Anda di halaman 1dari 33

Bronkopneumo

nia
Umy Devitalia
Pembimbing klinik
Dr. kartin Akune, Sp.A
PENDAHULUAN
Bronkopneumonia. Bronkopneumonia merupakan infeksi pada
bronkiolus terminal dan intraalveolar yang ditandai dengan
adanya eksudat purulen sebagai bentuk respon inflamasi yang
membentuk bercak infiltrat, yang disebakan oleh bakteri, virus,
jamur dan benda asing lainnya.
WHO menyatakan terdapat 15 negara dengan angka kematian
tertinggi akibat pneumonia dikalangan anak-anak. Indonesia
termasuk dalam urutan ke 8 yaitu sebanyak 22.000 kematian.
Dari hasil RISKESDAS (2013) menunjukkan bahwa insiden
dan prevalensi kejadian pneumonia di Indonesia adalah 1,8%
dan 4,5% dari 82.666 balita. Sulawesi Tengah termasuk insiden
dan prevalensi pneumonia tertinggi (2,3% dan 5,7%).
Sementara itu, kasus pneumonia di Kota Palu pada tahun 2016
sebesar 2.508 kasus.
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. AF
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Lahir pada tanggal/umur : 09-Oktober-2010 / 11 tahun 1 bulan
• Agama : Islam
• Kebangsaan : Indonesia
• Tanggal masuk rumah sakit : 7 November 2020
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien laki-laki umur 1 bulan 21 hari masuk rumah sakit umum
Undata dengan keluhan sesak. Sesak napas yang di rasakan terus
menerus disertai batuk yang berdahak disertai lendir berwarna putih
sejak 1 hari sebelum masuk RS. Ibu pasien juga mengeluh pasien
panas yang dialami sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk RS yang
dirasakan naik turun. Saat demam pasien tidak ada kejang. Pasien
juga mengalami susah tidur, muntah sebanyak 1 kali saat batuk berisi
cairan berwarna putih., BAB berair dan berambas berwarna kuning
dengan frekuensi 4 kali sehari. BAK lancar.
Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Pasien tidak mengalami hal serupa sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada di keluarga yang mengalami hal serupa sebelumnya
Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan
Keadaan ekonomi pasien termasuk kategori ekonomi
menengah, Pasien tinggal bersama keluarga. Lingkungan rumah
merupakan lingkungan padat penduduk dan dirumah ada
keluarga (ayah) pasien merokok. Sebelum sakit pasien
merupakan anak yang aktif

Anamnesis Antenatal dan Riwayat Persalinan


Pasien merupakan anak pertama. Dengan riwayat ibu
G1P1A0, pasien lahir cukup bulan, persalinan secara normal
dengan BBL 2000 gram. Antenatal care (ANC) rutin dilakukan
selama kehamilan. Riwayat sakit selama kehamilan tidak ada.
Anamnesis Makanan Terperinci
Anamnesis Makanan :
Pasien mengkonsumsi ASI dari 0 bulan sampai sekarang.
Riwayat Imunisasi Dasar
Belum pernah imunisasi
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis

Tanda-Tanda Vital
Denyut jantung : 173x/menit
Suhu : 38,5°C
Respirasi : 54 x/menit

Antropometri
Berat Badan : 2800 gr
Panjang Badan : 45 cm
BB/U : BB sangat kurang
TB/U : BB sangat pendek
BB/TB : gizi baik
Kepala dan Leher

• Bentuk :Normocephal
• Rambut :Tidak mudah tercabut, berwarna hitam
• Mata :Edema palpebral (-/-), Conjungtiva anemis (-/-)
• Sclera :Ikterik (-/-)
• Pupil :Isokor (+/+)
• Telinga:Otorrhea (-/-)
• Hidung : Rhinorrhea (-), nafas cuping hidung (-)
• Mulut :Bibir sianosis (-) Lidah kotor (-)
• Tonsil :Tonsil T1/T1
• Pharynx :Hiperemis (-)
• Kelenjar :Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru-paru
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi
subcostal (+)
• Palpasi : Vokal fremitus (+) normal kiri dan kanan, massa (-), nyeri
tekan (-)
• Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
• Auskultasi : Bronchovesiculer (-/-), Ronkhi (+/+) basah halus,
Wheezing (-/-)
Jantung
• Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
• Perkusi: Batas atas jantung SIC II, batas kanan jantung SIC V linea
parasternal dextra, batas kiri jantung SIC V linea axilla anterior.
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-),
gallop(-)
Abdomen
• Inspeksi : Permukaan kesan datar
• Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
• Perkusi : Tympani (+).
• Palpasi : Organomegali (-), nyeri tekan (-), lien dan
hepar tidak teraba (-)
Genitalia : Tidak ada kelainan (-)
Anggota gerak : Ekstremitas atas bawah akral hangat
(+), edema (-)
Punggung : Tidak ada deformitas
Otot : Tonus otot baik
Refleks : Fisiologis (+/+), Patologis (-/-)
Pemeriksaan Penunjang

