PELABELAN PADA
INDUSTRI PANGAN
DI INDONESIA
Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, dan
Peraturan BPOM No 22 Tahun 2019 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan.
SESUAI DENGAN LABEL YANG DISETUJUI PADA SAAT IZIN EDAR
WAJIB TIDAK MUDAH LEPAS, LUNTUR, DAN / ATAU RUSAK DARI KEMASAN
PANGAN
Tujuan Pelabelan Produk Pangan
Menurut PP No. 69 tahun 1999 adalah sebagai berikut :
Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab
Memberikan informasi mengenai pangan kepada masyarakat dengan benar dan
tidak menyesatkan
Melindungi konsumen
Mencegah terjadinya pelanggaran pelabelan prduk pangan
Memudahkan pemahaman pelabelan pangan
Acuan penilaian.
Konten pada Label kemasan
Keterangan pada label sekurang-kurangnya memberikan informasi:
Nama produk
Berat atau isi bersih
Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau MENGIMPOR
Halal bagi yang dipersyaratkan
Tanggal dan Kode Produksi
Keterangan kadaluwarsa
Peraturan BPOM No.31 Tahun 2018 pasal 6
Contoh Pelabelan
BAGIAN UTAMA
Nama Dagang
Nama produk
Berat bersih
No. Pendaftaran
Nama dan Alamat Produsen
BAGIAN INFORMASI
Tanggal Kadaluarsa
Kode Produksi
Komposisi
-01-
Konten
Labelling
01. Nama atau Brand Produk
Untuk membuat Nama/brand produk, yang perlu diperhatikan adalah mencantumkan nama
jenis olahan dan merek dagang yang digunakan. Contohnya seperti : “Keripik Pisang
Kusuka”. Kata “Keripik pisang” mewakili jenis produk dan “Kusuka” merupakan merek
dagang yang digunakan.
a) Pembeda
Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila memiliki brand yang kuat,
sehingga sebuah brand dapat dengan mudah dibedakan dari brand yang lain.
d) Pengendali Pasar
Pasar akan mudah dikendalikan oleh brand yang kuat.
Brand tersebut akan menjadi peringatan bagi para kompetitornya untuk mengambil setiap
langkah yang diambilnya, di samping itu masyarakat akan dengan mudah diberi informasi
tambahan dengan adanya brand yang diingat olehnya.
Prinsipnya Branding membuat produk kita berbeda dengan kompetitor.
02. Informasi Berat Bersih
Mengingat produk olahan pangan bisa dikemas dalam berbagai ukuran, maka penting bagi Anda
untuk mencantumkan berat bersih produk pada label makanan. Sebab, selain memperhatikan
kualitas produk, sebagian konsumen juga mempertimbangkan kuantitas produk di setiap
kemasan makanan.
Note:
• Pada bahan makanan padat pencantuman
berdasaran bobot makanan
• Pada bahan makanan cair pencantuman
berdasarkan volume cairan Dinyatakan sebagai berat/isi bersih/berat tuntas
Ditempatkan pada label utama
• Pada makanan kental dapat dicantumkan Pencantuman, gram (g), kilogram (kg), ml, liter (l),
berdasarkan bobor atau volume Isi 5 butir @ 200 mg
03. Informasi Produsen/Distributor
Asal-usul produsen maupun distributor produk menjadi salah satu hal yang banyak
ditanyakan oleh calon konsumen. Biasanya untuk produk dalam negeri, nama dan alamat
produsen yang dicantumkan pada label makanan. Sedangkan untuk produk makanan yang
diimport dari luar negeri, maka perlu mencantumkan nama atau perusahaan yang menjadi
distributor atau importir produk tersebut.
04. Komposisi/Bahan yang digunakan
Komposisi atau daftar bahan yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Dalam hal
ini produsen bisa mencantumkan komposisinya di label makanan lengkap beserta takaran
yang digunakan.
Masalah legalitas atau perizinan produk.Mulai dari izin yang dilekuarkan BPOM RI (izin
MD ataupun ML), izin halal dari MUI, atau izin sementara yang dikeluarkan oleh dinas
kesehatan setempat (biasanya berupa izin P-IRT).
Nomor izin edar dan logo halal( bagi yang dipersyaratkan) harus tertera pada label
Perbedaan label ML, MD, dan PIRT
MD MD yang merupakan singkatan dari “Makanan Dalam”
adalah nomor izin yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) untuk industri makanan besar dan
berasal dari dalam negeri.
01 02
Merupakan identitas dan Nama jenis harus sesuai SNI, jika
karakteristik pangan pangan olahan telah diatur dalam
olahan sesuai kategori SNI yang diberlakukan wajib
pangan
Nama
Nama Dagang
Dagang Pangan
Pangan Olahan
Olahan
Larangan:
4. Label pangan olahan yang telah memiliki Izin Edar wajib menyesuaikan paling lama 30 (tiga puluh) bulan
sejak peraturan diundangkan (19 Oktober 2018) melalui registrasi variasi,
5. Agar perusahaan memperhatikan grace period yang telah ditetapkan terkait dengan stok dan pencetakan
label.
SUMBER:
http://registrasipangan.pom.go.id/
Terima Kasih! KKNUGMKARANGTENGAH
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik