Disusun Oleh :
Kelompok II ( Dua)
Regina A. Maulidya
Afni J Laisouw Nina Nisrina
Muh. Anshar J
Jusni Eka Sari Pelu Liya Sari Astuti
Suleha
Rezky Marwa Ulfa Yuniarti Arbain
Samaruddin
TAHAP SITOKINESIS
Tahap 1 merupakan tahap penentuan dimana cincin kontraktil akan mengalami proses mulai terbentuk. Cincin ini berperan
sebagai otot, sedangkan filamen sebagai pembentuk cincin.
Tahap 2 merupakan sebuah rancangan filamen sehingga dapat membentuk cincin kontraktil
Tahap 3 merupakan masing masing sel mendapat setengah kontraktil.
Tahap 4 merupakan tahap terakhir yang pada membran plasma dan sitoplasma dihancurkan dan membentuk sel baru.
PROSES SITOKINESIS
Sitokinesis pada Tumbuhan berbeda dengan sitokinesis pada hewan. Pada saat
telofase, sel tumbuhan menghasilkan vesikula yang dibentuk dari aparatus golgi,
berpindah ke tengah-tengah sel dan kemudian bersatu menghasilkan pelat sel.
Kemudian materi dinding sel yang dibawa dalam vesikula berkumpul pada pelat sel.
Pelat sel akan membesar dan diikuti bergabungnya membran di sekeliling plasma
sel, sehingga dihasilkan dua sel anak yang lengkap dengan membran sel masing-
masing.
Pada sel hewan, sitokinesis diawali dengan adanya alur pembelahan yang terjadi
tepat pada permukaan sel di daerah ekuator. Pada permukaan sel terdapat cincin
kontraktil yang terbentuk dari mikrofilamen aktin dan meosin yang mengalami
kontraksi. Kontraksi terjadi terus sehingga sel induk terjepit dan membelah
menjadi dua sel anak yang terpisah sama sekali.
PERBEDAAN
MITOSIS MEIOSIS
• Terjadi pada sel tubuh (sel somatik) misalnya pada • Terjadi pada sel kelamin (sel gamet).
jaringan embrional antara lain ujung akar, ujung batang, • Tujuan pembelahan meiosis yaitu agar generasi
lingkaran kambium berikutnya mempunyai jumlah kromoson tetap.
• Tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak
sel-sel seperti pertumbuhan atau perbaikan sel yang
rusak
MIEOSIS
Pembelahan meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan
jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
Meiosis terjadi pada alat reproduksi, yaitu pada gametosit (sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina).
Pembelahan kromosom berlangsung dua kali berurutan tanpa diselingi interfase,
PENDAHULUA yaitu meiosis I dan meiosis II.
N PERISTIWA MEIOSIS DALAM PEMBENTUKAN GAMET
(GAMETOGENESIS)
PADA TUMBUHAN DIKENAL DENGAN SEBUTAN
MAKROSPOROGENESIS (MEGASPOROGENESIS) DAN
MIKROSPOROGENESIS
PADA HEWAN DIKENAL DENGAN SEBUTAN OOGENESIS DAN
SPERMATOGENESIS
Meiosis I memisahkan kromosom homolog, yang sebelumnya
menyatu sebagai tetrad (2n, 4k), sehingga menghasilkan dua
sel haploid (n) dengan setiap sel memiliki pasangan kromatid
MIEOSIS I
(1n, 2k). Karena ploidi berkurang dari diploid ke haploid,
meiosis I disebut juga pembelahan terreduksi.
Empat tahapan dari meiosis I adalah profase I, metafase I,
anafase I, dan telofase I
PROSES
MEIOSI
S
1. PROFASE I ,
Pada profase I terjadi beberpa tahapan, yaitu sebagai berikut.
Leptonema (leptoten), kromatin membentuk kromosom.
Zigonema (zigoten), terbentuk pasangan kromosom homolog.
Pakinema (pakiten), kromosom mengganda menjadi 2 kromatid.
Diplonema (diploten), kromatid menebal, membesar, rapat, dan bergandengan.
Diaknesis, terjadi pindah silang rekombinasi gen, dan sentriol berpisah.
2. METAFASE I
Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling berhadapan di daerah ekuator. Setengah dari
pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan setengah pasangan kromosom homolog
lainnya mengarah ke kutub yang lain.
3. ANAFASE I
* Kromosom homolog berpisah dan menuju kutub yang berlawanan.
* Kromatid belum berpisah karena sentromer masih satu untuk satu kromosom.
4. TELOFASE I
Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di kutub. Selanjutnya terbentuk
membran nukleus yang diikuti oleh proses sitokinesis. Akhir telofase I terbentuk dua sel
anak. Setiap sel anak mengandung n kromosom sehingga pada akhir meiosis I terbentuk dua sel anak
yang haploi
PROSES MEIOSIS II
1. PROFASE II
* Benang-benang kromatin kembali menebal menjadi kromosom.
* Kromosom yang terdiri dari 2 kromatid tidak mengalami duplikasi lagi.
* Nukleus dan dinding inti melebur.
* Sepasang sentriol bergerak menuju ke kutub yang berlawanan, kemudian mulai terbentuk benang-
benang spindel
2. METAFASE II
Kromosom yang telah membelah menjadi dua kromatid berjajar pada bidang pembelahan.
Selanjutnya sentromer menempatkan diri di tengah se
3. ANAFASE II
Sentromer membelah menjadi dua. Masing-masing kromatid berpisah dan bergerak ke kutub yang
berlawanan.
Kromatid tersebut merupakan kromosom baru
4. TELOFASE II
Kromatid sampai di kutub dan berubah menjadi benang kromatin.
Terbentuk kembali membran inti dan anak inti.
Terjadi sitokinesis dan terbentuk 4 sel anakan yang memiliki kromosom setengah dari induknya
REGULASI PEMBELAHAN SEL dan PERTUMBUHAN SEL
Salah satu karakteristik yang paling dapat membedakan makhluk hidup dan tak hidup adalah kemampuan untuk bereproduksi,
menghasilkan keturunan yang memiliki dasar seluler.
RUDOLF VIRCHOW (1855) : “Dimana sel ada, pasti ada sel pendahulunya : “ OMNIS CELLULA E CELLULA” = “SETIAP
SEL BERASAL DARI SEL.”
Seluruh urutan kejadian mulai dari membelahnya nukleus sampai membelahnya nukleus
berikutnya dinamakan siklus sel.
Persentase waktu terbesar dalam siklus sel terjadi pada tahap interfase.