Anda di halaman 1dari 45

KERUSAKAN BANGUNAN

AKIBAT GEMPA DAN


PENCEGAHAN BERBASIS
SNI

1
PENDAHULUAN
1. Wilayah Indonesia 80% merupakan wilayah rawan
gempa.
2. Masih banyak bangunan permukiman yang dibangun
tanpa memperhatikan kaidah-kaidah bangunan tahan
gempa
3. Unsur pelaksana di lapangan masih banyak yang
tidak memperhatikan secara baik tentang bangunan
tahan gempa
4. Penyuluhan tentang Bangunan Tahan Gempa kepada
masyarakat luas (terutama yang tinggal dipedalaman
dan kurang mampu) masih sangat kurang. 2
JENIS KERUSAKAN BANGUNAN DAN PENYEBABNYA

a. Tingkat Kerusakan bangunan dan penyebabnya


Kekuatan gempa, intensitas gempa, durasi/ lamanya gempa, kondisi
tanah&struktur geologi tanah, banyaknya frekuensi getaran tanah,
konfigurasi struktur bangunan, konstinuitas kekakuan struktur dan
distribusi masa , kekuatan struktur dan daktilitas struktur bangunan,
mutu bahan bangunan untuk struktur bangunan, mutu pengerjaan
konstruksi bangunan
b. Faktor penyebab utama kerusakan struktur bangunan
Kesalahan konfigurasi dan sistem struktur, adanya perlemahan pada
komponen struktur vertikal, distribusi kekakuan tidak merata,
distribusi beban tidak merata, kurangnya kekakuan, kekuatan,
daktilitas struktur dan lemahnya/ tidak meratanya struktur lapisan
tanah.
c. Jumlah korban (manusia) umumnya tergantung dari
Mutu dan kualitas struktur bangunan, kepadatan penduduk di wilayah
3
yang terkena gempa, kesiapan warga.
JENIS KERUSAKAN BANGUNAN DAN PENYEBABNYA

4
Bangunan dengan struktur kayu

5
Bangunan dengan struktur dinding pasangan bata-polos

Struktur pasangan bata polos, bobot matinya besar, kekuatan dan daktilitasnya terhadap
beban lateral (gempa) sangat rendah, sehingga mudah runtuh-total

6
Bangunan dengan struktur dinding pasangan bata-polos

7
Bangunan dengan struktur campuran kayu dan pasangan bata

Struktur rangka kayu yang dikombinasikan dengan pasangan bata sebgai pengisi, tetapi
tidak dilengkapi batang/besi/jangkar yan mengikat sisi dinding terhadap kolom dan balok
kayu. Bobot mati pasangan yang besar menghasilkan gaya inersia lateral yang besar,
menyebabkan pasangan bata runtuh total

8
Bangunan dengan struktur kombinasi dinding pasangan bata + beton
bertulang

Bangunan penduduk yang menggunakan rangka beton bertulang dan dinding


pengisi dari bata merah atau batako, mempunyai kelemahan:
a.Mutu bahan beton yang sangat rendah
b.Mutu pengerjaan rendah, pengecoran beton tanpa pemadatan yang
memadai
c.Detail tulangan yang tidak memenuhi syarat “kesatuan komponen”, yaitu
ujung baja tulangan balok tidak terjangkar cukup dalam kekolom, atau
sebaliknya.demikian juga ujung tulangan kolom tidak terjangkar cukup panjang
ke balok, join balok kolom tidak dilengkapi dengan sengkang penahan geser
dan sengkang inti-join

9
Bangunan dengan struktur rangka beton bertulang
a. Dinding bata tidak diperkuat dengan tulangan penahan beban tegak
lurus dinding.
b. Penyelesaian detail join komponen beton yang tidak sesuai dengan
ketentuan bangunan tahan gempa
c. Mutu pengerjaan yang rendah
d. Lemahnya sambungan join balok kolom karena detail tulangan join
tidak dilengkapi dengan sengkang penahan gaya geser

10
11
KAIDAH STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA

a) Ketidaksamaan antara waktu getar bangunan dan waktu getar


tanah
b) Bentuk denah bangunan simetris atau sederhana
c) Konfirgurasi struktur bangunan dan setback
d) Sistem struktur dan bahan struktur
e) Eksentrisitas pusat kekuatan struktur terhadap pusat masa
bangunan
f) Keseragaman kekakuan antar tingkat
g) Daktilitas struktur dan penyelesaian detail komponen struktur
h) Soft column effect
i) Short column effect
j) Kolom harus lebih kuat dari balok
12
k) Kemungkinan tergulingnya bangunan
SNI DAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

a) SNI/03-28434-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal


b) SNI-03-3430-1994 Tata Cara Perencanaan Dinding Struktural Pasangan Balok
Beton Berongga Bertulang untuk Bangunan Rumah dan Gedung
c) SNI T – 02 - 2003, Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia
d) SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan.
e) SNI 03-2847-1992, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk
Bangunan
Gedung
f) SNI 03 – 1729 - 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan.
g) SNI 03 – 6816 – 2002, Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton Bertulang
Indonesia

13
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN STRUKTUR BANGUNAN

a) Rendahnya mutu bahan bangunan seperti kayu lapuk, kuat tekan beton rendah
b) Rendahnya mutu pengerjaan seperti: penggunaan aduk yang salah, besarnya bukaan pada
dinding pasangan bata, sistem sambungan tradisional yang lemah, pengecoran beton tanpa
pemadatan
c) Penggunaan bahan struktur yang tidak tepat seperti, pasangan didnding polos ( tanpa penguat
atua baja tulangan) difungsikan sebagai struktur pemikul beban
d) Kesalahan konfigurasi sistem struktur seperti tidak mengikuti kaidah struktur bangunan tahan
gempa
e) Salah penyelesaian detail tulangan
f) Bangunan tradisional joglo, sistim sambungan sunduk terkait lidah alur, lemah pada sistem
sambungan antar batang komponen, mudah patah dan roboh total
g) Bangunan bertingkat yang dirancang oleh ahli bangunan mengalami rusak atau roboh total
akibat tidak mengikuti ketentuan SNI bang. Tahan gempa ( soft story, short column effect and
column share failure, short beam weak column and weak joint, strong beam weak column and
weak joint, salah detail tulangan karna tidak mengikuti ketentuan SNI, kurangnya sengkang
14

penahan geser dan pengekang di inti join)


