Anda di halaman 1dari 12

Resume Handbook

Rural-Urban Interaction in The Developing World


Bab “Food”
Mata Kuliah Perencanaan Perdesaan

Kelompok 4

Ulya’ Nazihah I0619045


Pasokan Makanan Perkotaan

• Interaksi pedesaan-perkotaan melibatkan proses sosial,


ekonomi, dan geografis
• Desa → Bergantung pada produksi pertanian
• Kota → Kendala fiskal dan pertumbuhan perkotaan yang
pesat
• Menjadi kekhawatiran negara miskin dalam memastikan
ketahanan pangan
Pasokan makanan
memiliki implikasi politik
• Krisis ekonomi di Asia awal tahun 1990-an penting, serta adanya
• Kebijakan penghapusan subsidi pangan menyebabkan perbedaan keseimbangan
kerusuhan sipil di Tunisia, Zambia, Nigeria, Maroko, kekuatan antara
Yordania penduduk perkotaan
• Kenaikan harga pangan memicu demonstrasi di Beijing dengan pedesaan
(1989)
Pasokan Makanan Perkotaan

• Daerah pedesaan sangat bergantung


dengan produksi pertanian
• Daerah pedesaan memasok kota yang
berkembang pesat
• Perbedaan akses kelompok konsumen
dalam menerima makanan
• Perbedaan akses produsen kulit hitam
dan putih dalam arus rantai pasokan
makanan
• Terjadi agitasi politik dan masalah
sosial
Sistem Pangan Perkotaan

1. Pendekatan Pengambilan Keputusan


Ekonomi
2. Pendektaan Etno-Geografis
3. Pendekatan Sosiologi Ekonomi
4. Pendekatan Sejarah Sosial Regional
5. Pendekatan Pasar Spasial
Sistem Pangan Perkotaan

1. Pendekatan Pengambilan Keputusan Ekonomi


Cara pemerintah terlibat dalam meningkatkan efisiensi dengan menyebarluaskan informasi
harga, membentuk pertukaran komoditas, dam spesialisasi produk geografis
2. Pendektaan Etno-Geografis
Pengalaman sejarah yang dialami suatu negara, serta organisasi yang ada di dalamnya
menimbulkan perbedaan sistem dalam pasokan pangan. Seperti kolonial Prancis menjajah
negara Sahel dan Afrika Tengah dan pernah mengkritik control pasokan makanan sehingga
menciptakan ketegangan antara negara, konsumen, produsen, dan distributor. Nigeria dan
Gold Coast di bawah Inggris mengalami kerushan upah setelah Perang Dunia II dan muncul
subsidi upah oleh pemerintah.
3. Pendekatan Sosiologi Ekonomi
Berorientasi pada konsumen, fokus pada pendapatan dan kemiskinan di perkotaan,
menjadi dasar analisis proses pasokan makanan yang berimplikasi pada pendapatan bagi
produsen dan distributor.
Sistem Pangan Perkotaan

4. Pendekatan Sejarah Sosial Regional

Hak manusia dalam proses pasokan dan akses pangan, serta keterlibatan institusi
dipengaruhi oleh aspek sejarah lokal di suatu negara. Terdapat tiga dimensi sosial dalam
menganalisis sistem pangan, yaitu harga pasar, organisasi sosial dan politik produksi
perdagangan, serta implikasi kelas dari pendapatan. Ketiga dimensi ini menjadi satu
langkah menuju pembangunan dan pemahaman tentang organisasi masyarakat.
5. Pendekatan Pasar Spasial
Menjelaskan fenomena pola pemasaran, jaringan, dan pasar. Teori sentral menjelaskan
perdagangan terjadi antara pusat-pusat petani kecil, dan teori difusionis mencirikan
munculnya pusat, kemudian pusat baru tumbuh dan bersaing dengan pusat awal, dan
akhirnya terjadi ketidaklayakan karena semua pusat mengalami tingkat kejenuhan.
Jaringan Pemasaran Makanan

Menurut Kaynak (1986), negara-negara yang kurang berkembang mengabaikan


fungsi perdagangan di masa lalu demi mengembangkan kegiatan manufaktur,
penambangan, serta penanaman modal. Diabaikannya kegiatan pemasaran ini
dikarenakan tiga alasan utama, yakni pedagang dianggap sebagai profesi yang
rendah, perdagangan didominasi etnis minoritas, serta pemerintah yang
cenderung meremehkan kontribusi perdagangan terhadap perekonomian
nasional.

Masyarakat sendiri harus dapat mengatur ketahanan pangan sehingga dapat


memberikan efek berganda yang bermanfaat bagi perekonomian. Hal ini berarti
kegagalan di masa lalu bukan karena keterlibatan negara, namun terkait
koordinasi kepentingan negara, stakeholder, dan masyarakat untuk memastikan
akses yang adil terhadap pangan melalui peningkatan pasar domestik dan
stimulasi produksi pangan dalam negeri. Maluf (1998) menyarankan untuk
memperbaiki mekanisme kelembagaan dalam pengaturan kegiatan ekonomi
serta untuk meningkatkan interaksi sinergis antara negara dan masyarakat.
Jaringan Pemasaran Makanan

Mgeta merupakan sebuah desa di Tanzania yang


memiliki produksi pangan yang cukup melimpah
sehingga hasilnya dapat diekspor ke luar distrik.
Gambar di atas merupakan pasar pedesaan
Mgeta di mana para petani membawa hasil panen
mereka untuk dijual kepada para pedagang grosir.
Lalu, pedagang grosir menyewa truk untuk
membawa hasil panen para petani dan
menjualnya di pasar perkotaan. Kaynak (1981)
berpendapat untuk menciptakan sistem
pemasaran yang maju di negara berkembang
maka dibutuhkan sejumlah pasar grosir sebagai
titik fokus para petani, serta beberapa pusat pasar
yang besar di perkotaan
Jaringan Pemasaran Makanan

Gambar di atas merupakan bagunan Pasar


Kariakoo di pusat Distrik Dar es Salaam, yang
digunakan untuk menampung pasar grosir buah
dan sayuran. Pada tahun 1980-an, pemerintah
berperan penting pada pasar makanan pokok.
Namun, sejak kebijakan penyesuaian struktural
diperkenalkan di negara berkembang, pemasaran
makanan yang dikelola negara jadi terabaikan.
• Struktur pasar sangat tidak efisien → biaya pemasaran tinggi
• Insentif harga yang buruk bagi petani pedesaan
• Dikarenakan rantai pasokan yang panjang

• Permintaan konsumen digunakan untuk menyadari keadaan lingkungan sektor makanan


dan menjadi kekuatan dalam transisi struktur perdagangan
• Rantai pemasaran akan lebih banyak dan pendek
• Konsekuensi: aliran makanan pedesaan-perkotaan semakin didominasi oleh perusahaan
besar
• Hanya perusahaan besar yang memiliki uang dan kemampuan untuk survei permintaan
pasar
Selama tahun 1980-an, minat masyarakat untuk melakukan
Pertanian Perkotaan dan urban
Penelitifarming semakin
Lynch (2002) telahberkembang. Tipologiterkait
membuat ringkasan dari pertanian
penelitian
Pinggiran Kota perkotaan tersebut antara
pertanian perkotaan lain seperti
dari Bryceson (1993)akuakultur, hortikultura,
dalam tabel berikut.
pemeliharaan ternak, dan wanatani.
Kesimpulan

• Desa dan kota memiliki interaksi dalam hal pasokan pangan, dengan kekuatan dan perannya masing-
masing
• Persoalan pangan selalu berkaitan dengan proses politik, sosial, dan ekonomi
• Terdapat lima pendekatan dalam penelitian terkait sistem pangan perkotaan, masing-masing meneliti
pada fokus yang berbeda, serta saling melengkapi terhadap pengetahuan sistem pangan di negara-
negara berkembang, meskipun terdapat limitasi di masing-masing pendekatan
• Dalam menyukseskan distribusi makanan dan mencapai jaringan pemasaran yang baik, diperlukan
koordinasi antara masyarakat, stakeholder, dan pemangku kepentingan, serta perbaikan mekanisme
kelembagaan
• Rantai pasokan makanan yang panjang menyebabkan biaya pemasaran yang tinggi
• Diperlukan kesadaran untuk mengetahui permintaan konsumen untuk memperbaiki struktur pasar,
namun hanya perusahaan besar yang mampu
• Mulai berkembang pertanian kota yang cukup membantu dalam hal penyediaan makanan, namun juga
mengakibatkan berbagai permasalahan seperti konflik lahan, ketersediaan air, dan masalah kesehatan
• Adanya urban farming dapat mengurangi pasar pangan yang diproduksi oleh desa

Anda mungkin juga menyukai