PEKTIF
Kelompok 5
Dwi Rahayu Safitri (1810104028)
A’innisa Nur Jannah (1810104054)
Riza Aziza Sumarna (1810104097)
Analisis Prospektif
Penerapan Analisis
01 Memproyeksikan Laporan
Keuangan 02 Prospektif pada Model
Penilaian Laba Residu
Proyeksi
analisis prospektif merupakan pusat dari analisis efek. Model penilaian
laba residu, contohnya, menentukan nilai ekuitas pada waktu (f) sebagai
penjumlahan nilai buku kini dengan nilai sekarang dari seluruh laba
residu yang diharapkan di masa depan.
Proses penilaian (valuasi) membutuhkan estimasi laba neto di
masa depan dan nilai buku dari ekuitas pemegang saham. Pada
bentuk yang sederhana, model penilaian membutuhkan estimasi enam
parameter sebagai berikut:
1. Pertumbuhan penjualan.
2. Margin laba neto (Laba neto/Penjualan).
3. Perputaran modal kerja neto (Penjualan/Modal kerja neto)
4. Perputaran aset tetap (Penjualan/Aset tetap).
5. Leverage keuangan (Aset operasi/Ekuitas).
6. Biaya modal ekuitas.
3. Tren Penggerak Nilai
Proses Model laba residu ini menentukan harga saham sebagai nilai buku
ekuitas pemegang saham ditambah nilai sekarang dari laba residu (RI) yang
diperkirakan, dimana RI1 = NI1 – (k x BV1-1). Laba residu dapat juga dinyatakan
Proyeksi dalam bentuk rasio seperti RI = (ROE1 – k) x BV1-1). Kemudian untuk estimasi
harga saham sendiri merupakan sejumlah proyeksi dan pembalikan ROE
terhadap nilai jangka panjang untuk perusahaan dan industri tertentu.
ROE dianggap sebagai penggerak nilai karena ROE bersifat
variabel yang mempengaruhi langsung terhadap harga saham. Lebih lanjut
terkait ROA yang mana dipisahkan ke dalam margin laba dan perputaran.
Sehingga komponen-komponen ini juga merupakan penggerak nilai dan dua
pos masukan yang diproyeksikan dalam evaluasi perusahaan.
Proyeksi margin laba dan tingkat perputaran membutuhkan
pertimbangan pola pembalikan khusus dan tingkat penggerak dari rata-rata
jangka panjang ketika estimasi dibuat. Selanjutnya , juga perlu untuk
memperhatikan karakteristik industri karena tampilan ini menandai perbedaan
pada dimensi margin laba neto perputaran total aset.
Lampiran 9A
Perkiraan Jangka Pendek
Untuk analisis likuiditas jangka pendek
salah satu alat yang paling berguna adalah
perkiraan kas jangka pendek. Analisis ini
menekankan pada perkiraan kas jangka
pendek ketika kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya diragukan. Oleh karena,
perkiraan arus kas sering tergantung pada
informasi yang tersedia secara umum, maka
tujuan analisis ini adalah perkiraan yang
akurat dan sewajar mungkin.
Perkiraan Jangka Pendek
Pola Arus Kas
Kas dan setara kas merupakan aset yang paling liquid. Hal ini
menyebabkan manajemen lebih berfokus pada kas dari pada konsep dana
liquid lainnya. Arus kas keluar dan masuk saling berkaitan. Kegagalan dalam
menjalankan setiap peran dalam aspek bisnis mempengaruhi sistem arus
kas secara keseluruhan.
Penjualan merupakan sumber penggerak arus operasi. Ketika barang ja
di merepresentasikan akumulasi banyaknya biaya dan beban yang terjual, m
aka margin laba perusahaan menghasilkan arus kas masuk dana likuid
melalui piutang dan kas. Semakin tinggi margin laba, semakin besar
pertumbuhan dana likuid.
Perkiraan Jangka Pendek
Pentingnya Perkiraan Penjualan
Keandalan perkiraan kas tergantung pada kualitas perkiraan
penjualan. Dengan sedikit pengecualian seperti dana dari pendanaan atau
dana yang digunakan dalam aktivitas investasi, sebagian besar arus kas
berkaitan dan bergantung pada penjualan. Perkiraan penjualan termasuk
analisis terhadap arah dan tren penjualan, pangsa pasar, kondisi industri
dan ekonomi, kapasitas produksi dan keuangan serta faktor persaingan.
Perkiraan Jangka Pendek
Perkiraan Arus Kas Dengan Analisis Proforma
Analisis prospektif harus kritis dalam memeriksa laporan proforma dan
menyampaikan uji kelayakan atas perkiraan dan asumsinya. Perlu adanya
evaluasi mengenai rasio dan hubungan yang diungkapkan dalam laporan
keuangan pro forma dan membandingkannya dengan rasio historis untuk
menentukan kewajaran dan kelayakan.
Sekian
dan
Terimakasih