Hematologi Hasil Rujukan Satuan

WBC 14,37 3,8-10,6 103 / uL

RBC 2,81 4,4-5,9 106 / uL

HGB 8,1 13,2-17,3 g / dL

HCT 24,0 40-52 %

PLT 298 150-450 103 / uL


Resume
Pasien laki-laki umur 1 bulan 21 hari masuk rumah sakit
umum Undata dengan keluhan sesak. Sesak napas yang di
rasakan terus menerus disertai batuk yang berdahak disertai
lendir berwarna putih sejak 1 hari sebelum masuk RS. Ibu
pasien juga mengeluh pasien panas yang dialami sejak 1 hari
yang lalu sebelum masuk RS yang dirasakan naik turun. Saat
demam pasien tidak ada kejang. Pasien juga mengalami susah
tidur, muntah sebanyak 1 kali saat batuk berisi cairan berwarna
putih., BAB berair dan berambas berwarna kuning dengan
frekuensi 4 kali sehari. BAK lancar.
Resume

Pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital, nadi


173/menit, suhu badan 38,5 °C, dan respirasi 54x/menit. Berat
badan sekarang adalah 2,8 kg, dengan panjang badan 45 cm.
Pemeriksaan sistem respirasi ditemukan adanya retraksi
subcostal (+) dan rhonki (+/+) basah halus. Pemeriksaan
laboratorium darah lengkap pada tanggal 03 januari 2021
menunjukkan leukositosis 14,37 x 103 / uL.
DIAGNOSIS

• Bronkopneumonia
 
TERAPI
• IVFD Ringer Laktat 10 tpm
• Ceftriaxone 2x 200 mg iv
• Paracetamol 10-15 mg iv
 Berikan oksigen 1-2 L/menit0

Anjuran
• Foto thorax
Followup tanggal 5/01/2021
Date Subjek (S) Objek (O) Assesment Planning (P)
(A)
05 Demam (+) , N : 130 x/menit IVFD Ringer
janua sesak (+), batuk R : 54 x/menit Laktat 10 tpm
ri (+), muntah (-) S : 37,3°C Ceftriaxone 2x
2021 Diare(-) Retraksi dinding dada 200 mg iv
(+), rhonki basah (+) Berikan oksigen
1-2 L/menit
Hasil lab
WBC : 14,37X 10^3/uL Pemeriksaan foto
RBC : 2,81 X 10^6/uL thoraks
HGB : 8,1 g/dL
HCT : 24,0 %
PLT : 298 X 10^3/uL
Followup tanggal 6/01/2021
Date Subjek (S) Objek (O) Assesment Planning (P)
(A)
06 Demam (-) , N : 130x/menit Bronkopneum IVFD Ringer
januari sesak (+), R : 32x/menit oni Laktat 10 tpm
2021 batuk (+), S : 36,6°C Ceftriaxone 2x
muntah (-) Retraksi dinding dada 200 mg iv
Diare (-) (+), rhonki basah (+) Berikan
oksigen 1-2
L/menit
Hasil lab
WBC : 14,37X 10^3/uL
RBC : 2,81 X 10^6/uL Pemeriksaan foto
HGB : 8,1 g/dL thoraks
HCT : 24,0 %
PLT : 298 X 10^3/uL
Date Subjek (S) Objek (O) Assesment Planning (P)
(A)
07 Demam (-) , N : 128 x/menit Bronkopne IVFD Ringer
januari sesak (-), R : 32x /menit umoni Laktat 7 tpm
2020 batuk (+), S : 36,8°C Ceftriaxone 2x
muntah (-) Retraksi dinding dada 200 mg iv
Diare(-) (-), rhonki basah (+)

Hasil lab Pemeriksaan foto


WBC : 14,37X 10^3/uL thoraks
RBC : 2,81 X 10^6/uL
HGB : 8,1 g/dL
HCT : 24,0 %
PLT : 298 X 10^3/uL
DISKUSI KASUS

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru.


Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi, yaitu :
pneumonia lobaris, pneumonia interstisial, dan pneumonia
lobularis (bronkopneumonia). Bronkopneumonia merupakan
peradangan parenkim paru dengan penyebaran daerah infeksi
berupa infiltrat yang mengelilingi dan melibatkan bronkus
DISKUSI KASUS
Gejala-gejala klinis bronkopneumonia : (1) adanya retraksi
epigastrik, interkostal, suprasternal, subcostal (2) adanya
pernapasan yang cepat dan pernapasan cuping hidung, (3)
biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas selama
beberapa hari, (4) demam, dispneu, kadang disertai muntah dan
diare (5) batuk biasanya tidak pada permulaan penyakit, mungkin
terdapat batuk, beberapa hari yang mula-mula kering kemudian
menjadi produktif, (6) pada auskultasi ditemukan ronkhi basah
halus nyaring, (7) pada pemeriksaan darah tepi ditemukan adanya
leukositosis dengan predominan PMN, dan (8) pada pemeriksaan
rontgen thoraks ditemukan adanya infiltrat interstitial dan alveolar
serta gambaran bronkopneumonia.
DISKUSI KASUS
Pada kasus ini, pasien dicurigai mengalami bronkopneumonia
berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik yang
telah dilakukan yaitu pasien mengeluhkan demam bersifat
naik turun, batuk berlendir berwarna putih, muntah 1 kali
berisi cairan berwarna putih. Pemeriksaan tanda vital
ditemukan peningkatan suhu, denyut jantung dan laju
respirasi. Pemeriksaan fisik ditemukan adanya retraksi
subcostal pada inspeksi thoraks dan rhongki kedua lapang
paru pada auskultasi thoraks
Usia Etiologi yang Sering Etiologi yang Jarang
Bakteri
Bakteri Anaerob
Bakteri
Streptoccous Group D
E.Coli
Lahir-20 hari Haemophillus Influenzae
Streptoccous Hemolitikus Grup B
Virus
Streptoccous Pneumoniae
Cytomegalovirus
Herpes Simpleks
Bakteri
Chlamydia Trachomatis
Bakteri
Streptoccous Pneumoniae
Bordetella Pertussis
3 minggu - 3 bulan Virus
H.Influenza Tipe B
Adenovirus
S. Aureus
Virus Influenza
Virus Paraiinfluenza
Bakteri Bakteri
Chlamydia Pneumonia H. Influenza
Mycoplasma Pneumoniae Moraxella Chataralis
Streptococcus Pneumoniae S. Aureus
4 bulan – 5 tahun Virus
Adenovirus
Virus
Virus Influenza
Varicella- Zooster
Virus Parainflueza
Rhinovirus
Virus
Bakteri
Adenovirus
Chlamydia Pneumoniae
Epstein-Barr
5 Tahun ke atas Mycoplasma Pneumoniae
Rhinovirus
Streptococus Pneumoniae
Parainfluenza Virus
 
Influenza Virus
Kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan perilaku penggunaan bahan bakar dapat
meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit seperti
pneumonia. Rumah yang padat penghuni, pencemaran udara
dalam ruang akibat penggunaan bahan bakar padat (kayu bakar/
arang), dan perilaku merokok dari orang tua maupun orang lain
merupakan faktor lingkungan yang dapat meningkatkan
kerentanan balita terhadap pneumonia.
Pada kasus ini, pasien diketahui tinggal bersama keluarga
dengan lingkungan rumah yang merupakan lingkungan padat
penduduk dan dirumah ada keluarga (ayah) pasien merokok.
Hal ini menyebabkan pasien memiliki risiko yang lebih tinggi
terhadap kejadian bronkopneumoni
Patofisiologi
• Bronkopneumonia dimulai dengan masuknya bakteri atau virus
melalui inhalasi, aspirasi, hematogen dari fokus infeksi atau
penyebaran langsung sehingga terjadi infeksi dalam alveoli,
membran paru mengalami peradangan dan menimbulkan
kebocoran sehingga cairan dan bahkan sel darah merah masuk
ke alveoli. Dengan demikian alveoli yang terinfeksi secara
progresif menjadi terisi dengan cairan sel-sel dan infeksi
menyebar dari alveolus ke alveolus lainnya
patogenesis
• Stadium 1 hepatisasi merah
• Stadium 2 hepatisasi kelabu
• Stadium 3 resolusi
Kalsifikasi menurut WHO
• Bronkopneumonia sangat berat
• Bronkopneumonia berat,
• Bronkopneumonia
• Bukan bronkopneumonia
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis bronkopneumonia, antara lain :
1. Foto thorax PA/lateral
2. Laboratorium
3. Mikrobiologi
4. Analisa gas darah

Pada pasien ini, pemeriksaan darah lengkap meliputi jumlah leukosit,


eritrosit, hemoglobin, hematokrit, dan trombosit telah dilakukan dengan
hasil didapatkan leukositosis.
Pada prinsipnya penatalaksaan utama pneumonia adalah
memberikan antibiotik tertentu terhadap kuman tertentu infeksi
pneumonia. Tetapi, sebelum antibiotika definitif diberikan,
antibiotik empiris dan terapi suportif perlu diberikan untuk
menjaga kondisi pasien.

Tindakan suportif meliputi pemberian oksigen dan resusitasi cairan intravena


untuk memastikan stabilitas hemodinamik. Bila demam atau nyeri pleuritik
dapat diberikan antipiretik analgesik serta dapat diberika mukolitik atau
ekspektoran untuk mengurangi dahak.

Terapi antibiotika empiris menggambarkan tebakan terbaik berdasarkan


pada klasifikasi pneumonia dan kemungkinan organisme
Bronkopneumonia memiliki prognosis yang baik bila
didiagnosis dini dan ditangani secara adekuat. Mortalitas lebih
tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi
energi- protein dan datang terlambat untuk pengobatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai