Anda di halaman 1dari 23

Regulasi

Audit Sektor
Publik
Khofifah Dekriana Putri (061840511806)
Anggi Anggraini (061840511800)
Nadysa Aulia Fitrania (061840511812)
PENGATURAN UNDANG-UNDANG
DASAR 1945 TENTANG AUDIT
SEKTOR PUBLIK
Audit sektor publik di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang Dasar (UUD 1945) tentang Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), yaitu pada Pasal 23E, 23
dan 23G. Berikut disajikan petiken UUD 1945 Pasal 23
E , F dan G.
(1)
Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.

PASAL (2)
23E Hasil pemeriksaan keuangen negara diserahkan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daeral, sesuai dengan kewenaagannya.

(3)
Hasil pemeriksaan tersebut ditindak lanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan Undang-Undang.
(1) Anggota Badan Pemeriksa
Keuangan dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan Dewan
Perwakilan Daerah dan
diresmikan oleh Presiden.
PASAL
23F
(2) Pimpinan Badan Pemeriksa
Keuangan dipilih dari dan
oleh anggota.
(1) Badan Pemeriksa Keuangan
berkedudukan di ibukota
negara, dan memiliki perwakilan
PASA di setiap provinsi.
L 23G (2) Ketentuan lebih lanjut
mengenai Badan Pemeriksa
Keuangan diatur dengan
Undang-Undang.
UNDANG-UNDANG
NO. 15 TAHUN 2004

DAN UNDANG-
UNDANG NO. 15
TAHUN 2006
Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Dalam rangka mendukung keberhasilan


penyelenggaraan pemerintahan negara
yang baik (good governance), keuangan
negara wajib dikelola secara tertib, efektif,
efisien, taat pada peraturan perundang-
undangan, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
Untuk mewujudkan
semua itu kemudian dalam rangka mendukung keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan negara yang
ditetapkan Undang- baik (good governance), keuangan negara
Undang No. 15 wajib dikelola secara tertib, efektif, efisien,
Tahun 2004 taat pada peraturan perundang-undangan,
ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan. untuk mewujudkan semua itu
tentang Pemeriksaan kemudian ditetapkan undang-undang no. 15
tahun 2004 tentang pemeriksaan atas
atas Pengelolaan dan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
Tanggung Jawab negara.riksaan dan kewajiban
Keuangan Negara.
Secara garis besar undang-undag
ini berisi beberapa hal,yaitu :

1.Pemeriksaan adalah proses identifikasi


masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan 3.Pemeriksaan keuangan yang dilakukan
secara independen, objektif, dan profesional, BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang
keandalan informasi mengenai pengelolaan dan Keuangan Negara.
tanggung jawab keuangan negara.
4.Pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara pada
2.Jenis audit terdiri dari pemeriksaan
organisasi sektor publik pemerintah dapat
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
dilakukan oleh akuntan publik selain BPK,
pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
dengan ketentuan hasil pemeriksaan harus
diserahkan kepada BPK.
5.Hak-hak
pemeriksa saat 7.Penyerahan laporan hasil
pemeriksaan kepada lembaga
menjalankan tugas
perwakilan DPR/ DPRD sesuai
pemeriksaan. kewenangan.

8.Tindak lanjut dari penyerahan


6.Penyusunan laporan laporan hasil pemeriksaan
hasil pemeriksaan. kepada lembaga perwakilan
DPR/DPRD.
Undang-Undang No. 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
Keuangan negara

merupakan salah satu unsur pokok dalam


melaksanakan pemerintahan dan mempunyai
manfaat yang sangat penting guna mewujudkan
tujuan negara untuk masyarakat yang
adil,makmur dan sejahtera sebagaimana
diamanatkan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.
Untuk mencapai tujuan negara Mengingat Undang-Undang No. 5 Tahun
tersebut pengelolaan dan 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
tanggung jawab keuangan negara sudah tidak sesuai dengan perkembangan
memerlukan suatu lembaga sistem ketatanegaraan, baik pada
pemeriksa yang bebas, mandiri, pemerintahan pusat maupun pemerintahan
dan profesional demi terciptanya daerah, oleh karena itu diperlukan suatu
pemerintahan yang bersih dan Undang-Undang tentang Badan Pemeriksa
bebas dari korupsi, kolusi, dan Keuangan, yaitu Undang-Undang No. 15
nepotisme. . Tahun 2006
Di dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 diatur hal-hal
sebagai berikut.

I.Kedudukan dan Keanggotaan dalam BPK.


II. Tugas dan Wewenang BPK.
lII. Pemilihan dan Pemberhentian Anggota BPK.
IV. Hak Keuangan/Administratif dan Protokoler, Tindakan
Kepolisian, Kekebalan, serta Larangan.
V. Kode Etik, Kebebasan, Kemandirian, dan Akuntabilitas.
VI. Pelaksana BPK.
VII. Anggaran.
VIII.Ketentuan Pidana.
IX. Ketentuan Peralihan.
X. Ketentuan Penutup.
STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA •

Sebelum Stander Pemeriksaan Keuangan Negara


atau disingkat SPKN ditetapkan oleh BPK pada tahun 2007, pemeriksaan
yang diakukan BPK terhadap organisasi sektor publik pemerintah
mengacu pada SAP-BPK tahun 1995.