KOLOM PENDEK

15
Soft Story

16
Ketidakteraturan

17
Contoh keruntuhan bangunan
akibat soft story

18
Contoh keruntuhan bangunan
akibat soft story

19
Contoh kerusakan bangunan akibat
lemah pada join

20
Detailing yang Salah

21
Detailing pada Kolom

22
Detailing yang Salah

23
Kegagalan kolom sebagai pemicu
keruntuhan
(balok kuat kolom lemah)

24
Kegagalan kolom sebagai pemicu
keruntuhan
(sambungan dan penyaluran tulangan)

25
Filosofi Bangunan Tahan Gempa
• Tujuan : Mencegah keruntuhan bangunan
akibat gempa kuat (ekstrim) yang mungkin
terjadi di lokasi bangunan untuk
mencegah korban jiwa,
• Untuk bertahan terhadap gempa kuat
tanpa mengalami keruntuhan, struktur
didesain yang daktil ( liat )/tidak getas,

26
Struktur didesain inelastis terhadap
gempa

27
Deformasi Inelastis

28
Perilaku konstruksi terhadap gaya
lateral

Perilaku yg daktil dan stabil Perilaku yg kurang daktil


29
Permasalahan
Material beton dikenal memiliki kelemahan:
Tidak kuat menahan tarik
“Tidak ada beton yang tak retak”
Beton kuat dalam menahan tekan, namun
keruntuhannya bersifat getas (brittel)

30
Solusinya
Material beton dikombinasikan dengan material
baja tulangan yang dikenal memiliki kemampuan
menahan tarik yang tinggi :
 Perlu “bond” yang baik:
- mutu beton yang memadai
- pengangkuran yang memadai
- jenis baja tulangan yang berulir
 Perlu bahan baja yang “khusus” untuk aplikasi
pada bangunan tahan gempa

31
Karakteristik Tulangan Polos
• Mekanisme bond tul.polos hanya terdiri dari friksi
dan adhesi hanya 10% dari kapasitas bond
tul.ulir,
• Pada saat baja tertarik penampang baja mengecil
akibat efek Poisson kontak dengan beton
terlepas,akibatnya bond losses,
• Perilaku elemen struktur dengan tulangan polos
sangat bergantung pada angkur ujung yang
menyebabkan terbentuknya strut tekan yang
berlebihan

32
KETENTUAN SNI
STRUKTUR-BETON
STRUKTUR RANGKA BETON
DAKTAIL

33
POSISI SENDI PLASTIS DAN MEKANISME
KERUSAKAN STRUKTUR BANGUNAN
TIDAK DAKTAIL
DAKTAIL

BEAM-COLUM SWAY BEAM SWAY MECHANISM


MECHANISM 34
PERSYARATAN BALOK BETON DAKTAIL
1. Nu  0,1 Ag. Fc’
2. L0  4 hb
3. bw  0,3 hb
4. bw  250 mm
5. bw  bk + ¾ hb

6. As, A’s  1,4/fy(bwxhb)


6. As, A’s  7/fy(bwxhb)
7. M+u  50% M-u untuk muka kolom
8. M+lap  25% M-max SNI BETON PASAL-2335
PERKUATAN dgn PENGEKANG pd JOIN BALOK
KOLOM
BAJA TUL. SENGKANG
PENAHAN GESER DI ZONE
SENDI PLASTIS DAN INTI
JOIN (B-C-J)

36
LETAK SAMBUNGAN DAN DETAIL TULANGAN
PADA KOLOM DAN BALOK

37
PERSYARATAN
KOLOM DAKTAIL

1). N  0,1 Ag.fc’


2). b/h  0,4

3). H0/h  25
3). H0/h  16 (dinamik)

4) Mu,k  0,7 D Mkap,b


5) Mu,k tidak boleh  1,05
(MD+ML+4ME/K)
38
SAMBUNGAN
REBAR BALOK
DENGAN LAS
ATAU
MEKANIKAL

SAMBUNGAN
LEWATAN
TULANGAN
BALOK
39
TULANGAN
6db ( 75 mm) Detail B
6db
SENGKANG
Pengikat-pengikat silang berurutan
yang mengikat tulangan longitudinal
Detail A yang sama harus mempunyai kait 90
derajat yang dipasang selang-seling

Detail C B
SNI
STRUKTUR
BETON
A A C C
PASAL-21

Gambar 21.3-1 Contoh sengkang tertutup yang dipasang


bertumpuk
40
KOLOM

BALOK

SENGK
PENGE
KANG
INTI
BALOK
JOINT

tulgn geser di zone SP

DETAIL TULANGAN KOLOM,


BALOK DAN JOINT KOL-BLK.
41
DETAIL P
TULGN kolom
JOIN tulangan penge-
balok kang inti join
M

M
ZONE SENDI
interior beam- PLASTIS
column joint
42
MENGATUR LETAK SENDI PLASTIS PADA UJUNG
BALOK

43
SENGKANG
PENAHAN GESER
DI
UJUNG-BALOK DAN
BEAM-COLUMN JOINT

44
SELESAI
45

Anda mungkin juga menyukai