Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI BDT SEREALIA

Dosen
Dr.Ir Muliaty Galib M.P
Tanaman jewawut
Nama Rahmadana
Kelas C2 Teknologi BDT Serealia
Prodi Agribisnis

2
Pembahasan :
1. Pendahuluan
﹡ (Sejarah, asal, tahun mulai masuk di Indonesia, perkembangan & pengembangan, produksi,
kendala, prospek).
2. Klasifikasi Tanaman
﹡ (Taksonomi, Morfologi & Anatomi Tanaman).
3.Teknologi BDT
﹡ Pengolahan Tanah & Jenis Tanah.
﹡ Iklim (Altitude, Latitude, Kelembaban,pH, Suhu, China).
﹡ Penanaman
﹡ Pengairan & Penyiraman
﹡ Pemeliharaan (penyiangan, penyulaman, pembumbunan & pemangkasan).
4. Pengendalian Hama/Penyakit
5. Panen & Pasca Panen

3
1. Pendahuluan
 Pengertian tanaman jewawut
Jewawut merupakan tanaman pangan sejenis serealia berbiji kecil dengan diameter
sekitar 1mm. Tanaman milet (sejenis serealia berbiji kecil) ini pernah menjadi makanan
pokok di berbagai negara di dunia termasuk beberapa daerah di indonesia sebelum
budidaya padi dikenal. Jewawut populer sebagai makanan pokok di beberapa wilayah di
indonesia seperti Sulawesi barat, Pulau buru, Nusa tenggara timur, dan Jawa tengah.

4
Sejarah Perkembangan Jewawut
Sejarah perkembangan mencatat, jika jewawut berasal dari Tionghkok dan sudah
dibudidayakan sejak 5.000 tahun sebelum masehi. Tanaman ini kemudian
menyebar ke Eropa dan Asia, dan tercatat 3.000 tahun silam sudah sampai Eropa
dan Nusantara. Tanaman ini jauh lebih tua dari Padi yang saat ini menjadi
makanan pokok. Jewawut sudah lebih dahulu menjadi pengisi perut masyarakat
Nusantara jauh sebelum padi. Nama resmi jewawut adalah jawawut, dan memiliki
nama ilmiah Setaria italica. Di berbagai daerah di Indonesia, jewawut memiliki
nama lokal seperti; jawa (Sumatera Selatan); jaba ikur (Batak); jaba ur (Toba);
jelui (Riau); sekui (Melayu); sekuai, sakui, sakuih (Minangkabau); randau
(Lampung); dan jawae (Dayak). Mungkin benar juga nama jawa berasal dari
tumbuhan ini, karena di Jawa juga banyak ditemukan.

5
Manfaat dan Kandungan
 Jewawut telah banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan  Komposisi gizi jawawut
makanan. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai bahan
baku untuk pembuatan bahan makanan lain, contohnya adalah 1.Karbohidrat (%) 75
minuman energi dan kesehatan karena jewawut mengandung 2. Protein (%) 11
sumber vitamin B dan beta karoten. Tanaman jewawut memiliki 3. Lemak (%) 1,90
adaptasi yang baik pada daerah bercurah hujan rendah bahkan di
daerah kering sekalipun. Jewawut mengandung beragam 4. Serat (%) 2,90
komponen penting yang berpotensi meningkatkan kesehatan 5. Kalsium (mg/100g) 25,00
tubuh, antara lain senyawa antioksidan, senyawa bioaktif, dan
6. Vit B1 (mg/100g) 3,70
serat. Selain memiliki manfaat positif bagi kesehatan, jewawut
dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan subtitusi beras 7. Energi (KJ/100g)1,61
sehingga dapat memenuhi kebutuhan kalori harian. Hal ini
ditunjukkan dengan kandungan karbohidratnya sebesar 75%
yang mendekati kandungan karbohidrat pada beras yaitu sebesar
79%. Keunggulan lainnya dari tanaman jewawut adalah
kandungan proteinnya sebanyak 11%, yang lebih tinggi
dibandingkan kandungan protein beras yang hanya mencapai
7%. 6
 Klasifikasi Tanaman Jawawut Menurut ilmu
2. Klasifikasi
 Morfologi dan Anatomi tanaman jewawut
penggolongan tumbuhan atau taksonomi,
tanaman jawawut dapat diklasifikasikan ke dalam 1. Akar
Kingdom : Plantae Setiap biji tanaman jawawut menghasilkan satu akar seminal yang
selanjutnya berkembang menjadi akar primer. Ketika tanaman jawawut
(Tumbuhan)Divisi :Tracheophyta menghasilkan dua ataupun tiga helai daun pada buku pertama muncul
Kelas : Liliopsida akar sekunder atau akar buku.
Ordo : Poales 2. Batang
Famili / Suku : Poaceae Tanaman jawawut memiliki batang yang berbentuk tegak, lampai, beruas-
ruas dan menyisip dari tunas bagian paling bawah.
Genus : Setaria
3. Daun
Spesies / Jenis : Setaria italic (L.) P
Tanaman jawawut memiliki daun yang tidak lengkap. Daun tersebut terdiri
atas helaian daun saja. Helaian daun tersebut berbentuk melancip atau
pita dengan tulang daun sejajar.
4. Biji Tanaman Jawawut
Bentuk Biji tanaman jawawut adalah bulat telur lebar dan melekat pada
sekam kelopak serta sekam mahkota, dengan biji berwarna kuning agak
pucat hingga merah, jingga coklat mauapun hitam.Biji yang dimiliki oleh
tanaman jawawut termasuk ke dalam jenis padi-padian kecil dan
termasuk biji kariopsis dengan berukuran sangat kecil yaitu berkisar
antara 3 hingga 4 mm.
7
Nilai ekonomi jewawut
Produktivitas pertanian di daerah kering indonesia tentunya masih rendah jika hanya
ditanami dengan jenis tanaman yang tidak cocok dengan kondisi iklim daerah kering,
misalnya tanaman padi.
Pengembangan dan peningkatan produksi pangan non beras termasuk jewawut
termasuk sebagai sumber bahan pangan alternatif untuk mendukung program
diversifikasi pangan menuju ketahanan pangan masyarakat indonesia. Jika dilihat dari
segi harga jewawut bernilai ekonomi cukup tinggi, saat ini harga jewawut di pasar
tradisional harga ecerannya itu bisa mencapai Rp. 6.000/kg.