• SAP-BPK dipandang sudah tidak mampu lagi memenuhi dinamika


pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara baik yang terjad di
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan organisasi
sektor publik lain.

• Akhirnya, pada tahun 2007, BPK berhasil merumuskan dan menetapkan


Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).
Penyusunan Perencanaan
Audit Tahunan oleh
Lembaga Auditor
Penyusunan perencanaan
audit tabunan berkaitan
dengan pihak internal
auditor (tim auditor) dan
eksternal, yaitu klien.
Perencanaan audit yang berkaitan
dengan klien dapat dilakukan dengan
menyarakan persepsi mengenai
pelaksanaan audit antara auditor
dengan klien. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya kesalah
pahaman dalam proses audit.
Sehingga memberikan penjelasan
perihal pelaksanaan audit dapat
dilakukan auditor kepada klien.
Penyusunan perencanaan audit tahunan yang
berkaitan dengan pihak internal auditor (tim auditer)
biasanya berupa rencana kerja audit yang akan
dilaksanakan. Rencana kerja audit tersebut
dituangkan dalam bentuk formulir yang sering
disebut Rencana Kerja Audit (RKA). RKA berfungsi
sebagai pedoman bagi tim auditor dalam
melaksanakan tugas audit sehingga sesuai dengan
prosedur dalam program audit, mempermudah
pembagian tugas tim, den ketepatan waktu
pelaksanaan audit. RKA memuat jadwal dan
prosedur yang berhubungan dengan persiapan audit,
pekerjaan lapangan, penyampaian daftar temuan
sementara, pembahasan akhir dan pelaporan.
Secara garis besar rencana kerja audit berisi
beberapa hal sebagai berikut.
1. Tujuan dan lingkup audit.
2. Identifikasi individu yang bertanggung javab
langsung terhadap tujuan dan lingkup audit.
3.Identifikasi dokumen acuan yang berlaku,
seperti standar sistem mutu, dan manual
mutu klien.
4.Identifikasi anggota tim audit.
5.Penentuan tanggal dan tempat audit
dilakukan.
6. Identifikasi unit organisasi klien.
7. Penentuan waktu dan lama untuk setiap
aktivitas audit
8.Jadwal pertemuan yang diadakan dengan
pimpinan klien.
Proses Perencanaan Audit Tahunan
Proses perencanaan audit tahunan meliputi tahapan penilaian
risiko dan tahapan penyusunan rencena audit.

Tahapan penilaian risiko Tahapan penyusunan rencana audit


dilakukan atas kepatuhan tahapan
dilakukan pada awal siklus
penilaian risiko dan menunjukkan
perencanaan dan difokuskan pelaksanaan penggunaan sumber daya
pada pengumpulan informasi audit internal dengan cara yang paling
risiko tentang komponen audit efektif. Penilaian risiko adalah kunci
dan penilaian risiko dalam penting dalam pengembangan rencana
audit yang efektif. Proses penilaian risiko
menyusun rencana audit
mencakup telaah mėnyeluruh tentang
tahunan. risiko dan juga proses komprehensif atas
unsur-unsur audit.
1. Analisis keuangan.
2. Analisis perubahan menyangkut
Dalam menilai manajemen, sistem, sumber pendanaan,
peraturan yang ada pada unit organisasi
risiko relatif,
yang
auditor harus
3. Wawancara dengan unit organisasi.
mengumpulkan
4. Pertimbangan kegiatan audit eksternal.
informasi dari: 5. Isu audit yang diidentifikasi dan diberikan
oleh Dewan Audit yang dirumuskan dalam
model risiko. diaudit.
PENERBITAN REGULASI TENTANG TIM DAN KEBIJAKAN AUDIT
TAHUNAN
• Tim audit didefinisikan sebagai sebuah
kelompok yang terdiri dari orang-orang Tim audit terdiri dari
pilihan ng bertanggung jawab untuk
melakukan audit terhadap departemen atau ketua dan anggota
organisasi. tim audit

• Penentuan kebijakan audit Setelah tim audit terbentuk dan kebijakan


merupakan bagian dari tahapan audit sudah dirumuskan, langkah
perencanaan. Kebijakan selanjutnya
audit dapat membantu tim dalam adalah menerbitkan regulasi tentang tim
menentukan tipe peristiwa yang audit dan kebijakan audit. Regulasi yang
akan diaudit secara Khusus ditetapkan pada tahapan ini adalah
berkaitan dengan personel yang akan
melakukan
audit pada organisasi sektor publik dan
PENERIMAAN REGULASI
ORGANISASI YANG AKAN DIAUDIT

• Saat audit, secara umum klien juga


Setelah regulasi tim audit dan memiliki beberapa tugas, yaitu:
kebijakan audit diterbitkan, (1) Menentukan keperluan atau permintaan
dan tujuan audit serta saat
kemudian regulasi tersebut
proses audit dimulai.
akan diterima oleh lembaga
(2) Menentukan unit organisasi yang akan
pemeriksa untuk kemudian bisa diaudit.
melakukan proses audit di (3) Menentukan ruang lingkup umum audit
lembaga atau organisasi sektor (4) Menerima laporan hasil audit.
publik yang terkait. (5) Memberitahu klien untuk menindaklanjuti
hasil temuan audit.
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai