Anda di halaman 1dari 19

PERPAJAKAN

• Penerapan peraturan perpajakan masih


menganggap perlu menggunakan istilah
pembukuan sejak undang-undang No.6 tahun
1983 tentang ketentuan Umximnya dan tata
cara perpajakan
• Pengertian Pembukuan menurut :

1. Ketentuan tentang
menyelenggarakan pembukuan 2. Pasal 2 huruf v UU KUP
Pasal 28 ayat (1) UU KUP

3. Pengertian Akuntansi
" Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak
badan di Indonesia wajib menyelenggarakan
pembukuan".
1. Definisi akuntansi : Akuntansi adalah aktivitas
jasa. Penyediaan informasi kuantitatif terutama
yang bersifat keuangan.
• Pengertian pembukuan Pasal 2 huruf v UU KUP:
"pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang
dilakukan secara terutur untuk mengumpulkan data
dan informasi yang meliputi harta, kewajiban, atau
utang modal, penghasilan dan biaya perolehan dan
barang atau jasa yang terutang maupun yang tidak
terutang pajak pertambahan nilai yang dikenakan
PPn dengan tarif 0%." Penjelasan pasal 28 UU
KUP:"pengertian pembukuan telah diatur dalam
pasal I huruf V ."
Akuntansi adalah aktivitas jasa. Artinya sebagai alat penyediaan informasi
kuantitatif terutama yang bersifat keuangan. Tentang entitas usaha yang akan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan ekonomi

akuntansi adalah sistem informasi yang


A. organisasikan, yaitu memilih suatu aktivitas-aktivitas ekonomi yang relevan
bagi suatu organisasi.
B. Mencatat, yaitu mencatat setiap transaksi
C. Mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berkepentingan.

D. Definisi akuntansi juga dapat dilihat dari


• Fungsinya : akuntansi adalah aktivitas jasa, memberikan informasi kuantitatif
yang bersifat keuangan dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
• prosesnya : akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan
pengikhtisaran transaksi keuangan. “

Kesimpulan nya pengertian pembukuan dan akuntansi secara prinsip tidak


KEWAJIBAN MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
1. Yang wajib menyelenggarakan pembukuan Mengacu Pasal 28 ayat [1] yang wajib
pembukuan adalah : Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan atau
pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia.

2. Tidak wajib menyelenggarakan pembukuan Pasal 28 ayat 2 UU KUP :" Wajib Pajak
yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), tetapi wajib melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak
orang pribadi yang melakukan kegiatan atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan mengizinkan penghasilan neto
dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak
orang pribadi yang tidak melakukan usaha atau pekerjaan bebas.

3. Menurut Per DJP No.PER-4 PJ/2009 adalah: WP orang pribadi yang besar
peredaran bruto nya kurang dari 4.800.000.000 (pasal 14 UU No.38 tahun 2008
WP OP yang tidak melakukan kegiatan atau pekerjaan bebas.
SYARAT-SYARAT PEMBUKUAN
Tujuan pembukuan untuk menghitung peningkatan penghasilan kena pajak sebagai
penghitungan pajak terutang Pembukuan untuk tujuan perpajakan harus memenuhi syarat
berikut

1. Pembukuan diselenggarakan sesuai dengan kelaziman pembukuan yang berlaku ada 4


SAK yang berlaku di Indonesia, yaitu SAK yang mengacu pada IFRS SAK Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintah

2. Sesuai keadaan yang sebenarnya


1. Pasal 28 ayat 4 UU KUP:" Pembukuan atau pencatatan harus diselenggamkan di Indonesia
dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata tuang Rupiah, dan disusun
dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.

2. Pasal 3 ayat I UU KUP menjelaskan bahwa:


A. Benar dalam perhitungan, penerapan ketentuan, penulisan.
B. Lengkap, yaitu memuat semua objek pajak.
C. Jelas dalam melaporkan asal-usul dari objek pajak.
SYARAT-SYARAT PEMBUKUAN
1. Persyaratan menurut SAK Bebas dari kesalahan material Netral
yaitu bebas dari bias Mewakili transaksi yang jujur ​Melengkapi batasan
materialitas dan harga pokok Penyajian secara wajar

2. Menurut SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik )


Bab 2 Paragraf 2.4
Informasi dianggap material jika terdapat kesalah pencatatan informasi
tersebut Material dinilai dari besarnya kesalahan
Bab 2 paragraf 2.5
andal adalah jka bebas dari kesalahan material dan bias
Bab 3 paragraf 3.2
laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan.
3. Sesuai dengan Pasal 28 avat (4) UU KUP Pasal 28 ayat
(4) UU KUP
“Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di
Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa Indonesia”. asing Pasal yang
diizinkan oleh Menteri Keuangan

4. 28 ayat (7) UU KUP


Pasal tersebut berbunyi:"Pembukuan sedikitnya terdiri dari
catatan-catatan mengenai harta, kewajiban atau utang,
modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian dapat dilakukan mengetahui besarnya pajak
yang terhutang."
Syarat Pembuatan Laporan Keuangan Menurut SAK dalam PSAK I (revisi 2009)
laporan keuangan lengkap meliputi :
a. Laporan keuangan akhir periode
b. Laporan laba rugi selama periode
c. Laporan arus kas selama periode
d. perubahan ekuitas selama periode
e. Tangguh
f. Laporan posisi keuangan awal periode komparatif yang disajikan saat
memberlakukan kebijakan akuntansi retrospektif

Menurut SAK ETAP dalam paragraf 3.12


Laporan keuangan terdiri dari
g. Neraca
h. Laporan laba rugi
i. Laporan anus kas
j. Laporan perubahan ekuitas
k. CaLK (Catatan atas Laporan Keuangan)
Menurut SAK SYARIAH dalam a) Investasi menggunakan metode
ekuitas
paragraf 11 b) Aset biologis
dikatakan bahwa laporan c) Persediaan
d) Piutang dagang dan piutang lainnya
keuangan yang lengkap terdiri e) Kas dan setara kas
dari dari f) Total aset yang dimiliki untuk dijual
a. Neraka g) Utang dagang dan utang lainnya
h) Kewajiban diestimasi
b. Laporan rugi i) Kewajiban keuangan
c. Laporan arus kas j) Liabilitas dan aset untuk pajak sesuai
definisi PSAK 46
d. Laporan perubahan ekuitas k) Hai. Liabilitas dan aset pajak
tangguhan sesuai definisi PSAK 46
e. Laporan sumber dan l) Liabilitas yang akan dijual sesuai PSAK
penggunaan dana zakat 58
m) Kepentingan non pengendali
f. Laporan sumber dan n) Modal saham & cadangan yang dapat
penggunaan kebajikan CALK diatribusikan kepada pemilik entitas
Yang dimaksud dengan induk
neraca adalah : Menurut SAK
dalam bab 52.

Laporan keuangan minimal mencakup :


a) Aset tetap
b) Properti investasi aset tidak berwujud
c) Laporan arus kas
menurut SAK ETAP dalam bab 4 paragraf 4.2 di atas.
bahwa neraca minimal mencakup pos-pos berikut
a. Kas dan setara kas
b. Piutang usaha dan piutang lainnya
c. Persediaan
d. Properti investasi
e. Aset tetap
f. Aset tidak berwujud Utang usaha dan utang lainnya
g. Aset dan kewajiban pajak
h. Kewajiban diestimasi
i. Ekuitas
Ekuitas SYARIAH dalam paragraf 52 mengatakan mencakup hal-hal
berikut
a) Kas dan setara kas
b) aset keuangan
c) Piutang usaha dan piutang lainnya
d) Persediaan Investasi dengan metode ekuitas
e) Aset tetap
f) Aset tak berwujud
g) Utang usaha dan utang lainnya
h) Utang pajak
i) Dana syirkah temporer
j) Hak kepemilikan
k) Modal saham dan pos ekuitas
yang dimaksud dengan Laporan laba rugi adalah :

Menurut SAK dalam paragraf 80


laporan laba rugi komprehensif, mencakup .
a. Pendapatan
b. Biaya keuangan
c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint
venture dengan metode ekuitas
d. Beban pajak
e. Suatu jumlah tunggal
f. Laba rugi
g. Pendapatan komprehensif dalam huruf H
h. Bagian pendapatan komprehensif lain dari
entitas asosiasi dan joint venture dengan metode
ekuitas
i. Total laba rugi komprehensif
Menurut SAK Syariah
Neraca mencakup sebagai berikut :
a. Kas dan setara kas
b. Aset keuangan
c. Piutang usaha dan piutang lainnya
d. Persediaan
e. Investasi dengan metode ekuitas
f. Aset tetap
g. Asettak berwujud
h. Utang usaha dan utang lainnya
i. Utang pajak
j. Dana syirkah temporer
k. Hak minoritas 1 Modal saham dan pos ekuitas lain
Menurut SAK ETAP dalam bab 5 paragraf 5.3
laporan laba rugi mencakup:
a. Pendapatan
b. Beban keuangan
c. Bagian laba rugi investasi dengan metode ekuitas
d. Beban pajak
e. Laba rugi neto

Menurut SAK SYARIAH dalam paragraf 60


laporan keuangan laba rugi mencakup
a. Pendapatan usaha
b. Bagi hasil untuk pemilik dana
c. Beban usaha
d. Laba rugi usaha Pendapatan dan beban
e. Laba rugi aktivitas normal
f. Beban pajak
g. Laba rugi bersih perode berjalan
Dalam pasal 3 ayat ( 6 ) UU KUP " Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilengkapi laporan
keuangan . a 5. Pasal 28 ayat ( 5 ) UU KUP " Pembukuan diselenggarakan dengan
prinsip taat asas . Taat asas adalah konsisten periode pembukuan setiap tahuin buku
Prinsip taat asas dalam penerapannya :

• Penerapan stelsel pengakuan penghasilan Berdasar pasal 28 ayat ( 5 ) UU KUP


memperbolehkan WP untuk menggunakan metode cash basis atau accrual basis .
Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia menetapkan bahwa Laporan keuangan
minimal harus dibuat :
SAK No 1 Paragraf 34.
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap ( termasuk informasi komparatif )
setidaknya secara tahunan .
SAK ETAP Bab 3 paragraf 3.5
menyatakan bahwa entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan termasuk
informasi komparatif minimum satu tahun sekali .
SAK Syariah paragraf 42
menyatakan bahwa laporan keungan setidaknya disajikan secara tahunan Penilaian
persediaan barang hanya boleh menggunakan harga perolehan dengan cara rata -
tara atau FIFO c Metode penyusutan dan amortisasi Untuk bangunan hanya boleh
menggunakan penyusutan dengan metode garis lurus , aktiva bukan bangunan dapat
menggunakan metode garis lurus atau saldo menurun Masa manfaat bangunan
ditentukan 10 tahun atau 20 tahun , sedangkan selain bangunan dan aktiva tidak
berwujud ditentukan berdasar kelompok 1.2.3.4 d .
PERUBAHAN METODE PEMBUKUAN
Perubahan metode pembukuan masih dimungkinkan dengan syarat telah mendapat
persetujuan dari Dirjen Pajak .

Pengecualian dari prinsip Taat asas Pada SAK No. 1 edisi revisi 2009 paragraf 43 , SAK ETAP
bab 3 paragraf 3.6 . dan PSAK Syariah paragraf 26 menyebutkan bahwa setelah terjadi
perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas dan saat perubahan tersebut
diperkenankan oleh surat PSAK Penyimpanan bukti pembukuan Sesuai pasal 28 ayat 11 )

" Buku catatan , dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan
dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara
elektronik atau secara program aplikasi on - line wajib disimpan selama ( sepuluh ) tahun
di Indonesia , yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi ,
atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan Pasal 13 ayat ( 4 ) UU KUP dikatakan bahwa
apabila dalam jangka 5 tahun sejak terutangnya pajak , berakhirnya masa pajak , bagian
tahun pajak , atau berakhirnya tahun pajak , Dirjen Pajak tidak menerbitkan SKP pada
hakikatnya jumlah pembayarannya telah menjadi tetap Pencatatan harus disimpan selama
10 tahun , karena sesuai dengan ketentuan yang mengatur batas daluwarsa penyidikan
tindak pidana .

Anda mungkin juga menyukai