8
Prospek dan Potensi Jewawut

Secara ekonomi tanaman Jewawut juga berpotensi cukup besar karena tidak hanya
dikonsumsi sebagai bahan pangan, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri
pakan ternak. Meskipun memiliki potensi ekonomi yang cukup besar tanaman ini
kurang populer untuk dibudidayakan apabila dibandingkan dengan tanaman serealia
lainnya.
Kurangnya sosialisasi dan terbatasnya informasi mengenai aspek agronomi, pasca
panen dan pemasaran menjadi kendala yang berarti. Sementara itu penelitian ilmiah
mengenai tanaman ini masih sangat minim. Hal ini sangat disayangkan mengingat
kedepan, komoditas tanaman ini juga dapat dikembangkan sebagai komoditi pertanian
yang sangat menjanjikan.

9
3. Teknologi BDT
 Pengolahan tanah  Jenis tanah
Teknik budidaya tanaman jewawut dapat dilakukan Pengolahan jenis tanah minimum hanya dapat
dengan sistem olah tanah baik sistem olah tanah dilakukan pada tanah yang gembur. Tanah gembur
konvensional (yang menggunakan guludan/ dapat terbentuk sebagai hasil dari penggunaan
bedengan) maupun sistem olah tanah minimum mulsa secara terus menerus dan atau pemberian
(pada tanah yang subur atau gembur) dan sistem pupuk (baik pupuk hijau, pupuk kandang, atau
tanpa olah tanah. Prinsip dari sistem olah tanah kompos) dari bahan organik yang lain secara terus
konvensional (guludan atau bedengan) adalah menerus. Penerapan teknik pengolahan tanah
mengolah tanah secara keseluruhan, yaitu dengan minimum perlu disertai dengan pemberian mulsa.
cara manual dan menggunakan cangkul atau Untuk sistem tanpa olah tanah, juga bisa diterapkan
linggis kemudian membongkar dan membalik pada tanah-tanah yang subur atau gembur. Sistem
tanah lalu diratakan. Tanah yang telah bersih
tanpa olah tanah merupakan bagian dari konsep
kemudian dibentuk guludan atau semacam
olah tanah konservasi yang mengacu kepada suatu
bedengan. Guludan adalah tumpukan tanah yang
sistem olah tanah yang melibatkan pengolahan
dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau mulsa tanaman ataupun gulma (tanaman
memotong lereng. Tinggi tumpukan tanah sekitar pengganggu).
25–30 cm dengan lebar dasar sekitar 30–40 cm.

10
Jewawut dapat ditanam di daerah semi kering dengan curah hujan kurang
dari 125 mm selama masa pertumbuhan yang pada umumnya sekitar 3-4
bulan. Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan dan rentan terhadap
periode musim kering yang lama. Di daerah tropis, tanaman ini dapat
tumbuh pada daerah semi kering sampai ketinggian 2.000 m dpl. Tanaman
ini menyukai lahan subur dan dapat tumbuh baik pada bebagai jenis tanah,
seperti tanah berpasir hingga tanah liat yang padat, dan bahkan tetap
tumbuh pada tanah miskin hara atau tanah pinggiran. Sedangkan pH yang
cocok untuk tanaman ini adalah 4-8.

11
4. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama & penyakit; Tanaman juwawut termasuk tanaman yang


tahan terhadap serangan hama penyakit. Meskipun demikian tetap ada
beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang, namun apabila
tanaman ini dirawat dengan baik kecil kemungkinan akan terserang hama
penyakit. Oleh karena itu tindakan preventif / berjaga-jaga sangat dianjurkan
agar tanaman tidak terserang.

12
5. Panen dan pasca panen
Jewawut merupakan tanaman pangan sejenis serelia berbiji kecil dengan diameter
sekitar 1 mm. Jewawut populer sebagai makanan pokok di beberapa wilayah di
Indonesia seperti Sulawesi Barat, Pulau Buru, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Tengah.
Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan didalam melakukan pasca panen jewawut
antara lain adalah pengeringan, perontokan dan penyimpanan. Setelah panen,
pengeringan hendaknya dilakukan sesegera mungkin. Pengeringan dapat dilakukan
dengan sinar matahari yaitu dengan cara menghamparkan ikatan tangkai jewawut diatas
tikar atau dengan mesin pengering. Lama pengeringan tergantung keadaan sinar
matahari , dan biasanya mencapai 60 jam atau tingkat kadar air biji jewawut sekitar 12
%. Proses perontokan dilakukan setelah biji kering dengan cara dilirik atau dengan
mesin perontok, dan diusahakan biji jewawut jangan sampai terluka. Biji– biji jewawut
yang telah dirontokkan dibersihkan atau dipisahkan dari kotoran seperti potongan –
potongan tangkai biji dan sebagainya , kemudian disimpan pada wadah dan disimpan
pada gudang , diupayakan kelembaman ruangan gudang stabil

13
Sekian dan Terimakasih

14

Anda mungkin juga menyukai