Anda di halaman 1dari 16

IMMUNOL

OGI
KELOMPOK 4
1. Herniyati Suherli
2. Hesti Ayu Ningsih
3. Imelda Ma’ruf
4. Lisa Aisyiah Taludio
Definisi Immunologi
● Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari sistem imun atau daya tahan tubuh dan
sejumlah bentuk gangguan sistem imun.
● Imunologi adalah studi mekanisme dan fungsi sistem kekebalan akibat pengenalan
terhadap zat asing dan usaha netralisasi, eliminasi dan metabolisme terhadap zat
asing atau produknya.
● Imunologi merupakan bidang ilmu yang luas dan menjadi dasar untuk memahami
berbagai fenomena biomedik.
● Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam
keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi
(penyakit autoimun, hipersensitivitas, imunodefisiensi, penolakan allograft,
imunologi kanker); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen
sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo
SISTEM IMUN
FUNGSI
● Pertahanan melindungi tubuh dari invasi mikroorganisme penyebab penyakit ;
menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, virus serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh.
● Homeostatis menghilangkan jaringan/ sel yang mati atau rusak untuk
perbaikan jaringan
● Pengawasan mengenali dan menghilangkan sel tubuh yang abnormal
SISTEM IMUN
● Komponen dari sistem imun tersebar di seluruh tubuh, mulai dari bagian luar
(misalnya, kulit) sampai dengan di bagian dalam tubuh, misalnya dalam darah, limpa
dan kelenjar getah bening.

● Pertahanan tersebut terdiri atas :


 Sistem imun alami (natural/innate) yang sifatnya non-spesifik
• Ada sejak lahir
• Tidak memiliki target tertentu
• Terjadi dalam beberapa menit sd jam (rx inflamasi)
 Sistem imun didapat (adaptive/acquired) yang sifatnya spesifik.
• Spesifik untuk jenis antigen tertentu
• Respon terhadap paparan I terjadi dalam beberapa hari,
• Paparan berikutnya lebih cepat
Sistem Imun Alami /Innate / (Non Spesifik)
 Merupakan sistem imun yang telah dimiliki hospes sejak dilahirkan, sistem imun ini
bersifat non spesifik karena komponen sistem imun yang sama dapat menanggulangi
berbagai macam benda asing (mikroorganisme) yang berbeda
 Sistem imun ini dapat memberikan respons langsung terhadap benda asing yang
masuk ke dalam tubuh, artinya tidak memerlukan waktu untuk mengenal antigen
terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responsnya.
 Benda asing yang menimbulkan respons imun dikenal dengan istilah antigen
● TERDIRI ATAS:
 Pertahanan Fisik / Mekanik, yang termasuk komponen pertahanan fisik/mekanik
adalah kulit, mucus, silia, batuk dan bersin.Merupakan Pertahanan lapis pertama
 Pertahanan biokimiawi, merupakan senyawa biokimiawi di dalam tubuh yang dapat
menanggulangi atau mematikan mkroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.

 Pertahanan Humoral. Merupakan senyawa – senyawa yang terdapat di alam cairan


darah. Bahan-bahan tersebut ialah komplemen, interferon dan C Reaktive Protein
(CRP).

 Pertahanan seluler. Merupakan unsur seluler yang mempunyai kemampuan fagositosis.


Imun Spesifik /Adaptif/Acquired
 Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing
yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon imun yang
spesifik terhadap substansi tersebut.
 Fungsi utama sel imun spesifik adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup
intraseluler, virus, jamur, parasit, dan keganasan.
 Sistem imun spesifik disebut juga dengan sistem imun yang didapat (adaptive
immunity)
 Diperankan oleh limfosit yang merupakan salah satu jenis sel leukosit
 Pada Sistem imun didapat, komponennya hanya akan dihasilkan/dibentuk setelah
limfosit bertemu dengan benda asing (mikroorganisme)
Sistem imun Spesifik diklasifikasimenjadi 2, yaitu :
1. Sistem imun spesifik humoral.

 Diperankan oleh limfosit B (sel B) yang menghasilkan antibodi.


 Antibodi sebagian besar terdapat di dalam cairan darah dan sebagian kecil terdapat
dalam berbagai cairan tubuh lain seperti mukus, air-mata, dan air susu.
 Fungsi utama antibodi adalah pertahanan terhadap infeksi ekstra seluler virus dan
bakteri serta netralisasi toksinnya.
 Bila sel B dirangsang oleh benda asing maka sel tersebut akan berproliferasi dan
berkembang menjadi sel plasma yang dapat membentuk zat anti atau antibody
2. Sistem imun spesifik seluler.

 Diperankan oleh limfosit T (sel T) yang menghasilkan limfokin (sitokin / interleukin).


 Fungsi utama sistem imun spesifik seluler adalah untuk pertahanan terhadap bakteri dan
virus intra seluler, jamur, parasit dan tumor.
 Limfosit T merupakan sel yang terbentuk jika sel induk dari sumsum tulang pindah ke
kelenja Timus, mengalami pembelahan dan pematangan.
 Didalam kelenjar Timus Limfosit T belajar membedakan bahan asing (non self) dengan
bahan bukan asing (self)
 Limfosit T dewasa akan meninggalkan kelenjar timus , masuk ke dalam kelenjar getah
bening dan berfungsi sebagai bagian pengawasan sistem imun tubuh
Komponen sistem imun
1. Sistem Imun Bawaan
• Respons tidak spesifik
• Paparan menyebabkan respons maksimal segera
• Komponen imunitas diperantarai sel dan imunitas humoral
• Tidak ada memori imunologis
• Ditemukan hampir pada semua bentuk kehidupan
2. Sistem Imun Adaptif
• Respons spesifik patogen dan antigen
• Perlambatan waktu antara paparan dan respons maksimal
• Komponen imunitas diperantarai sel dan imunitas humoral
• Paparan menyebabkan adanya memori imunologis
• Hanya ditemukan pada vertebrata berahang
Regulasi fisiologis
Sistem imun terlibat dalam banyak aspek regulasi fisiologis dalam tubuh. Sistem imun
berinteraksi secara intensif dengan sistem lain, seperti sistem endokrin dan saraf. Sistem
imun tubuh juga memainkan peran penting dalam perkembangan serta dalam perbaikan
jaringan dan regenerasi.
1. Hormon
Hormon dapat bertindak sebagai imunomodulator, yaitu mengubah sensitivitas sistem
imun. Sebagai contoh, hormon seks wanita diketahui menstimulasi baik respons imun
adaptif  dan respons imun bawaan. Beberapa penyakit autoimun seperti lupus
erythematosus sering menyerang wanita, dan mulainya serangan sering
dengan pubertas. Sebaliknya, hormon seks pria seperti testosteron tampak menekan
sistem imun.
2. Vitamin D
Saat suatu sel T menjumpai patogen asing, pada beberapa kasus melibatkan reseptor
vitamin D. Hal ini pada dasarnya merupakan alat pensinyalan yang memungkinkan sel T
untuk berikatan dengan bentuk aktif vitamin D, suatu hormon steroid kalsitriol. Di sisi lain,
sel T mengekspresikan CYP27B1, suatu enzim yang bertanggung jawab mengubah versi
pra-hormon vitamin D, kalsidiol, menjadi versi hormon steroid, kalsitriol.
 
3. Tidur dan istirahat
Sistem imun bertambah dengan tidur dan beristirahat, sebaliknya kurang tidur dapat
merusak fungsi kekebalan tubuh.  Putaran umpan balik melibatkan sitokin seperti
interleukin-1 dan TNF alfa yang diproduksi sebagai respons terhadap infeksi, tampaknya
juga berperan dalam pengaturan tidur non REM (non-rapid eye movement). Dengan
demikian respons imun terhadap infeksi dapat menyebabkan perubahan pada siklus tidur,
termasuk peningkatan tidur gelombang lambat relatif terhadap tidur REM.
4. Nutrisi dan diet
Kelebihan gizi dikaitkan dengan penyakit seperti diabetes dan obesitas, yang
diketahui memengaruhi fungsi kekebalan tubuh. Malnutrisi yang lebih sedang, serta
defisiensi mineral dan nutrisi tertentu, juga dapat membahayakan respons
imun. Demikian juga, kekurangan gizi pada janin dapat menyebabkan kerusakan
sistem kekebalan seumur hidup.

5. Perbaikan dan regenerasi


Sistem imun tubuh, khususnya sistem imun bawaan, memainkan peran yang
menentukan dalam perbaikan jaringan setelah cedera. Komponen kunci termasuk
makrofag dan neutrofil, juga komponen seluler lainnya termasuk sel T γδ, sel limfoid
bawaan (ILC), dan sel T regulator (Treg). Makrofag memainkan peran dominan dalam
pemulihan homeostasis jaringan dengan membersihkan pecahan komponen seluler
(debris sel), renovasi matriks ekstraseluler (extracellular matrix, ECM), dan
penyintesisan berbagai sitokin dan faktor pertumbuhan.
Gangguan pada imunitas
 munodefisiensi
 terjadi ketika satu atau lebih komponen sistem imun tidak aktif. Kemampuan sistem
imun untuk merespons patogen berkurang pada anak-anak dan orang tua, pada kasus
orang tua disebabkan oleh imunosenesens. Di negara-negara berkembang, penyebab
melemahnya sistem imun yaitu obesitas, penyalahgunaan alkohol, dan penggunaan
obat.  Namun, malnutrisi adalah penyebab paling umum yang menyebabkan
imunodefisiensi di negara berkembang. Diet dengan protein yang tidak mencukupi
dikaitkan dengan gangguan imunitas seluler, aktivitas komplemen, fungsi fagosit,
konsentrasi antibodi IgA, dan produksi sitokin. Selain itu, ketiadaan timus pada usia
dini melalui mutasi genetik atau pengangkatan melalui operasi mengakibatkan
imunodefisiensi yang parah dan kerentanan tinggi terhadap infeksi.
 Autoimunitas
Autoimunitas adalah respons imun terlalu aktif termasuk fungsi imun yang tidak
berfungsi baik sehingga berakhir pada gangguan autoimun . Sistem imun tidak mampu
membedakan dengan tepat antara self dan non-self, sehingga dapat menyerang bagian
dari tubuh. Pada keadaan kondisi yang normal, banyak sel T dan antibodi bereaksi
dengan peptida self.

 Hipersensitivitas
Hipersensitivitas adalah respons imun yang berlebihan yang dapat merusak jaringan
tubuh sendiri. Hipersensitivitas terbagi menjadi empat kelas (Tipe I – IV) berdasarkan
mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif. Hipersensitivitas tipe I
atau reaksi segera atau reaksi anafilaksis sering dikaitkan dengan alergi. Gejala dapat
bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai