoring,stridor.
Pengkajian sekunder

 Kepala
Rambut sedikit beruban,terdapat hematoma di kepala sebelah kana,bentuk kepala
mesocepal
 Mata
Konjungtiva tidak anemis,sclera tidak icteric,pupil anisokor,pupil terhadap cahaya
positif.
 Hidung
Bersih,tidak ada secret,terdapat kanul O2 3 l/mnt.
 Telinga
Simetris,bersih,tidak ada serumen.
 Mulut
Mukosa bibir lembab,terdapat gigi palsun.
 Leher
Terpasang neckolar.
Jantung
I : IC tidak tampak,dada datar
P : IC teraba kuat angkat
P : IC tidak ada pelebaran jantung
A : BJ I-II
 Paru-paru
I : datar,simetris antara kanan dan kiri
P : vocal fremitus sama
P : pekak
A : vesicular
 Abdomen
I : simetris antara kanan dan kiri,terlihat gerakan diafragma,tidak ada lesi atau luka
diperut.
A : bising usus 5 kali/mnt
P : tympani
P : tidak ada pembesaran hati,tidak ada distensi
 Genitalia
Terpasang DC,genitalia bersih
Lanjutan…

 Ekstremitas
Atas : tangan kiri terpasang infus D5 ½ Ns 20 tpm,terlihat memar kebiruan di tangan
kanan dan kiri.
Bawah : tampak terdapat memar kebiruan di kaki kanan dan kiri,tidak ada varises,tidak
ada edema.
 Makan dan cairan
Pasien hanya mendapat cairan melalui infus D5 ½ Ns 20 tpm
 Eliminasi
Pasien terpasang DC,volume urine 300 cc,warna urine kuning jernih.
 Kulit
Warna kecoklatan,turgor kulit elastis
Data penunjang Terapi
• Foto rontgent cervical; • Infus D ½ Ns 20 tpm
tidak di dapat gambar • Injeksi piracetam 3gr/8j
fraktur • Injeksi cetorocal 30gr/12j
• Pemeriksaan CT scan; • Injeksi ranitidine 1
terdapat perdarahan amp/12j
intracranial • Injeksi ceftriaxone 1gr/12j
• O2 3 l/mnt
Analisa Data
No Data Etiologi Problem

1 Ds: - Penumpukan secret Bersihan jalan nafas tidak


Do: jalan napas terdapat sumbatan berupa efektif
lendir, terdapat gigi palsu, pasien muntah yang
berupa lendir

2 Ds: - Adanya hemoragi Ketidak efektifan perfusi


Do: kesadaran somnolen GCR 10, pupil intracerebral jaringan cerebral
anisokor, verbal klien tanpa arti, pemeriksaan
CT scan terdapat pendarahan intracranial,
hematoma di kepala sebelah kanan
TD: 140/90 mmHg
N: 86x/menit
RR: 20x/menit
Diagnosa Keperawatan

 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret


 Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b.d adanya hemoragi intracerebral
Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteri hasil Intervensi

1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau irama nafas pasien
tidak efektif b.d keperawatan selama 1x24 jam perfusi 2. Pantau jlan nafas pasien
penumpukan sekret bersihan jalan nafas efektif dengan 3. Bebaskan jalan nafas pasien
kriteria hasil: 4. Observasi adanya sumbatan
1. Jalan nafas pasien bebas jalan nafas
2. Dapat mengeluarkan sekresi secara 5. Lakukan penghisapan jlan nafas
efektif sesuai kebutuhan
3. Irama nafas normal 20x/menit
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau TTV
perfusi jaringan keperawatan selama 1x24 jam 2. Pantau status neurologis
cerebral b.d adanya perfusi jaringan serebral efektif pasien
hemoragi intracerebral dengan kriteria hasil: 3. Pantau pupil pasien
1. Pasien komunikasi jelas 4. Pantau tingkat kesadaran
2. Menunjukan perhatian, konsentrasi, pasien (GCS)
orientasi 5. Pertahankan oksigenasi
3. Pupil sokor 6. Posisikan pasien supinasi
4. TTV normal 7. Pantau status cairan termasuk
5. GCS meningkat asupan
6. Tidak ada tanda-tanda peningkatan 8. Pantau tanda peningkatan
TIK: nyeri kepala, muntah, pipil TIK
edema 9. Kolaborasi pemberian terapi
infuse
Implementasi Evaluasi
• Melaksanakan tindakan • Melakukan pengkajian
sesuai dengan intervensi kembali untuk mengetahui
yang telah dilaksanakan dan apakah semua tindakan yang
lakukan sesuai dengan telah dilakukan dapat
kebutuhan klien/pasien memberikan perbaikan
tergantung pada kondisinya. status kesehatan terhadap
klien sesuai dengan kriteria
hasil yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai